All Chapters of PERNIKAHAN DADAKAN DENGAN MAJIKAN TAMPAN: Chapter 11 - Chapter 20
61 Chapters
Bab 11 Tuduhan Bu Galuh
“Kenapa kaget?” tanya Bu Galuh dengan nada menuduh. Tak dipedulikannya kedua insan berlainan jenis yang duduk di dekatnya itu, mengalami syok akibat dari pertanyaannya. Mata Bu Galuh berpindah-pindah menatap Ambar dan Alvaro dengan tatapan menyelidik.“Jangan bilang kalian tidak berniat memiliki anak?”Setelah batuknya mereda, Alvaro memandang Ambar yang balik menatapnya. Terlihat jelas raut wajah gadis itu kebingungan cara yang tepat untuk menjawab pertanyaan neneknya Alvaro.Akhirnya, Alvaro berdeham. Dia menatap lekat Bu Galuh dan bertanya, “Dari pertanyaan Nenek … apa bisa aku ambil kesimpulan Nenek … merestui pernikahan kami?”Ambar mengalihkan pandangan kepada Bu Galuh yang menatap sang cucu lekat. Dia juga ingin tahu mengenai hal itu.Di luar dugaan, Bu Galuh memiringkan kepalanya dan menatap dua orang di hadapan dengan bingung. “Kenapa tidak? Apa kamu lebih setuju aku menyetujui usaha ibu tirimu itu untuk menikahkanmu dengan Aletta?” Bu Galuh balik bertanya.Alvaro tersentak.
Read more
Bab 12  Alvaro Mau Apa?
“Jangan berpura-pura. Aku tahu kamu tidak mencintai cucuku. Mata tuaku ini sudah terlatih untuk menilai karakter seseorang.”Jantung Ambar berdebar keras mendengar ucapan Bu Galuh yang di luar dugaannya. ‘Apa … pernikahan sandiwara ini akan berakhir bahkan sebelum sempat dimulai?’ Dia menggigit bibirnya. ‘Tapi, kalau memang demikian, kenapa Bu Galuh dari tadi menyatakan persetujuan kepada kami berdua?’Sekilat kepanikan di wajah Ambar membuat Bu Galuh tersenyum kecil. “Jangan begitu takut,” ujarnya. “Aku tidak akan mencampuri urusan kalian. Aku sudah terlalu tua untuk itu.”Ucapan Bu Galuh membuat Ambar seketika mengerjapkan mata, sangat bingung. Di sisi lain, Bu Galuh menepuk punggung tangan Ambar.“Aku tahu kamu bukan wanita licik penuh siasat, melainkan seorang wanita yang bijaksana. Kentara dari caramu menangani Aletta,” ujar Bu Galuh dengan bangga.Spontan Ambar mengangkat wajahnya. ‘Jadi, sedari tadi Bu Galuh membiarkan Aletta bertindak semena-mena … adalah karena beliau ingin m
Read more
Bab 13   Salah Sangka
“Apa yang mau kamu lakukan?!” Dalam kepanikannya, Ambar mendorong Alvaro sekuat tenaga hingga pria itu terjatuh.“Ugh!” Lenguhan kesakitan terdengar dari sisi Alvaro. Pria itu menatap Ambar dengan mata melotot. “Apa masalahmu!? Kenapa malah mendorongku!?”Sadar dia mendorong tuannya sendiri, Ambar agak khawatir bercampur panik. Akan tetapi, dia masih merasa kesal karena semua salah Alvaro yang mendekatinya!“S-salahmu! Kenapa kamu mendekatiku seperti itu!?” Dengan tangan melindungi dadanya, Ambar memeringati Alvaro, “Ingat! Jangan berani kamu berbuat macam-macam! Kita belum menikah!”Alvaro ternganga. “Apa sih isi kepalamu?!” sergah pria itu. “Aku ingin mengobati luka di pipimu! Apa kamu tidak sadar pipimu melepuh karena minuman panas Aletta tadi!?” Ambar terbelalak tak percaya dengan ucapan Alvaro. Dia bergegas berdiri dan menuju cermin yang berada di kamar mandi pria tersebut.Sampai di depan cermin, barulah Ambar menyadari kebenaran ucapan Alvaro. Pipinya memang tidak sampai mel
Read more
Bab 14  Dendam Semakin Membara
