Lahat ng Kabanata ng Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Kabanata 181 - Kabanata 190
203 Kabanata
181. Ayah Paling Buruk
“Si-siapa dia?” Bartender itu bertanya bingung.Tapi Siegran bisa mengetahuinya kalau dia sedang berhobong.“Lihat baik-baik sebelum menjawab. Pemuda ini pernah ke sini ‘kan?!” Siegran bicara disertai tekanan.Bartender itu membuang pandangan, berusaha menghindari kontak mata dengan Siegran.“Tuan, di bar ini tidak hanya satu atau dua orang yang datang. Aku tidak bisa mengingat semua pelanggan.” sahutnya menaikkan bahu.Dia kembali meracik minuman dan menyerahkannya ke meja Siegran. Namun, tiba-tiba asisten Siegran menancapkan pisau tepat di sebelah tangan bartender itu. Seketika, bartender itu tersentak dengan tangan gemetar. Satu inchi saja meleset, mungkin tangannya sudah ditembus belati tersebut.“Kau masih tidak mau bicara?!” decak Siegran pelan, tapi nadanya mengandung ancaman.Bartender itu memejam dengan alis menyatu. ‘Aish, sialan! Apa yang harus aku lakukan?!’Dia perlahan menarik tangannya, tapi Siegran segera menahan lengan dan menariknya lebih dekat. Siegran dengan cepat
Magbasa pa
182. Aku Melahirkan Dua Putra?
‘Tu-tunggu!’ Wajah Adeline kian tercengang saat melihat waktu di rekaman CCTV itu.Maniknya menyipit dan lantas melanjutkan. “Jika jam dan tanggal di video benar, artinya ini baru kemarin malam. Dan itu … bertepatan dengan cerita Jenny yang bertemu Jenson!”“Jelas-jelas Jenson masih di Jermanio, lalu siapa pemuda ini? Kenapa dia sangat mirip dengan Jenson?!” Adeline tak bisa menerka.Dirinya melirik River yang hampir tak sadarkan diri. Dan itu membuatnya semakin bingung.‘Se-sebenarnya apa yang kau lakukan di belakangku, River?!’ batinnya dengan iris gemetar.Dia kembali menoleh pada monitor laptop suaminya dan ambruk di sofa. Dirinya termenung cukup lama sembari memandangi sosok Johan di monitor tersebut.Setelah beberapa saat, River mulai menyadari keberadaan istrinya. Pria itu tersenyum tipis dengan tatapan yang samar. “Istriku? Sejak kapan kau di sini?” tuturnya setengah sadar.Namun, Adeline tak berpaling padanya. Leher wanita itu menegang dan terpaku pada laptop tadi. Adeline
Magbasa pa
183. Kau Seperti Kutukan Keluarga Herakles
“A-apa yang Anda katakan, Master?!” tanya Ergy tercengang.Namun, Ludwig hanya bungkam menikmati kebingungan Ergy. Lelaki paruh baya itu mengepulkan asap cerutu sembari menaikkan sebelah alisnya.Ergy menelan saliva, lalu berkata dengan ragu. “A-apa artinya Master Ayah kandung saya?”Seketika, seringai miring tercipta di mulut Ludwig. Tawanya pun menggelegar mendengar pemikiran konyol itu.“Ya, harusnya aku menanam benih di perut ibumu. Tapi sialnya bajingan itu muncul dan menghancurkan segalanya!” tukas Ludwig dengan rahang tegang.Dan itu semakin membuat Ergy bingung.“Aku adalah Pamanmu. Ibumu mengkhianati keluarga Daniester dan tergila-gila pada seorang bajingan!” Ludwig melanjutkan dengan tatapan sengit.“A-apa maksud Master?!” sahut Ergy menuntut penjelasan.“Ayahmu-River Reiner, pria brengsek dari keluarga Herakles sudah menghancurkan keluarga Daniester. Dia membuat semua keluarga Danister di penjara demi mendapatkan ibumu. Kakek, Nenek dan aku-Pamanmu, terpaksa mendekam di pen
Magbasa pa
184. Kita Harus Membalas Dendam
***Di sekitar jalan La Daga, Ergy tengah memacu motor sportnya dengan kencang. Tatapannya tampak tajam seolah mengejar hewan buruan.‘Herakles? Kenapa Herakles tidak menginginkanku? Ayah, kenapa Ayah membuangku? Apa aku begitu hina sampai tidak pantas menjadi bagian dari keluarga?!’ batinnya amat perih.Maniknya gemetar saat mengingat kembali cerita Ludwig yang bilang kalau dirinya penyakitan.‘Ayah, jika aku tidak pantas menjadi putramu, maka jangan salahkan aku kalau kita menjadi musuh!’Tangannya memutar gas hingga motor itu melesat lebih cepat.Namun, tanpa diduga rupanya ada beberapa pengendara motor sport yang mengejarnya. Ergy bisa melihat dari spion kalau mereka anggota geng The Dragon yang sering mencari masalah dengannya.“Woah! Lihat, siapa ini?” pekik salah satu dari mereka.“Yeah, tidak disangka kita bertemu si bajingan Ergy di sini,” sahut rekannya. “Hei, brengsek. Kenapa kau kemari? La Daga daerah kekuasaan kami. Bajingan sepertimu akan mati jika berani datang ke sini!
