Lahat ng Kabanata ng Perangkap Kencan Buta CEO: Kabanata 41 - Kabanata 50
168 Kabanata
Selamat Datang Jumat Malam
Sepanjang hari di kantor presdir, Jonas tak henti-henti mencuri pandang ke meja asisten cantiknya dan memeriksa jam tangannya juga. Ini adalah hari Jumat yang dia nanti-nantikan, permainan kencan buta bersama Honey selalu menaikkan adrenalin Jonas. Dia sudah tak sabar ingin menerkam Audrey yang innocent. "Sir, apa Anda sedang melamun?!" tegur Audrey setelah tiga kali memanggil nama Jonas. Mister Benneton mematung bertopang dagu menatapnya lurus-lurus seperti terkena sihir.Sontak Jonas kembali ke dunia nyata, dia menghela napas lalu menjawab asistennya, "Ya. Ada apa, Audrey Darling? Maaf, aku sedang banyak pikiran!" "Saya butuh tanda tangan Anda untuk surat jalan produk yang akan dikirim ke Korea Selatan. Bagian operasional sedang menunggu dokumen ini untuk dibawa ke pabrik Dallas!" tutur Audrey dengan jelas lalu bangkit dari kursi, membawa map dokumen untuk bosnya.Satu hal yang disukai Jonas dari Audrey selain kemolekannya dari ujung kepala hingga ujung kaki adalah wanita itu komp
Magbasa pa
No Mercy
"Puaskan dulu aku, Honey!" Satu titah dari pria misterius itu dalam kegelapan yang menyelimuti Audrey, membuatnya patuh. Jonas berlutut mengapit dada Audrey dan menyodorkan bukti keperkasaannya yang menegang hingga nyaris terasa sakit menuntut pelepasan. Telapak tangan lembut wanita favoritnya mengurut naik turun dan bibir Audrey mencubit ujung tumpul berlubang kecil miliknya.Sapuan lidah yang meliuk-liuk di sepanjang kejantanannya membuat Jonas menggeram ganas, dia menahan dan membiarkan Audrey beraksi menunjukkan kebolehan mulut mungilnya. Lumatan basah nan hangat menyelimuti miliknya yang panjang dan besar, mencengkeram erat, memain-mainkan keperkasaannya tanpa ampun. Makin dalam Audrey menariknya masuk hingga mencapai pangkal tenggorokan, Jonas seperti akan meledakkan magmanya sewaktu-waktu."Ough ... Honey, mulut kecilmu itu begitu nikmat!" Jonas mengumpat keras saat dirinya menyembur ke dalam kerongkongan Audrey. Wanita itu tidak melepaskan batang beruratnya dan justru menahan
Magbasa pa
Gempa Lokal 8 Skala Richter
"Aarrhh!" pekik kecil Audrey saat telapak kakinya terangkat dari lantai dingin kamar mandi hotel. Bokongnya mendarat dahulu di ubin berpermukaan kering nan sejuk.Telapak tangan Bunny yang lebar mendorong punggungnya agar maju hingga mereka menempel satu sama lain. Penutup mata Audrey masih menbuat wanita itu seperti orang buta, segalanya gelap. Semua dipandu oleh Bunny dan dia menuruti instingnya saja. Sentuhan di permukaan kulitnya terasa hangat. "Sayangku, kita main di meja wastafel ya. Aku bosan di ranjang terus!" bujuk Jonas sembari menata posisi mereka berdua agar pas."Apa kau yakin mejanya akan kuat menyangga tubuhku dan getaran dari goyanganmu yang heboh, Bunny?" Audrey tertawa gugup sekaligus pasrah seperti sebuah boneka Barbie yang dimain-mainkan pemiliknya sesuka hati."We'll see. Oughh!" Jonas menyentakkan kepalanya ke belakang saat dirinya terbenam di dalam liang kecil yang agak dingin dan basah karena baru saja dibasuh dengan air.Audrey merasakan liang bercintanya pen
Magbasa pa
Diperlakukan Bak Ratu
