Waktu terasa seperti ilusi. Saat Chelsea terbangun, matahari sudah terbenam. Kepalanya pusing, dan ia merasa ada yang salah. Matanya melebar saat melihat dirinya tidak mengenakan sehelai benang pun. Air mata mengalir deras di pipinya. Ia adalah putri kebanggaan Keluarga Island, simbol kesucian dan kekuatan. Dan kini, ia telah ternoda."Bachira... Aku akan membunuhmu," bisiknya, suaranya dipenuhi kebencian dan amarah. Tubuhnya gemetar hebat, bukan karena dingin, melainkan karena kemarahan yang membara.Ia bangkit, bergegas ke kamar mandi, membilas dirinya berulang kali, seolah ingin menghapus semua jejak. Setelah mengenakan pakaian baru, ia berjalan keluar dengan langkah mantap. Ia tidak akan lari. Ia akan menghadapi Bachira, menuntut keadilan. Ia akan membunuh pemuda itu, bahkan jika ia harus mati di tangannya sendiri.Namun, ketika ia baru saja mencapai gerbang, seorang pengawal bergegas menghampirinya. "Nona, Bachira Arteta ada di luar gerbang, ia ingin bertemu!"Mendengar nama itu,
Last Updated : 2025-09-22 Read more