Semua Bab Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Bab 31 - Bab 40
172 Bab
Bab 31
Zahra menggeleng. “Mana mungkin saya mengizinkan, Pak. Bisa geger dunia persilatan nanti kalau saya sampai melakukannya. Bagaimanapun status saya sekarang ini masih istri sah Pak Zyan. Tidak mungkin saya membawa pria lain ke rumah orang tua saya dan bertemu Ayah dan Ibu,” ujarnya.Zyan pun diam-diam menghela napas lega. “Aku pikir kamu akan mengizinkan,” celetuknya.“Saya masih waras, Pak. Walaupun pernikahan kita hanya sementara, tapi saya tetap bertanggung jawab menjaga pernikahan sampai kontrak selesai. Saya tidak akan sembarangan bertindak dan membuat semuanya jadi kacau,” tukas Zahra.“Memang harusnya seperti itu. Jangan sampai kamu terlihat pergi dengan pria lain selama kita masih terikat kontrak pernikahan,” ucap Zyan sambil tersenyum tipis.“Saya tidak boleh pergi dengan pria lain, tapi Pak Zyan boleh pergi dengan Mbak Mila?” cetus Zahra yang seolah tidak terima dengan apa yang diucapkan oleh Zyan tadi.“Asal kamu tahu, Ra. Sejak kita lamaran sampai detik ini, aku tidak pernah
Baca selengkapnya
Bab 32
Zahra mengembuskan napas kasar. Dia lantas menoleh pada suami yang juga bosnya itu. “Apa sebenarnya tujuan Pak Zyan mengubah isi perjanjian? Agar saya tidak berhubungan lagi dengan Pak Yudhis?” Zyan menggeleng. “Agar kita lebih sama-sama nyaman menjalaninya, Ra. Aku dan kamu tidak akan merasa was-was karena takut ketahuan jalan sama orang lain.” Zahra tertawa kecil yang lebih terdengar seperti sebuah ejekan. “Saya jalan dengan orang lain? Itu hal yang tidak mungkin, Pak. Sebelum menikah saja, saya jarang keluar. Apalagi sekarang saya tinggal di rumah keluarga Pak Zyan. Saya semakin tidak bebas keluar kecuali dengan Bapak. Kalau Pak Zyan masih mungkin bisa jalan sama Mbak Mila dengan alasan meeting atau apa pun. Kalau saya ‘kan tidak punya pacar, mau jalan sama siapa? Mas Amir?” Pria tampan itu mendesah. “Aku akan memutuskan Mila, Ra. Setelah aku pikir-pikir hubunganku sama dia tidak punya masa depan. Mama sudah jelas menolak Mila. Dan aku tidak mau menikah tanpa restu Mama. Aku tida
Baca selengkapnya
Bab 33
Zyan dan Zahra duduk saling berhadapan di ruang privat sebuah restoran. Selesai berbelanja di mal, Zyan mengajak istrinya itu makan malam. Kali ini tidak di warung kaki lima tapi di restoran berkelas yang mempunyai ruang privat agar mereka bebas berbicara tanpa dilihat dan didengar orang lain.“Sambil menunggu pesanan datang, ayo bicara soal perjanjian kita.” Zyan memulai pembicaraan kala mereka hanya tinggal berdua di ruangan tersebut.Zahra mengambil iPad dari dalam tas lantas membuka fail perjanjian mereka sebelumnya. “Poin apa yang ingin Pak Zyan ubah?” tanyanya.“Aku ingin ada tambahan di poin kontrak pernikahan selama satu tahun, di belakangnya ditambah bila dalam jangka waktu tersebut kita saling jatuh cinta, berarti kontrak berakhir dan pernikahan akan kita jalani dengan saling mencintai,” jawab Zyan yang juga membaca perjanjian mereka di ponsel pintarnya.Zahra mendongak, memandang sang suami dengan tatapan tak percaya. “Ini serius ditambah seperti itu, Pak?” tanyanya memasti
Baca selengkapnya
Bab 34
