“Jangan khawatir, yang pasti mati adalah kau…”Suara Nathan tidak keras, namun dalam keheningan yang mencekam itu, setiap katanya terdengar seperti vonis hakim. Tidak ada amarah yang meluap-luap dalam nadanya, hanya kepastian yang dingin dan absolut. Ia berdiri tegak, posturnya rileks, namun auranya seperti bilah pedang yang terhunus, memancarkan niat membunuh yang begitu murni hingga membuat udara di sekitarnya terasa lebih dingin.Wajah Lucas yang biasanya angkuh, memerah padam—bukan karena malu, tapi karena amarah yang terhina. Sebuah urat di pelipisnya berdenyut-denyut. Ia tak bisa membalas, lidahnya kelu oleh racun dalam janji Nathan. Matanya yang panik melesat ke arah Ryujin, satu-satunya figur yang ia yakini bisa memadamkan api ini.Ryujin yang mewakili otoritas tertinggi, menghela napas. Helaan napas itu terdengar seperti angin sepoi-sepoi, namun cukup untuk membuat kerumunan mencondongkan tubuh sedikit lebih dekat. "Nathan," tanyanya, suaranya tenang dan terukur, "Bagaimana j
Terakhir Diperbarui : 2025-07-02 Baca selengkapnya