Semua Bab Istri Tangguh Tuan Angkuh : Bab 11 - Bab 20
264 Bab
Bab 11
Siraman itu sepertinya berhasil.Kelopak mata Adinda kini tampak bergerak, hingga perlahan terbuka.Dengan kepala yang terasa pusing, dia pun mencoba untuk mendudukkan tubuhnya."Akh," rintih Adinda merasa sakit di sekujur tubuhnya.Sekujur tubuhnya terasa remuk karena Dimas, belum lagi kesucian yang telah dia jaga selama 20 Tahun lamanya pun direnggut paksa.Rasanya sangat miris sekali hidupnya.Menikah dengan paksa dan orang itu bukan seseorang yang dia cintai.Kemudian, pria yang menjadi suaminya adalah seorang duda beranak satu.Belum lagi perbedaan usia yang sangat jauh.Ditambah lagi pria itu sangat kasar dan tidak tahu bagaimana cara menghargai seorang wanita.Dosa apa yang ia lakukan sehingga harus mendapatkan jalan hidup yang begitu terjal.Karena saat ini Adinda bukan hanya lelah badan. Tetapi, juga lelah perasaan.Adinda pun menarik selimut untuk menutupi dirinya.Kemudian mengusap wajahnya yang basah karena siraman air yang dilakukan oleh Dimas.Matanya melihat Dimas yang
Baca selengkapnya
Bab 12
Di sisi lain, Adinda menenangkan dirinya dengan membersihkan diri secara menyeluruh.Begitu selesai, ia pun keluar dari kamar mandi dengan balutan handuk di tubuhnya. Dapat dilihatnya, Dimas masih berdiri di sana.Apakah Adinda peduli?Jelas, tidak.Bahkan dia sengaja memakai handuk milik Dimas. Padahal, pria itu tidak suka ada barang miliknya yang dipakai oleh orang lain.Termasuk handuk yang biasa dia gunakan Dimas.Sialnya Adinda malah lancang memakainya.Rasanya, wanita itu semakin menjadi-jadi setelah Dimas merenggut kesuciannya.Bahkan, Adinda hanya tersenyum miring saat melewati dirinya.Dimas yang tidak suka dengan sikap Adinda pun mencengkram erat lengan Adinda.Membuat langkah kaki Adinda pun terhenti, dia pun melihat tangan Dimas yang masih mencengkram erat lengannya.Kemudian melihat wajah Dimas dengan berani."Beraninya kamu menatapku?!" geram Dimas.Tatapan Adinda yang seakan menantangnya membuat seorang Dimas kehilangan kesabarannya."Saya bisa melakukan hal lebih dari
Baca selengkapnya
Bab 13
"Bodoh! Untuk menyelidiki satu wanita jalang itu saja kau tidak becus!" Brak!Dimas melempar sebuah laptop ke arah Gilang yang untungnya dapat menghindar.Peduli setan dengan laptop seharga jutaan dolar itu hancur berantakan di lantai.Dimas sangat kecewa dengan kerja Gilang yang tidak bisa membuatnya puas.Dia sudah meminta Gilang untuk menyelidiki tentang Adinda, terutama kelemahan Adinda agar bisa dia kendalikan. Akan tetapi tidak menghasilkan apa-apa.Membuat amarahnya semakin membuncah."Maaf, Pak Presdir," Gilang menundukkan kepalanya sambil berdoa semoga saja dia masih bisa bernapas dengan baik setelah ini."Baiklah, jadikan wanita itu asisten saya! Cepat!""Baik, Pak Presdir," cepat-cepat Gilang keluar dari ruangan tersebut.Dia akan menghubungi Adinda dan menjadikan wanita itu sebagai asisten Dimas.Seperti yang diperintahkan padanya.Dimas meninju udara.Mungkin dengan menjadikan wanita itu sebagai asistennya bisa membuat wanita itu segera tunduk padanya.Bahkan dia tidak
Baca selengkapnya
Bab 14