Zahra mendongak begitu Zyan berbicara padanya. Gadis itu tadi memilih menunduk dan mengaduk-aduk minumannya daripada melihat sang suami bicara dengan kekasihnya. Walaupun Zyan berkata akan memutuskan Mila, tetap saja hatinya terasa nyeri. Apalagi mendengar panggilan mesra dan manja dari Mila.Selama ini Zahra memang tak pernah melihat kebersamaan mereka atau mendengar percakapan Zyan dengan Mila. Dia hanya tahu kalau Zyan berpacaran dengan Mila dan atasannya itu beberapa kali meninggalkan kantor untuk menemui kekasihnya. Bagaimana hubungan mereka sebenarnya, Zahra tak pernah tahu.“Maaf, Pak Zyan tadi bilang apa?” Gadis berhijab itu berpura-pura tidak mendengar hingga membuat Zyan berdecak.Pria beralis tebal itu mematikan ponsel agar Mila tak terus-terusan menghubunginya. Setelah itu, dia kembali menatap gadis di hadapannya dengan intens.“Entah kamu tadi dengar atau tidak saat aku memutuskan hubungan dengan Mila. Yang jelas, aku sudah tidak punya hubungan apa pun dengan dia. Aku sud
Baca selengkapnya
Bab 35
Zyan terus mendekati Zahra. Senyumnya semakin lebar melihat raut cemas sang istri, yang di matanya jadi tampak menggemaskan. Selama ini gadis itu sering menunjukkan wajah serius dan kadang tak bersahabat kalau sedang berbeda pendapat dengannya.“Masukkan iPad-nya, terus kita pulang,” titah Zyan begitu berdiri di samping kanan istrinya.“I—iya, Bang.” Zahra gegas memasukkan tablet berlogo apel tergigit itu ke tasnya. Dalam hati dia merasa lega karena Zyan tak melakukan apa pun padanya. Gadis itu tadi sempat berpikir kalau suaminya akan melakukan sesuatu karena sebelumnya mengatakan akan memberi hukuman padanya.Setelah Zahra memasukkan iPad ke tas, Zyan mengulurkan tangan kanannya. Gadis itu terkejut melihat sikap Zyan, membuatnya jadi merasa seperti di film atau dongeng-dongeng, dimana sang pangeran mengulurkan tangan pada sang putri saat mengajaknya berdansa. Meskipun konteksnya beda karena dia dan Zyan tak akan mungkin berdansa di sana, tapi Zahra jadi merasa benar-benar dihargai se
Baca selengkapnya
Bab 36
Zahra kembali mengalihkan pandangan ke depan. “Apa selama ini saya pernah iseng sama Bang Zyan? Seingat saya tidak pernah,” ujarnya.Zyan mengangguk. “Memang tidak pernah karena selama ini kita kerja secara profesional. Seorang sekretaris tidak mungkin iseng pada atasannya, apalagi masalah pekerjaan. Semua harus sesuai dengan SOP. Sekarang ‘kan status kita berbeda, tidak hanya atasan dan bawahan tapi juga suami istri, Ra. Siapa tahu setelah hubungan kita lebih dekat kamu jadi ingin ngisengin aku,” cakapnya.Gadis berhijab itu melirik sekilas pada Zyan. “Kok jadi suuzan sama saya? Kayanya Pa eh Bang Zyan deh yang akhir-akhir ini sering iseng.”Zyan tertawa. “Habisnya kamu gemesin kalau lagi marah atau panik gitu,” akunya.Zahra sontak menoleh pada suaminya. “Tuh ‘kan benar Bang Zyan yang iseng, tapi ujung-ujungnya malah saya yang jadi kambing hitam.”Pria tampan itu berdecak. “Mana ada kambing hitam di mobil ini. Adanya bidadari surga yang sedikit cemberut,” tukasnya.“Tuh ‘kan iseng l
Baca selengkapnya
Bab 37
Zyan memegang lalu memutar handel pintu kamar mandi untuk membuka, tapi tidak bisa karena Zahra mengunci pintunya dari dalam. “Ra, buka dong pintunya,” pintanya sambil mengetuk pintu dari luar.“Tunggu sebentar,” sahut Zahra dari dalam kamar mandi.“Buruan! Aku kebelet nih!” teriak Zyan agar istrinya segera membuka pintu.Tak lama Zahra keluar hanya dengan bathrobe dan handuk yang menutupi kepalanya. Dia tak sempat mengenakan pakaian karena kasihan pada Zyan yang katanya sedang kebelet. Padahal itu hanya trik suaminya agar bisa masuk ke kamar mandi dan mereka bisa mandi bersama. Entah apa yang akan dilakukan Zahra kalau tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Kamu ngapain sih lama banget?” Zyan berpura-pura kesal padahal diam-diam dia menelan ludah melihat penampilan istrinya yang baru selesai mandi. Bathrobe yang dikenakan Zahra panjangnya hanya selutut, lengannya pun hanya sampai siku, hingga menampakkan kulit putih gadis itu yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Karena handuknya dipakai seper
