Lahat ng Kabanata ng (Bukan) Istri Pilihan : Kabanata 41 - Kabanata 50
146 Kabanata
Part 41 Terserah 1
(Bukan) Istri Pilihan - Terserah Author's POV"Pa, kenapa papa nggak ngasih tahu kalau Nastasya hamil? Kenapa diam saja selama ini?" tanya Bu Mega pada sang suami yang berada di ruang kerjanya.Jam sembilan pagi tadi, Pak Bastian baru tiba di rumah setelah dua hari ada pekerjaan di Jakarta. Bukan disambut hangat, langsung dicerca pertanyaan."Mama, tahu dari mana?""Jeng Nana yang cerita." Bu Mega duduk di kursi depan suaminya."Sudah tau hamil kenapa masih keras kepala nggak mau pulang ke suamiya. Memangnya dia bisa menjalani semuanya sendirian? Papa juga diam saja."Pak Bastian meletakkan buku yang dibacanya di atas meja. Kemudian serius memandang sang istri. "Apa pernah Mama bertanya keadaan Sasa? Kalau pun bertanya, hanya untuk marah-marah saja. Menyalahkan Sasa tanpa ngasih kesempatan padanya untuk membela diri.""Dia terlalu berani karena Papa selalu ada di belakangnya. Apa dia pikir, semuanya bisa di selesaikan sendiri. Selain Papa, ada juga yang mendukungnya. Jangan Papa kir
Magbasa pa
Part 42 Terserah 2
[Maaf, Bu. Sudah sampai mana sekarang?] Bu Eri membaca dari jendela notifikasi. Ia menoleh pada Anastasya yang tampak memejam. [Kami masih mampir ke kota Batu, Nak Yoshi. Nastasya pengen makan buah siwalan.][Nanti biar saya yang belikan di sini.]Bu Eri menghela nafas pelan. Dia terlanjur mengetik yang membuat Yoshi akhirnya tahu. Anastasya pasti kaget kalau sang suami membawakan apa yang ia mau.Jujur ia membenarkan ucapan Yoshi. Permasalahan tak akan selesai tanpa bertemu dan membahasnya bersama. Namun ia pun paham bagaimana perasaan Anastasya. Empat tahun hidup bersama suami yang masih terbelenggu oleh masa lalunya, tentu itu bukan hal yang mudah. Apalagi mantan dan anaknya masih menjadi bayang-bayang sekarang ini.[Jam berapa kira-kira sampai Surabaya, Bu?][Belum tahu, Nak Yoshi. Fauzi juga tidak berani nyetir dengan kecepatan tinggi.][Nggak apa-apa. Saya tunggu.]Setelah dua kali berhenti di toko buah, mobil memasuki gerbang tol yang akan membawa mereka ke Surabaya. Langit di
Magbasa pa
Part 43 Dinner 1
(Bukan) Istri Pilihan - Dinner"Aku mau tidur, Mas." Anastasya berusaha melepaskan cekalan tangan Yoshi. Namun sekuat apapun tetap tidak bisa lepas dari tangan suaminya.Yoshi berdiri dan begitu dekat dengan sang istri. Laki-laki itu menunduk kemudian mencium bibir Anastasya. "Mas ingin bicara sama kamu."Anastasya yang terkejut dengan ciuman secara spontan itu masih mematung. Kemudian memaksa melepaskan diri dan masuk kamar.Tinggal Yoshi yang masih berdiri menatap pintu yang kembali tertutup rapat. Padahal ia ingin memeluk Anastasya. Rindunya tak terbendung. Hanya saja ia mikir berulang kali jika memaksakan diri, tidak tega karena Anastasia sedang hamil.Lelaki itu mematikan lampu ruangan dan menyalakan lampu cadangan yang lebih redup. Duduk dengan kedua siku bertumpu pada pahanya. Cukup lama ia termenung hingga suasana menjadi gelap gulita. Mati lampu."Mbak." Anastasya teriak dari kamar. Yoshi meraih ponselnya di atas meja dan menyalakannya. Ia bangkit dan masuk kamar sang istri.
