Semua Bab Legenda Pendekar Pedang Ganda: Bab 101 - Bab 110
119 Bab
Pemberitahuan Kesalahan Update
Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju' *****Dikarenakan adanya kesalahan pada penjadwalan update bab, saya selaku author mohon maaf. Bab yang salah akan dihapus pada hari Senin.Jangan lupa untuk terus membaca, mendukung author agar semangat dan rajin update. Caranya mudah, Anda cukup memberi gem dan aktif buka kunci (bukan dengan poin atau bonus) Sekian, terima kasih atas kerjasamanya. I love you all!'Serpihan Salju'
Baca selengkapnya
101. Kekecewaan Yang Hua
Qing Yuan segera menarik tangan Shen Ji, menempatkan gadis itu di belakangnya. "Hati-hati, Hua'er. Jaga dirimu baik-baik!" Shen Ji tak habis pikir dengan peringatan sang guru. "Jaga diri? Apa maksudnya ini?" Shen Ji merasa bingung dengan datangnya hawa dingin ekstrim yang menyerang secara tiba-tiba. Aura pembunuh begitu kuat terpancar, menekan mental dan menjadikan ketakutan teramat sangat dalam perasaan mereka.Darah seakan membeku, lidah pun kelu dan bulu kuduk berdiri dengan sendirinya."Shifu, ada apa ini?" Shen Ji merapatkan diri ke dekat gurunya. Tangan gadis itu begitu gesit menyiapkan senjata."Sarungkan pedangmu, Hua'er. Ini bukan orang lain." Qing Yuan berbisik sembari mengedarkan pandangannya, mencari sesuatu.Ada kekhawatiran yang dalam tergurat di raut wajahnya. "Tapi, Shifu ...." "Lakukan saja." Qing Yuan berbisik sambil menekan kuat tangan Shen Ji agar senjata tersebut masuk kembali ke dalam sarungnya. "Ingatlah! Apa pun yang terjadi nanti, jangan melawannya.""Melaw
Baca selengkapnya
102. Dua Beban Dendam
"Ya, Laoshi. Maka dari itu, tolong lepaskanlah muridku, Laoshi!" Qing Yuan memohon sambil bersujud hingga beberapa kali di tanah. Kepalanya ia pukulkan tanpa ragu hingga kulit dahinya kotor dan sakit. Qing Yuan tak peduli. Dia harus menyelamatkan muridnya. Jika tidak, Shen Ji akan mati hari ini juga.Oh tidak! Tak lama lagi, gadis itu pasti tewas mengenaskan di tangan Yang Hua dan ini sangat tidak diinginkan oleh Qing Yuan.Pendengaran Yang Hua bagai disambar petir dari langit tanpa adanya tanda-tanda turun hujan. Dia sampai terbelalak. "Hua'er? Kamu bahkan menyebutnya dengan namaku!"Qing Yuan benar-benar tak memiliki kata-kata yang patut diucapkan. Dia hanya semakin tertunduk dalam rasa bersalah yang dalam. Pemuda itu sangat mengerti akan perasaan Yang Hua saat ini yang pastinya sedang dipenuhi gelora kemarahan."Memakai namaku untuk orang bermarga Shen dengan tanpa seijinku! Marga yang bertahun-tahun sudah sangat aku benci. Ah Yuan, k
Baca selengkapnya
103. Tak Bisa Disembunyikan
Tidak ada raut kecewa di wajah Yang Shui, melainkan hanya melirik sesaat dan lalu kembali meneruskan membaca bukunya. "Kalau begitu, nanti kita ganti saja bahan itu dengan kompres kain basah, sedangkan jamur es dan daun mint segera kamu rebus dan antarkan padaku setelah siap." "Baik, Tuan Muda." Feng Shao mengangguk patuh, meskipun ada rasa janggal dalam hati. Saat ini tidak ada orang sakit panas datang ke pondok mereka, tetapi tuannya meminta ramuan pendingin secara mendadak dan obat tersebut harus diminum secepatnya tanpa harus menunggu hari berganti. Feng Shao sampai menghentikan langkahnya akibat berpikir, rasanya ini terlalu janggal. Untuk saat ini bahkan tidak ada satu orang pun datang mengeluh sakit panas atau demam, tapi mengapa tuan mudanya meminta ramuan pendingin? "Tuan Muda, bukankah obat pendingin harus diminum segera pada saat masih hangat? Jadi, sebenarnya ... ramuan ini untuk siapa?" Feng Shao memberanikan diri untuk bertanya. "Untuk siapa lagi menurutmu?" Yang Sh
