All Chapters of Kaisar Dewa Regera: Chapter 41 - Chapter 50
136 Chapters
41. Persiapan
"Kak Vionaa!!" Alice muncul dengan cemberut, lalu ikut rebahan dengan bantalan lengan Akara. Ia lalu mendongakkan kepalanya hingga rambut hitam lembutnya berantakan di wajah cantiknya. "Jangan marah kak, kak Viona kebiasaan bicara setengah-setengah!" ucapnya menenangkan Akara. "Itu anaknya Kaisar Atla, mamanya si Sania. Tenang saja kak, cewek nyebelin itu sudah suka sama kakak dari kecil, sama seperti Alice," lanjutnya membuat Akara segera menoleh ke arah Viona."Maaf,""Kenapa kakak minta maaf? Harusnya kak Viona yang minta maaf!" Alice bangkit dan mendekatkan wajahnya ke arah Viona, dengan tatapan tajam yang lebih terlihat imut. Viona tersenyum melihatnya, lalu menoleh ke bawah dan berkata. "Dengarkan adikmu Akara, harusnya Viona yang minta maaf!" "Tetap saja aku yang terburu-buru menanggapi, aku juga minta maaf untuk sebelumnya,""Masalah yang mirip, tidak perlu minta maaf lagi." Viona mengusap lembut rambut kekasihnya. "Bukan itu, tapi karena tidak ada waktu luang untukmu,""K
Read more
42. Reinkarnasi Dewa Penempa?!
"Portal antar dimensi di dunia Magna telah aku ambil, paman Jade juga sedang mengurus kaisar Magna agar mau bergabung dengan kita. Apa ada portal lainnya?" tanya Akara.Serin berjalan dan mengamati pemandangan hutan sebelum berkata. "Oyen telah aku perintahkan bersama pasukan ASU, mereka menemukannya di wilayah milik Violet. Dunia Nekro, dunia malam tanpa cahaya. Mereka beraktivitas biasa tanpa cahaya, jadi dimanfaatkan oleh salah satu klan pembunuh. Kamu tenang saja, biar Oyen dan pasukan ASU yang membereskannya.""Baiklah mama." Akara terdiam beberapa saat. "Regera ingin memicu portal Perburuan lagi," ucapnya seraya memalingkan wajahnya ke arah pemandangan hutan. …Saat para warga kekaisaran Amerta sedang melakukan aktivitas di siang hari, mereka serentak menoleh ke atas. Tidak ada awan sedikitpun, namun suasana menjadi gelap dan mencekam. Tidak lama kemudian, terdengar suara gemuruh saat langit mulai retak dan menganga. Itu tidak hanya terjadi di satu tempat, namun setiap kota, b
Read more
43. Fraksi Kejam!
"Kalian tidak salah dengar! Dewa ini adalah Dewa Penempa Iblis Hijau! Jiwaku jatuh ke dalam dunia bawah ini. Dengan sisa-sisa kekuatanku, terbentuklah ruangan ini yang akan terbuka saat ada keberadaan keturunanku! Kalian memicunya dan akan mendapatkan warisan dariku!" Banyak yang tidak percaya, namun ada beberapa yang ragu dan tolah toleh. "Hamba siap menerima warisan leluhur Dewa!" Salah saorang jatuh bersujud, membuat semua orang terdiam, bahkan yang menyepelekan Jade jadi bimbang sendiri. "Hamba juga siap menerima warisan leluhur Dewa Penempa!" Ada yang mengikuti jejaknya, membuat semua orang semakin bimbang dan akhirnya. Mereka bersujud dan serentak mengucapkan kalimat yang sama. Jgleng!... Sesuatu menghantam gunung emas dan permata, membuatnya berhamburan dan tidak sedikit batu yang menerjang klan Vasto. Tubuh besar mereka terhempas, namun segera bersujud kembali seakan tidak merasakan sakit. "Angkat kepala kalian!" Mereka serentak mengangkat wajahnya, namun malah ada yang i
Read more
44. Fraksi Kejam ll
Kedua pria sebenarnya telah berjalan di sebuah lorong. Hanya tinggal satu sangkar besi yang mengikuti mereka, sangkar berisi para gadis dengan bekas luka. Mereka berhenti di depan penjara besar, dengan pintu besi tebal. "Lihatlah ke dalam!" Ia menyarankan penjaga pemula itu dan segera merapat ke arah pintu, mengintip dari lubang yang ada. Di dalam sana sudah banyak gadis yang terkapar, berselimutkan lendir putih. Ada seorang pemuda bertubuh atletis yang gagah dan sangar, masih penuh energi melakukan tugasnya. "Wohh apa-apa itu? Aku mau jadi seperti dia!""Kau ingin anak-anakmu diperjual belikan?" ucapnya membuat semangat pemula itu luntur seketika. "Dia juga evolusi binatang sihir, pejantan unggul dengan genetik kuat yang diinginkan para pelanggan," lanjutnya, lalu membuka pintu sangkar yang ia bawa. "Longgarkan mereka agar tidak rusak!" ucapnya membuat si pemula berbinar-binar. "Wuhuu mari berpesta!" Ia dengan sembarang menarik pakaiannya dengan satu gerakan, membuat robekan kain
