All Chapters of Pernikahan Jebakan Kakak Mantanku: Chapter 11 - Chapter 20
242 Chapters
Kedok Sang Kolega
Akhirnya Nova bisa bernapas lega. Kedatangan Angga di tengah dirinya yang sedang bersitegang dengan Jhony bagaikan anugerah yang sudah Nova tunggu sejak tadi. Melihat Angga sudah berada di belakangnya, Jhony gelagapan. Ternyata, selain tak pandai mengintimidasi, Jhony juga payah menyembunyikan kegugupannya. "Pak Angga, akhirnya kamu datang juga. Aku sudah menunggumu sejak tadi," ucap Jhony menjilat. Sikapnya berubah 180 derajat di depan Angga. "Aku ada urusan mendesak jadi aku harus pergi sebentar. Sejak kapan Pak Jhony di sini? Aku bahkan tidak tahu kamu akan datang."Pertanyaan yang sama dengan Nova dilontarkan juga oleh Angga. Nova memilih menarik diri dari perbincangan dua pria itu. Kewarasannya jauh lebih penting dari pada membuang waktu memperhatikan mereka. Kegugupan Jhony semakin jelas karena dirinya terlihat tidak percaya diri. "Setelah acara selesai, aku merasa kurang enak badan. Maka dari itu aku pergi ke rumah sakit ini untuk memeriksakan diri dan tidak sengaja melihat
Read more
Aib yang Terancam
“Ingat ucapanku ini. Jika nanti muncul pertanyaan mengapa Celva lahir lebih awal dari perkiraan, berikan jawaban yang paling masuk akal. Jangan sampai ada satu katapun dari ucapanmu yang menyudutkan peranku,” ucap Angga. Nova berdiri di sampingnya, sebelah tangan terkait mesra dengan lengan Angga yang keras. Sekeras sifat pria itu. Berbagai wejangan Angga sampaikan untuk Nova, tentu pria itu tidak akan menyampaikannya di depan banyak orang. Sebentar lagi, mereka akan menghadapi kerumunan wartawan yang sudah membuat janji wawancara. Jengah. Satu kata yang menggambarkan suasana hati Nova saat ini. Setiap hal yang terjadi pada rumah tangganya selalu jadi sorotan. Bahkan, kronologi kejadian Nova yang melahirkan lebih awal dari hari perkiraan dokter pun menjadi tanda tanya bagi sebagian besar pemuja seorang Savangga. “Aku tahu apa yang harus aku lakukan,” jawab Nova malas. Di kepalanya, sudah tergambar jelas bagaimana keadaan di luar sana nantinya. Pikiran N
Read more
Sisi Palsu Semua Orang
“Kondisi Bu Nova saat ini sudah cukup stabil. Hanya tinggal menunggu beliau sadar, pak,” ucap dokter yang menangani Nova selama dirawat di rumah sakit. Angga yang berdiri di depannya hanya diam mematung dengan sorot mata yang mengandung banyak arti. Tatapannya tak pernah lepas dari sosok istrinya yang terbaring di atas tempat tidur. “Kalau begitu saya permisi dulu, Pak Angga.” Karena tak mendapatkan reaksi apapun, dokter pun pamit dari hadapan Pria itu.Angga melangkahkan kakinya, berhenti tepat di samping Nova. Pandangannya menyapu sekujur tubuh istrinya. Seolah belum percaya bahwa dengan kehidupan yang saat ini ia jalani, Angga tak lagi sendiri. Kepergian adiknya membuat Angga terpukul begitu hebatnya. Hidupnya semakin hancur ketika ia menemukan fakta bahwa pembunuh adiknya adalah Nova. “Karena kamu, satu-satunya keluargaku harus meregang nyawa. Dan sekarang kamu berdrama begitu hebatnya di depan banyak orang.” Angga mengatakan itu tepat di samping telinga Nova. Tanpa ia ketahu
Read more
Hampir Hilang Akal
