All Chapters of Dari Sekretaris Jadi Istri Pewaris: Chapter 51 - Chapter 60
190 Chapters
Bab 51
Zahra berusaha mendorong badan Zyan agar menjauh dan melepas tautan bibir mereka. Bisa-bisanya pria itu menciumnya dengan santai, seolah-olah hanya ada mereka berdua di sana. Padahal di depan, belakang, dan sebelah kursi mereka ada penumpang lainnya. Bagaimana kalau ada yang iseng mengambil video mereka lalu menyebarkan di media sosial? Bisa-bisa jadi viral dan membuatnya kehilangan privasi.Zyan pun menjauhkan diri setelah didorong sang istri. Bukan karena Zahra yang terlalu kuat mendorong, tapi karena dia tahu kalau gadis itu merasa tak nyaman. Zyan mengakui kalau jadi sedikit lepas kendali karena gemas pada sang istri. Bibir tipis Zahra sekarang menjadi candu untuknya.“Bang Zyan, ih.” Zahra menepuk lengan suaminya sebagai tanda protes atas tindakan frontal yang tadi dilakukan Zyan.“Kenapa mukul?” tanya pria itu dengan menampakkan wajah polos.“Bang Zyan, cium-cium sembarang. Malu kalau dilihat orang.” Zahra menjawab dengan berbisik di samping telinga suaminya.“Kenapa malu? Cium
Read more
Bab 52
“Masya Allah indahnya. Vibes-nya benar-benar seperti di Maldives, Bang,” puji Zahra setelah menginjakkan kaki di lantai kayu resor yang ada di atas laut.“Kamu suka?” Zyan memandang istrinya yang terlihat sangat mengagumi suasana di tempat itu.Zahra mengangguk dengan penuh antusias. “Iya, Bang. Lautnya biru, sudah gitu bening banget airnya. Pemandangannya benar-benar indah. Lamanya perjalanan terbayarkan sama suasana di sini.”Zyan tersenyum lebar melihat kebahagiaan sang istri. Mamanya memang pintar memilih lokasi yang tenang dan sangat cocok untuk bulan madu dan mencari ketenangan dari hiruk pikuk kota serta pekerjaan.Pulau Maratua adalah salah satu pulau yang ada di Kepulauan Derawan. Pulau ini juga merupakan pulau terluar di Indonesia, jauh dari perkotaan tapi tidak kehilangan daya tariknya.Resor tempat Zyan dan Zahra menginap hampir seluruh material bangunannya terbuat dari kayu. Bentuk bangunan resor ini mirip dengan rumah adat Kalimantan yaitu betang. Ada dua tipe kamar di r
Read more
Bab 53
Zahra kembali menelan ludah. Dia tahu kalau apa yang dilakukannya salah. Sebagai istri sudah seharusnya melaksanakan kewajibannya untuk memenuhi hak suami. Namun gadis itu masih merasa takut.Ya, Zahra takut Zyan hanya bermain-main dengannya. Setelah mendapatkan tubuhnya, gadis itu takut sang suami berpaling pada wanita lain atau kembali pada mantan kekasihnya. Bagaimana kalau dia sampai hamil dan Zyan tidak mau mengakui itu sebagai anaknya? Meskipun pria itu sudah menunjukkan kesungguhannya untuk membangun rumah tangga seperti orang pada umumnya, tapi ada sisi di hatinya yang masih belum bisa percaya sepenuhnya. Entah kenapa.“Kenapa diam? Jawab dong, Ra, biar aku tidak terus berharap mendapatkan hakku dan berangan-angan akan memberikan orang tua kita cucu sepulang dari sini.” Ucapan Zyan itu seperti sembilu yang menyayat-nyayat hatinya. Rasanya sangat perih. Membuat gadis itu jadi semakin merasa bersalah pada suaminya.“Bang Zyan, marah sama saya?” tanya Zahra dengan polosnya.Zyan
Read more
Bab 54
