Semua Bab Aku Istrimu, Bukan Samsak Tinju: Bab 31 - Bab 40
76 Bab
Bab 31. Bantuan dari Frans
Hari libur berikutnya digunakan Abimanyu dan teman-teman pria lainnya untuk bermain golf bersama. Kali ini mereka dengan formasi lengkap. Ada Abimanyu, Bara, Choki, Davin, Eldi dan terakhir Frans. Frans, orang pertama yang mengusulkan kegiatan sehat ini dilakukan setelah lama mereka tidak berkumpul dan olahraga bersama. Tapi tentu saja dengan sponsor penuh yang dikeluarkan oleh si Pak Direktur Medica Center. "Aku sudah tahu siapa yang melukis foto pernikahan Appa dan Eomma," gumam Abimanyu pelan saat mereka berjalan berdua di barisan paling belakang setelah tertinggal dengan yang lainnya. "Oh ya?" balas Bara dengan nada sedatar mungkin. "Hem," gumam Abimanyu membenarkan. Bara tidak begitu heran jika itu Abimanyu yang bisa tahu dengan cepat apapun yang sedang diselidiki. Kaki, tangan dan mata-matanya ada dimana-mana dan jelas terjamin profesional. Bara pun tidak masalah jika Abimanyu tahu Ghea lah yang melukis pesanan keluarga mereka. Karena pun sangat percaya pada sang sahabat y
Baca selengkapnya
Bab 32. Ide yang Terlintas
[Di, bisa kamu cari tahu kondisi perusahaan Gauta Farma sekaligus menelusuri jejak keuangan Hari Hardana?]Jelas pesan yang dikirim Abimanyu kepada Rusdi bukanlah murni sebuah pertanyaan. Melainkan sebuah perintah mutlak yang artinya ada tugas baru yang harus dikerjakannya dengan cepat dan tepat. [Siap, bisa.]Jawaban singkat tanpa banyak pertanyaan didapat Abimanyu setelah dibuat menunggu tidak terlalu lama. Ponsel diletakkan kembali ke dalam saku sebelum kemudian kembali bergabung dengan teman-temannya yang sedang bersiap untuk pulang karena permainan sudah berakhir."Langsung pulang atau pada mau kemana dulu?" tanya Davin yang paling jarang bisa berkumpul dengan teman-temannya karena padatnya kegiatannya di kepolisian. "Aku kencan dong sama pacar," sombong Choki dengan jumawa. Yang lain mendecih meski kemudian turun merespon juga untuk menghargai pertanyaan yang diberikan."Langsung pulang aku." "Aku juga," sahut Eldi dan Frans berurutan. "Abi sama Bara?" "Aku ke Galeri," bal
Baca selengkapnya
Bab 33. Satu Alasan
"Crush-nya Frans lagi jadi pembicaraan di antara para dokter spesialis loh," bisik Eldi setelah dia membahas pekerjaan dengan Abimanyu. "Hah?" "Iya. Barusan ramai ada Dokter Spesialis Dalam yang cerita. Katanya apoteker baru alias si Ghea, dengan berani melakukan konfirmasi terkait interaksi obat yang ditemukan pada resep yang diberikan kepada pasien ibu hamil dengan penyakit dalam penyerta." "Terus, apakah mereka berdebat kusir sampai Ghea jadi pembicaraan setelahnya?" Entah mengapa mendengar kabar yang disampaikan oleh Eldi membuat Abimanyu gelisah. Ada rasa khawatir jika Ghea mendapat masalah dengan rekan kerjanya. Abimanyu sama sekali tidak berharap Ghea mempunyai masalah apapun di rumah sakitnya."Katanya sih di awal dia hampir juga meledak karena teguran itu. Tapi karena penyampaian Ghea begitu baik, dan mungkin juga tampangnya yang mendukung buat membuat adem yang lihat, jadi yang ada justru sebaliknya," kekeh Eldi membuat Abimanyu semakin penasaran."Hem?" gumam Abimanyu in
Baca selengkapnya
Bab 34. Ajakan Pertemuan
