All Chapters of Aku Istrimu, Bukan Samsak Tinju: Chapter 21 - Chapter 30
76 Chapters
Bab 21. Pikiran dan Perasaan Kurang Ajar
Satu pekan terasa damai sejak Ghea bekerja di Medica Center. Seperti mendapatkan berkah tersendiri, Ghea dibuat tenang dengan suaminya yang tidak lagi main tangan kepadanya. Setidaknya dalam lima hari terakhir. Selain karena Ghea mulai tahu cara mengendalikan suaminya supaya tidak sampai terpancing emosi, sepertinya Hari juga menahan diri karena tidak mau meninggalkan bekas luka yang akan membuat orang-orang yang bekerja dengan istrinya menjadi curiga. Hari juga lebih banyak tidak pulang dan entah menghabiskan malam dimana dan bersama siapa. Ghea sekalipun tidak pernah bertanya. Ghea bersikap tidak peduli dan ternyata itu lebih baik daripada dia penasaran dan pertanyaannya membuat sang suami murka. "Karena Mas Hari sering gak pulang, lukisanku jadi selesai tepat waktu," gumam Ghea sambil mengemas lukisan yang akan diantar Mak Ijah ke Galeri milik Bara. Sabtu pagi ini Ghea sudah menjanjikan Bara akan diantarkan lukisan tersebut. Karena sore nanti, si pemilik lukisan katanya akan me
Read more
Bab 22. Diantar Pulang Frans
"Hah?" "Ada masalah, Apoteker Ghea?" ulang Abimanyu yang justru menyeringai tipis saat melihat Ghea bertingkah semakin konyol saat disapa.Abimanyu baru saja kembali dari pertemuan dengan beberapa direktur rumah sakit lain. Dia menghadiri undangan dari Kepala Dinas Kesehatan dalam rangka Pertemuan Sosialisasi Standar Akreditasi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) Rumah Sakit. Tiba-tiba saat akan menuju ruang kerjanya, Abimanyu justru melihat Ghea melintas dengan tingkah absurdnya yang memukul kepalanya sendiri entah untuk alasan apa. Apalagi wajah gugup yang diperlihatkan saat tidak siap disapa olehnya. Bisa menjadi hiburan tersendiri bagi Abimanyu yang cukup lelah di akhir pekan ini. "Eng-, t-tidak. Tidak ada masalah apa-apa Pak Direktur," jawab Ghea dengan terbata-bata. "Apa kepalamu sakit? Kenapa dipukul berulang seperti tadi?" Ghea hanya bisa meringis sambil menggelengkan kepala karena baru menyadari kebodohannya yang tertangkap basah oleh orang lain yang sialn
Read more
Bab 23. Aku Ingin Bertemu Pelukisnya
Abimanyu menatap kepergian Frans bersama Ghea dalam satu kendaraan yang sama. Dia bisa menebak jika Frans pasti berniat untuk mengantar Ghea pulang ke rumahnya. Gelengan kepala cepat dilakukan untuk mencegah pemikiran-pemikiran yang tidak seharusnya. Kemudian berjalan cepat menuju kuda besinya untuk dibawa melaju menuju tempat pulang. Abimanyu membelah jalanan yang ramai dengan kecepatan sedang. Lajunya ditemani dengan lagu As It Was by Harry Styles yang mengalun lembut. Sejak diam-diam Abimanyu menyimak dan mendengar lagu itu di ruangan Ghea senin lalu, Abimanyu menjadi sering sekali memutar ulang lagu tersebut. Lagu yang bercerita tentang penerimaan atas perubahan hidup dengan tetap melangkah ke depan, meski banyak halangan dan tantangan. Abimanyu bisa merasakan rasa kesepian yang tertahan dalam lagu yang didengar. "Kayaknya aku terlalu berlebihan jika sudah memikirkan wanita itu. Bahkan hanya sebuah lagu yang tidak sengaja kudengar bisa membuatku berpikir sejauh ini. Padahal mun
Read more
Bab 24. Rangkai Lagi Satu-satu
Ghea duduk di depan meja rias di kamarnya untuk mengobati pergelangan tangan yang membiru hanya karena ditarik dengan kasar oleh suaminya. Selesai dioles dengan salep memar Ghea menyimpan kembali senjata andalannya untuk menyamarkan bekas luka kekerasaan dari sang suami. Hari sendiri sudah kembali meninggalkan rumah mereka setelah melampiaskan amarahnya hanya karena melihat Ghea diantar pulang oleh Frans. Padahal Ghea sudah menjelaskan jika dia tidak sengaja minta diantar pulang, tapi Hari sama sekali tidak peduli. "Padahal lukanya gak sesakit biasanya, tapi mataku gak bisa berhenti berair begini," gumam Ghea sambil sesenggukan. Luka fisik yang diterimanya hari ini memang tidak separah biasanya. Tapi luka hati dan trauma yang ditinggalkan sang suami masih terasa jelas dan semakin menumpuk di dalam dadanya. Rasanya Ghea sangat lelah dengan situasi yang terasa tidak berpihak padanya. Fisiknya lelah, batinnya lebih lelah lagi. Kepalanya terasa penuh dan dadanya sesak. Tidak ada seo
Read more
Bab 25. Lukisan Itu....
