Share

Ranah

Author: Aldho Alfina
last update Last Updated: 2024-01-07 05:56:23

Aura bulan energi 1 sampai 10 merupakan ranah perkembangan raga, dari mulai manusia fana, bertambah usia hingga abadi sepenuhnya. Setelah menjadi Amerta (Abadi secara tubuh) maka dimulailah ranah pengembangan jiwa.

Aura Ranah jiwa

Aura layaknya sebuah galaksi, dengan latar pusaran hitam yang berisi titik-titik cahaya bintang. Ada barisan cahaya bintang yang lebih terang, melengkung layaknya bilah kipas sebagai penanda levelnya, mulai 1, 2 hingga 3.

Tempat kelahiran dan ranah yang sudah dicapai seseorang mempengaruhi kekuatan anaknya. Kalau di PDN sebelumnya yang lahir di alam Amerta langsung memiliki ranah Asmaradana 5 bulan energi. Sedangkan pemilik aura jiwa merupakan seseorang dari alam Danirmala yang jelas berbeda tingkatannya dengan alam bawah maupun alam Amerta. Ranah jiwa tingkat 1 memiliki kekuatan hampir setara ranah Durma 8 bulan energi dan seterusnya.

Penguasa jiwa dan Naga Sejati

Aura yang sama dengan warna cenderung putih. Memiliki tingkatan kekuatan yang jelas sangat jauh dari ranah Amerta maupun ranah jiwa, tapi hampir setara dengan aura Naga Sejati (lingkaran hitam). Jika berada di alam bawah, hanya dari auranya saja mampu menghancurkan dimensi dan muncullah robekan kehampaan. Namun jika di alam Danirmala, dimensi dan belenggu di sana lebih kuat. Oh iya, tiap alam menyesuaikan dengan kekuatan pemiliknya. Robekan kehampaan juga berfungsi agar meminimalisir kehancuran.

Pertarungan antar penguasa jiwa jika di alam bawah bisa menghancurkan beberapa tata surya dengan mudah. Seperti saat Luce yang menghancurkan dunia Gletser Abadi, untung Kaisar Amerta segera membuat kubah pelindung dan mereka bertarung dalam kehampaan. Itupun saat itu Luce baru memiliki aura Naga sejati dengan satu pola.

Jiwa Suci dan Naga Abadi

Auranya masih sama, tapi dengan warna keemasan. Hampir setara dengan aura Naga Abadi (lingkaran aura masih hitam, tapi ada gabungan pola baru seperti busur mata angin berwarna putih).

Kekuatan ranah ini sudah mampu merusak lapisan dimensi di Alam Danirmala. Tak terbayangkan jika pertarungan terjadi di alam bawah, sebenarnya ada yang mencoba menyerang ke alam bawah, tapi segera dicegah oleh Alice. Mereka bertarung dalam domain (ruang dimensi) milik gadis itu.

Dewa/Dewa Naga

Pemimpin para klan di alam Danirmala, termasuk pemilik dimensi alam bawah (wadah). Jika seseorang di ranah ini nekat memasuki alam bawah, maka alam bawah akan sepenuhnya runtuh. Konsep alam semesta di sini memiliki dimensi sendiri, sedangkan alam bawah yang pemiliknya masih ranah Dewa karena nekat untuk membuat sumber daya alam baru. Seperti apa auranya masih belum kepikiran, dan yang melampaui semua itu adalah

Penguasa Dimensi

***

Terima kasih yang sudah vote, gem kelihatan nambah, tapi ternyata bang Joehandi terus yang nambahin :) makasih bang, nambah semangat nulis. Yang belum vote, author tunggu. Silahkan tinggalkan like di catatan ini biar author tau berapa orang yang masih mengikuti cerita Akara. Kalau ada kesalahan dan ingin hujat author, langsung ke bab terbaru, pasti author cek. soalnya komentar di GoodNovel tidak ada notifikasi sama sekali, jadi author gak tau ada komentar apa nggak. Harus dicek secara manual.

Sekian dan selamat membaca

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kaisar Dewa Regera   133. Aliansi baru

    Tempat yang abstrak, berlatar belakang cahaya berbagai warna dari awan panas Nebula di kegelapan angkasa, Dewa Penempa membungkukkan badannya di hadapan tiga gumpalan bercahaya. Dengan sopan dan waspada, ia menjelaskan tentang pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi yang memojokkannya. "Jadi, apa maumu?" tanya salah satu leluhur. Sambil sedikit menunduk, Dewa Penempa menjawab dengan lembut. "Mohon maaf, Fraksi Cahaya Ilahi di mata warga sudah bisa dikatakan hancur, bahkan banyak masalah yang terus terjadi. Mungkin sudah seharusnya kepemimpinan Fraksi diganti.""Kondisikan klan Vasto, kami akan segera memanggilmu kembali!" ujar salah satu leluhur, dan Dewa Penempa segera melebur, digantikan dengan seorang pria bermahkota sayap emas. "Ronas memberi salam kepada leluhur!" Ia sedikit menunduk seperti yang dilakukan Dewa Penempa sebelumnya. "Ronas, tiga lentera jiwa tetua Fraksi telah padam, apa yang terjadi?!" Ronas menjawab dengan tenang.