"Apa jadwal saya hari ini?" Adinda pun melihat pada tab tersebut.Namun, pikiran Dimas saat ini bagaimana caranya untuk bisa membuat Adinda memiliki kesalahan."Ada meeting di restoran permata hijau, sekarang," jawab Adinda.Dimas pun segera bangkit dari duduknya kemudian berjalan.Sedangkan Adinda mengikuti dari belakang.Dengan sengaja Dimas melangkah cepat agar Adinda kesulitan untuk mengimbangi.Tubuh Adinda memang kecil, tapi dia juga tidak kalah cepat dalam berjalan.Bahkan dia berjalan sangat lincah meskipun dengan sepatu hak tingginya.Memegang tab di tangannya dan saat itu Dimas berhenti di depan sebuah mobil."Buka pintunya, itu tugas mu!" kata Dimas.Adinda pun membuka pintu mobil bagian kemudi."Kau pikir saya yang mengemudi dan kau duduk manis di belakang? Kau pikir kau itu siapa?" tanya Dimas meremehkan Adinda.Adinda pun menutup pintu bagian kemudi dan berpindah membuka pintu mobil bagian belakang.Setelah menatap tajam Adinda, kini Dimas pun duduk di sana."Kau yang m
Baca selengkapnya
Bab 15
Di saat yang sama, Megan mendatangi rumah Laras secara langsung.Dia ingin kembali pada Dimas. Selain karena ada Moza, dia juga tahu jika Dimas akan menjadi pewaris dari kerajaan bisnis Laras yang terkenal dengan kekayaannya mencapai triliunan rupiah.Jadi, dengan penuh percaya diri, dia menemui Laras untuk berbicara, "Saya tahu anak Ibu hanya menikahi wanita gembel itu karena paksaan dari, Ibu." Megan tersenyum pada wanita yang kini duduk di hadapannya.Sementara itu, Laras hanya tersenyum mendengar ucapan dari mantan istri putranya tersebut."Kebahagiaan Dimas ada pada saya, bukankah, seorang ibu ingin kebahagian untuk anaknya?" tambah Megan dengan senyuman penuh kebanggaan."Saya pun mencintai dia. Jadi, hari ini saya memberanikan diri untuk meminta, Ibu merestui kami kembali," tambah Megan lagi.Laras pun mengangguk membuat Megan merasa lega.Ah, rasanya tidak mungkin tapi sepertinya apa yang akan menjadi tujuannya akan tercapai.Perusahaan keluarganya diambang kebangkrutan. Sehi
Baca selengkapnya
Bab 16
"Apa kau sengaja ingin mempermalukan saya?!" Dimas tak kuasa menahan amarahnya terhadap Adinda.Pak Presdir?Itulah panggilan Adinda padanya di hadapan Megan barusan.Apakah itu salah?Jelas salah, Megan tampak seperti mengejek dirinya saat mendengar panggilan Adinda."Mempermalukan?" tanya Adinda yang duduk di kursi kemudi.Sedangkan Dimas duduk di sampingnya.Sesaat kemudian Adinda pun langsung saja mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.Pikirannya kacau karena melihat pria yang masih berstatus sebagai kekasihnya begitu mesra dengan Megan.Meskipun tanpa Dimas dan Megan ketahui jika Adinda dan Ferdi memiliki hubungan khusus."Pak Presdir? Kau memanggilku dengan sebutan itu di hadapan Megan!" geram Dimas mengingat saat Adinda memanggilnya dengan sebutan itu.Citt!Adinda pun menginjak pedal rem membuat Dimas pun harus terhempas hingga mengenai dasboard mobil."Sial!" umpat Dimas penuh kemarahan.Kemudian dia pun melihat Adinda dengan tatapan tajam."Maaf, Pak Presdir. Ada anak
Baca selengkapnya
Bab 17
"Dinda, barusan Ferdi bilang kamu sudah menikah?""Ya," jawab Adinda sambil terus menarik lengan Kiara menuju ruang dosen.Kiara shock mendengarnya dia pun berhenti melangkah membuat Adinda pun ikut berhenti melangkah."Dan, kamu nggak ngasih tau aku? OMG," Kiara pun memegang dadanya seakan sangat shock dengan pengakuan Adinda."Panjang ceritanya, dan aku rasa tidak penting juga. Kamu tahu seperti apa ibu ku. Jangan tanyakan ini lagi atau aku akan mati bunuh diri!" ucap Adinda dengan sedikit mengancam.Dia sangat tak ingin membicarakan pernikahan paksanya itu.Menjijikkan sekali mengingat dirinya dijual oleh ibu angkatnya untuk menikah dengan anak majikannya itu.Belum lagi kesuciannya sudah hilang karena Dimas yang mengambil dengan paksa.Malam itu Dimas memperlakukan dirinya layaknya binatang.Membuat Adinda semakin merasa benci pada Dimas, seakan kematian pun tak lagi membuatnya takut.Sekaligus membuatnya semakin berani melawan setiap perlakuan kasar Dimas.Sedangkan Kiara pun ter
