All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 21 - Chapter 30
146 Chapters
Part 21 Sidang Kedua 1
(Bukan) Istri Pilihan - Sidang Kedua Author's POV Yoshi bangkit dari duduknya dan mencium tangan Pak Bastian, sebelum mertuanya duduk."Maaf, kalau kamu lama menunggu," ucap lelaki berkacamata itu. "Nggak apa-apa, Pa."Jelas dia dikecewakan karena anaknya disakiti, jelas dia akan menuntut dan marah pada sang menantu, tapi kata maaf tetap di ucapkan mengingat terlambat datang. Sikap yang diturunkan pada Anastasya. Wanita itu selalu berucap maaf meski kesalahannya tidak seberapa. Sedikit-sedikit minta maaf dan mengucapkan terima kasih. "Papa, mau minum apa?""Teh hangat."Yoshi memanggil seorang pelayan untuk memesan dua gelas teh hangat."Kamu sudah menerima surat panggilan sidang kedua?" tanya Pak Bastian.Yoshi mengangguk."Jangan dipersulit lagi. Biar permasalahan kalian lekas selesai. Kamu bisa melanjutkan hidupmu begitu juga dengan Anastasya." Pak Bastian bicara dengan nada tenang, tidak meledak-ledak seperti di kantor Yoshi kemarin. Di mana ia berpapasan dengan Mayang dan A
Read more
Part 22 Sidang Kedua 2
Anastasya punya papa yang begitu menyayanginya. Lihat bagaimana cara Pak Bastian melindungi putrinya. Ia yakin, papa mertuanya yang sekarang ini menyembunyikan Nastasya.Melihat Yoshi diam melamun, Mayang hanya diam memperhatikan. Sebelum ini dia tidak pernah melihat Yoshi segalau itu ketika tengah menghabiskan waktu bersamanya dan sang anak.Dulu Yoshi sanggup menyelesaikan sendiri perceraian dengannya. Namun Yoshi tumbang dan tidak sanggup menyelesaikan perceraiannya dengan Anastasya. Suara ketukan di pintu kamar membuat mereka menoleh. Tak lama muncul lelaki seusia Yoshi mengucapkan salam."May, tolong tinggalkan kami berdua," pinta Yoshi.Mayang bangkit dari duduknya dan mengajak sang anak keluar. Ayunda tidak mau, lalu dibujuk diajak membeli es krim di kantin rumah sakit."Bagaimana?""Pemeriksaan perkara selesai hari ini, Yosh.""Terus bagaimana putusannya?""Gugatan pihak Anastasya tidak bisa diterima."Yoshi menghela nafas lega. Usahanya dengan tim kuasa hukum tidak sia-sia.
Read more
Part 23 Pertemuan 1
(Bukan) Istri Pilihan - Pertemuan Anastasya's POV Aku ingat kapan terakhir kali menginjakkan kaki di Tunjungan Plaza Surabaya. Saat makan malam dengan Mas Yoshi kira-kira sebulan sebelum aku meninggalkan rumahnya. Aku ingat saat itu dia pulang kantor lebih awal lantas mengajakku jalan.Keesokan harinya, dia menemani anaknya menghadiri pesta ulang tahun temannya. Dan Mbak Mayang ikut serta. Atas permintaan Ayunda, katanya. Saat itu aku masih diam bersabar dan selalu coba mengerti. Namun sabar ada batasnya.Hingga aku membaca sebuah quote di beranda yang begitu mengena. "Jika hatimu tak lagi dihargai, kakimu tahu caranya untuk pergi."Sekarang aku berdua dengan bayi di perutku menyusuri koridor mall yang baru buka siang itu. Masih sepi, lagian hari Senin juga. Pengunjung pasti berkurang disaat hari efektif kerja begini.Kalau akhir pekan, pasti pengunjung bejubel. Pada masa sekarang ini, jalan-jalan, liburan, bukan untuk bergaya, belanja, tapi sudah menjadi kebutuhan batin. Rutinita
Read more
Part 24 Pertemuan 2
