Semua Bab Legenda Pendekar Pedang Ganda: Bab 21 - Bab 30
111 Bab
21. Mempermalukan Mo Jiao
Keduanya sama-sama menambahkan dorongan tenaga dalam yang disalurkan ke telapak tangan untuk menghasilkan kekuatan guna mengalahkan lawan."Dan, siapa pula kamu yang beraninya meniru diriku, dan juga Kelompok Topeng Iblisku untuk membantai semua orang di kediaman ini?" Qing Yuan balik bertanya dengan nada tak kalah angkuh dan dingin."Ooh, jadi kamu datang juga ke mari rupanya?" tanya Mo Jiao dengan nada sedikit direndahkan namun mengandung ejekan."Tentu saja. Ada pesta besar di sini, mengapa aku tidak bisa datang?" Qing Yuan menjawab masih sambil menahan tekanan telapak tangan milik Mo Jiao.Pukulan Tapak Racun Akar Hitam bukan hanya sekadar pukulan biasa saja, melainkan suatu ilmu pukulan yang mengandung racun.Entah bagaimana cara menerapkan teknik ini pada diri seseorang, sehingga siapa pun yang berhasil menguasainya dapat menyalurkan racun melalui peredaran tenaga dalam.Tinju Qing Yuan yang beradu dengan telapak tangan lawan tampak mulai dijalari garis-garis hitam serupa akar y
Baca selengkapnya
22. Sangat Tampan
Mo Jiao berkata sembari bergerak dengan sangat cepat. Pria bertopeng itu melepaskan senjata rahasia dan mengarahkannya ke arah Yu Shan dan Shen Ming.Qing Yuan terpekik kaget. "Celaka!" Qing Yuan tentu saja menjadi terkejut saat mendengar desiran angin yang ditimbulkan oleh lesatan berpuluh-puluh senjata rahasia. Untung saja, dia sempat menyambar sebilah pedang yang tergeletak di tanah dengan sekali hentakan kakinya. Lesatan benda-benda yang nyaris tak terlihat itu memiliki kecepatan luar biasa. Pemuda itu melakukan gerak berputaran sambil menangkis serangan benda-benda aneh tersebut.Sesekali pula, Qing Yuan harus melengkungkan badannya ke berbagai arah untuk menghindari serangan senjata rahasia yang menyebar di udara disertai aroma racun. Beberapa di antara puluhan jarum berhasil dia tangkis dengan pedang hingga berjatuhan di atas tanah. Namun, serangan senjata rahasia susulan sungguh membuat Qing Yuan sangat kerepotan."Licik sekali orang itu!" Shen Ming sampai bergerak tanpa sad
Baca selengkapnya
23. Pertukaran
"Tidak. Tidak ada apa-apa, Adik Ming. Aku hanya teringat pada kawan lama," jawab Yu Shan dengan sedikit tergagap.Yu Shan lalu memandangi wajah anak muda yang sangat mirip dengan seseorang yang ia kenal di masa lalu. "Mengapa wajah anak ini sangat mirip dengannya? Mungkinkah mereka masih berkerabat. Atau mungkin ....""Kawan lama?" Shen Ming bertanya dalam hati dengan perasaan heran. "Kawan lama yang mana yang dia maksud?" "Mungkinkah kawan-kawannya saat dia masih berada di Sekte Wu Xing?" Shen Ming masih sedikit penasaran "Oh, baguslah. Lalu, bagaimana keadaannya? Apakah dia terluka parah hingga membuatnya pingsan?" tanya Shen Ming sambil memerhatikan wajah anak muda di pelukan Yu Shan.Dalam hati pun Shen Ming mengakui, jikalau wajah pemuda itu sangat tampan dan memiliki sedikit kemiripan dengan Yu Zhen. Memiliki kemiripan dengan Yu Zhen?Mungkin inilah alasan yang membuat Yu Shan merasa ingin menolongnya karena membayangkan, bagaimana jika itu adalah anak kandungnya."Kakak Shan,
