Semua Bab CEO Tampan Itu Memaksaku Menjadi Aktris: Bab 11 - Bab 20
22 Bab
Bab XI Mie Menyatukan Kita
Sebagai gadis yang kurang populer, drama adalah sarana Oryza untuk melarikan diri dari kenyataan. Cerita tentang seorang gadis yang menderita lalu mendapatkan kebahagiaan berkat orang tercintanya, membuat Oryza juga menginginkan hal yang sama. Diantara para artis yang dia suka, Damian berada di nomor satu. Oryza tak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Demian secepat ini. “Apa kau baik-baik saja?” Damian mengulurkan tangan sambil membuat ekspresi khawatir. “Damian Oppa ….” Oryza menoleh ke kanan dan kiri. “Sepertinya aku tak perlu memperkenalkan diri. Apakah kau murid baru?” Tanya Damian. Oryza berdiri dengan panik dan terburu-buru sehingga menyebabkan kepalanya berbenturan dengan dagu Damian. Sontak Damian jatuh ke belakang sembari memegangi dagu. “Apakah Oppa Damian tidak apa-apa. Gawat, aku harus mengambil pulpen dan kertas, tidak obat pereda nyeri tidak ….” Tubuh Oryza bergetar hebat, matanya tak berhenti bergerak ketika melihat Damian jatuh kesakitan. Damian akhirnya ban
Baca selengkapnya
Bab XII Pelajaran Pertama
Pagi itu Oryza menggunakan seluruh tenaganya untuk berlari, memasuki ruangan demi ruangan untuk mencari ruang kelas pertamanya. Oryza tersesat karena kesalahan waktu masa orientasi sehingga dia kesulitan menemukan kelas yang dituju. Oryza menyesal karena dia menolak ajakan Katarina untuk pergi bersama ke kelas.“Sial, semua itu karena pria sial itu. Aku jadi tak tahu ruangan D-1 untuk kelas pertamaku.”Setelah berkeliling hampir lima belas menit dan bertanya pada orang-orang yang dapat Oryza temui, akhirnya dia berhasil menemukan ruang kelas bertuliskan D-1. Setelah mengetuk tiga kali Oryza langsung membuka pintu.“Luar biasa.”Oryza menganga ketika mendapati ruangan dipenuhi dengan cermin seperti tempat berlatih dansa yang sering dia lihat di televisi Dia juga menemukan tiga orang sedang berdiri dan beberapa orang sedang duduk memperhatikan Oryza. Saat melihat ketiga orang yang berdiri, tiba-tba saja lutut Oryza gemetaran“Op-oppa D--Damian.” ujar Oryza dengan suara lirih. “Apa yang
Baca selengkapnya
Bab XIII Aturan di STAR-S
Sebulan sudah Oryza mengikuti kelas yang menyiksa dan menyadari kalau dia tidak berbakat menjadi artis. Mulai dari kelas menyanyi, bermain alat musik, menari, bahkan kelas bahasa asing dilalui Oryza dengan buruk. Malam itu Oryza menghamburkan tubuh di ranjang. Katarina dan Geum Soo tidak terlihat sementara Mia terlihat sibuk dengan laptopnya. “Tubuhku rasanya seperti dikuliti. STAR-S benar-benar di luar nalar.” Oryza terus mengeluh sembari berguling-guling di atas kasur, mencari posisi ternyaman untuk berbaring. Erangan serta derak dari kasur yang ditimbulkan oleh Oryza mulai menganggu Mia. Terlihat Mia yang sedari tadi mengetik dengan tenang mulai mempercepat serta memperkuat tekanan pada jari sehingga terdengar bunyi ketikan yang lebih keras. “Bisakah kau sedikit tenang! Kau menghancurkan semua mood yang aku bangun.” Mia berteriak. Oryza tersentak lalu menangkupkan tangan dan meminta maaf kepada Mia. Dia membuka Inspagramnya lalu mulai mengusap layar ponselnya. Sebulan sudah Oryz
Baca selengkapnya
Bab XIV Taruhan
