Semua Bab Perangkap Kencan Buta CEO: Bab 21 - Bab 30
161 Bab
Tantangan Panas Dari Gabriel
Dua bibir yang beradu itu menimbulkan suara berkecipak pelan memecah keheningan ruangan 8x12 meter persegi di jelang tengah malam. "Gabe, aku akan menahan pikiranku agar tidak menolak sentuhanmu. Percayalah!" bujuk Isabella sembari menatap keindahan binar mata turqoise milik pria tercintanya.Akan tetapi, Gabriel tidak berpikiran sama dengan kakak iparnya yang sedang menindih tubuhnya di atas ranjang. "Oya? Hmm ... aku ada ide bagus, Bella. Cobalah buka sabuk celanaku dan lihat barang berhargaku di dalam sana. Kalau kau tidak mual dan merasakan serangan rasa panik artinya memang kau sudah sembuh total dari trauma masa lalumu!" tantang dokter ahli jiwa itu seraya menyunggingkan senyum percaya dirinya.Wajah Isabella menegang sekilas, dia tak menyangka Gabriel akan sefrontal itu menguji keyakinannya. Dia menghela napas lalu berkata, "Fine. Aku pasti lulus. Tunggulah!" Wanita itu mengecup sekali lagi bibir merah muda kenyal yang memabukkan itu sebelum melarikan mata dan tangannya ke ges
Baca selengkapnya
Kunjungan Mendadak Istri Jonas
"Audrey, tinggalkan kami berdua. Kamu tunggu di luar ruangan CEO!" titah Jonas ketika bertukar pandang dengan asisten pribadinya yang sama sekali tak mengenal istrinya.Dia segera berdiri dan membawa tasnya seraya menyahut, "Permisi, Mr. dan Mrs. Benneton!" Audrey melangkah keluar dari balik meja kerjanya dan melewati Isabella.Namun, lengannya tiba-tiba dicekal oleh istri bosnya. Mata Isabella yang jeli mengenali tanda bekas keintiman seksual berwarna merah merah di leher dan menyebar di sekitar dada Audrey sekalipun disembunyikan dengan rambut lebat coklat keemasan yang terurai."Hey, apa kau yang melayani napsu gila suamiku tadi malam?!" hardik Isabella dengan nada menuduh kepada Audrey."Ehh ... ti—tidak, Ma'am!" Audrey sontak merona wajahnya. Dia tak enak dengan situasi janggal ini, pelakunya bukan bosnya melainkan Bunny. Kasihan sekali Jonas, pikir Audrey karena harus menanggung kesalahan pria lain.Jonas bergegas menghampiri kedua wanita yang saling bertentangan itu, dia menegu
Baca selengkapnya
Langue de Boeuf
"Well done, Mister Benneton!" ucap Gerald Potts setelah meeting menghasilkan keputusan yang dapat diterima baik oleh kedua belah pihak. Jonas bangkit dari kursinya dan menjabat uluran tangan kliennya. "My pleasure, Mister Potts. Anda bisa mengirimkan dokumen kontrak penjualan kaleng kemasan dengan harga terbaru ke email corsec perusahaan kami. Terima kasih!" balasnya seraya mengantar pria berambut pirang bermodel spike itu ke lift. Di belakang mereka Audrey dan Trevor mengikuti bos mereka. Hari telah lewat tengah hari, jam kerja kantor di akhir pekan telah usai. Para karyawan juga telah pulang kerja sebagian besar.Ketika kembali ke lantai 20 dengan lift, Jonas bertanya kepada Audrey, "Apa kamu ada kesibukan siang ini? Aku lapar dan ingin mengajakmu makan di restoran Perancis langgananku kalau kau tidak keberatan, Audrey Darling.""Ohh, saya tidak ada janji lain, Sir. Baiklah, saya akan ikut makan siang menemani Anda!" jawab Audrey sopan, dia juga merasa perutnya keroncongan karena
Baca selengkapnya
Tersesat Dalam Pesona Gelap Pria Itu
