All Chapters of King Cat and The Lovely Librarian: Chapter 31 - Chapter 40
65 Chapters
Menolong Penduduk Desa Tiger Feet Dari Serangan Raja Tiran
Derap kaki kuda yang berjumlah ratusan terdengar laksana guruh di siang hari yang mendung jelang musim dingin itu di Centurion Land. Penduduk Desa Tiger Feet yang mayoritas bekerja sebagai petani sedang memanen gandum di ladang menghentikan pekerjaan mereka dan saling bertukar pandang gelisah."Lord Joachim, apa itu prajurit kerajaan yang datang lagi ke desa kita? Mungkin ada baiknya kita pulang ke rumah dulu sekarang," ujar Patrick Arrow sambil memegang sabitnya di samping kepala desa.Pria yang paling disegani di Desa Tiger Feet itu menghela napas lelah. Dia mengangguk seraya berseru, "Semuanya kita kembali ke rumah. Kuharap tak ada hal buruk yang akan menimpa desa kita lagi pasca serangan kemarin!"Tanpa ada bantahan sepatah kata pun rombongan petani yang berjumlah puluhan itu beranjak dari ladang gandum yang telah separuh terpanen. Mereka membawa alat-alat berladang masing-masing sembari melangkah bersama-sama untuk kembali ke pemukiman. Namun, pemandangan kerusuhan menyentakkan
Read more
Evakuasi Prajurit Ke Hutan Timberwood
"Dengar semuanya, Raja Edward Forester belum tewas!" seru Viscount Donovan Kurtis di hadapan para prajurit yang terluka akibat pertarungan dengan para ksatria sakti tadi.Letnan Brandon Marks yang pangkat militernya paling tinggi di pasukan prajurit yang ditinggal kabur oleh Raja Derrick Karpac pun segera menanggapi, "Di mana Baginda Raja Edward berada, Sir?""Raja terlempar ke masa depan dan sedang dijemput oleh rekan-rekan kami bersama The Highpriest. Kalian semua jangan lagi kembali ke istana, bantu kami di pengungsian yang ada di Hutan Timberwood," jawab Viscount Donovan Kurtis mencoba berunding dengan para prajurit.Akhirnya para prajurit menyetujui saran dari ksatria berambut hitam bergelombang sebahu itu. Mereka berbagi tugas; bagi yang lukanya ringan bisa berkuda menuju Hutan Timberwood, sedangkan yang cedera berat tetap dirawat di Desa Tiger Feet bersama para warga desa. Sementara rekan-rekannya kembali ke tempat persembunyian mereka, Viscount Donovan tetap tinggal membantu
Read more
Rahasia Di Balik Sosok Edu dan Kingcat Edu
"Apa kalian sudah siap untuk pergi ke masa depan?" tanya The Highpriest kepada dua ksatria muda yang akan ikut dengannya masuk ke lubang hitam pusaran lorong waktu. Maka Lord Estefan Riddler bertukar pandang dengan Lord Sebastian Mercy sebelum menjawab, "Tentu, Master Oleander. Kami siap!""Baiklah, kita akan menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun serta tempat di mana kita berteleportasi bersama-sama ya!" ujar Master Oleander Newton mengingatkan kedua pria yang akan menyusuri lorong waktu bersamanya.Sebuah lubang hitam dibuat dengan kekuatan sihir tingkat tinggi. Mereka menyebutkan alamat rumah Stefany Rowland lengkap dengan tanggal hari ini sesuai informasi yang mereka dapat dari Kuali Cermin Semesta.Barang keramat milik bangsa Ogre di Kepplin Island itu masih disembunyikan seperti sebelumnya di dalam tanah, mereka berjaga-jaga seandainya tujuan mereka bertiga meleset dan gagal menemukan Raja Edward Forester. Perjalanan melintasi ratusan tahun itu terasa begitu lama hingga ketiga
Read more
Tiga Kucing Peliharaan Baru Stefany
