All Chapters of Ibu Susu Anak Pria Miskin: Chapter 11 - Chapter 20
110 Chapters
Curahan Hati Istri Tersakiti
“Stu, aku sudah di depan bar ini. Kau sudah memastikan kasir bar itu sudah tahu kalau aku yang akan datang, kan?” Bryan terlihat bicara dengan seseorang di sambungan telepon, “Baiklah, aku masuk sekarang.” sambungnya lalu menutup panggilan.   “Ada-ada saja. Kenapa aku masih harus berpura-pura menakuti orang seperti ini lagi?” Bryan menggerutu sebelum masuk ke sebuah bar yang buka selama 24 jam.   Kedatangan Bryan ke sana karena Stu meminta tolong padanya untuk menagih uang pesanan ayam olahan yang sudah satu minggu tidak dibayarkan kasir bar pada toko ayam goreng di tempat Bryan bekerja sebelumnya. Di samping itu, yang biasa menagih ke pelanggan memanglah Bryan. Postur tubuhnya yang besar bak binaragawan dan tampangnya yang tegas mampu menakuti para pelanggan yang sulit membayar.   Bryan berjalan masuk, langkahnya langsung tertuju pada meja bartender karena hanya di sanalah ia menemukan pekerja bar tersebut, “Hai!” sapan
Read more
Melupakan Ciuman
“Apa katamu? Kau menyuruhku menguntit apa saja yang dilakukan supirmu? Yang benar saja. Memangnya apa yang membuatnya penting di matamu?” dengan ekspresi kesalnya, Milan mengutarakan keberatan. Ia harus mengikuti apa saja yang dilakukan supir Harry, tentu saja itu lelucon. Milan bahkan menyibakkan selimut yang menutupi tubuh polosnya setelah bercinta dengan Harry. Sambil mendengus kesal ia memberi kalimat penolakan lagi, “Kau kira waktuku sangat tidak berharga?” sambungnya sambil memunguti pakaiannya yang berceceran di lantai. Sementara itu Harry juga memosisikan tubuhnya untuk duduk–bersandar di bantalan ranjang, “Kalau kau keberatan, tolong carikan aku orang yang mau membuntutinya. Aku akan membayarnya, tenang saja.” Harry terlihat lebih santai. Ia bahkan mulai menghidupkan rokoknya sambil memperhatikan Milan berpakaian, “Benar. Cari saja orang lain karena kau harus menem
Read more
Mimpi Gila
“Jane, Mama bilang bros kesayangannya tertinggal di kamar tamu. Ambilkan dan berikan itu pada supir. Dia yang akan mengantarkan ke mama.” Harry berucap pada Jane seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka sebelumnya. Tanpa menjawab lebih dulu, Jane segera melangkah menuju kamar tamu untuk mencari benda mertuanya yang tertinggal. Setelah itu ia berjalan mendekat ke arah Bryan yang masih berdiri di depan pintu, “Ini, tolong berikan pada ibu mertuaku.” Agak ragu, Bryan seolah berat menatap Jane. Rasa bersalah karena menanggapi ciuman Jane yang tidak disadari itu kembali muncul. Tapi ia harus menjawab nyonya majikannya, bukan? “Baik, Nyonya.” Jawabnya singkat setelah menerima bungkusan kecil berisi bros Nyonya Betty. Akan tetapi sikap Bryan yang masih mematung memperhatikan wajah Jane membuat majikannya itu bertanya. “Kau kenapa, Tuan Bryan? Apa masih ada lagi
Read more
Pria Yang Mencurigakan