"Mas, Pak Abimanyu minta kamu buat hubungi dia dan membuat janji temu. Kayaknya mau bahas masalah kerja sama antara Medica Center dan Gauta Farma deh." Ghea memberikan kabar bagus pada suaminya saat mereka tengah makan malam bersama. Tentu saja Hari menjadi antusias dan bersemangat mengobrol dengan istrinya. "Serius, kamu? Tanggapan dia waktu kamu ngomongin upgrade persentase kerjasama gimana? Kayaknya positif gak responnya?" Tentu saja Ghea akan menjawab positif jika tidak ingin mendapat masalah dari suaminya. Meskipun saat berbincang dengan Abimanyu tidak secara terang-terangan mengiyakan permintaannya, tapi Ghea yakin Abimanyu akan membantunya seperti sebelumnya. "Positif kok, Mas. Mas siapin aja alasan yang bagus kalau ditanya kenapa dia harus naikin persentase kerja sama." Hari mengangguk paham karena dia sudah biasa melakukan negosiasi seperti itu di saat menjalin kerja sama dengan pihak lain. Kabar itu juga mampu membuat Hari mendadak baik dengan Ghea. Mungkin karena Ghea
Baca selengkapnya
Bab 35. Penawaran Kerja Sama Lain
Hari dan Abimanyu masuk ke rumah sakit Medica Center, tepatnya di ruangan direktur utama. Tentunya setelah keduanya memarkirkan kendaraan masing-masing di tempat yang seharusnya. "Gak apa-apa 'kan Pak Hari, kalau kita ngobrolnya cuma di ruangan saya ini?" tanya Abimanyu memastikan sekaligus membuka obrolan begitu mereka masuk ke ruangan yang dimaksud. "Tentu saja, sama sekali tidak masalah, Pak Abimanyu. Justru saya merasa tersanjung karena diperbolehkan untuk masuk ke ruangan yang pastinya cukup privasi buat Pak Direktur." "Ah, Pak Hari ini bisa saja. Di sini saya memang pemimpinnya, tapi kalau di Gauta Farma kan Bapak yang jadi direktur," gurau Abimanyu yang menuai kekehan ringan dari lawan bicaranya. Abimanyu sudah meminta kepada salah satu karyawannya untuk membelikan makanan dan minuman untuk menjamu tamunya. Mereka berdua duduk di ruang tamu kecil yang ada dalam ruangan. Ada beberapa box kue potong dengan berbagai rasa, serta minuman yang masih mengepul uap panas dari kedua
Baca selengkapnya
Bab 36. Hasil Investigasi
Pak Anwar : [Mbak Ghea, kapan bisa bertemu? Kami ada informasi terbaru untuk keberadaan Bu Gita]Pesan singkat yang diterima Ghea di saat dirinya sedang berada di Medica Center siang ini membuatnya senang sekaligus khawatir dalam waktu bersamaan. Tentu saja Ghea antusias karena kabar yang ditunggunya dua minggu ini akhirnya membuahkan hasil juga. Entah hasil positif atau negatif tetap saja membuat Ghea penasaran sekali. "Ugh, gak sabar rasanya bisa dengar secara langsung dimana Mama berada sekarang," desis Ghea sebelum menjawab pesan singkat dari Pak Anwar. Jam istirahat sudah lewat. Tidak mungkin Ghea akan keluar dan meninggalkan tanggung jawabnya untuk urusan pribadi seperti itu. Tapi menunggu esok di jam istirahat juga terasa terlalu lama untuk Ghea yang sudah sangat penasaran. "Apa aku bilang sama Mas Hari kalau hari ini aku harus lembur aja ya. Biar bisa ketemu sama Pak Anwar sepulang dari sini?" Ghea tahu jika suaminya tidak suka saat dirinya pulang lebih dulu dari Ghea. T
Baca selengkapnya
Bab 37. Keberadaan Mama Gita
Ghea tidak menyangka jika ternyata selama ini mamanya disembunyikan keluarga suaminya di rumah sakit kecil yang ada di luar kota. Tepatnya di Bandung, yang merupakan kampung halaman Tante Hana — Mamanya Hari Hardana. Penyelidikan mereka mendapatkan hasil setelah Rosi dan Roni mengikuti Hana dan Hardana saat pergi ke Bandung di awal bulan. Sepertinya setiap awal bulan mereka mengunjungi Mama Gita sekaligus memperpanjang perawatan di rumah sakit tersebut. "Gimana mama mau sembuh kalau mereka biarin mama tanpa pengobatan yang menunjang?" lirih Ghea tidak sadar meneteskan air mata.Ghea masih ingat saat dokter menjelaskan kondisi mamanya yang butuh perawatan terbaik untuk menunjang kesembuhan. Untuk alasan itu juga Ghea akhirnya mau menikah dengan Hari Hardana karena mereka menjanjikan akan membawa Mama Gita ke Singapura untuk pengobatannya. 'Harusnya aku gak pernah percaya sama mereka. Harusnya aku gak ragu dan bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Saat itu aku terlalu l