Magbasa pa
Part 44 Dinner 2
"Teruslah berjuang, Bro. Nggak mudah mengembalikan kepercayaan yang sudah berulang kali tercalar. Apalagi dia sekarang enjoy menjalani hidupnya. Bahkan hamil pun nggak butuh kamu. Bukan karena sudah ada ibu tiri atau kakak tirinya yang care itu, tapi karena dia memang nggak perlu kamu."Kalimat terakhir ini yang membuat perasaan Yoshi makin tidak karuan. Dan apa yang dikatakan Egi itu benar. Anastasya begitu cuek sekarang. Bahkan tidak berniat menceritakan secara gamblang mengenai hasil pemeriksaan kehamilan. Padahal yang dia kandung itu anaknya.***L***Sepagi itu Anastasya sudah sibuk di dapur dibantu sama si Mbak. Yoshi yang baru selesai mandi menghampiri. Aroma gurih bercampur pedas terhidu di penciumannya."Masak apa?" tanya Yoshi berdiri di sebelah istrinya. Di meja granit ada tiga piring yang sudah terisi makanan."Aku bikin seblak." Saat mendekat, Anastasya mencium wangi sabun. Lelaki disebelahnya terlihat segar, memakai kaus berkerah warna hitam. Di sofa pojok ruangan ia me
Magbasa pa
Part 45 Ada rahasia apa? 1
(Bukan) Istri Pilihan - Ada rahasia apa?Author's POVAnastasya tersenyum pada Mak Ijah yang berdiri di teras. Wanita setengah baya yang menjadi pekerja paruh waktu di rumah sang suami, kini menyambutnya di tempat baru."Mbak Anas, apa kabar? MasyaAllah sudah hamil sebesar ini?" Wanita itu mengusap permukaan perut majikan perempuannya. Netranya menatap haru. Dia ingat saat Anastasya sering bilang kalau segera ingin punya anak. "Kalau aku punya bayi, rumah ini nggak akan sepi, Mak.""Mas Yoshi cuman bilang kalau Mbak Nas hamil, tapi nggak bilang udah usia berapa bulan," lanjut wanita setengah baya itu."Sudah masuk usia sembilan bulan ini, Mak. Mak Ijah, apa kabar?""Alhamdulillah. Kabar baik, Mbak.""Kita masuk dulu," ajak Yoshi pada mereka.Rumah itu memang hanya satu lantai. Namun cukup luas dan mewah. Interior di dominasi dengan warna putih dan silver. Sofa besar warna abu-abu siap menunggu tamu. Terus ke dalam lagi ada ruang keluarga kemudian ruang makan menyatu dengan dapur ber
Magbasa pa
Part 46 Ada rahasia apa? 2
Wanita dengan rambut model bob itu memeluk. Mengusap punggung Anastasya kemudian memperhatikan perutnya yang membuncit. "Kenapa waktu itu kamu nggak bilang ke mama kalau hamil, Nas? Yoshi ngasih tahu setelah kamu hamil tujuh bulan. Tapi ketika mama ingin bertemu, Yoshi melarang.""Maaf, Ma," jawab Anastasya singkat. Sang mertua mengusap perutnya. Kalau bisa dibilang, Bu Nana ini justru lebih bisa menunjukkan kasih sayangnya ketimbang Bu Mega, mama kandung Anastasya sendiri. Sejak kecil, setiap kali wanita itu datang ke rumah. Pasti akan membawakannya sesuatu. Makanan kesukaan Anastasya atau buku cerita. Mengajaknya bicara dan bertanya tentang kesehariannya.Waktu Anastasya setuju menikah dengan Yoshi, Bu Nana sangat gembira. Namun karena kesibukannya sebagai wanita karir di perusahaan dan menjadi anggota dewan kala itu, membuatnya jarang bisa bertemu dengan sang menantu. Dipikir Anastasya sudah bahagia dengan Yoshi. Karena mereka terlihat baik-baik saja. Bu Nana tidak tahu apa yang d
Magbasa pa
Part 47 Terungkap 1
(Bukan) Istri Pilihan - Terungkap Author's POVAnastasya diam memendam kecewa. Kalau Yoshi memilih tidak jadi menyentuhnya, bermakna ada sesuatu yang dirahasiakan. Entah tentang apa? Pasti ini tentang keluarganya. Kalau tentang keluarga Yoshi sendiri, rasanya tidak mungkin. Perasaannya makin khawatir."Mak Ijah, nggak mau cerita padaku, kenapa Mas Yoshi mengajakku pindah ke sini?" tanya Anastasya pada Mak Ijah tadi siang."Mboten, Mbak. Mas Yoshi cuman bilang, kalau saya harus nemani Mbak di rumah ini.""Keluarga Mak Ijah nggak apa-apa kalau Mak harus menginap di sini?""Nggak apa-apa, Mbak. Waktu Mbak Anas pergi, saya kasihan sama Mas Yoshi. Kayak orang linglung di rumah."Anastasya tersenyum samar menanggapi ucapan ART-nya. Ia menarik napas dalam-dalam. Serba sulit posisinya sekarang. Dia tidak bisa berbuat banyak karena tengah hamil besar. Tidak ada pilihan kecuali nurut sama suaminya.Namun suatu hari nanti, ia akan mewujudkan mimpinya. Memiliki usaha kuliner. Dia tidak ingin me