Baca selengkapnya
104. Sama-sama Pusing
Qing Yuan mengangguk pelan tanda mengiyakan.Yang Shui lalu membuka paksa mulut Shen Ji dan memasukkan sebutir pil pemulih yang sama dengan yang dimiliki oleh Qing Yuan.Pria itu juga menyalurkan tenaga dalam yang bersifat penyejuk hingga beberapa saat lamanya.Secara perlahan, wajah Shen Ji mulai sedikit memerah dan keadaan tubuhnya semakin membaik.Ini membuat Qing Yuan merasa lega. Namun, dia juga sedang merasakan penderitaan lain yang berusaha disembunyikan dengan baik.Perasaan Yang Shui lebih sedih lagi, ketika dia melihat jejak memar membiru pada leher gadis itu. "Memar ini takutnya akan semakin menyebar. Kita harus secepat mungkin menekan penyebarannya dengan rendaman air giok es.""Hanya saja, giok es ada di dalam gua milik paman. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan benda itu dengan mudah?" Yang Shui menarik napas panjang-panjang."Apakah luka memar itu berbahaya?" Wajah Qing Yuan terlihat cemas.Yang Shui tak menjawab, melainkan berkata dalam hati. "Pembuluh darah besar d
Baca selengkapnya
105. Qing Yuan Siap Dihukum
"Bagaimana aku harus menjawabmu?" Yang Shui menundukkan kepalanya. "Aku juga merasa bingung dengan keadaan kita saat ini."Yang Shui menghentikan kegiatannya sejenak. Dia menundukkan wajahnya yang sedih dengan perasaan sakit teramat sangat dalam hati. "Jujur saja, di lain pihak aku menyayangi Hua'er, tapi di pihak lain aku juga memikirkan nasibku dan kematian kedua orang tuaku yang diduga dilakukan oleh Shen Ming." Bayangan masa kecil indah sekaligus suram kembali berlarian di matanya yang mulai digenangi air bening nan hangat. Qing Yuan dapat merasakan aura di ruangan tersebut menjadikan sedikit lain. Dia tahu jika orang di belakangnya sedang bersusah-payah mengatasi luka dalam hati. "Kakak Shui, maafkan aku." Qing Yuan juga menundukkan kepalanya. "Gara-gara aku mengambil Hua'er sebagai muridku, semuanya menjadi kacau. Seharusnya aku cukup menolongnya saja dan langsung mengirim dia keluar dari hutan ini. Tapi, entah mengapa hatiku be
Baca selengkapnya
106. Sangat Kecewa
Qing Yuan mengepalkan tangannya sambil masih berlutut di atas lempengan batu altar. "Laoshi, aku akan menerima hukuman darimu malam ini. Aku tidak tahu, apakah aku masih dapat melihat matahari terbit esok hari."Yang Hua mengernyitkan kedua alis matanya dan bergumam dalam hati. "Anak bodoh ini, apa lagi yang dia katakan? Apakah dia pikir aku ini akan membunuhnya?" Raut wajah Yang Hua menyiratkan rasa heran, tetapi dia tetap menjaganya setenang mungkin.Di balik pinggangnya, jari-jari tangan pria itu masih memainkan mutiara biru miliknya sambil memikirkan beberapa kabar mengenai Qing Yuan dan Shen Ji.Sebelumnya, dia memasuki hutan ini dengan bertujuan untuk menjenguk keadaan Qing Yuan dan menanyakan perihal racun dalam tubuhnya dan juga ada hal penting lainnya yang ingin dia sampaikan.Namun, sewaktu di dalam perjalanan menuju kediaman bambu milik anak kesayangannya, secara tanpa sengaja pria itu mendengar pembicaraan para pengikut Qing