Baca selengkapnya
Bab 38
Zahra baru keluar dari kamar mandi setelah berada di sana selama sekitar sepuluh menit. Setelah membasuh wajah, dia duduk di atas toilet sambil menenangkan diri. Menghadapi sikap Zyan yang sekarang, membuatnya harus lebih bersabar daripada sebelumnya. Gadis itu berjalan pelan menuju tempat tidur agar tidak mengganggu Zyan yang sedang khusyuk menjalankan salat Isya. Zahra duduk di sisi ranjang yang biasa ditempati Zyan, karena suaminya salat di dekat sisi ranjang yang biasa dia tempati. Zahra yang duduk membelakangi Zyan tidak tahu kalau suaminya sudah selesai menjalankan kewajibannya sebagai hamba Tuhan. Usai salat dan berdoa, pria itu bergerak pelan-pelan agar istrinya tidak menyadari apa yang sedang dilakukannya. “Ayo lagi mikirin apa?” Zyan tiba-tiba memeluk istrinya dari belakang. Zahra tentu saja sangat terkejut. Jantungnya serasa mau copot. Dia pun langsung memegang dadanya. “Astaghfirullah, iseng banget sih, Pak. Untung saja saya tidak punya riwayat penyakit jantung. Coba ka
Baca selengkapnya
Bab 39
Zahra menghela napas panjang. “Tolong beri saya waktu untuk bisa menerima semua perubahan yang terjadi, terutama sikap Bang Zyan. Saya merasa ini terlalu cepat.” Gadis itu akhirnya mengungkapkan apa yang dia rasakan.Zyan mengangguk dengan senyum di wajah tampannya. “Oke, aku bisa mengerti, Ra. Kamu pasti meragukan perasaanku karena aku baru saja putus sama Mila. Aku akan buktikan kalau aku benar-benar mencintaimu dan tidak mempermainkan perasaanmu.”“Ingat, Ra! Kamu punya Mama, orang kuat yang ada di belakangmu. Kalau aku mempermainkan dan menyakitimu, Mama pasti sangat marah dan mungkin akan langsung mencoretku dari daftar ahli waris,” sambung Zyan sambil tersenyum miris karena mamanya lebih membela Zahra daripada dia, anak kandungnya.“Jadi Bang Zyan terpaksa mencintai saya karena tidak ingin kehilangan warisan?” Tatapan Zahra berubah sendu. Sungguh menyesakkan kalau dicintai karena suatu tujuan, bukan karena ketulusan.Zyan menggeleng. “Bukan seperti itu, Ra. Kamu jangan salah pah
Baca selengkapnya
Bab 40
Zyan tiba-tiba mendekatkan wajah lalu mencium pipi Zahra. Setelah itu dia menjauhkan diri sambil tersenyum lebar, memandang istrinya yang tampak sangat terkejut dan jadi terpaku.“Itu hukuman kedua untukmu. Masih kurang empat hukuman lagi,” sambungnya dengan senyum yang tak lepas dari bibir.“Apa? Empat hukuman lagi?” tanya Zahra setelah tersadar dari keterkejutannya.Zyan mengangguk.“Bukannya hanya lima?” protes Zahra.“Enam, Ra. Tadi kamu memanggilku pak lagi, tapi pasti kamu ga sadar,” tukas Zyan.“Kenapa hanya saya yang dapat hukuman, tapi Bang Zyan tidak?” Gadis itu kembali melayangkan protes.“Aku ‘kan tidak melanggar perjanjian masa dikasih hukuman,” kilah Zyan. “Sudah gapapa terima saja hukumannya, enggak berat ‘kan?” Pria itu kemudian mengedipkan sebelah matanya.Bulu kuduk Zahra jadi meremang karena sikap Zyan yang sangat berbeda dari biasanya. Pria itu tiba-tiba jadi suka menggoda dan bersikap genit. Apa dia selalu seperti itu kalau di depan pacar-pacarnya dahulu?“Tadi se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
18
DMCA.com Protection Status