Magbasa pa
Part 48 Terungkap 2
"Ngomonglah, Mas. Kenapa dengan papa?" Anastasya menepiskan tangan Yoshi yang menyentuhnya.Yoshi menarik napas berat. Jika dia mengarang cerita, semuanya akan menjadi rumit meski itu dilakukan untuk menenangkan istrinya. Lebih baik cerita saja apa yang tengah terjadi."Kamu tahu kan kalau Lidia dan Agung sedang bermasalah." Yoshi menyebut nama saja pada kakak iparnya, karena dirinya memang lebih tua dari Lidia. Dan mereka sebenarnya juga berteman sejak remaja.Anastasya mengangguk."Mereka telah resmi bercerai sebulan yang lalu. Tapi Agung tidak terima saat Lidia membongkar perselingkuhannya di media. Hak asuh anak juga jatuh ke tangan Lidia. Karir Agung hancur setelah kabar perselingkuhannya mencuat. Dia tidak terima, dia mengancam Lidia. Namun Lidia mengabaikan ancaman itu. Dipikirnya Agung hanya mengertak."Kemudian malam itu, Agung datang bersama dua preman untuk mengambil Lili. Mereka ribut besar di rumah. Kebetulan malam itu satpam sedang keluar di suruh papa untuk mengantarkan
Magbasa pa
Part 49 Berdamai dengan Hati 1
(Bukan) Istri Pilihan - Berdamai dengan HatiAuthor's POVKecewa sebenarnya, tapi itu aturan rumah sakit. Yoshi harus patuh. Kalau di lingkungan pengadilan, kliennya harus mengikuti aturannya. Di mana tempat harus menyesuaikan diri dengan peraturan yang telah ditetapkan.Yoshi memperhatikan dokter itu membukakan pintu untuk Anastasya, mereka sepertinya juga sudah kenal akrab. Namun sejak kapan? Pasti ada yang tidak Yoshi ketahui selama beberapa bulan ini. Perasaan Yoshi tak enak dan lain rasanya.Saat menoleh, ia melihat sekelebat bayangan Bu Eri di ujung lorong. Benarkah dia? Laki-laki itu berdiri untuk memastikan, tapi wanita itu sudah tidak ada.Bu Mega pindah duduk di samping Yoshi untuk menanyakan bagaimana perkembangan kasusnya Lidia.Sedangkan di dalam ICU. Anastasya berdiri mematung tidak jauh dari brankar Pak Bastian. Sangat sedih saat melihat tubuh sang papa ditempeli dan ditusuk sejumlah alat yang ia tak paham cara kerjanya. Ada juga monitor di meja sebelahnya. Entah apa i
Magbasa pa
Part 50 Berdamai dengan Hati 2
Sementara di ruang ICU rumah sakit, Bu Mega masih memegangi jemari Pak Bastian. Air matanya menganak sungai. Ketakutan akan kehilangan sang suami jauh lebih besar ketimbang saat Pak Bastian akhirnya berbagi raga dengan perempuan lain.Semarah apapun, sekecewa apapun, Bu Mega tidak ingin kehilangan dengan cara seperti ini. Sang suami membahayakan nyawanya sendiri demi menyelamatkan putri sulung mereka. Padahal antara Pak Bastian dan Lidia tidak sedekat Pak Bastian dengan Sinta, terutama dengan Anastasya.Lidia yang paling mengamuk ketika tahu papanya menikah lagi. Saat itu berbulan-bulan tidak mau menegur sang papa. Dan sampai sekarang hubungan mereka berjalan begitu saja. Lidia menginginkan sang papa meninggalkan Bu Eri.Namun malam itu, melihat papanya yang terjatuh bersimbah darah, Lidia kalap dan menghantam Agung dengan guci mahal dari Cina. Membuat mantannya pun tersungkur juga. Meski akhirnya ia harus di tahan."Pa, bangunlah. Ayo, buka matamu. Sasa-mu datang tadi." Bu Mega berka
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status