Semua Bab Legenda Pendekar Pedang Ganda: Bab 41 - Bab 50
119 Bab
41. Rumor yang Salah
"Lihat aku! Dan, apakah kamu melihatku memiliki wajah seburuk hantu seperti di dalam cerita orang-orang itu?" Qing Yuan melengkungkan sedikit badan ke arah depan dan dengan sengaja mendekatkan wajahnya ke hadapan mata Shen Ji. "Apakah wajahku terlihat sangat buruk?""Apa maksud Shifu?" Shen Ji tak mengerti. Berhadapan sangat dekat dengan wajah seorang pria tampan, sungguh membuat jantungnya seperti digoyang-goyangkan dengan keras. Shen Ji bukan hanya menjadi salah tingkah, tapi juga sudah mulai berkeringat dingin dan merasa kesusahan bernapas. Ia juga harus kesulitan meneguk ludahnya yang seperti mengering."Jawab aku! Apakah shifu-mu ini bermuka sangat buruk sampai-sampai harus menutupinya dengan topeng untuk menyembunyikan wajah jeleknya?" Qing Yuan semakin mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung pemuda itu nyaris bersentuhan dengan hidung muridnya.Shen Ji kian merasa gugup atas ulah guru barunya ini, tapi dia harus menjawab dengan jujur. "Te--tentu saja Shifu tidak buruk. Bahkan
Baca selengkapnya
42. Ini sangat memusingkan!
Qing Wei masih berlutut dengan perasaan sedikit buruk. Dia khawatir tuan muda keras kepala ini akan memberikan hukuman yang paling ditakutinya.Namun, gadis itu itu hanya mendengar suara Qing Yuan yang terdengar tenang. "Sudahlah, kamu bangunlah, Ah Wei. Sekarang kamu aku tugaskan untuk membawa muridku ini. Siapkan tempat untuknya, dan cukupi apa saja yang dia perlukan. Ingatlah untuk selalu memperlakukan dia dengan baik." Demi mendengar perintah dari Qing Yuan, Qing Wei segera bangkit dan mengepalkan kedua tangannya. "Siap, Ketua!" "Tidak tahu apa maksud ketua dengan membawa gadis gemuk ini, aku tetap harus menjalankan perintahnya," bisik Qing Wei dalam hati dengan perasaan aneh. Tidak biasanya Qing Yuan bersikap peduli kepada wanita lain seperti sekarang ini. Terlebih lagi dengan mengangkat seseorang untuk menjadi muridnya. Jika bukan karena suatu tujuan, tentu saja seorang Qing Yuan tidak akan pernah melakukan hal yang cukup tak masuk akal.Saat Qing Wei memerhatikan keadaan Qi
Baca selengkapnya
43. Bagai Bayangan Dewa Yama
"Jadi, namamu adalah Shen Ji?" Pertanyaan Qing Wei seperti untuk dirinya sendiri. Kilat keheranan terlintas nyata di sorot mata sipitnya yang cantik dan indah. "Shen Ji? Gadis ini bermarga Shen. Bukankah itu artinya, dia ada hubungan dengan orang itu?" Dalam hati Qing Wei bertanya dan dia merasa ada suatu hal yang sebenarnya sangat mengkhawatirkan. "Aku sungguh tak mengerti apa maksud ketua. Lebih baik aku tanyakan saja nanti." "Ya. Itu adalah namaku. Oh ya, siapa nama Kakak cantik ini?" bertanya Shen Ji sambil terus mengikuti Qing Wei. "Oh, nama yang bagus dan tentunya itu juga akan membawa hal yang bagus pula untukmu." Qing Wei mengatakan hal itu dengan setulus hati. Jari-jari Shen Ji saling berkaitan dan meremas guna mengatasi kepiluan dalam hati. Namun, tidak ada salahnya juga dia mengatakan hal baik untuk dirinya sendiri. Shen Ji lalu berucap dengan suara lirih yang mengandung sedikit keraguan. "Semoga saja demikian." "Tentu saja. Kamu harus yakin akan hal itu. Baiklah, sek
Baca selengkapnya
44. Rencana Mengirim Hadiah