"Bunny, apa maksudmu?" tanya Audrey kebingungan. Jadwal kencan buta mereka berdua seharusnya masih jumat malam tujuh hari dari yang tadi malam."Aku merindukanmu, Honey. Rasanya bosan sekali menghabiskan waktu nyaris dua kali 24 jam sendirian di penthouseku yang sepi ini. Bisakah kamu menemaniku?" Jonas merasa dia seperti anak kecil yang merengek-rengek untuk dibelikan permen. Namun, itu kenyataan yang terjadi, dia terlalu kesepian sekalipun telah menikah selama setengah tahun.Audrey bimbang menimbang-nimbang dalam benaknya. Seharusnya sore ini dia menjenguk Dicky, sekalipun suaminya koma dan tak kunjung sadar. Akan tetapi, pria itu belum meninggal dunia."Halo. Apa kau mendengarkan perkataanku, Honey?" tanya Jonas, mulai pesimis permintaannya akan dikabulkan oleh Audrey.Akhirnya, Audrey mengutamakan kewajibannya terlebih dahulu. Dia kuatir kliennya akan menarik kembali uang bayaran mereka karena kemarin dia praktis tidak membaca isi surat perjanjian kontrak dan langsung memberi tan
Baca selengkapnya
Naked Dinner is Awesome
"TING TONG!" Suara bel pintu penthouse Jonas berbunyi. Pria itu pun bergegas membukakan pintu karena memang dia memesan room service. Northern Hawk Tower memiliki banyak fasilitas dari layanan kebersihan dan F&B service, pusat perbelanjaan tiga lantai, gym, kolam renang publik, dan spa. Jonas sengaja membeli unit penthouse mewah itu sebagai tempat tinggal sekaligus investasi yang berharga."Selamat malam, Mister Jonas Benneton. Apa saya boleh masuk?" sapa petugas pria dari room service itu dengan kereta makan susun empat."Selamat malam. Silakan, taruh di meja makan ya!" jawab Jonas santai seraya menepi agar kereta tersebut bisa masuk ke dalam unit penthousenya.Dengan cekatan dan tanpa banyak bicara Wonell menyajikan pesanan klien kaya raya itu ke atas meja bundar bertaplak merah maroon. Dia menata peralatan makan dengan rapi juga sebelum berpamitan keluar dari sana."Honey, dinner is ready!" panggil Jonas seraya menghampiri tempat tidur king size miliknya di sisi barat ruangan. Di
Baca selengkapnya
Ketika Suaminya Siuman
"Jangan kuatir tentang apa pun. Kupastikan kau aman di bawah atapku, Honey!" jawab Jonas tanpa ingin membahas rumah tangganya bersama Audrey. Toh Isabella telah sepakat mengakhiri pernikahan mereka baik-baik di akhir tahun pertama nanti."Janji ya? Aku tak ingin dipermalukan karena dituduh menjadi perebut suami orang!" tegas Audrey lagi sembari mengacungkan jari kelingkingnya ke hadapan Jonas.Dengan seringai geli Jonas mengaitkan jari kelingking tangannya melingkari jari imut Audrey seperti ular Phyton di ranting pohon. "Janji!" ucapnya singkat lalu merengkuh tubuh polos yang berlekuk elok itu ke dekapan hangatnya.Audrey terlelap dengan cepat, dia sangat lelah melayani kebutuhan biologis kliennya sejak Jumat malam hingga tadi beberapa menit lalu. Besok dia libur kerja di kantor, tetapi mungkin tidak bisa terlepas dari jeratan hasrat Bunny sepanjang hari hingga Senin pagi. Rasanya baru beberapa saat saja dia tidur tenang, liang cintanya seperti terisi penuh dengan sesuatu. Audrey te
Baca selengkapnya
Dianiaya Di Lift
"Terima kasih untuk sarapan pagi lezat ini, Bunny. Sepertinya sudah waktunya kita berpisah!" ujar Audrey yang telah menuntaskan tugas menemani klien exclusivenya sejak Sabtu sore hingga Senin pagi.Dia duduk di pangkuan pria itu yang telah mengenakan setelan jas rapi berdasi. Parfum yang dipakai Bunny aromanya enak, Audrey menyukainya. Seperti musk segar dipadu dengan tonka beans, bergamot, dan cendana yang begitu menguarkan aura maskulin dan percaya diri. 'Bunny membuatku penasaran seperti apa wajahnya, dia pasti sangatlah menarik!' batin Audrey sambil mendengarkan pria itu menjawab perkataannya tadi.Jonas melingkarkan kedua lengannya di pinggang Audrey seakan berat melepas kepergian wanita itu padahal beberapa menit setelahnya mereka pun bertemu di kantor dan sepanjang hari bersama. "Aku yang selayaknya berterima kasih, bidadari yang sangat menggairahkan membuat akhir pekanku begitu berkesan. Honey, ayo kuantar ke tempat tinggalmu. Akan kuturunkan di parkiran basement agar kamu ti
