All Chapters of Diputus Pacar, Dinikahi CEO : Chapter 51 - Chapter 60
86 Chapters
Bab 51. Curiga
"Eh, Mas Wisnu apa kabar?" sapa tasnya. Hampir sana perempuan itu mencium pipi kanan dan kiri Wisnu jika pria itu tidak menghindar. Wisnu sudah bisa melihat gelagat Tasya akan melakukan itu padanya. Wisnu dan Tasya adalah teman sejak kecil karena orang tua mereka adalah rekan bisnis dan sering diajak ke beberapa acara orang tuanya. Usia mereka terpaut dua tahun saja. Wisnu lebih tua dari Tasya. "Aku baik. Kamu apa kabar? Lagi sibuk apa, Sya?" tanya Wisnu berbasa-basi karena dia tahu sedikit soal pekerjaan Tasya. "Yah biasalah aku sibuk ama kerjaan di kantor. Yah, Mas Wisnu tahu lah ya gimana kerjaan orang kantoran kayak gimana." "Jangan terlalu sibuk kerja sampai lupa cari pasangan, Sya. Buruan nikah biar tahu rasanya." "Mas Wisnu kayak yang udah tahu aja rasanya orang nikah. Emang banyak yang bilang gitu, temenku yang udah nikah juga pada bilang gitu. Ya, aku sih nunggu jodohnya dateng aja sih, Mas." Wisnu lupa jika keluarga dan orang yang dia kenal belum tahu jika dia menikah.
Read more
Bab 52. Cemburu
"Mas tadi ganti baju di rumah papa. Walaupun udah pindah ke apartemen, Mas masih nyimpen baju di rumah papa. Biar kalau butuh ganti baju di sana, Mas enggak bingung lagi." Arini menatap Wisnu penuh selidik, mencari celah di mata pria itu. Jika dia berbohong pasti tidak akan berani menatap Arini. Dari nada bicaranya pun Wisnu terlihat yakin tanpa keraguan dalam ucapannya. Wisnu mengajak Arini ke kamar karena khawatir Ratih akan terbangun mendengar suara keras istrinya. Arini duduk di tepi ranjang saat Wisnu mengganti kaus yang dia pakai tadi dengan yang ada di lemari. "Sekarang Mas udah ganti baju." Hidung Arini tidak menghidu aroma parfum Wisnu yang biasanya karena malam itu dia tidak pulang ke apartemennya untuk berganti pakaian. Apa pun yang dikatakan Wisnu membuat Arini tidak meragukan suaminya, tetapi dia tidak mengubah ekspresi wajahnya. "Ngomong apa tadi di sana, Mas?" Feeling Arini masih menangkap sesuatu yang lain. "Cuma makan aja, Rin. Enggak ada apa-apa. Papa katanya
Read more
Bab 53. Ingin Pindah
"Mama? Padahal mama bisa cek sendiri anaknya lewat telepon. Ada-ada aja Mama tuh. Ada perlu lain lagi enggak, Sya?" Wisnu merasa ada yang aneh dengan Tasya, tetapi malas untuk bertanya. Dia juga tidak mau perempuan berlama-lama dengan di ruangan kerjanya. Dia pun sadar Arini sedang menatap tajam padanya dan meminta penjelasan. Semakin lama Arini menunggu penjelasan dari Wisnu kadar kemarahannya semakin meningkat."Mas lagi sibuk, ya? Padahal aku lagi pengen ngobrol sama minta bantuan Mas hari ini, bisa?" Tasya terus mencari celah agar bisa bersama Wisnu lebih lama di sana. "Kamu enggak ada kerjaan di kantor, Sya? Mas hari ini sibuk, maaf ya kalau enggak bisa bantuin kamu." Wisnu harap Tasya paham dan keluar dari ruangannya. "Oh, sibuk ya, Mas. Ya udah aku balik kantor aja deh sekarang, tapi siang ini bisa makan siang bareng enggak?" Arini melotot pada Wisnu. Pria itu utang penjelasan pada Arini. "Hmm ... siang Mas
Read more
Bab 54. Kejujuran Wisnu
