Semua Bab Suami Premanku Ternyata Sultan: Bab 11 - Bab 20
91 Bab
11. Penyakit Lama.
“Riri!!...” Suara teriakan Leon yang menggema terdengar sangat menyeramkan yang membuat nyali Riri menciut seketika.Dengan emosi yang meledak-ledak, Leon yang baru saja kembali ke apartemen langsung menarik Riri dengan kasar saat melihat Riri yang ingin melompat dari gedung apartemennya.“Kamu gila ya?!! Bisa gak sih kalau punya otak itu di pakai!! Kamu kira bakal selamat setelah lompat dari lantai 19?!!”Sepertinya takdir tak menginginkan Riri pergi begitu cepat. Leon memarahi Riri habis-habisan yang membuat Riri tak memiliki niat untuk bunuh diri lagi.“Kalau ada masalah itu bilang baik-baik!! Kamu kira setelah lompat semuanya akan baik-baik saja?!!”“Maaf.” Cicit Riri pelan.“Ayo masuk!!” Bentak Leon dengan suara tingginya, tak lupa Leon juga menarik tangan Riri dengan kasar.“Ya kamu kalau bicara juga pelan-pelan, sakit tau tangan aku.”Leon melepaskan tangan Riri lalu duduk di sofa dengan tatapan menyeramkan. “Cerita!!”Air mata Riri menetes satu demi persatu, ternyata rasa takut
Baca selengkapnya
12. Pekerjaan Leon.
“Iya aku tahu kok, wajahku ini memang terlalu tampan sampai-sampai bisa buat orang normal jadi stres.” Ucap Leon dengan bangganya.Mulut dan hati Riri ingin sekali menyangkalnya, namun tak bisa karna apa tang di ucapkan Leon benar adanya. Wajahnya yang rupawan memang mampu membuat orang yang awalnya waras menjadi stres, bahkan wajahnya yang garang saja mampu menarik perhatian kaum hawa, apa lagi jika wajah Leon terlihat sangat tenang seperti sekarang.“Udah, awas aja nanti kalau di garuk lagi!” Ancam Leon sambil memukul meja di sampingnya hingga hancur. “Nanti kamu ikut aku.” Lanjutnya.Riri memiringkan kepalanya dengan wajah bertanya-tanya.“Ikut aku kerja!!” Jawab Leon yang mengetahui isi pikiran dan hati Riri.Perasaan yang tak tenang kini menyelimuti hati Riri, pikirannya kini sudah melayang kemana-mana ketika membahas tentang pekerjaan suaminya. “Ayo tidur”Walaupun sedang kebingungan, Riri memutuskan untuk mengikuti ajakan Leon.Riri menatap tak percaya dengan pemandangan di de
Baca selengkapnya
13. Mantan Kekasih.
“Masih muda udah pikun aja.”Leon berjalan menuju meja kerjanya lalu menekan sebuah tombol merah di dekat sana. “Masuk.” Ucap Leon saat menekan tombol tersebut.Seorang laki-laki masuk kedalam ruangan dengan beberapa map di tangannya.Mata Riri terbelalak tak percaya dengan orang yang baru saja memasuki ruangan di mana dia berada. Dengan secepat kilat Riri menutupi wajahnya dengan tangan dan dompet yang dia bawa.‘Alden?... Aku kira Alden siapa, ternyata mantanku!... Semoga aja dia nggak lihat aku di sini!’ Harap Riri dalam hati.Riri mengintip dari cela-cela jarinya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, namun satu detik kemudian, Riri merasakan ada sesuatu yang panas menusuk badannya.Perlahan-lahan Riri menyingkirkan tasnya dan melirik kearah Leon. Badan Riri kaku saat mendapati tatapan dan wajah Leon yang berkali-lali lipat lebih menyeramkan dari biasanya.‘Kok mukanya serem banget sih?... Memangnya aku salah apa sampai di lihatin gitu?’“Taruh dokumennya di meja! Kamu bisa perg