"Yang Yuan!" geram salah seorang dari salah seorang tahanan dengan suara tertahan disertai kebencian, tatap jijik dan amarah yang menggelegak dalam dada.Mata para tahanan lainnya yang semula telah menjadi sayu pun tiba-tiba saja melotot. Mereka sungguh tak mengira, jika orang ini akan datang sendiri ke tempat di mana mereka baru saja disiksa habis-habisan.Itu bisa terlihat dari banyaknya ceceran darah yang tersebar di mana-mana. Bahkan lantai beralas jerami dan dinding-dinding penjara gua juga sudah memiliki lukisan abstrak mengerikan yang dapat membuat seseorang merasa mual hingga ingin muntah.Di sudut ruangan, seorang pria bertopeng bertubuh tinggi besar dan kekar terlihat tengah memegang sebilah parang. Sepertinya, dia baru saja bersenang-senang dengan para tawanan di sana.Qing Yuan berdiri di depan pintu penjara dengan tatap menikam setajam pedang. Mata yang terlihat pada lubang topeng tampak teramat dingin, disertai menguarnya aura aneh dan membuat bulu kuduk siapa pun akan me
Baca selengkapnya
45. Mantra Darah
"Beraninya kau hendak mengotori tuanku!" Suara bentakan keras mengejutkan semua orang.Qing Yuan juga ikut terkejut saat melihat Qing Sha sudah berdiri di depannya, dan langsung memukuli wajah pria tawanan berbadan besar yang nyaris meludahi Qing Yuan. Mendapatkan pukulan bertubi-tubi, wajah pria tawanan itu pun seketika menjadi memar di mana-mana.Sakitnya tak terkata. Pria tawanan hanya bisa mengeluarkan jeritan dan erangan kesakitan. "Qing Sha, cukup!" Qing Yuan berseru untuk menghentikan bawahannya. Namun, Qing Sha sudah kepalang kalap, hingga dia tetap tak mendengar seruan dari sang tuan. Melihat kelakuan brutal Qing Sha, rasa panik dan ketakutan setengah mati meliputi semua tawanan yang berada di ruangan tersebut. Qing Yuan berteriak memerintah, "Niu Li, hentikan dia!" "Siap, Ketua!" Niu Li langsung maju dan mencoba melerai Qing Sha. Namun, Qing Sha memiliki kekuatan fisik empat kali lebih besar dari Niu Li. Meskipun dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan tangan Qing Sha
Baca selengkapnya
46. Menemukan Pil Racun
"Yang Yuan, aku akan bunuh diri kalau kamu berani mendekatiku!" Si tawanan mengancam, meski tampak sangat ketakutan dan sepertinya dia hendak melakukan sesuatu.Qing Yuan tak peduli dengan ancaman murahan semacam itu. Bagi pria muda tersebut, dirinya tidak akan rugi jika si pria tawanan mati akibat bunuh diri. Namun, Qing Yuan memerhatikan sekilas mulut si tawanan yang tampak bergerak-gerak, seperti sedang berusaha melakukan sesuatu. Dan ....Dug!Qing Yuan tanpa segan memukul tengkuk si tawanan hingga pria itu memuntahkan sesuatu. Benda bulat sebesar biji buah labu kuning tampak terlempar dan jatuh di antara tumpukan jerami. "Racun!" Salah seorang penjaga berseru sambil menunjuk benda bulat hitam yang baru saja dimuntahkan oleh murid Sekte Puncak Barat. "Dia ingin bunuh diri dengan menelan racun itu!" Qing Yuan mendengus dingin sambil memungut pil hitam yang terjatuh di antara selipan jerami. "Jadi, mereka juga dibekali racun untuk membunuh diri mereka sendiri saat keadaan terdes
Baca selengkapnya
47. Teknik Menyerap Ingatan
Pria tawanan sekarang terkulai tak berdaya dalam cengkraman kuat tangan Qing Yuan yang sedang menerapkan teknik Ilmu Penyerap Ingatan. Jangankan memberontak, bahkan untuk menggerakkan jari saja terasa sangat sulit.Detik berikutnya, terdengarlah jeritan panjang si tawanan yang diteruskan oleh erangan-erangan kacau dari mulutnya.Namun, semua itu tidak membuat Qing Yuan menghentikan penerapan Ilmu Penyerap Ingatan. Suatu teknik ilmu mengerikan yang bisa menghancurkan organ dalam seseorang.Kelopak mata Qing Yuan perlahan tertutup dan semua orang di sana tidak ada yang menyadari akan adanya selarik cahaya merah kecil baru saja keluar dari ruang di antara kedua alis pemuda itu.Sinar merah sebesar biji buah persik itu melesat cepat, menembus kening si tawanan dan mulai menjelajah ke dalam ruang kesadarannya.Cahaya merah tersebut adalah salah satu serpihan roh milik Qing Yuan yang sengaja dilepaskan untuk menjelajahi ruang ingatan seseorang. Teknik ini terbilang cukup berbahaya, jika itu