Baca selengkapnya
24. Tewas Tragis!
"Tiga." Yu Shan masih bergumam menghitung. "Seharusnya tak lama lagi itu adalah waktunya." "Mo Jiao, kamu memang bodoh!" Yu Shan terus melangkah menuju ke tempat di mana Shen Ming tengah mengobati Qing Yuan. Di sisi lain.Shen Ming sudah mendudukkan Qing Yuan dalam posisi sikap lotus dengan cara menahan tubuh pemuda itu setelah mengunci beberapa titik inti akupunkturnya. Qing Yuan masih tidak sadarkan diri, tapi dia dapat duduk bersila dengan sangat tenang. Shen Ming sendiri juga sudah duduk di belakang tubuh sang pasien yang sekarang di bawah kendalinya.Shen Ming terpaksa membuka pakaian bagian atas pemuda bertopeng di hadapannya guna memeriksa kemungkinan ada benda asing yang mungkin bersarang di sana.Namun, mata pria itu tertumpu pada kulit punggung Qing Yuan yang dihiasi oleh para banyak bekas luka.Tangan Shen Ming terangkat dan secara perlahan meraba motif serupa akar serabut yang menjalar hingga memenuhi kulit punggung Qing Yuan. Guratan itu terasa timbul dan seperti terus
Baca selengkapnya
25. Namanya Adalah Yang Yuan?
Yu Shan melapisi tangannya dengan tenaga dalam dan hanya dengan sekali lambaian tangan, sebilah pedang yang tergeletak di tanah pun seketika melesat ke dalam genggamannya."Aku tak peduli, apakah kalian ini hanya menjalankan perintah atau tidak. Yang pasti, kalian harus tetap membayar nyawa orang-orang yang telah kalian bantai di malam ini!" Sepertinya, Yu Shan tak berniat mengampuni orang-orang ini."Ampuni kami, Tuan!" "Ampuni kami!" Para pengikut Mo Jiao berkata seraya menjura dan memohon."Tuan yang baik hati, tolong beri kami kesempatan untuk hidup lebih lama. Kami memiliki keluarga yang harus kami lindungi!" Salah seorang dari pengikut Mo Jiao merangkak, berusaha meraih ujung jubah Yu Shan "Kami berjanji untuk tidak melakukannya lagi" Yu Shan melakukan gerakan cepat, menggeser kakinya guna menghindari Sambaran tangan pria yang sedang berusaha menjilat padanya."Apa kamu pikir mereka yang sudah kalian bantai malam ini juga tidak memiliki keluarga?" tanya Yu Shan tajam."Kami be
Baca selengkapnya
26. Perjanjian Puncak Gunung Que
"Itu bukan urusanmu!" Qing Yuan benar-benar merasa sangat muak dengan perhatian para lelaki ini.Jika mereka adalah orang baik, bukankah seharusnya ayah dan ibunya tidak memiliki dendam kepada mereka berdua?Pemuda itu berdiri dengan tertatih-tatih sambil berusaha memadatkan tenaga dalamnya. "Ayo, kita segera bertarung sampai mati!""Aku, Yang Yuan, tidak akan membiarkan kalian pergi hidup-hidup malam ini!" "Dasar keras kepala!" Yu Shan merasa geram juga dengan tingkah anak muda ini. Shen Ming. "...."Yang Yuan sendiri merasa heran, mengapa tenaganya menjadi sangat lemah?Pemadatan tenaga dalamnya gagal. Seluruh jalur meridian dan pembuluh darah vena terasa sangat lemah. Namun, pemuda itu menyembunyikan kegagalannya itu dengan sangat baik.Baginya, seorang Qing Yuan tak boleh terlihat lemah di hadapan musuh.Yu Shan bertanya, "Yang Yuan, aku merasa tidak mengenalmu sama sekali, tetapi sepertinya kamu sangat ingin membunuh kami berdua. Katakan, apa yang membuat mu ingin membunuh kami?