"Honey ... sudah pagi, ayo kuantar kau pulang!" ucap Jonas di samping telinga Audrey yang berbaring memunggunginya.Wanita yang tak mengenakan pakaian di bawah selimut itu menggeliat terbangun dalam dekapan Jonas. Sebenarnya melepas kepergian Audrey dari tempat tidurnya menjadi sesuatu yang sulit bagi Jonas, tetapi mereka kebetulan ada janji pagi ini menghadiri fashion show perusahaan Isabella MacConnor. "Morning, Bunny. Ohh ... yeah, terima kasih sudah mau mengantarku pulang. Namun, aku perlu berpakaian untuk meninggalkan kamar ini, bukan?" jawab Audrey menghadapkan badannya ke pria itu."Sure, akan kubantu kau berpakaian, Honey!" sahut Jonas seraya bangkit dari tempat tidurnya. Sudah pukul 08.15, mereka harus bergegas agar tak kesiangan.Gaun biru semata kaki yang dikenakan oleh Audrey semalam saat tiba di kamar hotel diambil Jonas dari penggantung yang dia letakkan di lemari. Itu pun salah satu pemberiannya. Sembari berpegangan ke bahu Jonas yang kokoh, Audrey memasukkan kakinya
Magbasa pa
Fragile Heart
"KAU JAHAT, GABE!" seru Isabella melangkah mundur ketika melihat adik Jonas itu bergegas menghampirinya di backstage. Dia memberikan punggungnya dan tak ingin melihat wajah Gabriel.Tangan Gabriel memegang lengan Isabella seraya berkata, "Katakan apa masalahmu, Bella!""Aku mengundangmu ke fashion show yang kuadakan bukan untuk melihatmu bermesraan bersama Daniella!" jawab Isabella dengan mata birunya yang diselimuti cairan bening nyaris luruh.Gabriel berusaha menjelaskan sembari mengusap air mata yang membasahi wajah kekasih rahasianya itu dengan sapu tangan, "Kau salah paham, itu tidak benar. Aku hanya meminta Ella menemaniku karena aku tak pernah menghadiri acara seperti ini, Bella. Maafkan aku kalau itu membuatmu sedih!" "Sudahlah, kurasa memang cinta tidak cocok untukku!" tolak Isabella lalu dia berlari meninggalkan backstage untuk menghindari Gabriel. Langkah cepat kaki Isabella melewati bagian depan front row tempat duduk Jonas dan Audrey serta Dokter Daniella Hawkins. Dia se
Magbasa pa
Terbujuk Rayuannya
"Total belanja Anda seratus dua puluh ribu dolar, Mister Benneton!" ujar karyawati Isabella yang bertanggung jawab untuk melayani penjualan busana on the spot setelah fashion show usai. "Okay, aku akan membayar via transfer mobile banking, Miss. Sebentar!" Jonas melakukan transaksi pembayaran langsung ke rekening Isabella MacConnor, pemilik perusahaan apparel yang juga istrinya.Audrey menerima gaun sebanyak lima potong dengan kemasan khusus agar tidak kusut. Dia sangat tak nyaman dengan pemberian mahal bosnya. Lemarinya sudah muntah-muntah berisi pakaian branded mahal, total harga busana haute couture ini pun belasan kali gaji bulanannya di kantor Jonas."Ayo kita pulang, Audrey Darling, acaranya sudah selesai!" ajak Jonas seraya mengambil alih kelima gantungan baju yang dipegang oleh Audrey tadi."Mister Benneton, Anda terlalu baik. Saya tak enak hati menerima pakaian mahal ini!" ujar Audrey takut-takut bosnya akan marah.Jonas melangkah di sebelah Audrey menuju ke pintu keluar. "J
Magbasa pa
Kehebohan Di Ujung Pagi
"Jangan pikirkan hal rumit semacam itu, Bunny. Aku ... aku belum ingin hubungan berkomitmen serius seperti menikah!" tolak Audrey dengan halus. Dia tak ingin membicarakan masalah pribadi dengan orang asing.Jonas menghela napas panjang karena harapannya pupus begitu saja oleh jawaban Audrey. Dia semakin penasaran siapa pacar wanita pujaan hatinya itu, sepertinya harus diselidiki oleh detektif swasta saja agar jelas. Apakah pria itu juga CEO seperti dirinya? Akan tetapi, kenapa Audrey masih sibuk melayani napsu laki-laki lain dengan imbalan sejuta dolar?"Ahh sudahlah, ayo kita nikmati malam Minggu ini dengan seru!" balas Jonas seraya membimbing Audrey masuk ke lift dari lantai basement. Mereka berbincang tentang hobi masing-masing hingga memasuki penthouse Jonas lalu duduk santai di sofa. Pria itu mengecupi punggung tangan Audrey lalu menjalar ke lengan hingga lehernya. Rasa menggelitik dari tindakan manis Bunny itu membuat Audrey kegelian dan terkikik. Akan tetapi, dia maklum karena