Baca selengkapnya
Bab 18
Belum selesai dengan pikirannya, kini Adinda sudah keluar dari kamar mandi.Tubuhnya terlihat lebih segar, rambutnya basah terurai.Namun, hanya berbalut handuk saja."Apa wanita ini tidak punya rasa malu?" tanya Dimas sambil menatap Adinda yang melewatinya.Dan Adinda yang mendengar pun memilih untuk terus melanjutkan langkah kakinya menuju almari."Percuma juga aku tutupi, kau sudah melihat dan menikmatinya juga!" jawab Adinda.Huuuufff!Dimas lagi-lagi menarik napas mendengar jawaban Adinda.Sepertinya keputusannya sudah tepat mengajukan kerja sama.Karena, Dimas sendiri mulai putus asa untuk membuat Adinda tunduk padanya dengan begitu saja.Lihat saja wanita itu lagi-lagi memakai handuk miliknya.Percuma juga mengatakan lagi dan lagi karena tidak berlaku apa-apa bagi seorang Adinda.Dia pun sejenak mengingat wajah ibunya, bingung mengapa bisa Laras mencarikan dirinya seorang istri pembangkang.Wanita yang lebih banyak membantah, padahal Dimas awalnya membayangkan jika istri piliha
Baca selengkapnya
Bab 19
"Kalau kali ini pun saya diturunkan di jalanan, saya tidak akan mau melanjutkan kerja sama kita!"Adinda melihat pria yang duduk di sampingnya sambil mengemudikan mobilnya.Dimas memang memilih mengemudikan mobilnya sendiri agar lebih meyakinkan bahwa mereka berdua memang pasangan suami istri pada umumnya.Padahal alasan sebenarnya adalah Dimas sedang berusaha untuk menghindari serangan jantung mendadak.Sebab, Adinda mengemudi seperti sedang balap liar--membuat Dimas merasa nyawanya terancam!Dan kali ini, Adinda malah kembali mengeluarkan kalimat peringatan?Luar biasa sekali wanita ini?"Semakin lama, saya rasa kamu semakin lancang!" geram Dimas."Ini kerja sama. Jadi, kita harus sama-sama --"Dimas langsung menutup mulut Adinda, hingga akhirnya tidak lagi berbicara."--Turun!" titah Dimas yang sudah memarkirkan mobilnya."Baru saja diperingatkan, sekarang sudah melakukan!" pekik Adinda.Dimas pun mengetuk kepala Adinda, kesal rasanya berbicara dengan wanita itu.Namun, ketukan pad
Baca selengkapnya
Bab 20
Adinda meletakkan gelas di tangannya setelah tandas diteguk Dimas.'Selamat' batin Adinda.Adinda tersenyum samar karena dirinya tak perlu meneguk minuman aneh itu.Ada Dimas.Adinda memang punya banyak ide dan dia memang wanita yang pintar dalam segala keadaan.Pantas saja Laras memilihnya untuk menjadi istri Dimas.Tentu saja Laras juga sudah mempertimbangkan dengan baik.Bahkan menyelidiki tentang Adinda, dia tak akan mungkin menikahkan anaknya dengan wanita asal-asalan.Menepikan tentang Laras.Lihat saja saat ini Adinda menuntun tangan Dimas untuk melingkar di pinggangnya.Membuat Dimas lagi-lagi merasa terkejut dengan ulah Adinda.Tapi hanya dibalas senyuman manja dari Adinda."Selamat ulang tahun dan semoga panjang umur," Dimas pun mengulurkan tangannya pada Megan.Dan langsung dibalas oleh Megan, "Terima kasih sudah hadir, aku merasa sangat senang."Dimas dan Megan pun saling melempar senyum sambil perlahan melepaskan tangan masing-masing.'Ternyata dia bisa senyum juga' batin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
27
DMCA.com Protection Status