Zahra memutuskan membalikkan badan. Untung saja Zyan sudah selesai berpakaian jadi dia tidak melihat lagi tubuh atletis suaminya. Gadis itu memberanikan diri mendekati Zyan yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk.“Kalau sudah selesai, handuknya biar saya gantungkan, Bang,” ucapnya.“Tidak usah. Mulai sekarang kamu tidak perlu lagi menyiapkan apa pun untukku. Tadi itu terakhir kamu siapkan pakaianku.” Kata-kata Zyan sangat tajam sampai rasanya menusuk hati Zahra begitu dalam. Ternyata sesakit ini rasanya diabaikan. Padahal baru beberapa jam saja gadis itu merasakannya. Bagaimana dengan Zyan yang sudah beberapa hari terakhir ini berusaha meyakinkan dirinya tapi tak juga dia percaya.“Bang, tolong jangan bersikap seperti ini. Saya ini istri Bang Zyan. Sudah menjadi kewajiban saya untuk berbakti dan melayani Bang Zyan sebaik mungkin,” ujar Zahra.Zyan berdecak. Matanya menatap tajam Zahra yang berdiri sangat dekat dengannya. “Apa? Melayani suami? Telingaku belum tuli ‘kan?”Zahra m
Read more
Bab 55
“Bang, saya pusing,” protes Zahra yang badannya jadi berputar karena ulah Zyan.Pria itu menghentikan kegiatannya lalu menurunkan tubuh sang istri hingga mereka berdiri berhadapan. Zyan kemudian menangkup wajah Zahra dengan kedua tangan. Paras tampan itu kini dihiasi senyuman.“Ra, aku tidak sedang bermimpi ‘kan sekarang?” Zyan sepertinya masih butuh diyakinkan.Zahra lantas mencubit tangan Zyan yang menangkup wajahnya.“Aduh, sakit, Ra! Kok aku malah dicubit sih?” protes Zyan.“Nah, sakit ‘kan? Itu artinya Bang Zyan tidak sedang bermimpi,” sahut Zahra sambil mengikik.“Sudah berani usil ya sekarang.” Zyan mencubit ujung hidung sang istri karena gemas. “Kalau mau membuktikan itu jangan melakukan hal yang menyakitkan, Ra.”Kening Zahra mengerut. “Biasanya juga dicubit kalau ga ya ditabok, Bang. Memangnya apa yang tidak menyakitkan?”“Kaya gini misalnya.” Zyan pun langsung menautkan bibir mereka. Dia tidak peduli mereka sedang ada di balkon. Meskipun balkon itu menghadap ke laut lepas,
Read more
Bab 56
Zyan tersenyum kecut saat mendengar suara ketukan di pintu. Membuatnya jadi kehilangan kesempatan dicium terlebih dahulu oleh wanita yang sudah dihalalkannya itu. Setelah Zahra menjauhkan diri, Zyan pun membuka pintu kamar. Ada dua orang karyawan resor yang mengantarkan makanan pesanan mereka. Setelah menata hidangan di atas meja, kedua orang tersebut berpamitan. Meskipun kesal karena acaranya terganggu, Zyan tetap memberikan tip pada mereka. Bagaimanapun mereka hanyalah karyawan yang menjalankan pekerjaannya untuk mengantarkan makanan. Tidak bermaksud mengganggu kegiatan intimnya dengan Zahra."Ayo kita makan dulu, Ra. Pastikan kamu kenyang karena kita akan membakar banyak kalori malam ini," ucap Zyan sambil mengedipkan sebelah matanya."Iya, Bang," sahut Zahra dengan malu-malu.Mereka kemudian makan malam bersama. Meskipun hanya di dalam kamar dan tidak ada lilin yang menyala di atas meja, tapi suasana romantis tetap terbangun di antar kedua orang itu. Sesekali Zyan menyuapi Zahra
Read more
Bab 57
Zahra mengangguk dengan wajah tersipu. Senyum di wajah Zyan semakin mengembang. Tatapan yang begitu mendamba itu jadi berbinar-binar. Tanpa menunggu waktu lagi, pria itu mendekatkan wajahnya. Pelan tapi pasti kedua bibir mereka saling bertaut.Ciuman lembut Zyan dibalas oleh Zahra. Meskipun masih malu-malu dan kaku, Zyan sangat menikmatinya. Mereka saling memagut, menyesap, dan memberi gigitan kecil. Ciuman yang awalnya pelan itu lama-lama intensitasnya semakin cepat. Apalagi saat lidah Zyan memasuki rongga mulut Zahra dan mengabsen semua sisi dalamnya.“Julurkan lidahmu seperti aku tadi, Ra,” pinta Zyan dengan tatapan sayu saat keduanya mengambil napas. Ya, dia memang harus dengan sabar mengajari istrinya soal ciuman karena Zahra masih sangat polos. Beda dengan dia yang sudah tak terhitung lagi berapa kali berciuman dengan para wanita.Pada ciuman selanjutnya, Zahra sudah melakukan apa yang suaminya minta. Dia mengikuti saja apa yang Zyan lakukan. Bukankah belajar sambil praktik itu