Pulang dari kantor, Wisnu tidak langsung pulang ke apartemen. Dia membeli makanan untuknya dan Arini, masalah pakaian Arini, Wisnu sudah meminta Denis untuk mencarikannya dan mengantar ke apartemen karena akan digunakan setelah   Arini mandi sore. Selesai membeli makanan di warung kaki lima, Wisnu kembali ke apartemen. Pria itu sudah terbiasa makan masakan warung kaki lima sejak dia mengaku sebagai tukang ojek pada Arini. Pria itu juga suka makan masakan warung yang sengaja dia beli dan dibawa pulang ke kontrakan untuk membuat Arini dan Ratih semakin percaya jika dia memang seorang tukang ojek. Malam itu Wisnu menikmati masakan warung dengan lahap sampai kenyang. Setelah makan pria itu membantu Arini mencuci piring. Pekerjaan rumah tangga juga sangat akrab dengan Wisnu sejak tinggal di kontrakan Ratih karena dia harus menjaga kebersihan kontrakan tanpa bantuan siapa pun. Berbeda dengan apartemen karena dia tidak tinggal di sana, dia perlu bantuan orang lain untuk
Read more
Bab 55. Bertemu Mertua
"Apa menikah? Kamu nikah sama siapa, Nak? Kenapa enggak pernah cerita sama Mama?" "Aku menikah dengan perempuan yang aku sayangi sejak lama, Ma.""Siapa perempuan itu? Apa Mama kenal sama dia?" Utami tidak pernah tahu soal ini, Wisnu tidak pernah mengatakan apa pun padanya tentang perempuan yang dia sukai. Namanya pun tidak pernah Wisnu katakan pada Utami. Ibu itu merasa bingung Bagaimana bisa anaknya merahasiakan tentang percintaannya. "Mama enggak kenal sama dia." "Kapan kamu menikah, Nak?" "Beberapa bulan yang lalu, Ma. Maaf enggak ngasih tahu Mama karena aku memang sengaja merahasiakan ini dari Mama. Aku pengen pernikahanku enggak sama dengan pernikahan Mama dan papa." Utami terdiam. Apa yang dikatakan Wisnu benar adanya, pernikahannya dengan sang suami memang terlihat harmonis, tetapi sangat rapuh di dalamnya. Mereka menikah karena perjodohan bukan karena cinta. Hanya karena urusan bisnis orang tua cinta anak tergadaikan. Walaupun Utami merasa itu bukan sebuah masalah, teta
Read more
Bab 56. Meminta Haknya
Arini menjawab pertanyaan Utami dengan ramah. "Pastinya boleh dong, Ma. Kayaknya sih mending belanja sama Mama ya? Ya Mama kan udah paham kebutuhan bayi itu apa aja karena udah pernah melahirkan sedangkan Mas Wisnu baru kali ini akan jadi papa, jadi belum ada pengalaman, betul kan, Ma?" "Ya kan enggak gitu juga, Rin, sebagai calon papa, Mas juga tahu kebutuhan bayi itu apa, enak aja kamu nuduh Mas enggak tahu apa-apa. Yang pasti bayi perlu baju, popok, Iya kan, Ma?" Baik Arini atau pun Wisnu Sama-sama meminta dukungan dari sang mama. Utami sejak tadi merasa gemas melihat pasangan itu. Seandainya Wisnu tidak menikah dengan Arini, candaan itu tidak akan seperti sekarang. Bahkan dia tidak bisa membayangkan pernikahan apa yang akan terjadi jika Wisnu menikah dengan Tasya, bisa saja candaan itu tidak pernah terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Menurut Utami Wisnu sudah pas menikah dengan Arini. Dia mendoakan kebaikan dan kebahagiaan untuk anak dan menantunya itu
Read more
Bab 57. Perasaan Malas
Wisnu membuka pintu apartemen lalu dari balik pintu muncul seorang pria yang tidak dia kenal. Pria itu tersenyum dengan ramah."Benar dengan Pak Wisnu? Ada kiriman dari Bu Utami. Isinya makanan." Pria itu menyerahkan sebuah kantong pada Wisnu. Wisnu pun menerimanya. "Oh kiriman dari bu Utami. Ok, saya terima, terima kasih ya Mas." Setelah pria itu berlalu, Wisnu menutup pintu. Lalu berjalan ke arah meja makan. "Siapa, Mas?" tanya Arini mendekati suaminya. "Loh, Mas udah pesen makanan?" Arini memperhatikan Wisnu yang sedang mengeluarkan isi kantong itu. "Ini dari mama, Sayang. Eh, tapi tumben ya mama ngirim makanan kayak gini. Ada apa?" Wisnu merasa heran dengan sikap Utami yang tiba-tiba itu. "Masa mama sendiri dibilang tumben Mas. Mas Wisnu aneh ih. Ini tuh artinya mama sayang sama anaknya sampai jauh-jauh ngirim makanan loh. Gimana kalau kita makan aja?" Melihat banyak makanan di meja membuat cacing dalam perut Arini berontak meminta makan. "Ok. Cuci tangan dulu, gih!" Wisnu