  • Kaisar Dewa Regera   132. Semua siasat

    "Regera, kau telah mengalahkanku!" Luce kembali terkekeh, tapi ia segera tersedak saat bilah pedang kayu mengganjal mulutnya. Sebutir pil melesat begitu saja memasuki tenggorokannya. "Tidak perlu kau sembuhkan lukaku!" seru Luce saat ganjalan di mulutnya terlepas. Namun, ia segera menyadari bahwa itu bukanlah pil penyembuhan. Segel belenggu langsung menyala di jantungnya. Melihat Luce tidak menunjukkan tanda-tanda melawan, sepasang pedang kayu segera melebur di udara. Ia lalu berteleport menuju para Dewa lainnya berada, disusul oleh kilatan cahaya emas yang membawa Luce. Ternyata kegaduhan terjadi. Pria bertanduk ranting menyandera Luwang, padahal tubuhnya telah babak belur penuh luka bakar. Cakar tajam telah melingkar di leher pemuda Sheva bertanduk emas, untung ditahan oleh bilah cakar di lengannya. Tangan lain juga menahan lengan Dilvo satunya. Dewa lain nampak ragu untuk bertindak, dan kedatangan Akara menjadi harapan untuk mereka. Namun,

  • Kaisar Dewa Regera   131. Kekalahan Luce?

    Cukup lama awan panas Nebula memenuhi domain, hingga akhirnya, luapan energi berhenti, bahkan malah kembali ke titik ledakan. Para Dewa hanya bisa menyapu pandangan penuh kebingungan, dan dalam hitungan detik, mereka dapat melihat kegelapan lagi. Awan panas Nebula telah sepenuhnya terhisap. Seketika para Dewa tertegun melihat apa yang menghisap semua itu. Sebuah lubang hitam raksasa, yang terlihat cahaya di pinggirnya dan menggaris, membelahnya. Itu cahaya energi yang terhisap dari kesepuluh esensi surgawi. Daya hisap yang luar biasa yang dapat menelan cahaya, tidak heran jika kesepuluh esensi mulai bergerak. Mereka terhisap, membuat Akara segera melempar dua butir pil ke mulutnya dan menyalakan seluruh auranya. Aura Naga sejati, ranah Jiwa Suci dan aura Alkemis tingkat delapan. Ia langsung melakukan segel tangan. Energi pelindung segera terbentuk di sekitar Esensi surgawi, menjadi sepuluh pilar yang puncaknya mengurung Esensi surgawi. Kesepuluh pilar juga segera saling terhubung d

  • Kaisar Dewa Regera   130. Supernova menelan lara Dewa

    "Sialan kau Dilvo! Berani-beraninya kau mengusik jasad ayahku!" Luwang sangat geram saat melihat tubuh Dewa bertanduk emas setengah sabit, yang tidak lain adalah leluhur Raja Sheva. Di samping leluhur, Sheva bertanduk ranting langsung terkekeh. "Majulah kalian semua!" Dewa Farz segera mendekati Luwang dan dengan tatapan masih tertuju pada lawan mereka, ia lalu berkata. "Kau lawan Dilvo, biar aku yang menahan leluhur Raja Sheva. Tidak perlu memaksakan diri, tahan saja sampai tuan Regera menjalankan rencananya!" Farz lalu menoleh ke arah dua Dewa Fraksi lainnya. "Jika dua Dewa Sheva lainnya tidak bergerak, kalian tidak perlu ikut campur!" "Baik Dewa Farz!"Ketegangan terjadi pada kedua belah pihak, bahkan belum sempat melesat, dimensi di sekitar mereka melebar, seakan ditarik dari kedua sisi. Dalam sekejap, mereka melesat dengan kecepatan cahaya. Memasuki lubang cacing dalam kekosongan. Pertarungan tidak terlihat dari luar, ta

  • Kaisar Dewa Regera   129. Akara vs Luce

    Dalam dimensi yang hampa dan hanya mendapatkan cahaya dari bintang neutron, titik berkumpulnya kesepuluh energi esensi surgawi. Pusaran energi berwarna emas telah menyala di belakang Akara dan di atasnya, ada lingkaran dengan ukuran lebih besar, memiliki pola rumit berwarna hitam. Aura ranah Jiwa Suci, ditambah aura Naga sejati yang menggelegar, memutar pelan hingga dimensi seakan tertarik energinya.Namun, itu tidak sebanding dengan apa yang ada di depannya. Ia bagaikan sebuah titik kecil dibandingkan sosok Naga raksasa yang tubuhnya berselimutkan cahaya. Keempat kaki berototnya melebar, dengan cakar tajam yang mencengkram dimensi. Sayapnya membentang tak terkira, dengan lekukan-lekukan yang tak kalah tajamnya. Lehernya meliuk, menurunkan kepalanya yang garang dengan deretan gigi dan tanduk tajam. Tepat di atas tulang hidungnya, Luce duduk jegang dan bersandar penuh keangkuhan. Melihat kesepuluh Esensi surgawi dan domain yang sangat luas, Dewa