“Selamat pagi, Nyonya Katty. Aku datang lebih awal hari ini.” Bryan menyapa Nyonya Katty yang agak terkesiap melihatnya. “Kau tidak mengenakan jas seperti biasa, Tuan Frank? Memangnya kau tidak bekerja hari ini?” Nyonya Katty menjawab dan membalikkan pertanyaan Bryan sambil menerima gendongan Lizzie. “Seperti yang kukatakan tadi malam, aku hanya akan mengantarkan bosku ke bandara hari ini. Dan mulai beberapa hari ke depan aku akan menjemput Lizzie sore hari. Jam kerjaku dikurangi hanya sampai saat bosku kembali dari Jepang.” Bryan menjelaskan ulang. Ayahnya Lizzie itu memaklumi di usia Nyonya Katty ini, sering kali ingatan tidak tertangkap dengan sempurna. “Oh, seperti itu. Maafkan aku karena kau harus mengulangi ucapanmu tadi malam, ha ha. Ada banyak hal yang kupikirkan, jadi mungkin tanpa sadar aku tidak mendengarmu baik-baik sebelumnya.” jawab Nyonya Katty mengakui. Ia t
Read more
Mengubah Pandangan
“Ah… akhirnya aku bisa bersantai di sisa hari dengan bermain bersama putriku yang cantik.” Bryan berucap lega sambil meregangkan tubuhnya yang kaku pada kursi mobil yang direndahkan posisinya. Padahal hanya beberapa jam saja berlalu bersama Harry, tapi entah mengapa majikannya itu seakan membawa aura jelek yang menghabiskan tenaga dan pikiran Bryan. “Ayolah, kau harus tersenyum dan bersemangat lagi untuk Lizzie, Bro. Anakku tidak boleh mendapatkan aura buruk dari apapun yang kurasaka.” sambungnya bergumam dan mulai memosisikan kursi mobilnya lagi dengan baik. Ayah hebatnya Lizzie segera meluncur ke daycare tempat putrinya berada. Perjalanan sedikit melambat dikarenakan hujan lebat yang membatasi jarak pandang, ditambah lagi de
Read more
Pikiran Kotor Victor
Bryan lalu memutuskan untuk mengembalikan dompet Jane besok hari, saat dirinya akan menjemput Jane di apartemen menuju kantor. Ia merasa itulah yang terbaik. Akan tetapi, sisi hati kecilnya mendorong Bryan untuk pergi menemui Jane saat ini juga. “Sial. Sepertinya aku harus bersiap mendengar omelan Bos Harry.” sambil berdecak, Bryan mencoba menanggapi kalau apa yang dilakukannya ini adalah hal benar. Dompet memang sangat dibutuhkan siapa saja, dan kebetulan saat ini adalah milik Jane. Bryan mengarahkan mobilnya menuju je kantor AoS Fashion karena yakin bos wanitanya itu masih berada di kantor. Akan tetapi, Bryan dibuat bingung karena resepsionis dan security mengatakan kalau Jane pergi bersama Victor sejak jam makan siang.
Read more
Tiga Kali Diselamatkan
“Dasar sial! Aku harus cepat. Aku harus menyelesaikan sampah satu itu sebelum dia mengoceh.” Victor mengumpat kesal pada Bryan yang pingsan terkena pukulan vas besar di kepalanya.“Ugh...” rintih Jane, tapi matanya masih tertutup. Hanya raut wajahnya saja yang sedikit memiliki pergerakan, dan itu sukses mengundang perhatian Victor dari Bryan. Ia pun mendekati Jane.“Tapi pasti akan sayang sekali kalau aku meninggalkan Jane begitu saja. Aku sudah sangat lama menahan kerinduanku pada tubuhnya.” Pikiran kotornya pada Jane kembali, tapi ia masih mempertimbangkan waktu untuk menyingkirkan Bryan sebelum ia menggagahi bos wanitanya itu. Dan ya, nafsu mengalihkan niat membunuh.Victor semakin mendekat pada Jane dan membelai wajah Jane yang cantik, “Tenang saja, Jane-ku sayang. Aku tidak akan menghilangkan kesempatan untuk menghangatkan tubuhmu. Walau hanya satu kali, tapi aku pasti akan sangat bersyukur. Begitu juga denganmu, Sayang...” bisik Victor di telinga Jane dan segera mengecupi seluru