Baca selengkapnya
48. Salah Orang?
Akibat emosi yang terus meledak-ledak, segelombang terjangan kekuatan bagai menghempas terbang serpihan roh Qing Yuan hingga melesat keluar dari dahi si pria tawanan dan kembali secara paksa ke dalam tubuhnya. "Sial! Siapa orang itu!" jerit Qing Yuan yang tiba-tiba saja tersentak bangun dengan wajah pucat disertai keringat bercucuran. Pemuda itu bahkan sampai terhuyung ke arah belakang sambil memegangi dadanya yang terasa sakit dan sesak. "Ketua!" Tanpa memedulikan apa pun, Qing Sha langsung menjatuhkan tubuh pria tawanan hingga ambruk ke atas antai beralas jerami. Tangan pria itu berhasil menyambar tubuh dan menahan badan tuannya yang nyaris terjatuh. Qing Yuan linglung untuk sejenak, untuk kemudian ia menatap Qing Sha seperti melihat musuh yang sangat dia benci. Tangan pemuda itu secara tanpa sadar mencengkeram kerah baju bawahannya yang sedang tak kalah kebingungan."Kamu! Kamu menginginkan kepalaku dan juga nyawa kedua orang tuaku!" Qing Yuan membentak. "Tidak!" Qing Sha mengg
Baca selengkapnya
49. Memang Sudah Gila
Yu Zhen menghampiri sang kakak dan mencengkeram kuat lengan kanan Yu Ling dengan wajah memerah karena marah. Pemuda itu tahu, jika kakaknya adalah seorang peminum berat yang sangat sulit untuk disembuhkan."Mei'er, ini sakit!" Yu Ling menepis dengan kasar tangan adiknya. "Tak seharusnya kau berlaku kasar terhadap tuan muda ini!""Mei'er! Mei'er ... cepat peluk aku! Aku sungguh merindukanmu. Tidak melihatmu sehari saja, rasanya itu bagai seratus tahun." Yu Ling bergerak sempoyongan dan memeluk adiknya yang ia lihat seperti Qi Mei, kekasihnya. "Aku takut, Mei'er. Aku takut saat seratus tahun kemudian ... rambutmu sudah serupa bunga kapas. Aku takut melihat kulitmu yang lembut itu, nantinya jadi mengkeriput seperti kulit kura-kura." Yu Ling masih meracau dengan mata sedikit memerah dan setengah terbuka.Tangan Yu Ling mulai bergerak nakal ke wajah Yu Zhen. Terkadang mencubit pipinya, menarik ujung hidung hingga hendak mencium sang adik. Tak bisa dipungkiri, Yu Zhen pun merasa tertekan o
Baca selengkapnya
50. Penolakan
Pintu terbuka akibat tertabrak tubuh Yu Ling yang seketika jatuh terjerembab di hadapan kedua orang tuanya. Yu Zhen melakukannya dengan sengaja melakukannya guna memberikan pelajaran bagi sang kakak.Yu Ling terkapar di lantai sambil meringis kesakitan, sedangkan Yu Zhen berdiri tegak dan tampak angkuh. Kedua tangannya bersedekap di depan dada. Mata elang dengan alis pedang milik pemuda itu sangat dingin tanpa bekas kasih."Zhen'er! Ling'er!" Jia Mi terpekik.Yu Shan dan Jia Mi yang sedang duduk menunggu kedatangan mereka berdua di ruangan itu pun menjadi terkejut bukan kepalang. Jia Mi sampai merasa hendak pingsan akibat terkejut hingga darah di tubuhnya serasa berhenti mengalir. Wanita itu memegang dada, seakan takut jika jantungnya melompat pergi. Yu Ling berusaha untuk bangkit, tetapi pinggangnya terasa sangat sakit hingga dia pun kembali terjatuh. Yu Shan dengan wajah marah berseru, "Ling'er! Jaga sopan santunmu!"Yu Shan mengira jika Yu Ling menabrak pintu akibat pengaruh mab
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status