Baca selengkapnya
Belum Saatnya Menjadi Mrs. Benneton
"TOK TOK TOK." "Masuk!" sahut Jonas dari sofa, dia sengaja tak memulai pekerjaannya sebelum persoalan Audrey beres. Dokter Eric Flyn melangkah masuk lalu menghampiri sofa. Dia tersenyum simpatik ketika melihat Audrey di sebelah Jonas. "Halo, selamat pagi. Jadi siapa yang sakit?" sapanya simpatik seraya duduk di sofa seberang mereka lalu membuka tas praktiknya."Lengan asisten pribadiku memar, Dok. Tolong berikan obat!" jawab Jonas seraya bangkit berdiri lalu memberikan tempatnya agar dokter berusia awal 30an itu bisa memeriksa Audrey.Dengan sigap Dokter Eric Flyn mendekat ke tempat Audrey duduk. Dia meminta izin untuk menyentuh lengan pasiennya itu dan bertanya, "Apa yang Anda rasakan, Miss? Selain lengan yang lebam ini, apa ada sakit lainnya?" "Tidak ada, Dok. Sebenarnya ini hanya luka ringan yang tak mengganggu sama sekali!" Audrey berusaha membuat situasi biasa saja karena memang bukan kondisi kritis.Dokter Eric Flyn terkekeh geli lalu melirik ke arah Jonas. Dia pun berkata, "
Baca selengkapnya
Sebuah Kehampaan yang Sama
Audrey bergegas menyusuri lorong poli ICU Houston Methodist Hospital. Dia ingin menemui suaminya yang telah sadar dari koma Minggu siang. Perawat jaga ICU memberinya pakaian steril untuk dilapiskan ke bajunya sebelum masuk ke ruangan perawatan Dicky Bergins.Kemudian Audrey menarik napas dalam-dalam. Dia mendekati ranjang tempat suaminya berbaring dengan jantungnya berdetak kencang. Sepasang mata coklat teduh yang pernah memikat hatinya sedang menatap dia, sontak Audrey merasakan matanya basah dan berkabut. Namun, ada yang berbeda dalam dirinya. Bukan kebahagiaan sama seperti dahulu yang merasuk ke dalam relung hatinya. Tidak ... justru hanya kehampaan yang dingin menusuk di dalam diri Audrey."Hai, Dicky!" sapanya singkat seraya meraih telapak tangan kanan pria yang terbaring tak berdaya di atas ranjang pasien. Begitu ringan dan kurus seperti tanpa kekuatan.Tak ada kata yang terucap dari suaminya, Audrey bingung. Dia melihat kedatangan Dokter Garreth Levine dan perawat menghampiriny
Baca selengkapnya
Dua Wanita Terlalu Heboh
"Ella, perkenalkan ini kakak iparku, Isabella MacConnor!" ujar Gabriel Benneton kepada rekan sejawatnya Dokter Daniella Hawkins.Kedua wanita cantik berambut panjang dengan warna identik itu saling berjabat tangan dan melempar senyum menilai satu sama lain. Dokter Daniella Hawkins segera menyahut, "Okay, jadi apa rencana terapi Mrs. Benneton akan dimulai sekarang?""Iya, Ella. Tolong bantu Bella ya. Dia sangat membutuhkan pertolongan dari ahlinya sepertimu!" sanjung Gabriel yang membuat dokter wanita berusia pertengahan dua puluh tahun itu tersenyum bangga akan kebolehannya."Tentu akan kubantu semaksimal mungkin, percayalah, Gabe! Oya, jangan lupa janji dinner kita nanti malam, Gorgeous!" balas Dokter Daniella dengan penuh harap. Mata seksolog wanita itu berbinar-binar menatap lawan bicaranya.Berkebalikan dengan Isabella yang merasa bahwa seksolog terapisnya itu menyukai Gabriel. Dia mencebik kesal lalu bersedekap melihat kedekatan pria yang dicintainya dengan Dokter Daniella Hawkin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status