Read more
Ciuman Pelarian
Bryan masih membatu setelah Jane bertindak spontan dan berani seperti itu. Tapi yang terjadi pada Bryan sebenarnya adalah konflik batin yang hebat. Dirinya diam karena sedang memilah yang mana yang harus dirinya percaya, cinta yang mulai tumbuh pada Jane atau kenyataan kalau dirinya dan Jane baru saja melakukan tindakan yang salah.Bahkan setelah Jane mengambil alih Lizzie dan menyusuinya hingga si bayi tertidur pulas lagi, Bryan masih terlihat diam.“Bryan, apa di matamu aku adalah wanita menjijikkan?” Jane yang baru saja duduk setelah membawa Lizzie ke kamarnya, kembali duduk di hadapan Bryan, “Maafkan aku karena ciuman barusan. Aku hanya mencoba mengakui apa yang kurasakan padamu setelah kejadian sedih saat itu. Tapi nyatanya, aku juga kebingungan dengan semua yang kupikirkan.”“Aku wanita bersuami, tapi entah mengapa memiliki perasaan yang terlarang padamu. Sebab itulah aku bertanya, apakah aku begitu menjijikkan sebagai wanita?” sambung Jane mengulangi pertanyaannya.“Kenapa bert
Read more
Kemarahan Harry
Setelah hari itu, hubungan Jane dan Bryan semakin akrab layaknya teman. Ya, teman baik. Tapi apa ada pertemanan yang tulus di antara pria dan wanita tanpa ada sedikit rasa apapun? Tentunya begitu karena Bryan merasakannya.Dekat dengan Jane membuat rasa cinta itu semakin jelas.Terhitung sudah 10 hari Harry berada di Jepang, selama itu juga Jen memohon pada Brian untuk tinggal di apartemennya dengan alasan menemaninya karena takut akan ada hal buruk serupa yang menimpanya ketika dirinya sendirian.Jane juga memiliki alasan penting. Ia ingin menyusui Lizzie, karena air susunya sudah melimpah akibat tidak diperas dan diantarkan ke rumah sakit. Dirinya akan sakit jika air susunya tidak dikeluarkan dengan baik, dan Lizzie adalah bayi beruntung menerima itu tanpa ayahnya harus mengeluarkan dana lebih.Selama itu juga, Bryan memiliki kegiatan lebih. Jane yang bekerja dari rumah sambil menjaga Lizzie, membutuhkan Bryan untuk mengantarkan berkas langsung ke pegawai AoS Fashion. Meskipun agak
Read more
Amukan Bryan
Bryan mengepalkan tangannya kuat di kemudi. Ia sangat berusaha menutup telinganya dari suara-suara menjijikkan Harry di sela permintaan melepaskan dari Jane. Ia mulai melajukan mobil.“Harry, kumohon... Ini memalukan. Kau tidak bisa melakukan ini padaku sekalipun aku istrimu. Ini pemerkosaan namanya!” Jane kembali melawan sekuat, tapi usahanya masih percuma.“Kenapa? Apa kau benar-benar takut kalau pria simpananmu melihatmu mendesah karena berhubungan dengan suamimu sendiri? Ayolah, Jane. Ini menyenangkan melihat wajahnya memerah karena malu melihatmu, hahaha.” Harry menjawab dengan ejekan, “Atau... dia malah menikmati dan segera berfantasi liar di pikiran kotornya itu?” sambungnya.“Harry!” Jane membentak dan langsung menampar suaminya itu. Seketika suasana hening. Telinga Harry pun berdenging. Tidak hanya Harry, Bryan pun membelalakkan matanya dan sontak melihat apa yang terjadi di belakang dengan melirik spion depan.“Wanita murahan! Kau berani memukul suami sendiri di depan pria s
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status