Magbasa pa
185. Seorang Putra Tidak Mungkin Membenci Ayahnya
Tanpa ragu, anggota The Dragon itu langsung memacu motornya mengejar taksi Jenson. Mereka melesat cepat seperti citah yang kelaparan.‘Kau akan tamat malam ini, Ergy!’ batin anggota The Dragon yang beralis tebal.Meski wajahnya masih lebam, tapi dia bertekad membalas dendam setelah Ergy menghajarnya sampai babak belur.“Astaga, apa para berandal itu mengikuti kita?” gumam Sopir taksi menyadari situasi.Namun, Jenson yang fokus pada ponselnya tidak mendengar ucapan sopir itu. Walau telinganya sudah membaik, tapi dirinya tetap tidak bisa mendengar jika seseorang bicara terlalu pelan.Hingga akhirnya Jenson tersentak saat seorang antek The Dragon hampir menyerempet taksinya.Pemuda itu mengernyit sembari membatin, “ada apa dengannya?”“Mohon maaf, Tuan. Daerah ini memang banyak preman. Harusnya saya mengambil jalan lain,” tukas Sopir taksi menyesal.Belum sempat Jenson membalas, tiba-tiba saja salah satu anggota The Dragon menghadang taksi dari depan. Mereka bahkan mengepung taksi itu de
Magbasa pa
186. Aku Bukan Johan, Sialan!
“Bukankah Dieter dan yang lainnya bersiaga di bandara?!” River bertanya dengan alis menyatu.“Be-benar, Tuan. Harusnya mereka bertemu Tuan Muda Jenson, tapi sejak pesawat landing, katanya mereka tidak melihat Tuan Jenson,” sahut Siegran yang seketika membangkitkan kecemasan River.Pria itu memijit kening, lalu memerintah, “hubungi Dieter sekarang!”“Baik, Tuan!” Siegran langsung menelepon rekannya tersebut.Sementara River yang beralih menatap keluar langsung terkejut karena tidak mendapati Johan di sana.“Di mana Johan? Bukankah tadi dia masih di sini?!” tukasnya dengan ekspresi tegang.River bergegas turun dari mobil. Tapi sialnya Johan sudah pergi karena motor sportnya juga tidak ada di sana.‘Aish, aku kehilangan Johan lagi?’ batin River kalut sembari mengusap dagunya resah.“Tuan, saya sudah menghubungi Dieter. Dia dan yang lainnya akan menyisir jalan dari bandara menuju mansion Devante untuk mencari Tuan Muda Jenson,” tukas Siegran saat menghampiri River.“Johan sudah pergi!” Ri
Magbasa pa
187. Apa Dia Sudah Mati?
“Aish, brengsek!” Ergy mendesis saat peluru melewati pipinya dan meledakkan vas bunga di nakas belakangnya.Dia memicing tajam pada Siegran yang baru saja menembak ke arahnya. Ya, asisten River itu muncul tepat sebelum Ergy melesatkan pelurunya pada River.“Turunkan senjatamu, Johan. Kita bicara baik-baik,” tukas River berusaha membujuk.Alih-alih menurut, Ergy malah menyeringai sinis.“Siapa kau memerintahku, hah?! Enyahlah, aku bukan orang yang kalian cari!” decaknya pelan, tapi sorot matanya sangat berang.River bisa merasakan kemarahan putranya, tapi dia tak ingin menyerah. Pria itu melangkah lebih dekat, tapi Ergy seketika mengacungkan pistolnya dan membuat Siegran bersiaga.Namun, River langsung menahan Siegran, memberinya kode untuk menurunkan senjatanya. Siegran pun mengangguk, lalu berjalan mundur. Meski sudah menjauh, tapi dia tetap waspada jika Ergy bertindak nekat.“Aku bilang enyah!” dengus Ergy dengan alis menyatu.“Orang-orang memanggilmu Ergy? Siapa yang memberi nama i