Read more
45. Menambah pasukan dan wejangan dari Jade!
Kipas yang belum hancur juga segera berhenti, alhasil seluruh tornado melebur di udara. Kubah hitam yang acak-acakan segera kembali ke ukurannya semula, bahkan jiwa-jiwa ganas yang berputar jadi kembali menoleh ke arah Segoro dan mengejarnya. "Apa yang kau lakukan?!" "Mereka akan mati jika aku tetap memutarnya!" Eldon sekarang berfokus pada para Draking (evolusi para binatang sihir). Balok-balok tanahnya segera menangkap mereka. "Cepat hentikan dia Segoro! Pergerakan para Draking masih kaku, dia tidak bisa mengendalikan mereka dengan baik!" teriak Eldon, membuat Segoro yang dikejar kerumunan jiwa menghela napas. Namun ia segera melihat formasi yang hampir terbentuk sempurna di bawah sana, bahkan ada cukup banyak Draking yang lolos. Ia lalu berhenti di udara."Asssh sialan!" Segoro dengan nekat melesat lurus ke arah penjaga, menabrak para jiwa yang langsung memasuki tubuhnya. Membuat noda hitam di tubuhnya dan mengacaukan pikirannya. "Aku yakin tubuhmu mengeras saat membentuk forma
Read more
46. Para Penentang Takdir
Di atas pulau melayang, sudah ada Akara, ditemani oleh Viona dan Serin. Begitu melihat lengan Akara yang bebas, Serin langsung bertanya. "Tumben, di mana adikmu?"Akara sekilas tersenyum tipis dan berkata. "Tidak apa-apa mama Serin. Lebih baik seperti ini, Regera pasti akan bimbang kalau Alice ada di sini." "Kalau begitu kemarilah!" Serin melayang di udara hingga tingginya sejajar dengan Akara. Begitu pemuda itu mendekat, ia menjulurkan satu tangan, menyentuh keningnya. Aliran energi mengalir, masuk ke dalam tubuh Akara dengan waktu yang cukup singkat. Setelah melepaskan tangannya, Serin berkata dengan raut wajah serius. "Ingat, di alam Danirmala hanya ada sedikit tempat yang bisa bebas berteleport. Kamu harus hati-hati, tidak ada yang bisa membantumu selain dirimu sendiri. Jangan terburu-buru dan jangan terlalu memaksakan dirimu!" "Baik mama Serin!" Akara lalu menoleh ke arah kekasihnya dan tersenyum ragu. "Ingat janjimu." Viona mena
Read more
47. Menggali informasi Alam Danirmala
Di atas pulau melayang, Lisa dan Viona menemui Serin. Gadis berambut hitam itu mulai bertanya dengan tenang, tapi terdengar serius. "Mama, apa tidak ada cara agar kami bisa pergi ke alam Danirmala?" Serin menjawabnya dengan tenang, seperti menanggapi sebuah candaan. "Bisa, setelah kakakmu mengambil potongan tubuh mama."Gadis itu langsung menoleh perlahan ke samping, tatapannya terlihat kosong saat melihat lautan awan. Serin kembali bertanya. "Kamu terlihat gelisah ada apa?"Lisa menghela napas sambil memejamkan mata sekilas sebelum menoleh sambil menjawab. "Yang menyandang nama Regera di masa depan sudah berbeda orang."Serin terdiam beberapa saat, kemudian muncullah seorang pemuda dengan armor dan tanduk kristal hitam keunguan. Ia langsung berteriak penuh kekesalan kepada ketiga wanita cantik di depannya. "Kenapa kalian membiarkannya pergi sendirian?! Apa gunanya aku penuh usaha untuk meningkatkan kekuatan selama ini?!""Komo