Mendengar ucapan Siska, Aletta cepat bertanya, “Apa itu, Tante?” Suaranya jelas menunjukkan gadis itu mulai tertarik. “Biarkan Tante yang atur detailnya. Kamu tunggu instruksi dari Tante. Jangan berbuat nekat!” “Oke, aku percaya ke Tante Siska. Aku tunggu kabar Tante.” Suara Aletta terdengar semakin bersemangat. Dia pasti merasa ada lampu hijau untuk mewujudkan impiannya bersanding dengan Alvaro.Siska menatap layar ponsel yang berubah gelap setelah Aletta menutup pembicaraan mereka. Dia meremas ponselnya dan berkata dalam hati, ‘Sebelum melaksanakan rencana itu, aku harus temui Ibu dulu.’Ibu jelas merujuk kepada sang ibu mertua Siska, Bu Galuh.Siska merasa bahwa selama ini dia selalu menuruti apa kata Bu Galuh, tapi ternyata sampai akhir wanita itu tidak mendukung keputusannya untuk menjodohkan Aletta dan Alvaro. Demikian, sudah saatnya Siska tidak lagi patuh dan mengajukan protes kepada keputusan Bu Galuh, yang menyetujui pernikahan Alvaro dan Ambar!Ibu tiri alvaro itu keluar da
Read more
Bab 15 Rencana Siska
“Mau ke mana kamu malam-malam gini?” Sebuah suara menegur Siska yang baru saja keluar dari pintu kamarnya. Ternyata Bu Galuh diikuti beberapa orang keluarga tengah melewati kamar Siska. Rupanya setelah makan malam mereka ingin berpindah ke ruang santai yang berada di dekat kamar Siska. Ketika melihat penampilan Siska yang siap untuk bepergian, Bu Galuh pun menegurnya. Siska yang merasa kaget pun dengan gugup mencoba menjawab. “Saya ada keperluan penting dengan seorang teman.” “Memangnya sepenting apa sampai malam-malam mau ketemu? Lagi pula kita ada tamu, kenapa kamu sebagai tuan rumah malah meninggalkan mereka?” cerca Bu Galuh. Siska mendengus. “Kan Ibu yang tuan rumah, saya hanya sekretaris yang beruntung menikah dengan anggota keluarga ini.” Setelah itu, dia pun pergi melewati Bu Galuh dengan wajah angkuh.Bu Galuh mendengkus mendengar jawaban Siska, lalu mengabaikan kepergian wanita tersebut.Masuk ke mobilnya, Siska tidak langsung pergi. Dia menatap lurus ke arah pintu rumah
Read more
Bab 16  Sahabat Lama
*Di Kediaman Alvaro*Tampak Ambar sedang sangat sibuk mengatur pesta pernikahannya dengan Alvaro. Walau sebelumnya dia tidak ingin campur tangan, tapi asisten pribadi yang Alvaro tugaskan membuatnya harus terlibat dengan wedding organizer. Sebenarnya, Ambar tidak menginginkan pernikahan yang mewah. Akan tetapi, karena status Alvaro sebagai seorang pebisnis ternama, dia tidak bisa mengadakan pesta yang terlalu sederhana.“Tolong Mbak urus label nama untuk undangan sesuai daftar nama yang saya susun ini, ya,” pinta Ambar sembari menyerahkan daftar tamu undangan yang telah dia susun sejak pagi. Tidak ada satu pun anggota keluarga Ambar terdaftar di sana. Lagi pula, saat berusaha menghubungi mereka, tidak ada yang bersedia mengangkat. Ambar mendengkus dalam hati. ‘Mungkin, mereka takut aku meminta tolong,’ batinnya. Padahal, dia sudah bayarkan utang mereka, tapi tiap kali meminta tolong sedikit saja, kedua orang tua dan adik-adiknya tidak pernah bersedia dan malah menegurnya.Hidup yan
Read more
Bab 17  Sebuah Jebakan
“Nama yang familiar?” tanya Ambar. Saskia kemudian tertawa dan berkata, “Iya. Aku baru baca nama itu di sebuah artikel bisnis. Astaga namanya kok bisa mirip banget dengan nama seorang konglomerat Indonesia, Alvaro Hadinata.”Ambar hanya tertawa menanggapi, dia tidak ingin membuat temannya terkejut ketika tahu bahwa mereka membicarakan orang yang sama.Keduanya pun kembali berbincang membahas hal lainnya sambil menikmati aneka makanan dan minuman layaknya dua orang sahabat yang lama tidak bertemu. Tanpa terasa hari semakin beranjak malam.“Maaf, Ki, aku harus pulang. Gak enak kalau aku pulang terlalu malam.”“Yaah … aku belum puas ngobrol dengan kamu,” protes Saskia. “Aku juga … tapi sayangnya aku tetap harus pulang sekarang.” Saskia mengangguk pelan. Dia tampak sedikit sedih, tetapi dia memahami alasan Ambar. Saskia berdiri dari kursinya dan beranjak akan memeluk Ambar ketika dia melihat seseorang yang dikenalnya melintas tak jauh darinya. “Aletta? Sedang apa dia di sini? Dan siapa