Read more
Bab 58. Membuat Tasya Kesal
Wisnu menghembuskan napas berat. "Kamu maunya apa sih sebenernya, Sya?" Wisnu ingin Tasya langsung to the point mengatakan maksud kedatanganya. "Makan siang bareng yuk, Mas." Wisnu mengerutkan dahi. "Tadi katanya mau minta dibantu, kenapa sekarang malah ngajak makan bersama?" tanya Wisnu heran. "Ya kan biar enak ngomongnya jadi sambil makan gitu, Mas." "Terserah deh, kalau mau nunggu di sini. Nanti Mas bawa Denis buat nemenin makan siang bareng, kamu mau ngomongin kerjaan, kan?" Raut wajah Tasya terlihat sedikit kesal. Dia tidak hanya mau membahas soal pekerjaan dengan Wisnu, tetapi juga ingin mendekati Wisnu secara pribadi. Tasya hanya ingin makan siang berdua dengan Wisnu tanpa gangguan siapa pun. Dia malas jika Wisnu membawa Denis juga. Sedangkan Wisnu lebih senang jika membawa sekretarisnya itu makan bersama agar Tasya fokus pada pembahasan soal pekerjaan saja. "Kenapa enggak sekalian bawa karyawan kamu yang lain, Mas?" sewot Tasya pada Wisnu. "Emang boleh? Kalau boleh Mas
Read more
Bab 59. Keinginan Papa
Wisnu sudah tiba di rumah Baskara pada malam hari. Setelah pulang kerja dia langsung menuju rumah Baskara. Pria itu juga pamit pada Arini jika dia akan datang ke rumah Baskara untuk sebuah keperluan yang dia sendiri belum tahu apa yang akan dibicarakan oleh Baskara. "Sudah datang, Nu? Kamu sudah makan atau belum?" tanya Baskara saat melihat Wisnu menemuinya di ruang tengah. "Ya, Pa, tadi dari kantor langsung ke sini. Jadi, belum sempat makan malam." "Ya sudah makan dulu. Papa tunggu di ruang kerja. Kamu cari aja mama dulu di kamar." "Iya, Pa." Wisnu menuruti ucapan Baskara. Dia mencari Utami di kamar. Pria itu mengetuk pintu kamar mamanya lalu masuk. Utami agak terkejut melihat anaknya datang ke rumah karena Baskara tidak mengatakan jika dia meminta Wisnu ke rumah. "Kamu kok ke sini enggak bilang sama Mama sih?" tanya Utami yang baru saja turun dari ranjang. "Ayo makan dulu." "Aku kira Papa udah bilang ke Mama. Mau, Ma, aku laper banget nih." Utami keluar dari kamar lalu diiku
Read more
Bab 60. Wisnu Pingsan
Wisnu menjawab pertanyaan Arini dengan jawaban pendek. "Mas kesel dengan papa." Hanya itu dan membuat Arini semakin penasaran dengan apa yang terjadi pada suaminya. Pria itu menarik Arini ke kamarnya, saat dia pulang Ratih sudah berada di kamarnya, hanya ada Arini yang menunggunya di ruang tengah. Di kamar, Wisnu yang masih kesal menarik Arini ke ranjang. Keduanya duduk di tepi ranjang. Arini sudah siap menunggu cerita dari suaminya, tapi bukannya mendapat jawaban, Wisnu malah mendekati wajahnya ke wajah arini lalu mendapatkan sebuah ciuman di bibir istrinya. Namun, ciuman itu tidak selembut biasanya, terasa agak kasar menurut Arini, Bahkan dengan agak kasar pula dia segera melepas semua pakaian bagian atasnya begtu juga dengan pakaian Arini. Wisnu terlihat sangat tidak sabaran. Berbeda dengan perlakuannya seperti biasa yang lembut dengan Arini, tidak kasar seperti itu. Bahkan Arini terlihat bingung. 'Sebenarnya apa yang terjadi dengan mas Wisnu?' tanya Arini dalam sambil terus me
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status