“Apa kamu sudah gila? Mau ditaruh mana wajahku jika sikapmu begitu pada mama?! Astaga!” Sejak kemarin Angga menahan emosinya terhadap sang istri. Sikap Nova yang kekanakan dan diluar kendali membuat Angga harus menahan malu di hadapan mertuanya sendiri.“Aku hanya menyuarakan perasaanku. Apakah itu salah?” “Tentu salah. Sikapmu kemarin bisa menciptakan persepsi negatif tentangku di pikiran orang tuamu. Mereka pasti akan bertanya-tanya bagaimana caraku mendidikmu untuk menjadi seorang istri,” cerocos Angga panjang lebar. Namun sepertinya hal itu hanya akan masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri Nova. Setelah melahirkan, Angga hampir tak bisa mengontrol Nova di bawah kendalinya. “Apakah aku harus menggunakan kekuasaanku untuk membuatmu jera? Aku sudah memberikan semua fasilitas mewah, hidup yang nyaman dan uang yang banyak untuk orang tuamu agar mereka bisa bertahan hidup. Tapi kamu justru berulah.” Kesabaran Angga sudah habis. Ia hampir lupa alasannya menikahi wanita
Read more
Rahasia Tentang Angga
Entah setan apa yang sudah merasuki Nova tadi hingga tega hampir menghabisi nyawanya sendiri. Akal warasnya seolah buntu. Bayangan-bayangan kelam terus berputar di kepalanya. Namun, Nova harus bisa menahan diri. Di pangkuannya kini Celva tertidur lelap setelah meminum ASI. Anaknya menjadi saksi hidup betapa Nova tidak bisa menahan depresinya sendirian. Tekanan dari Angga dan perasaan tak berharga terus menghantuinya.Tetapi, saat mendengar tangisan Celva. Semuanya berubah. Suara anaknya bagaikan angin segar di tengah Nova yang berdiri diantara gurun pasir. Detik itu juga Nova sadar, Celva adalah kebahagiaan terbesar yang Tuhan berikan untuknya.“Maafkan mama, sayang. Tidak seharusnya mama memikul ini semua sendirian,” ujar Nova pada bayinya yang baru berusia dua hari itu. Nova memindahkan Celva ke dalam keranjang bayi dengan sangat hati-hati. Seolah bayi itu adalah sebongkah kaca yang ringkih. Celva tertidur lelap di gendongannya. Baru kali ini Nova menyadari, ada seseorang yang
Read more
Princess Berjemur
Sinar matahari semakin terik menyorot. Padahal baru pukul delapan pagi. Sebenarnya ada kekhawatiran dalam diri Nova, Celva tidak nyaman dengan sesi berjemur yang ia rencanakan pagi ini. Atas saran kepala pelayan, Nova mempraktikkan salah satu tips yang katanya tidak pernah lekang oleh waktu dilakukan para ibu muda seperti dirinya. “Celva mau berjemur, asyik. Anak mama mau berjemur ya. Sekarang berjemurnya di depan rumah dulu. Kalau Celva sudah besar kita berjemur di pantai ya, sayang,” kata Nova bermonolog. Ia tak peduli orang akan menilainya berhalusinasi atau bahkan mengecapnya gila. Bayi dalam gendongannya masih terlelap tanpa sedikitpun terusik oleh ritual mamanya. Satu minggu setelah melahirkan Nova baru bisa menikmati hidupnya menjadi ibu baru. Jatuh bangun ia lalui dan rasanya jauh lebih melelahkan dibandingkan bekerja dibawah tekanan para atasan. Tetapi, satu hal yang membuat Nova belajar. Banyak hal yang harus ia pelajari sejak menjadi ibu muda. Tentang bagaimana merawat
Read more
Diusir
Antara yakin dan tidak, Nova menyerahkan Celva pada Angga. Meski Angga adalah ayah kandung Celva, Nova belum sepenuhnya memberikan seluruh akses bagi Angga untuk menguasai anak mereka. Nova takut, temperamen Angga yang sering kali tak terkendali membuatnya Celva tersakiti. “Kamu menunggu apa? Aku ini papanya. Tidak mungkin aku menyakiti anakku sendiri,” kata Angga seolah bisa membaca isi pikiran istrinya. “Jika kamu membuatnya tak nyaman, kamu juga akan mendapatkan hukuman dariku.” Nova memperingati. Bayi mungil itu kini sudah berpindah tangan. Sejak lahir, terhitung baru tiga kali Angga menimang Celva. Kesibukan pria itu membuatnya jarang berada di rumah dan selalu pulang larut malam. Terlebih, Nova seolah menguasai semua urusan tentang Celva seorang diri. Seperti tak membutuhkan figur suami. Nova memperhatikan setiap pergerakan Angga dengan pandangan menyelidik. Sedikit saja Angga mengganggu kenyamanan anaknya, Nova tidak akan tinggal diam. “Halo, sayang. Anak papa cantik seka