Read more
48. Taktik Nekat!
Para wanita malam semakin ketakutan dan memeluk punggung Akara semakin keras. Salah satunya berkata kepadanya. "Tuan muda, tolong bantu kami!"Akara dengan perlahan melepaskan tangan-tangan yang menempel padanya, lalu berjalan perlahan. "Maaf, aku membutuhkan salah satu dari mereka, sisanya terserah," ucapan Akara membuat para wanita malam terbelalak, tapi juga membuat pria di depannya kesal. Melihat kesempatan, resepsionis langsung berlari menaiki tangga yang ada di sebelahnya."Bocah manusia, budak dari mana kau ini? Mana tuanmu yang melepaskanmu begitu saja?!" Pria itu menoleh ke arah pintu masuk, lalu tersenyum ke arah Akara saat tidak melihat kehadiran orang lain. "Sepertinya bagus aku jadikan budak!" Ia menjulurkan tangan ke arah leher Akara, tapi terhenti saat Akara menatap matanya. Ia dengan panik melompat ke belakang dan memasang kuda-kuda. "Kau klan Replik?!" Ia malah tertawa terbahak-bahak begitu puas. "Klan lemah sekarang h
Read more
49. Neraka Biru kembali beraksi!
Pilar energi tidak terlihat lagi dari pemukiman di ngarai, bukan karena memudar, tapi karena diselimuti oleh energi gelap yang meluap. Energi yang meluas layaknya badai karena kedua orang yang tengah bersitegang. Aura ranah mereka menyala, pusaran galaksi berwarna putih dengan 3 baris bintang. Ranah Penguasa Jiwa tingkat puncak.Pria kurus tertawa sebelum berkata, dengan suara melengking seperti nenek tua. "Tidak ada gunanya kita saling menyerang, lebih baik bekerjasama untuk meluluhkan master penempa ini!" Arrak menawarkan kerjasama, tapi sayap tulangnya yang runcing diselimuti oleh energi semakin pekat. Mereka saling pandang dengan penuh ketegangan, hingga akhirnya pilar menghilang sesaat, disusul ledakan energi yang membuat mereka menghalaunya menggunakan tangan. Saat energi tersapu pergi, nampaklah sebuah tombak yang melayang, diselimuti oleh energi putih dan dengan giok biru berisi api hitam di tengah bilahnya. Mereka menyapu pandangan sekilas, tapi tidak men
Read more
Ranah
Aura bulan energi 1 sampai 10 merupakan ranah perkembangan raga, dari mulai manusia fana, bertambah usia hingga abadi sepenuhnya. Setelah menjadi Amerta (Abadi secara tubuh) maka dimulailah ranah pengembangan jiwa. Aura Ranah jiwaAura layaknya sebuah galaksi, dengan latar pusaran hitam yang berisi titik-titik cahaya bintang. Ada barisan cahaya bintang yang lebih terang, melengkung layaknya bilah kipas sebagai penanda levelnya, mulai 1, 2 hingga 3. Tempat kelahiran dan ranah yang sudah dicapai seseorang mempengaruhi kekuatan anaknya. Kalau di PDN sebelumnya yang lahir di alam Amerta langsung memiliki ranah Asmaradana 5 bulan energi. Sedangkan pemilik aura jiwa merupakan seseorang dari alam Danirmala yang jelas berbeda tingkatannya dengan alam bawah maupun alam Amerta. Ranah jiwa tingkat 1 memiliki kekuatan hampir setara ranah Durma 8 bulan energi dan seterusnya.Penguasa jiwa dan Naga Sejati Aura yang sama dengan warna cenderung putih. Memiliki tingkatan kekuatan yang jelas sangat j
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status