"Jangan pulang dulu, Edu. Kita mengobrol di ruang keluarga sebentar ya dan tolong nyalakan perapiannya sementara aku membereskan dapur!" pinta Nyonya Victoria Rowland seusai makan malam bertiga."Ohh, baiklah, Ma'am. Saya akan nyalakan kayunya di perapian sekarang!" jawab Raja Edward Forester dengan patuh. Dia sedang berusaha mengambil hati calon ibu mertuanya. Stefany menunjukkan gudang tempat penyimpanan kayu bakar di bagian belakang rumah kepada Edu lalu mereka membawa beberapa balok kayu yang telah terpotong rapi itu ke dalam rumah. "Kuharap kayunya tidak terlalu lembab, Edu. Akan sulit menyalakan api dalam kondisi begitu!" ucap Stefany seraya menyusun balok-balok kayu bakar dari pohon pinus itu ke dalam perapian bersama Raja Edward."Jangan kuatir, pacarmu ini serba bisa. Dengan sentuhan magic segalanya akan sempurna, Baby!" jawab pria bermata cokelat teduh itu dengan senyuman manisnya. Ketika Raja Edward Forester mengucap mantranya, "Ignite Fireoo!" Api pun mulai melahap balo
Read more
Cinta yang Muncul Setelah Ratusan Tahun Lamanya
"Bagaimana situasi di Centurion Land, Para Lord?" tanya Raja Edward Forester penasaran karena sudah beberapa bulan waktu Texas, dia meninggalkan negeri asalnya."Agak kurang baik, Paduka. Jenderal Derrick Karpac merebut Istana Palazzo Vrindavan. Dia pengkhianat tiran, rakyat menjadi sengsara di bawah pemerintahannya yang lalim. Pengikut Amaraca yang berada di Centurion Land menjadi pendukung Derrick. Perisai kristal pelindung masih utuh di atas langit kerajaan dan itu mencegah Amaraca masuk ke Centurion Land!" jawab Lord Sebastian Mercy yang memang mengetahui langsung perkembangan situasi di dalam kerajaan.Setelah mendengar penuturan dari ksatria pelindung Centurion Land, Raja Edward pun bertanya kepada The Highpriest, "Guru, apa aku bisa kembali ke Centurion Land?""Tentu saja bisa, kami memang sengaja menjemputmu ke mari, bukan? jawab Master Oleander Newton seraya terkekeh lalu melanjutkan dengan pertanyaan yang membuat sang raja gagah perkasa itu bimbang, "Nah, yang ingin kutanyak
Read more
Berjalan-jalan Di Mall Kota Houston
"Edu, para ksatria telah datang menjemputmu ke masa depan, berarti tak lama lagi kamu akan meninggalkanku, bukan?" ujar Stefany dengan raut wajah sedih sambil mengambil buku yang berserakan di meja baca perpustakaan lalu memasukkannya ke troli untuk disusun lagi ke rak buku asalnya nanti.Raja Edward Forester terdiam sulit menjawab pertanyaan pacarnya itu, sebenarnya dia tak ingin berpisah dari Stefany. Dia membantu pekerjaan gadis pustakawati itu dengan cekatan jelang jam tutup perpustakaan. "Apa kau akan tahan tanpa adanya listrik dan internet di zamanku, Stefany?" balas pria bermata cokelat teduh itu."Entahlah, tetapi bila bersamamu aku akan merasa aman dan senang. Hanya saja bagaimana dengan ibuku, masa aku meninggalkannya sendirian di masa kini?" jawab Stefany yang membuat Raja Edward mendadak lesu memikirkan kisah cinta mereka yang terpisah oleh ruang dan waktu itu.Dia lalu menghampiri Stefany dan memeluknya erat-erat. "Aku akan menunda kepulanganku ke Centurion Land sejenak
Read more
Kedatangan Amaraca yang Tak terduga
"Meong ... meong ... meong!" Kepulangan Stefany bersama Kingcat Edu ke rumah disambut antusias oleh ketiga ekor kucing jantan lucu yang seharian ini menemani Nyonya Victoria Rowland dan menghibur ibunda Stefany itu.Raja Edward Forester dalam wujud kucing Anggora oranye itu membalas sapaan ketiga rekannya dalam meongan sopan yang berarti, "Hai kalian, kuharap semua aman!""Tenanglah, Paduka Raja, kami melakukan tugas rumah dengan baik!" lapor Blacky sambil mengedipkan sebelah matanya."Apa kamu sudah makan malam, Stefany?" tanya Nyonya Victoria Rowland sambil memeluk putrinya yang baru pulang bekerja."Belum, Bu. Apa ada makan malam untuk kami berdua?" balas Stefany sembari berjalan ke ruang makan yang jadi satu dengan dapur rumahnya diiringi empat ekor kucing peliharaannya.Ibunda Stefany membuka tudung saji rotan dan berkata, "Ada kalkun panggang, tadi Mister Rascall menawarkan daging kalkun hasil ternak rumahan miliknya ke Ibu. Sore tadi kubumbui lalu dipanggang jelang makan malam