"Di TPS.""Kenapa kamu nggak bilang ke papa atau ke ibu kalau mau ke luar?""Aku suntuk di rumah. Makanya aku ingin keluar sebentar. Tapi papa jangan khawatir, aku ketemu Ruli ini.""Syukurlah kalau ada teman. Kehamilanmu sudah besar dan kamu harus hati-hati.""Iya. Sebentar lagi aku pulang.""Biar papa jemput.""Nggak usah, Pa. Aku naik taksi saja.""Ya sudah, hati-hati.""Ya, Pa."Ponsel kukembalikan ke dalam tas. "Dengan kehamilan sebesar ini. Kamu tinggal sendirian?" tanya Ruli."Ada ART yang menemaniku. Tapi hari ini dia izin pulang karena ada kerabatnya yang hajatan. Besok pagi baru kembali.""Kamu harus sangat hati-hati, Nas. Jangan sampai lahiran prematur.""Iya.""Sejak kapan kamu berhijab?" Sepertinya Ruli penasaran dengan penampilanku sejak tadi."Belum lama. Baru sekitar dua bulanan."Ruli merangkul pundakku. Netranya berkaca-kaca, terharu.***L***Author's POV"Terima kasih, Pak Yoshi. Anda sudi menemui saya untuk membahas permasalahan saya dengan perusahaan keluarga Pak
Read more
Part 25 Pulanglah, Sayang 1
(Bukan) Istri Pilihan - Pulang, Nas.Author's POV"Mas, pergi saja nggak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri," kata Anastasya. Tidak sabar ingin segera sampai di rumah dan rebahan, tubuhnya terasa pegal-pegal setelah jalan seharian dalam kondisi hamil besar.Yoshi mengabaikan panggilan ponselnya kemudian meraih paper bag di lantai dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan meraih lengan istrinya. "Mari mas antar."Anastasya bergeming dan berusaha melepaskan cekalan tangannya. Namun jemari itu cukup kuat mencengkeram. Padahal rumah Anastasya berada di lantai tujuh dan tidak ingin suamiya tahu di mana dia tinggal selama ini.Ponsel terus berdering dan Yoshi mengabaikan. Padahal nama baiknya sedang dipertaruhkan sekarang, kalau sampai dia terlambat datang ke sidang. "Mas nggak boleh tahu kamu tinggal di mana?" Yoshi menatap lekat Anastasya. Bola mata bening yang dulu selalu memandangnya penuh kehangatan. Ia kehilangan tatapan yang penuh kerinduan beberapa bulan ini. Anastasya makin anggu
Read more
Part 26 Pulanglah, Sayang 2
Mobil kembali melaju membelah gerimis menjelang senja. Lampu-lampu jalanan, pertokoan, sudah menyala. Yoshi tidak peduli jika ia harus menunggu di sana, mencari-cari, dan menanti sampai Anastasya mengaktifkan ponselnya lagi.Setengah jam setelah sampai di apartemen, perasaannya kian gundah. Kalau dia nekat naik ke apartemen, bukannya bertemu sang istri, tapi akan timbul permasalahan yang lain lagi.Gerimis berhenti saat Azan Maghrib berkumandang, Yoshi mengambil kaus bersih di jok tengah lalu melangkah menuju musholla yang ada di bagian timur apartemen. Menyempatkan untuk mandi sebentar, lalu salat Maghrib. Sejak dulu di mobilnya pasti ada persediaan sepasang baju bersih. Anastasya yang memberinya saran seperti itu.Seharusnya dia menyadari kesalahannya sebelum istrinya pergi. Kenapa setelah tiada, mata hatinya baru terbuka. Kembali ke mobil, Yoshi menghubungi Anastasya lagi. Kali ini panggilannya masuk. "Jawab, Nas. Please, please ...."Pada panggilan ketiga baru dijawab."Assalamu'
Read more
Part 27 Semalam di Apartemen 1
(Bukan) Istri Pilihan - Semalam di Apartemen Author's POVSaat pintu lift terbuka, Yoshi pun ikut masuk juga. Tidak peduli dengan wajah Anastasia yang penuh protes. Terpaksa nomer tujuh di tekan wanita itu. Sudahlah, suaminya tahu tempat tinggalnya tak mengapa. Hendak lari pontang-panting, pindah ke sana ke mari, ujungnya dia yang capek sendiri. Lagian mau sampai kapan seperti ini. Bukankah lebih baik duduk berdua, mencari penyelesaian dengan hati terbuka.Yoshi heran kenapa istrinya menekan angka tujuh sedangkan ia tinggal di lantai tiga. Namun Yoshi diam hingga denting lift berbunyi bersamaan dengan pintu yang terbuka. Mengikuti langkah Anastasya hingga masuk ke dalam apartemennya.Sekarang Yoshi tahu, tadi siang hanya dikelabuhi oleh istrinya."Sayang, kamu bohong tadi siang," ujar lelaki itu setelah masuk rumah.Anastasya tidak menjawab. Dia bergerak ke dapur dan membuatkan segelas teh untuk sang suami. Yoshi masih suaminya. Tidak peduli di mana keberadaannya, pria itu tetap men