Read more
Peringatan yang Diabaikan
Kepergian Nova dengan aura kemarahan sangat menguji Angga hari ini. Keputusannya berubah ketika ia mendapatkan kesempatan menghabiskan waktu dengan Celva. “Dasar wanita pemarah,” Angga mencibir. Ia tersenyum puas kala pandangannya bertemu dengan sosok mungil yang memiliki wajah sangat mirip dengannya. Celva menuruni hampir sembilan puluh persen garis wajah Angga. Hal itu tentu menjadi sebuah kebanggan untuk ayah baru seperti dirinya. “Kamu memang benar-benar anakku, Celva. Semua yang ada di wajahku kamu tiru.”Angga melanjutkan lagi kegiatannya memakaikan baju sang anak. Untuk seorang pemula seperti dirinya, kemampuan Angga mengurus bayi cukup baik. Mulai dari memakaikan popok, memakaikan baju, san beberapa pernak-pernik lucu seperti bandana dan sepatu, semuanya Angga lakukan sendiri.“Celva sudah cantik sekarang,” kata Angga. Bangga dengan keterampilan yang ia miliki. Ini kali pertamanya melakukan pendekatan mendalam dengan anaknya. Angga tidak pernah berpikir kalau ia akan mem
Read more
Hilang Tanpa Jejak
Dua jam berlalu tanpa ada pergerakan apapun dari Nova. Ia hanya duduk diam di atas sebuah gazebo yang ada di taman. Pemandangan di hadapannya sedikit banyak membantu menyegarkan pikirannya dari kemelut rumah tangga yang tak pernah usai.Ting!Di tengah lamunan yang kian panjang membawa Nova lari dari kenyataan. Nada pemberitahuan ponselnya berbunyi. Nova melirik sekilas ponsel yang dibiarkan tergeletak begitu saja di lantai gazebo. Terpampang sebuah nama yang belakangan Nova hindari. Ting nong! Ting nong! Semakin Nova mengabaikan pesan itu, semakin gencar pula seseorang yang menghubungi Nova menuntut respon. Pesannya diabaikan, orang itu beralih melakukan panggilan telepon. Nova meraih ponselnya dengan perasaan enggan. Waktunya menenangkan diri terusik oleh sikap mamanya yang egois. “Ya, ma?” sapa Nova tanpa salam. Ia terlalu malas untuk berbasa-basi. Apalagi pada sosok yang kini bicara dengannya di telepon. “Nova? Kamu dimana sekarang?“ “Di rumah, ma. Ada apa?” Dari balik tele
Read more
Ancaman
Sudah dua jam masa pencarian dilakukan. Namun Nova belum mendapatkan informasi apapun dari para ajudan dan seluruh pelayan di rumah ini. Nova frustasi hingga tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Beberapa pelayan yang sengaja ditugaskan untuk melayaninya tak ada yang luput dari omelan Nova. sedikit saja mereka melakukan kesalahan, ancaman pemecatan terpampang di depan mata mereka. “Bisakah kamu membawakannya minumku lebih cepat, nona?” tandas Nova pada seorang pelayan yang membawakan secangkir teh untuknya. Hak berkuasa yang tidak pernah Nova gunakan kali ini ia kerahkan dengan maksimal. “Maaf atas kelalaian saya, nyonya.” Nova tak menggubris. Stres dan pikiran kalut menciptakan tekanan yang begitu menyakitkan di beberapa sisi kepala Nova. Berbagai pertanyaan dan kemungkinan kemana Angga pergi bermunculan secara tak terduga dan kian menambah beban yang harus Nova pikul. “Nyonya Nova,” panggil seseorang yang baru saja datang dari arah pintu utama. Orang itu adalah Aldo. Pria it
Read more
PREV
123456
...
25
DMCA.com Protection Status