Ghea melihat pergelangan tangan kanannya yang masih meninggalkan bekas memar. Padahal kemarin sudah dioles dengan salep memar, tapi bekasnya belum sepenuhnya hilang. "Harusnya aku punya gaun pesta lengan panjang yang bisa dipakai di saat urgent seperti ini. Sayang banget aku baru kepikiran sekarang," gumam Ghea membolak-balikkan pergelangan tangannya sendiri. Dia tidak mungkin memperlihatkan bekas luka itu di saat menghadiri undangan pesta. Atau luka itu akan membuat orang-orang curiga dengan kondisi rumah tangganya. "Harusnya jam tangan ini bisa menyamarkan warnanya," lirih Ghea sambil mengganti cara pakai jam tangan yang tadinya di lengan kiri, kini dipindah ke lengan kanan. "Mudah-mudahan tidak ada yang memperhatikan," harapnya. Ghea selesai berdandan saat Hari masuk ke kamar mereka. Sudah dengan setelan yang serasi dengan gaun yang dipakai Ghea. Seperti biasa, Hari lah yang mengatur pakaian mana yang akan mereka kenakan saat ke pesta. Seperti biasanya, Ghea akan diberikan ga
Read more
Bab 26. Putri Gautama, Ya?
Sapaan hangat dari Liam dan Zahera mengubah suasana mencekam menjadi hangat kembali. Semua menyahut dan menyambut keramahan tuan rumah dengan senang hati. Termasuk Hari yang sudah tidak meneruskan tatapan tidak sukanya dengan kehadiran Frans yang sok akrab dengan istrinya. "Selamat atas perayaan ulang tahun pernikahannya, Tuan dan Nyonya Lim." "Kehormatan bagi kami turut diundang di perayaan ulang tahun pernikahan Tuan Liam dan Nyonya Zahera," sahut Hari memperlihatkan rasa senangnya. "Kami juga senang dan merasa terhormat karena kalian semua sudah mau datang menghadiri undangan kami." Pasangan Liam dan Zahera yang datang bersama putra sulung mereka diperkenalkan dengan yang ada satu meja dengan Ghea. Mereka semua adalah kenalan Abimanyu, sehingga Abimanyu lah yang berinisiatif memperkenalkan. Liam dan Zahera tentu saja menyimak dan memperhatikan setiap penjelasan sang putra. Pada Frans, Eldi, dan Choki, mereka sudah tidak asing lagi karena ketiganya merupakan teman satu sekolah s
Read more
Bab 27. Jangan Melewati Batas!