Baca selengkapnya
14. Calon Madu.
Alden memiringkan kepalanya dengan senyuman aneh di wajahnya.Mengenal Riri dari kelas sepuluh membuat Alden tahu betul bagaimana tabiat Riri yang sesungguhnya. Apa lagi ketika mengingat kalau banyak rahasia Riri yang di ketahui oleh Alden dari sumber yang terpercaya.“Kamu yakin bisa cari sendiri? Kamu baru pertama kali ke sini kan? Apa kamu bisa menemukannya dalam waktu satu hari?” Senyum meremehkan yang terlihat jelas di wajah Alden mampu membuat Riri kehabisan kesabarannya.“Kamu tau apa? Jangan kira hanya karna kita dekat selama hampir dua tahun, kamu bisa berbuat seenaknya seperti itu pada ku. Asal kamu tahu, orang yang mengetahui sesuatu itu bukan kamu, tapi aku!”Setelah mengatakan itu Riri berjalan menjauh dari Alden dan pergi entah kemana.Riri berjalan sembari menendang-nendang dinding di sepanjang perjalanannya. Berbagai umpatan terus menerus keluar dari mulut Riri.“Sok banget dia, kalau aja dulu aku nggak kasihan sama dia, pasti udah langsung aku buang!”Langkah Riri te
Baca selengkapnya
15. Mamah Mertua.
“Seharusnya yang jauhi Leon itu kamu!!”Wanita itu melotot lalu berlari melewati Riri sambil menangis tersedu.“Leon!... Dia pukul aku!”Riri refleks memutar badanya kebelakang, dan betapa terkejutnya dia saat melihat Leon sudah berada di belakangnya.Leon berjalan kearah Riri yang sedang ketakutan, tangan kekar Leon mengusap pucuk kepala Riri dengan lembut.“Kamu beneran pukul dia?”Riri melihat ke segala arah untuk menghindari tatapan mata Leon yang tajam, di dalam hati Riri kini sedang bimbang karna berpikir alasan apa yang tepat untuk di berikan sebagai penjelasan.“Coba pukul lagi, tadi aku nggak lihat jelas.”Wajah Riri berseri-seri, matanya berbinar tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Hatinya terasa sangat lega karna ketakutannya tak terjadi.“Serius?! Boleh?!"Leon mengaguk dengan senyum manis di wajahnya.Melihat anggukan Leon, Riri bergegas menghampiri wanita itu dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Namun sialnya wanita itu sudah terlebih dahulu berlari mengh
Baca selengkapnya
16. Mamah Leon.
“Ini, di sini ada sepuluh miliar, ambil ini dan pergi sekarang juga!”Riri menatap kartu yang di pegang oleh mamah mertuanya, tatapan jijik terlihat di wajah Riri. Kini Riri berpikir bahwa paman dan budenya lebih baik dari pada mamah mertuanya. Walaupun mereka suka nyinyir dan mengejek, setidaknya mereka tak akan rerendakan harga diri orang lain menggunakan uang.‘Aku kira mereka parah banget, ternyata ada yang lebih parah.’Riri tersenyum manis, walau saat ini hatinya sedang terluka, Riri tak bisa membalas perbuatan menyebalkan mamah mertuanya sekarang.“Maaf ya TANTE, saya tidak membutuhkan uang itu, saya bukan wanita murah yang harga dirinya bisa di beli oleh uang.”Kaki Riri melangkah menuju pintu yang mengantarkannya untuk keluar dari sana, hatinya yang tercabik-cabik membuat Riri melupakan pesan yang sudah di wanti-wanti oleh suaminya.Riri tak memperdulikan apapun selain keluar dari ruangan yang sangat menyesakkan itu. Air mata Riri satu persatu menetes jatuh tanpa dia minta, ra
Baca selengkapnya
17. Tragedi di Hotel.
“Tarik lagi ucapanmu!!...” Teriak Riri tepat di samping telinga Leon.Bukanya marah apa lagi membalas, Leon justru terkekeh geli saat melihat ekspresi wajah istrinya.“Kok marah gitu? Kan memang benar.”Riri melempar tasnya kearah Leon dan jauh hingga terselip entah di mana, di dalam lubuk hati Riri yang paling dalam sebenarnya dia mengharapkan sebuah kalimat yang mampu membuat dirinya tenang kembali, namun sepertinya kalimat itu tak akan pernah dia dapatkan dari mulut Leon.Riri turun dari mobil dan menuju ke unit apartemennya dengan sumpah serapah sebagai melodi perjalanannya, semakin banyak umpatan yang keluar dari mulutnya semakin banyak pula amarah yang hilang dari hatinya.Namun sepertinya tadir tak membiarkan Riri menjalani hari-harinya dengan tenang, baru saja Riri berhasil menghilangkan kemarahan akibat ulah para wanita ular tadi, kini Riri kembali di buat marah oleh kedatangan paman dan budenya yang sedang menunggu di depan pintu.“Sialan! Kenapa dia di sini sih? Mau aku mati