Siang itu ketika mereka tidak memiliki kelas untuk dihadiri, Oryza mengajak Katarina pergi ke kantin. Oryza memesan dua menu yaitu ramen chicken katsu dan spesial tonkatsu yang merupakan menu istimewa hari itu. Dia mendatangi Katarina dan meletakkan mangkuk ramen tonkatsu di depan Katarina. “Apa ini Za?” Tanya Katarina bingung. “Katarina, kumohon latih agar bisa berakting sepertimu.” Oryza membungkukkan badan sembilan puluh derajat. Setelah sebulan lebih belajar dari pelatih di STAR-S, Oryza menyadari kalau dirinya tak mengalami perkembangan. Semua orang seolah-olah meninggalkan dirinya dengan ketidak tahuan. Meski begitu, Oryza tak mau tersingkir dari STAR-S. Ucapan terima kasih dari ibunya membuat Oryza ingin menghasilkan lebih banyak. “Kenapa harus aku Za. Aku juga tak terlalu hebat. Kau bisa meminta kelas tambahan pada Miss Julie.” Katarina menggeser mangkuk berisi ramen ke arah Oryza. “Kumohon,” Oryza menggeser mangkuk ke arah Katarina. “Kau dinilai sangat baik oleh para guru
Baca selengkapnya
Bab XV Lahirnya Seorang Antagonis
“Apa ! kau harus bertanding dengan Romanio minggu depan dan harus menaikkan rating acara My Boyfriend is Superstar dengan berperan sebagai gadis stalker.”Teriakan dari Katarina menarik perhatian Geum soo yang sibuk dengan laptopnya dan Mia yang serius membaca buku. Kedua gadis itu meninggalkan kegiatannya dan duduk di depan ranjang Oryza seolah-oleh mereka adalah seorang pembantu.“Apa ini … apa ini … sepertinya ada yang seru.” Mata Geum Soo bersinar penuh ketertarikan.Oryza mengelus rambut atasnya kemudian mengarahkan tatapan pada Geum Soo, Mia dan Katarina secara bergantian. Oryza merasa canggung dengan tatapan tajam penuh keingintahuan teman-teman sekamarnya, menunggu Oryza untuk menceritakan semua.“Jadi … Altair membuat taruhan dengan Romanio kalau aku akan menaikkan rating serial My Boyfriend is Superstar yang sudah berada di ujung tanduk. Altair mengatakan serial ini akan dihentikan jika tidak mengalami peningkatan.” ujar Oryza.“Aku tahu acara itu. Jadi begitu rupanya karen
Baca selengkapnya
Bab XVI Percikan Hasrat
Memiliki sendok emas, begitulah Romanio Ascort terlahir. Bukan hanya bakat olahraga dari ayahnya yang merupakan pemain bola terbaik, Romanio juga mewarisi jiwa seni dari ibunya yang merupakan seorang pianist ternama. Selama tujuh belas tahun lamanya, Romanio selalu menjadi nomor satu di sekolah. Hal itu telah menunmbuhkan keseombongan hingga banyak yang menjauhi Romanio. Kehidupan pemenang itu membawa Romanio mengurung diri di kamar karena merasa bosan.“Membosankan, semua begitu mudah.”Semua itu berubah ketika Ibu dan Ayah Romanio membawanya menuju pulau Heaven. Kala itu STAR-S baru berdiri enam bulan dan sudah mendapatkan atensi luas dari masyarakat. Romanio mulai tertarik dengan dunia seni peran ketika melihat para aktris dan aktor yang sedang berakting. Ketika melihat para aktor dengan serius, tiba-tiba ada sebuah tangan yang memegang kepala dari Romanio.“Apa kau tertarik dengan seni peran?” tanya Altair.Tangan itu adalah tangan yang kuat sehingga Romanio meras kesulitan ketika
Baca selengkapnya
Bab XVII Rumor yang Menghancurkan
Oryza mengerang kesakitan saat dia memasukkan kaki ke dalam sepatu. Terasa sebuah benda tajam menusuk yang ternyata adalah sebuah paku pinus. Oryza menelisik ke sekitar dan menemukan tidak banyak orang yang lewat kala itu. Dia akhirnya menyadari sesuatu.“Apakah aku sedang di bully?”Begitulah pertanyaan di benak Oryza ketika melihat darah mengalir dari kakinya yang tertusuk paku pinus. Oryza mengambil paku itu perlahan dan mengobati kaki dengan betadine dan plester. Usai melakukan itu Oryza cepat-cepat berlari menahan sakit karena kelas yang akan dia masuki akan dimulai lima menit lagi.“Gawat, aku harus cepat. Kalau tidak aku akan terlambat. Tuhan tolong jangan buat aku terlambat di kelas favoritku.”Ketika Orza sedang berlari seseorang menjegal kakinya hingga Oryza terjungkal ke depan. Buku yang Oryza bawa menjadi berantakan dan ketika melihat ke belakang Oryza menemukan grup perempuan sedang menatap dirinya dengan sinis. Oryza menelan ludah lalu fokus merapikan buku dengan pikiran