Magbasa pa
188. Jangan Harap Kalian Bisa Keluar Hidup-Hidup!
‘Matilah, brengsek!’ Ergy membatin sengit, seiring tangannya yang menembakkan peluru pada anggota The Dragon beralis tebal di sana.Deru tembakan sontak membuat orang-orang terkejut, dan lelaki yang tertembak pun ambruk.“Argh, sialan!” Dia mengerang saat anak timah itu bersarang di betisnya.Kakinya serasa terbakar, bahkan kulitnya seolah dirobek-robek begitu gelenyar darah merembes dari titik tembakan.Namun, ketika dia berpaling pada Ergy, matanya langsung terbelalak. Dirinya berkedip beberapa kali, tapi orang yang dilihatnya tidak berubah.“Ergy?!” tukasnya terkejut.Lelaki itu segera menoleh pada Jenson yang terkapar di depannya dan kembali melihat Ergy yang masih mengacungkan pistol padanya. Dia menyeringai, lalu tertawa konyol. “Hei, kenapa si bajingan Ergy ada di sana?!” ujarnya bingung.Bahkan semua anggota The Dragon juga heran saat melihat Ergy ada dua. “Aish, sialan! Siapa dia sebenarnya?!” tutur anggota lainnya.Dia menoleh pada Jenson dan menginjak dadanya. “Apa mereka
Magbasa pa
189. Orang yang Menangis Untuknya
*** Malam berikutnya, Johan terlihat mengedutkan alisnya. Begitu maniknya terbuka, pemuda itu malah mengernyit.‘Ma-master?’ batinnya dalam hati.Ya, meski ruangan itu gelap dan sosok di hadapannya menutupi wajah dengan masker, tapi Johan bisa mengenali matanya. Namun, dia belum sanggup bicara karena seluruh tubuhnya masih lemah pasca operasi.Ludwig perlahan mendekat ke wajah Johan, mengusap kepalanya, lalu berbisik, “diam dan cukup dengarkan.”Johan mengerjap, tapi entah mengapa dia merasakan tekanan hanya dari sorot mata Ludwig.“Bagaimana perasaanmu setelah bertemu River? Kau ingat seberapa bajingannya River ‘kan? Jangan lupakan itu, Ergy. River membuangmu demi menunjuk saudara kembarmu sebagai pewaris!” sambung Ludwig yang lantas membuat Johan menegang.“Ma-master ….”“Ssstt ….” Ludwig segera menghentikan ucapan Johan. “Kau tahu hanya aku yang peduli padamu. Aku akan memberimu kesempatan untuk membalas budi,” bisiknya menatap Johan amat tajam. “Masuklah ke keluarga Herakles dan
Magbasa pa
190. Apa yang Kau Tahu Tentangku?
***Satu minggu berlalu, dokter sudah mengijinkan Jenson dan Johan pulang karena kondisi mereka mulai stabil.River pun meminta lebih banyak bodyguard bersiaga di sekitar rumah sakit, sekaligus mengawal mobil mereka selama perjalanan ke mansion Devante.Namun, sebelum keluarga Herakles meninggalkan rumah sakit, seorang pengawal tiba-tiba menyelinap pergi usai menerima telepon rahasia. Dia berjalan waspada, lalu masuk ke mobil hitam yang terparkir beberapa meter dari rumah sakit.“Master,” tuturnya memberi salam.Ya, rupanya orang yang dia temui adalah Ludwig.Alih-alih beramah-tamah, Ludwig malah mendecak, “sudah aku bilang, aku ingin menemui Ergy sekali lagi!”“Mo-mohon maaf, Master. Mereka menjaga tempat ini sangat ketat. Minggu lalu saat Anda datang, saya harus membuat beberapa orang pingsan. Beruntung saya tidak ketahuan atau—”“Ugh!”Seketika ucapan pengawal itu tersendat saat Ludwig tiba-tiba mencekik lehernya.Dia memicing tajam seraya mendengus marah. “Brengsek! Beraninya kau
Magbasa pa
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status