Baca selengkapnya
18. Rasa Sakit.
Riri menatap tak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Air matanya kini tak dapat di bendung lagi dan akhirnya terjatuh satu persatu.Leon berjalan keluar dari sebuah kamar hotel di ikuti Naina di belakangnya, kondisi pakaian mereka berdua yang berantakan membuat Riri berpikir yang tidak-tidak.Leon menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa pusing yang sedang menerjang kelapanya saat ini. Di tambah lagi keberadaan Riri yang tiba-tiba membuat Leon berpikir bahwa dirinya kini sedang berhalusinasi.Merasa bahwa gambaran Riri di depannya yang tak hilang-hilang membuat Leon tersadar bahwa sesosok yang berada di depannya bukannya hanya sebuah ilusi semata.“Kamu kenapa ada di sini? Ayo pulang!”Air mata Riri kian menjadi deras saat dirinya melihat kearah baju Leon yang terdapat bekas lipstik di sana.Riri berusaha untuk menenangkan dirinya dan menghapus air matanya agar dapat berpikir dengan jernih.Riti tersenyum lalu melangkah kearah Leon yang masih berusaha untuk menghilangk
Baca selengkapnya
19. Syarat.
"Terus kamu kira aku nggak bisa nemuin kamu?!!"Riri terperanjat saat mendengar suara Leon dari arah belakangnya, karna sepengetahuannya Leon tadi berada di depannya.Leon menyeret Riri menuju ke ruangan rahasia tadi, namun anehnya Leon menyuruh dokter itu untuk memeriksa kepala Riri.“Tapi kan yang sakit kepala kamu!” Ujar Riri saat melihat dokter itu sudah memegang kelapanya.Leon tak menjawab dan memilih untuk memperhatikan Riri yang sedang mengoceh tak henti-hentinya.“Tidak ada yang terluka tuan, nyonya hanya mengalami stres ringan saja.” Ucap dokter itu setelah memeriksa Riri.Leon mengangguk lalu mempersilakan dokter itu untuk pergi, namun secepatnya Riri menghentikan langkah sang dokter agar tak pergi dari sana.“Tunggu sebentar! Yang sakit itu bukan saya, tapi suami saya.” Ucap Riri sambil menunjuk kearah Leon.Dokter itu melirik kerah Leon yang terlihat baik-baik saja.“Pergi sekarang!!” Usir Leon.Dokter itu pun mengangguk lalu berjalan keluar kearah pintu, namun untuk yang
Baca selengkapnya
20. Motif Polkadot.
Riri menatap kesal kearah Leon yang sedang mencarikan baju ganti untuknya. Di saat nyawa Riri belum terkumpul semuanya, Leon mengendong Riri dan membawanya ke kamar mandi.Sekujur tubuh Riri menggigil saat air yang hangat menyentuh kulitnya, air yang hangat sekalipun tak mampu membuat Riri merasa lebih baik, malahan air hangat itu terasa berkali-kali lipat lebih dingin di banding air biasa pada umumnya."Ini." Ucap Leon sembari memberikan sebuah pakaian.Riri menatap sepasang pakaian yang di berikan oleh Leon, untuk yang kesekian kalinya Riri menolak pakaian yang di pilihkan oleh Leon, dan akhirnya gelengan kepala darinyalah yang memberikan jawaban atas beberapa helai pakaian yang di pilihkan oleh suaminya."Ini udah yang ke delapan loh! Kamu mau pakai apa memangnya?!" Tanya Leon yang sudah kesal dengan tingkah Riri.Riri memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Leon yang tajam.Riri sendiri pun sebenarnya heran dengan apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini, emosi yang tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status