Baca selengkapnya
27. Gagal!
"Ketua!" Qing Wei tak kalah panik. Gadis itu langsung menyerbu ke arah sang ketua dan segera berlutut dengan satu kaki. "Baguslah, kalian datang tepat waktu," bisik Qing Yuan dengan suara lemah dan lelah."Ketua, mengapa Anda baru memberi tanda setelah Anda menjadi seperti ini?" Qing Wei segera menghampiri dan langsung menopang tubuh Qing Yuan. "Ketua, bagaimana keadaanmu dan ...." "Ah Wei, jangan dulu menanyakan hal lain. Sekarang, cepat bawa aku pergi dari sini!" Qing Yuan menggapai tangan Qing Wei. "Baiklah." Gadis itu segera memeluk dan memapah Qing Yuan dengan sangat hati-hati."Ketua, sebenarnya apa yang telah terjadi di sini?" Qing Wei tetap merasa penasaran."Nanti saja aku ceritakan. Sekarang kita kembali saja dulu, aku terluka!" jawab Qing Yuan dengan napas tersengal."Baiklah." Qing Wei lalu berseru kepada para pengawal bayangan lainnya. "Semuanya, kita kembali sekarang!" "Ah Wei, apakah ada kabar tentang kelompok Kakak Shui?" tanya Qing Yuan yang masih tidak bisa tena
Baca selengkapnya
28. Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
Shen Ji merapatkan tubuhnya pada daun pintu dengan wajah pucat. Pikirannya sangat kacau dan membayangkan hal yang tidak-tidak.Bagaimana jika itu adalah hantu atau orang jahat?Shen Ji terus menguatkan hati dan berusaha memberanikan diri untuk melihat keluar melalui celah jendela. Cahaya lampion-lampion bergantungan di ujung-ujung atap kediaman, cukup untuk memberi sedikit penerangan hingga mata gadis itu dapat menangkap kelebatan-kelebatan sosok misterius."Bayangan hitam!" Shen Ji terpekik kecil sambil menutup mulutnya. "Ada banyak bayangan hitam menuju ke mari!" Saking takutnya saat melihat ada banyak bayangan hitam berlarian dan berloncatan dengan gerakan cepat dan ringan, Shen Ji merasa ingin pingsan saja. Terlebih lagi, dia sempat melihat wajah-wajah buruk yang sangat menakutkan melintas di depan pintu wisma. "To--tolooong! Ada hantuuuuu!" Shen Ji berbalik badan sambil menutup wajahnya serapat mungkin.Shen Ji pun sudah terkulai lemas di baik pintu sambil terus memanjatkan doa-
Baca selengkapnya
29. Hanya Beban
"Badanku bau?" Saat ini dia masih harus bertarung melawan banyak orang, tetapi dengan konyolnya Yu Zhen mencium lengan baju hingga ketiaknya sendiri."Bau apa? Kakak Linglah yang sangat bau!" Yu Zhen mendengus kesal sambil berusaha meraih sebuah papan kayu yang tergeletak tak jauh darinya.Yu Zhen berencana menggunakan papan kayu tersebut untuk menangkis serangan dari para musuhnya. Pada saat hendak berangkat ke perjamuan, semua tamu memang tidak membawa senjata demi menghormati tuan rumah. Adapun Shi Qian yang melawan musuh dengan sebilah pedang, itu karena dia merampasnya dari salah seorang dari pria bertopeng yang menyerangnya dan berhasil dia kalahkan."Kamu yang bau, tapi malah menuduh kakakmu yang tampan dan anggun ini!" Yu Ling mendorong sekali lagi badan Yu Zhen. Namun, kekuatannya saat ini terlalu lemah sedangkan Yu Zhen dalam kondisi prima dan sehat. Walaupun Yu Ling berusaha keras mendorong sang adik, tapi tubuh Yu Zhen tak bergerak sedikit pun."Cepat bangun! Apakah kamu
Baca selengkapnya
30. Menyandera Shen Ning
Tidak. Shen Ning terlalu takut untuk mati."Tu--Tuan, tolong jangan sakiti saya!" Shen berbisik lirih penuh permohonan dengan badan gemetar dan wajah pucat pasi.Pria penyandera menyeringai sinis di balik topeng, dan dia tidak mengatakan apa pun.Xiao Si Tian merasa geram. Dia melecutkan selendangnya hingga segelombang angin kembali berderu ke arah para penyerang."Licik! Lepaskan dia!" Xiao Si Tian berseru marah sambil menunjuk ke arah Shen Ning.Dia tidak mengenal gadis yang disandera, tapi Xiao Si Tian dapat mengetahui kalau gadis itu adalah salah seorang pelayan dari Keluarga Shen, karena itu bisa dilihat dari seragam yang dikenakannya."Lepaskan kataku!" Xiao Si Tian membentak sambil bergerak maju.Si penyandera tidak ingin mati konyol di tempat ini dan dia memukul tengkuk Shen Ning hingga pingsan.Lelaki bertopeng itu pun menempelkan pedangnya di leher Shen Ning. "Berani maju selangkah lagi, maka leher gadis ini akan kupotong di depanmu sekarang juga!"Benda dingin berlumpur dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status