Magbasa pa
Multiple Orgasm
"Berani-beraninya kau menamparku, Jonas!" Isabella memegangi pipinya yang perih sembari melotot kepada Jonas.Jonas pun menyahutnya, "Kau yang keterlaluan. Aku tak mengira bahwa putri tunggal keluarga MacConnor akan sangat buruk cara bicaranya. Mulutmu itu harus ditertibkan, Bella!" "Huhh, sudahlah. Aku akan masuk dan menyeret pelacur di dalam sana keluar. Toh aku lebih berhak berada di sini, bukan?!" Isabella berderap meraih gagang pintu untuk masuk ke penthouse suaminya.Namun, Jonas tak setuju, dia segera meraih perut dan pinggang Isabella dari belakang agar menjauh dari penthousenya. Dia mengangkat tubuh ramping itu menuju ke lift "LEPASKAN AKU, JERK!" teriak Isabella meronta-ronta seraya memukuli badan kekar Jonas.Jonas segera menjejalkan wanita tersebut ke dalam lift dan menekan tombol lantai lobi sebelum menutup pintunya. "Byebye, Bella. Mandi ... kau kusut dan tak enak dilihat!" ejek Jonas dengan seringai puas melambaikan tangannya."BERANINYA KAU!" seru Isabella menunjuk J
Magbasa pa
Mengganggu Tidur Pagi Gabriel
Kediaman Benneton, pukul 08.00."Hai, Bella. Tumben sekali kamu berkunjung ke mari sepagi ini!" sambut Nyonya Cecilia Benneton sembari memeluk hangat menantu kesayangannya.Isabella tentu saja menyunggingkan senyuman termanisnya karena wanita cantik paruh baya berambut cokelat tua tersebut adalah mama Benneton bersaudara. Dia pun menjawab, "Selamat pagi, Mom. Aku ada keperluan dengan Gabe, apa dia ada di rumah? Oya, terima kasih gelang pemberian Mommy, ini aku mengenakannya!" Dia menunjukkan pergelangan tangan kiri yang dilingkari sebuah gelang emas bertatah berlian dengan ornamen tiga lumba-lumba yang lucu. "Senang mengetahui kamu menyukainya, Bella. Oya, Gabe ada di kamarnya, hanya saja dia pulang baru beberapa jam yang lalu. Dia kemarin pergi berkencan sejak pagi sekaligus menghadiri fashion show yang kau selenggarakan!" ujar Mrs. Benneton senior.Richard Benneton menghampiri kedua wanita beda usia yang sedang berdiri mengobrol di ruang tengah itu. Dia menyapa menantunya dan menge
Magbasa pa
Sunday Special
"Akhirnya kita sampai di apartemenmu, Honey. Cium aku sebelum kita berpisah hingga Jumat depan!" ujar Jonas setelah memasang hand rem mobilnya di parkir basement Westgate Sunflower Garden.Audrey mengulurkan kedua tangannya karena dia tak dapat melihat apa pun di balik kain penutup mata yang dikenakannya. Maka Jonas mencondongkan tubuhnya mendekati Audrey sehingga wanita itu dapat melingkarkan tangan di lehernya."CUP!" French kiss yang dalam dan menggebu-gebu seperti biasanya membuat Audrey merasa begitu dipuja oleh pria misterius yang dia sebut Bunny itu. Lidah Jonas membelit lidah Audrey dengan bibir yang tertaut mesra, tak ingin berpisah. Oksigen menipis, mereka pun menyudahi ciuman marathon tersebut."Ohh ... Bunny, kau selalu menciumku seolah ini terakhir kali kita bertemu saja!" ujar Audrey sambil menata napasnya yang kacau.Jonas pun menjawab sembari terkekeh menatap Audrey, "Bukan begitu, Honey. Aku hanya enggan berpisah—itu saja sih!" "Kita memiliki dua dunia yang berbeda,
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status