  • Kaisar Dewa Regera   128. Inti Cahaya Primordial

    Sebelum peperangan dengan Dewa klan Sheva, Dewa berpakaian emas mendatangi sebuah tempat yang dipenuhi reruntuhan melayang. Lempengan-lempengan batu beterbangan, tapi tak pernah sekalipun bertabrakan. Di wilayah yang terisolir dari reruntuhan melayang, ada sebuah portal. Bukan pusaran yang gelap, tapi pusaran putih keemasan penuh cahaya yang indah. Begitu memasukinya, ia langsung menyipitkan mata, tersorot oleh cahaya yang lebih terang. Saat mulai bisa beradaptasi, terlihatlah sebuah titik seperti matahari, tapi dengan luapan energi yang sangat dahsyat. "Inti Cahaya Primordial?!" gumamnya cukup terkejut, tapi segera menemukan keberadaan seseorang dalam kekosongan penuh cahaya itu. Pemuda tampan yang sedang bersila, dengan pakaian minim dari cahaya hingga tubuh atletisnya yang bersih terlihat. Namun, di antara keindahan itu, berserakan mayat yang tak terhitung jumlahnya. Aliran energi dari tubuh mereka keluar, menuju ke dalam tubuh Luce. Ia menghisap ene

  • Kaisar Dewa Regera   127. Membersihkan klan Sheva

    "Maaf!" Ronas hanya bisa tertunduk merasa bersalah, lalu mulai menjelaskan keadaannya. Mendengar penjelasan panjang lebar, Serin segera menanggapi. "Keputusan di tangan anakku Regera!" "Anak?" Ronas malah merasa bingung dan Serin langsung menyadari bahwa pemimpin Fraksi telah termakan rumor. "Ronas, tidak mungkin kau mempercayai rumor 'kan?" "Itu... Lalu kenapa bisa memasuki peninggalan Dewa Penempa dan bagaimana dengan jiwanya?" Serin tersenyum penuh ketenangan sebelum berkata. "Tenang saja, pak tua itu bersama kami, hanya saja dia belum menyadari identitas asliku."...Deretan pilar-pilar besar yang berlapis emas, menjaga jalan konblok yang semakin naik seperti tangga raksasa. Di puncaknya, berdiri sepasang singgasana emas dengan latar birunya langit dan lautan awan di bawahnya. Dewa Penempa dan sang Maharani duduk di sana. Dewa Vasto bertubuh besar berotot dengan armor emas. Ada pula mahkota yang melayang di atasnya,

  • Kaisar Dewa Regera   126. Akara jadi ayah?

    "Akara adalah anak kelima dari enam anak ayah, tapi maaf Mama Serin, sepertinya anak Akara akan menjadi cucu kalian yang pertama." Ia tersenyum penuh haru saat meraih potongan rambut tipis nan lembut dari dalam kotak. "Selamat untuk kalian, itu juga peringatan untukmu agar lebih berhati-hati kedepannya. Ada mereka yang menunggu kepulanganmu," nasihat wanita bertubuh mungil dari dalam dimensi, yang juga kebahagiaam turut terpancar di wajahnya....Saat pembicaraan Luwang dan Pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi mulai tenang di dalam ruangan, muncul kilatan listrik yang mengantar pemuda berjubah hitam. "Tuan Regera!" Pemimpin Fraksi bangkit dari sofa, tapi kedua pria Sheva langsung melesat di depan Akara, melindunginya. "Siapa dia?" tanya Akara dan segera dihawab oleh Lumpang."Pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi!"Pandangan Akara segera menelusuri tubuh kedua Dewa Fraksi, yang bukan bertubuh dari kelima ras Dewa, tapi layaknya manusia pad

  • Kaisar Dewa Regera   125. Berita Mengejutkan

    Di dalam dimensi abstrak berwarna hitam bergaris putih-putih, Fraz, Dewa Fraksi dengan jubah putih berselimut perhiasan emas mendatangi pemimpin Fraksi Cahaya Ilahi. "Farz menghadap pemimpin!" Ia menelangkupkan tangan dan membungkuk ke arah lempengan emas yang melayang di atas sana. Walau tidak menunjukkan penampilannya, pemimpin Fraksi segera menjawab. "Farz, aku dengar kau berselisih dengan Raja Sheva, Dilvo.""Benar Yang Mulia! Mereka menyandera anak saya, Zurrark Fam. Mereka tertipu oleh taktik adu domba yang dilakukan Regera!""Kau sudah mendengar kabar tentang siapa sebenarnya Regera?"Dewa Farz nampak gugup dan mengangkat wajahnya, menatap lempengan emas yang berputar dan menjawab. "Saya belum bisa memastikannya, tapi informasi yang beredar sesuai dengan dugaan.""Lalu, kau ingin menyinggung dua kekuatan besar sekaligus?""Maaf Yang Mulia! Tapi setidaknya saya harus menyelamatkan anak saya!" Energi men

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status