Read more
Bab 18  Misi Penyelamatan
“Alvaro yang kita bicarakan tadi … lelaki yang kamu sebut konglomerat itu … dia bukan kekasih Aletta. Alvaro itu … calon suamiku.”Saskia membelalak mendengar ucapan Ambar. Dia syok mengetahui fakta yang baru diungkap oleh sahabatnya itu. Untuk beberapa saat Saskia terdiam, kemudian dia berkata, “Jadi, maksud kamu Aletta lah yang selalu mengejar Alvaro secara sepihak, padahal pria itu sudah menolaknya mentah-mentah?! Apa perempuan itu gila?!”“I-iya seperti itu,” jawab Ambar sambil lalu. Dia sedikit mengabaikan Saskia karena ingin segera mencari cara untuk mengejar Alvaro. Itu sebabnya dia tidak berhenti memencet tombol di samping pintu lift dan menjadi semakin panik ketika lift tidak mau segera terbuka. Di tengah kegelisahannya, tiba-tiba akal sehat Ambar menyadarkannya. ‘Bagaimana aku mau mengejar kalau tidak tahu mereka mengarah ke mana?!’Ambar kemudian memperhatikan lift yang tadi Aletta naiki. Matanya menatap tajam lift itu berhenti di mana. Lantas dia berlari menuju meja
Read more
Bab 19 Ancaman Ambar
“Kamu? Berani menampar saya?” bentak Aletta.“Kenapa tidak? Kamu juga berani menculik calon suamiku?” balas Ambar dengan garangnya.“Yang menculik itu siapa? Mana buktinya? Jangan menuduh sembarangan?” Aletta berteriak tidak mau kalah. Ambar menatap Aletta dengan berani. Rasa khawatir akan keselamatan Alvaro membuatnya tak peduli lagi pada sopan santun yang biasa dia junjung. Dia mendorong Aletta ke samping agar tidak menghalanginya lagi. Akan tetapi, Aletta tidak mau mengalah. Dia bersikukuh menghalangi Ambar dan membuat Saskia harus turun tangan. “Kamu tahu siapa saya, kan? Satu langkah lagi kamu halangi Ambar, aku buat karirmu hancur selamanya!”Mata Aletta melebar mendengar ancaman Saskia. Dia tahu persis siapa gadis itu dan apa yang bisa dilakukannya. Itu bukan ancaman kosong dan dirinya bukan lawan yang sebanding bagi Saskia. Dengan terpaksa dan menahan kesal Aletta minggir dan membiarkan Ambar terus masuk. “Tuan Alvaro!” Pekik Ambar ketika melihat Alvaro terbaring di kasur ha
Read more
Bab 20  Menyerah
“Apa maksudmu!” pekik Siska.“Aku menyerah, Tante. Aku sekarang sadar Alvaro bukan jodohku. Ambar memang berjodoh dengan Alvaro! Aku akan membiarkan mereka berdua menikah. Lebih baik aku fokus ke karir saja.”“Kenapa kamu jadi lemah begini? Memangnya kamu sudah tidak ingin jadi istri Alvaro?” “Apa artinya keinginanku bisa terwujud kalau aku harus mendekam di balik jeruji, Tante?” Siska terkesiap mendengar kata-kata Aletta. Dia semakin yakin telah terjadi sesuatu saat keponakan kesayangannya itu menjalankan rencana yang telah disusunnya. “Jeruji? Penjara maksud kamu? Apa hubungannya dengan keinginan kamu? Kalau ngomong yang jelas dong! Jangan bikin Tante kebingungan. Gini aja … sekarang kita ketemu. Nanti kamu ceritakan aja semuanya.” “Maaf, Tante tidak bisa. Papa sudah tahu kegilaanku ini dan mengirim aku ke luar negeri. Ini sekarang aku lagi packing barang-barangku ke dalam koper.”Siska menggertakkan rahang dan mengepalkan jarinya. Dia heran kenapa rencana yang sudah tersusun s
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status