Read more
Part 28 Semalam di Apartemen 2
Terlihat senyum getir menghiasi sudut bibir Anastasya menanggapi ucapan suaminya. "Nggak akan mudah untuk itu, Mas. Ayun nggak menyukaiku. Kalian juga nggak ada niat mendekatkan kami. Ketika dia berkata buruk tentangku, apa Mas dan Mbak Mayang mencoba meluruskannya? Nggak, kan?"Mas, juga masih terus berhubungan dengan mantan tanpa melibatkan aku. Memang semuanya demi anak. Tapi apa begini caranya? Mbak Mayang sepertinya juga masih mengharapkanmu. Aku nggak bisa, Mas. Kita cerai saja."Yoshi menghela nafas panjang lalu meraih jemari istrinya untuk digenggam. Namun Anastasya menariknya pelan. "Kita nggak akan bercerai. Mas akan merubah semuanya. Maafkan mas kalau selama ini sudah menyakitimu."Anastasya menatap sekilas sang suami. Disaat seperti ini, Yoshi bisa bicara seperti itu. Tapi tidak tahu bagaimana nanti setelah bertemu kembali dengan mantannya. Siapa bisa menjamin mereka tidak akan saling mendekat lagi. Hening memanjang. Anastasya sibuk dengan ketikan untuk membalas pesan, s
Read more
Part 29 Sesal 1
(Bukan) Istri Pilihan - SesalAuthor's POVPak Bastian yang keluar dari kamar, heran melihat putri sulungnya menangis tersedu-sedu dalam rangkulan sang mama di ruang keluarga. Ada apa dengan Lidia sepagi ini?"Ada apa, Lidia?" Pak Bastian duduk di sofa depan istri dan anaknya."Agung ketangkap basah di hotel dengan sekretarisnya tadi malam," jawab Bu Mega dengan nada datar. Namun sukses membuat Pak Bastian terkejut. Masalah apa lagi ini? Ada apa dengan putri-putrinya."Tenangkan dirimu dulu di kamar. Nanti kita bicarakan lagi," ujar Bu Mega seraya mengelus rambut si sulung kesayangannya.Lidia berdiri dan melangkah gontai ke salah satu kamar di lantai satu rumah megah itu. Sebenarnya kamar Lidia ada di lantai dua. Namun ia malas menaiki tangga. Sebelum masuk kamar, ia menoleh pada putrinya yang sedang di gendong oleh salah seorang ART di ruang makan sambil disuapi.Wanita cerdas yang selalu dibanggakan oleh Bu Mega, pada akhirnya tidak berdaya juga setelah mendapati perselingkuhan s
Read more
Part 30 Sesal 2
"Maaf, Mbak. Kelamaan nunggu, ya. Tadi saya masih nganterin penumpang ke Wonokromo," kata sopir taksi setelah Anastasya duduk di belakangnya."Nggak apa-apa, Pak. Habis ini langsung ke Celi ya, Pak.""Siap," jawab lelaki tua itu dengan takzim.Taksi meluncur ke arah Celi Culinary Education. Tempat yang sudah sangat dihafal si bapak."Mbak Nastasya, boleh saya bertanya.""Boleh saja. Tanya apa, Pak?""Pria yang bersama Mbak Nastasya tadi apa suaminya, Mbak?" Lelaki itu sangat berhati-hati saat bicara."Iya, Pak."Pak sopir manggut-manggut dan tidak bertanya lagi. Meski ia sudah akrab dengan Nastasya, tapi tetap menjaga diri untuk tidak terlalu banyak ingin tahu. Mendapatkan pelanggan seperti Anastasya merupakan keberuntungan. Wanita itu tak segan memberikan ongkos lebih dan makanan hasil masakannya.Walaupun Anastasya tidak bercerita, tapi laki-laki itu kalau hubungan mereka sedang bermasalah. "Mbak Nastasya nanti kira-kira pulang jam berapa?" tanya si bapak setelah taksi berhenti di
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status