"Uhuk, uhuk, uhuk!" Abimanyu refleks terbatuk-batuk saat Keiza bercanda membawa serta dirinya. Meskipun setelahnya Keiza mengkonfirmasi kepada semua orang jika dia hanya bergurau, tapi sepertinya Abimanyu terlanjur tersedak meski tidak sedang memakan atau meminum apapun. "Ah, Oppa begitu aja udah salting. Gak seru, huuu," seru Keiza semakin mengejek. "Bukan salting, Jagiya! Tapi kamu yang gak tau tempat buat bercanda. Untung Pak Hari dan Bu Ghea gak marah dan salah paham sama ucapanmu. Coba kalau mereka tersinggung gimana?" gerutu Abimanyu setelah batuknya mereda. 'Jagiya?'Ghea termenung mendengar sebutan 'Jagiya' dari mulut si tuan direktur. Dia merasa dejavu seakan pernah mendengar panggilan dengan nada yang sama. 'Jadi panggilan sayang yang aku dengar setelah wawancara waktu itu, untuk adiknya ini?' monolog Ghea dalam hatinya. Ghea hampir dibuat melamun jika tidak mendengar suara permintaan maaf dari adik direktur yang ikut serta menyebut namanya. "Iya, maaf, Oppa. Maaf ju
Read more
Bab 28. Pertemuan dengan Pak Anwar
Liam menepuk bahu putranya sebelum kemudian meninggalkan Abimanyu sendirian.'Melewati batas? Aku tidak merasa begitu,' sangkal Abimanyu dalam hatinya. Meski secara lahir tetap mengiyakan nasehat orang tua yang pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Dan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain sudah pasti bukan sesuatu yang baik. Sekalipun rumah tangga tersebut tidak berjalan dengan semestinya, tapi Liam tetap tidak ingin Abimanyu masuk sebagai orang ketiga. Tidak ingin larut dalam pemikiran yang tidak seperti yang ada dalam bayangan, Abimanyu memilih kembali berbaur dengan acara pesta yang sebentar lagi mungkin akan berakhir. Abimanyu kembali ke meja dimana teman-teman dekatnya berada. Masih ada Frans, Choki, Eldi dan yang lain seperti sebelumnya. Hari terlihat sangat senang karena belakangan ini bisa duduk bersama dengan circle orang-orang terpandang di dunia kesehatan tersebut. Satu-satunya yang bukan dari dunia kesehatan adalah Choki. Tapi karena membawa nama Keluar
Read more
Bab 29. Langkah Pertama Mencari Mama Gita
Ghea menceritakan apa yang dia tahu tentang suami dan keluarganya. Terutama tentang kemungkinan jika kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya beberapa bulan yang lalu adalah atas ulah mereka. Pak Anwar terlihat tidak terkejut dengan apa yang diceritakan olehnya. Mungkin karena beliau sudah sering menemui kejahatan yang berasal dari orang terdekat si korban. Pak Anwar juga terlihat tulus saat menyatakan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa Keluarga Ghea. Terlebih karena Pak Nawar mengaku cukup dekat dengan mendiang Tuan Gautama."Jadi untuk saat ini, Mbak Ghea cuma mau dibantu mencari tahu posisi Nyonya Gita disekap atau dirawat dimana?" "Benar, Pak Anwar. Untuk sementara ini, fokus saya adalah menemukan keberadaan Mama dan mengamankannya. Kalau Mama belum sama saya, jujur saja saya masih takut untuk melangkah lebih jauh, Pak. Karena keselamatan Mama yang akan jadi taruhannya.""Baik, Mbak Ghea. Saya sangat mengerti dengan jalan pikiran Mbak Ghea. Saya dan tim akan mengupayaka
Read more
Bab 30. Identitas yang Diketahui
Setelah beberapa hari menunggu, Rusdi akhirnya memberi laporan kepada Abimanyu untuk menyerahkan hasil penyelidikannya tentang Ghea Ganashri Gautama. Baik itu untuk kehidupan masa lalunya, maupun masa sekarang. "Maaf, Mas. Tuan Liam-""Hem, tidak apa. Aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari Appa," sahut Abimanyu yang sudah tahu apa!yang akan dikatakan oleh Rusdi. Itu pasti tentang Rusdi yang gagal menyembunyikan sesuatu dari papanya. Dan Abimanyu pun mengerti dengan posisi Rusdi sendiri. Toh Abimanyu pun percaya jika itu Liam."Terima kasih pengertiannya, Mas."Abimanyu mengangguk sambil membaca hasil laporan detail sejak Ghea masih anak-anak dan bersekolah di Educa Center. Satu lingkungan yayasan dengannya, meski beda gedung karena beda jurusan. Ya. Memang hanya di Educa Center yang sudah memisahkan minat dan bakat siswanya sejak dini. Meski bisa berubah seiring berjalannya waktu dan keinginan siswanya, tapi mereka memang sudah dipisah sejak awal sesuai dengan apa yang me
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status