Read more
Menyihir Anak-Anak Menjadi Kodok dan Kadal
"Sepi sekali jalanan di sini! Apa aku tiba di malam hari jadi semua penduduk sedang tertidur di rumah mereka? Di mana kucing sialan yang harus kumusnahkan itu?" Amaraca menggerutu sendirian seraya bertanya-tanya karena kehadirannya tanpa petunjuk di mana Raja Edward Forester berada. Keempat kucing di atas genting rumah tetangga Stefany perlahan mengendap-endap mengawasi pergerakan Amaraca. Mereka tak berbincang sedikit pun agar tidak menimbulkan kecurigaan. Setelah berputar-putar di jalan perumahan tempat Stefany tinggal, dan menyihir agar dapat melihat isi penghuni rumah satu per satu. Amaraca pun mulai kehabisan tenaga. Kekuatan sihirnya menjadi terbatas di masa depan, dia tak bisa terus menerus menggunakan magic karena tubuhnya terpengaruh menjadi lemah akibat perjalanan lorong waktu.Maka penyihir wanita itu mencari pohon yang rindang untuk beristirahat di dahan yang kuat untuk sementara hingga pagi tiba. Dia akan mengawasi dari atas sana segala aktivitas penduduk di perumahan s
Read more
Pertarungan Sihir Dalam Badai Salju
"Tabby, keluarlah melalui jendela dan kita bertemu di pintu teras dalam wujudmu sebagai manusia. Aku akan mengatakan kepada ibu bahwa kau adalah temanku dan membutuhkan sebuah vas untuk kegiatan pameran seni di perpustakaan, okay?" usul Stefany dengan cerdik."Ohh, baiklah. Saya mengerti maksud Anda, Miss Stefany. Sampai jumpa di depan pintu teras!" Tabby pun segera melompat keluar dari jendela kamar Stefany dan meniti atap rumah sebelum memanjat pohon Cemara di halaman depan untuk turun ke permukaan tanah.Stefany bergegas menutup jendela kamarnya lalu dia menuruni tangga dari lantai dua sambil membawa ransel karena sebentar lagi sudah waktunya berangkat kerja. Dia membuka lemari penyimpanan vas porselen hias milik ibunya dan menemukan satu yang berwarna putih dengan lukisan pemandangan dalam tinta berwarna biru cerah."Selamat pagi, Stefy. Untuk apa kamu mengambil vas itu?" ujar Nyonya Victoria sedikit bingung sambil berdiri di dekat meja makan dapurnya."Selamat pagi, Bu. Maaf, tem
Read more
Kenangan Indah Di Suatu Petang
"Hello, Manisku. Maaf karena aku baru bisa datang ke perpustakaan di sore hari. Tadi kami berempat harus mengurus Amaraca terlebih dahulu!" kata Raja Edward Forester ketika menemui Stefany di Houston Public Library.Gadis berkaca mata bening berbentuk bulan separuh itu segera keluar dari meja konter jaga ruang baca perpustakaan lalu memeluk kekasihnya. Stefany merendahkan volume suaranya, "Syukurlah kau baik-baik saja. Tadi aku mengkuatirkanmu karena melihat perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Itu efek dari pertarungan sihir kalian melawan Amaraca, bukan?" "Ya, penyihir jahat itu memanggil badai untuk memporak-porandakan kota Houston. Guruku memanggil hujan untuk melawannya. Ehm ... kurasa sudah waktunya aku berpamitan dengan Madam Diana Campos. Ayo Darling, temani aku menghadap beliau!" ujar Raja Edward merangkul bahu Stefany. Mereka pun melangkah bersama menuju kantor manager perpustakaan."TOK TOK TOK." "Masuk saja, pintu tak dikunci!" sahut Mrs. Diana Campos dari meja kerjanya.
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status