Baca selengkapnya
107. Mutiara Hati Petir
Suara bentakan Yang Hua seperti guntur menggelegar di siang hari di telinga semua orang.Tubuh Yang Kun dan Yang Bin seketika membeku di tempat. Kulit wajah mereka memucat seperti mayat hidup."Ah Kun, Ah Bin! Apakah kalian sedang membelanya ,dan sangat ingin menggantikannya menjalani hukuman?" bertanya Yang Hua sambil menatap tajam ke arah kedua muridnya.Yang Bin dan Yang Kun langsung tersungkur, bersujud dengan badan gemetar."Kami tidak berani, Laoshi!"Yang Kun sampai bersujud tiga kali saking takutnya. "Ampuni kami, Laoshi!" "Ampuni kami!""Lalu, mengapa jadi kalian berdua yang menjadi sangat berisik? Biarkan dia bicara!" Yang Hua berkata sambil menatap tajam kedua muridnya."Baik, Laoshi!" Yang Kun dan Yang Bin langsung mengepalkan kedua tangannya.Yang Hua kemudian menoleh ke arah Qing Yuan. "Katakan apa yang ingin kamu sampaikan!" Qing Yuan melanjutkan ucapannya. "Baik, Laoshi."
Baca selengkapnya
108. Hukuman Petir
Para murid saling bergumam, mengatakan rumor tentang Mutiara Hati Petir milik sang guru. Namun, mereka juga tidak mengetahui secara pasti apa kegunaan dari benda tersebut.Qing Yuan sendiri tak mendengar gumaman para saudara seperguruannya. Dia juga tidak melihat adanya bola mutiara biru yang sedang melayang di udara. Tepatnya, di atas kepala Qing Yuan hanya berjarak tak lebih dari setengah tombak.Mutiara biru itu adalah inti petir yang didapatkan secara susah payah oleh Yang Hua saat dirinya berlatih di wilayah Puncak Selatan, tepatnya di atas puncak Gunung Tang Lei.Pria itu harus menerima ratusan kali serangan petir saat mengambil mutiara tersebut. Meskipun pada akhirnya Yang Hua terluka parah hingga nyaris tewas terbakar, tapi hal itu juga bisa dikatakan sepadan dengan pencapaian yang diperolehnya. Sekarang, alih-alih menghukum Qing Yuan, sebenarnya dirinya bertujuan untuk menerapkan kekuatan Mutiara Hati Petir ke dalam tubuh muridnya. Soal
Baca selengkapnya
109. Membohongi Shen Ji
"Itu bukan petir biasa, Hua'er!" jawab Yang Shui sambil mendesah. "Itu adalah ...." Yang Shui menundukkan kepala. Ada perasaan berat dan sedih dalam hati yang membuat suara pemuda itu menjadi lirih. "Itu adalah seseorang yang sangat sakti yang sedang mengeluarkan ilmu tingkat tingginya." Mendengar ini, Shen Ji terperangah. Mata bulatnya semakin membulat indah. Seseorang dengan ilmu semacam ini tentunya bukanlah orang lemah dan memiliki kekuatan tiada tara. Ia pun langsung merasa ingin menjadi seperti seseorang yang dengan begitu menakjubkannya bisa mengeluarkan ilmu tingkat dewa tersebut. "Woaaaah, hebat! Sangat hebat!" Shen Ji menepuk tangannya sendiri dan berseru dengan mata berbinar, tak percaya. "Orang itu sungguh sangat hebat, dan aku ingin juga punya ilmu seperti itu!" "Untuk apa kamu ingin memiliki ilmu semacam itu" Qing Wei langsung menyambar ucapan Shen Ji. Shen Ji sedikit kaget. Memangnya untuk apa ilmu tingkat tinggi semacam itu bagi seorang gadis sepertinya?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status