Zahra menghela napas panjang. “Tolong beri saya waktu untuk bisa menerima semua perubahan yang terjadi, terutama sikap Bang Zyan. Saya merasa ini terlalu cepat.” Gadis itu akhirnya mengungkapkan apa yang dia rasakan.Zyan mengangguk dengan senyum di wajah tampannya. “Oke, aku bisa mengerti, Ra. Kamu pasti meragukan perasaanku karena aku baru saja putus sama Mila. Aku akan buktikan kalau aku benar-benar mencintaimu dan tidak mempermainkan perasaanmu.”“Ingat, Ra! Kamu punya Mama, orang kuat yang ada di belakangmu. Kalau aku mempermainkan dan menyakitimu, Mama pasti sangat marah dan mungkin akan langsung mencoretku dari daftar ahli waris,” sambung Zyan sambil tersenyum miris karena mamanya lebih membela Zahra daripada dia, anak kandungnya.“Jadi Bang Zyan terpaksa mencintai saya karena tidak ingin kehilangan warisan?” Tatapan Zahra berubah sendu. Sungguh menyesakkan kalau dicintai karena suatu tujuan, bukan karena ketulusan.Zyan menggeleng. “Bukan seperti itu, Ra. Kamu jangan salah pah
Baca selengkapnya