Baca selengkapnya
 Bab XVIII Senior yang Baik
Oryza hampir gila ketika mengecek Inspagramnya sore itu. Bukan hanya followernya yang bertambah, tetapi banyak pesan negatif yang masuk ke Inspagramnya.[Jalang][Jangan genit kau tak pantas untuk Altair]Begitulah beberapa pesan dan masih banyak lagi yang lebih mengerikan dari itu. Oryza memegang dada yang terasa sesak sambil berpikir apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Akhirnya langkah pertama yang dia ambil adalah memprivat akun lalu menghapus semua pesan negatif yang sempat atau tidak sempat dia baca. Oryza lalu membuka aplikasi pesan miliknya dan menemukan kalau Altair belum membalas pesannya.[Hey, bisakah kau menghubungiku? aku ingin berbicara soal rumor itu.]Oryza menutup telepon lalu menghabiskan seluruh onigiri yang dia beli dari supermarket. Selama dua hari ini entah mengapa Oryza selalu mendatangi supermarket. Mungkin gadis itu ingin sekali mendengar kata-kata menenangkan dari lelaki yang dia idolakan selama tiga tahun.“Bodoh sekali aku. Kenapa aku mengharap seorang
Baca selengkapnya
Bab XIX Puncak Kemarahan
“Gawat … gawat Za!”Suara Geum Soo memecah keheningan asrama pagi itu. Dengan buru-buru Geum Soo membuka pintu dengan tangan yang memegang sebuah majalah. Oryza yang sedang menyiapkan makanan tersentak, karena tak menyangka temannya akan datang begitu cepat. Begitu masuk Geum Soo menjadi tenang. Beberapa kali gadis itu mengendus karena mencium bau gurih bawang di hidung.“Bau harum apa ini?” tanya Geum Soo.Melihat sebuah sup dan beberapa roti isi di meja Geum Soo menelan ludah.“Gawat kenapa, ngomong-ngomong aku sudah menyiapkan sarapan untuk kita. Jadi jangan pergi ke kantin hari ini,” ujar Oryza sambil membawa panci berisi sup.“Tidak … tidak, ini bukan saatnya membahas soal makanan.” Geum Soo menggelengkan kepala berkali-kali.Geum soo masuk dan menyerahkan majalah kampus yang dia pegang. Oryza yang heran mengambil majalah yang diberikan Geum Soo dan menemukan kabar tentang dirinya di halaman depan.“Pengakuan Oryza, Benarkah Skandal Hangat yang terjadi?”Oryza membaca artikel dan
Baca selengkapnya
Bab XX Miami
Setelah membersihkan diri Oryza kembali membuka inspargramnya. Oryza masih belum menjawab pesan Kevin karena panggilan tiba-tiba dari Katarina. Gadis itu menyentuh tombol ketika dengan pelan untuk memilih jawaban terbaik yang akan dikirimkan kepada cinta pertamanya itu.[Jangan terlalu fokus dengan Agnes Vin. Percaya saja pada Agnes, dia adalah gadis yang baik dan setia. Daripada kau menggunakan waktu untuk mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi. Lebih baik kau mulai memperbaiki diri agar bisa menjadi orang yang lebih baik. Apakah kau sudah memikirkan masa depanmu?] “Agnes adalah gadis yang baik ‘ya? dasar penipu.” Oryza mendesah dan hampir muntah dengan kata-katanya sendiri.Oryza masih belum bisa memaafkan perlakuan Agnes di reuni. Kemarahan dan rasa putus asa langsung muncul ketika mengingat Agnes yang menusuknya dari belakang dengan menggunakan dua gadis yang selalu membullynya di SMA. Ponsel Oryza bergetar kembali karena notifikasi yang datang dari Inspagramnya.[Bener sih
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status