Read more
Bab 58
Zyan dan Zahra benar-benar tidak keluar kamar selama tiga hari. Paling hanya ke balkon untuk menjemur handuk atau melihat pemandangan saat matahari terbenam. Selain itu tidak ke mana-mana. Makan tiga kali pun mereka selalu menggunakan layanan kamar.Kegiatan mereka di kamar hanya tidur, makan, salat, mandi, dan memadu kasih. Bila merasa sudah cukup beristirahat, Zyan akan mengajak istrinya mengarungi bahtera cinta. Mendayung bersama hingga mencapai surga dunia.Pria tampan itu selalu ingin mencoba gaya baru yang didapat dari internet. Zahra pun hanya bisa pasrah dan menuruti keinginan suaminya. Meskipun merasa lelah, tapi dia juga merasakan bahagia karena Zyan selalu mampu membuatnya melayang tinggi di angkasa.“Bang, besok kita jalan-jalan ya,” pinta Zahra usai mereka berbagi peluh. “Masa di kamar terus? Apa Bang Zyan ga bosen,” imbuhnya.Zyan mengecup kening Zahra yang basah oleh keringat. “Tidak ada rasa bosan selama abang bersamamu, Ra,” timpalnya. Dia mengelus lengan sang istri y
Read more
Bab 59
Pukul 7.00 pagi, Zyan dan Zahra akhirnya keluar dari kamar. Mereka menyantap sarapan di restoran yang ada di resor tersebut sambil menunggu Rudi datang. Zahra terlihat begitu ceria karena akhirnya bisa menikmati pemandangan di Pulau Maratua dengan bebas. Tidak hanya yang terlihat di balkon kamar mereka.Begitu sang pemandu wisata datang, dia memberikan barang-barang yang dipesan oleh Zahra. Zyan pun mengganti uang Rudi yang digunakan untuk membelikan pesanan istrinya. Tentu saja dia tidak memberi uang pas, lebihannya sebagai tanda terima kasih.Usai sarapan, Rudi mengajak pasangan pengantin baru itu ke Pulau Sangalaki. Pulau ini terkenal dengan keindahan bawah lautnya, dan sebagai tempat penangkaran penyu. Ada berbagai macam penyu di sana, termasuk yang sudah hampir punah seperti penyu hijau dan penyu sisik. Pulau ini juga menjadi lokasi utama penyu hijau di Asia Tenggara untuk bertelur.Kondisi alam di sana sangat terjaga dengan baik, berbagai satwa liar masih bisa dilihat dengan mud
Read more
Bab 60
“Kamu yakin mau dengar jawaban abang? Bagaimana kalau itu malah membuatmu jadi sakit hati? Abang tidak ingin menyakiti hatimu, Ra.” Zyan menghentikan pijatannya dan balas menatap sang belahan jiwa.“Insya Allah tidak akan sakit hati, Bang. Itu ‘kan sudah masa lalu. Kalau Bang Zyan tidak jujur, saya malah jadi curiga Bang Zyan masih mencintai Mbak Mila,” ujar Zahra tanpa mengalihkan pandangan dari suaminya.“Janji ya, kamu ga akan marah atau berprasangka buruk sama abang setelah ini?” Zyan harus memastikan hal itu pada Zahra agar tidak ada masalah setelah dia berkata jujur.Zahra mengangguk. “Iya, janji.” Dia menjulurkan jari kelingking lalu Zyan menautkan kelingking mereka.“Kalau ingkar janji, setiap malam kamu harus pakai lingeri. Oke!” ucap Zyan yang sukses membuat Zahra langsung membelalakkan mata.“Kalau saya masuk angin tiap hari gimana? Bang Zyan ‘kan tahu itu kainnya sudah tipis, transparan lagi,” protes Zahra yang merasa keberatan.“Enggak akan masuk angin, ‘kan kalau tidur p
Read more
PREV
1
...
45678
...
19
DMCA.com Protection Status