Baca selengkapnya
Bab 38. Undangan Pertunangan Choki
"Sabtu malam nanti ada undangan dari Tuan Jeremy. Kamu temani aku datang nanti," ucap Hari memberitahu pada Ghea yang tengah makan malam bersamanya. "Iya, Mas." Ghea masih mengingat sosok Jeremy yang disebut oleh suaminya. Pemilik hotel mewah yang biasa dipakai pengusaha konglomerat untuk keperluan berbagai acaranya. "Akhirnya Tuan Jeremy menggelar acara pertunangan putranya juga. Choki yang kemarin ketemu di pesta anniversary Tuan Liam dengan Nyonya Zahera, kamu ingat kan?" Ghea mengangguk. Meski tidak begitu kenal, tapi Ghea masih ingat bagaimana sosok Choki yang akrab dengan Abimanyu dan circlenya. Berdasarkan ingatannya juga, Choki akan menjadi orang pertama yang akan melepas lajang di antara lingkaran pertemanan Abimanyu yang dia ketahui. "Kamu sabtu masih kerja?" tanya Hari lagi."Masih, Mas. Sampai jam 2 siang. Kenapa?" "Pulang kerja ke salon ya. Biar dibantu make up dari salon aja, sekalian perawatan sesekali." "Ah, gak usah deh, Mas. Aku pakai make up sendiri aja kayak
Baca selengkapnya
Bab 39. Kamu Kenapa, Loretta?
"Abi?""Iya, Ma." Zahera membantu merapikan blazer berwarna biru navy yang sedang dipakai putranya. Hari ini Abimanyu mengenakan outfit kaos putih yang dibalut dengan blazer biru navy dan celana bahan panjang. Cukup casual tapi tetap bisa dipakai di acara formal seperti pesta pertunangan Choki malam ini. "Kapan bawain calon mantu ke rumah ini, Bi?" "Minggu depan kalau gak ujan, Ma," kekeh Abimanyu yang tentu saja hanya membual. Calonnya aja belum ada, bagaimana bisa dia akan membawanya ke rumah mereka? Bersamaan dengan itu, Keiza yang juga sudah siap dengan dress midi model ruffle dengan aksen pita berwarna biru muda, tengah bersedekap dada di ambang pintu kamar kakaknya. Keiza nampak cantik dan anggun dengan gaun simpelnya yang dibuat dengan model ruffle yang melekuk-lekuk dari ujung ke ujung. Kemudian lengan baju model balon pendek sampai atas siku, dan ikat pinggang aksen pita makin mempermanis tampilannya. Keiza juga mengenakan aksesoris bando dan kitten heels dengan warna
Baca selengkapnya
Bab 40. Pertanyaan Ambigu
Sikap terkejutnya Loretta yang berlebihan membuat Choki curiga. Dia bahkan menanyakan ada apa dengan tunangannya dengan tatapan tajam. Loretta dibuat tegang juga kebingungan di saat bersamaan. Bukan bermaksud untuk menyembunyikan sesuatu dari sang tunangan, tapi apa yang sedang disimpannya bukanlah sesuatu yang sederhana. Butuh ruang dan waktu yang longgar untuk menceritakan semuanya pada orang lain terutama sang tunangan. "A-aku gak apa-apa kok, Sayang." Choki merasa tidak puas dengan jawaban Loretta. Kegagapan sang tunangan jelas menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan. Choki jelas penasaran juga sudah berpikiran macam-macam."Jawab yang jujur, Loretta!" hardik Choki dengan volume rendah, tapi penuh penekanan. Choki bahkan sudah dua kali memanggil tunangannya hanya dengan menyebut nama tanpa embel-embel panggilan sayang seperti biasanya. Loretta jadi tahu Choki sedang curiga atau bahkan marah padanya. "Aku sungguh gak apa-apa, Yang." Loretta memang tidak pandai berbohong. D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status