Lahat ng Kabanata ng Terjerat Hasrat Anak Magang: Kabanata 21 - Kabanata 30
61 Kabanata
21. Good Mood
"Seger banget tampang lo, habis dapet jatah?"Celetukan asal tepat sasaran milik Mario membuat Sagara semakin berpikir bahwa lelaki itu adalah cenayang. Dia seorang pengamat yang baik selama ini, setiap detil perubahan mood Sagara dapat ditangkapnya dengan baik. Syukurnya, Mario sendiri pun hanya asal terka, dia bahkan tidak akan menganggap serius omongannya sendiri. Sagara sadar, sejak tadi pagi memang suasana hatinya sangat amat terlampau bagus. Lelaki itu datang ke kantor lima belas menit lebih awal dibarengi senyum yang tidak luntur sedetik pun. Dia juga membalas setiap sapaan dengan baik dan ceria. Wajahnya berseri seperti habis memenangkan undian berhadiah bernilai miliaran. Yap, Sagara terlihat sebahagia itu.Bagaimana tidak? Meskipun bukan menjadi kekasih, dia baru saja memenangkan jackpot! Bekerjasama dengan Natalia Xaviera—wanita cantik idaman semua pria, siapa yang menolak? Sagara beruntung, bukan?Kali ini dia berusaha untuk mengontrol ekspresinya agar tidak terlalu kent
Magbasa pa
22. Game (18+)
“Sial!” Lelaki usia awal dua puluhan itu merutuk—mengabsen pengisi kebun binatang dengan luwes. Bibirnya komat-kamit berbarengan dengan emosinya yang kian memuncak. Sepolos apapun Sagara, nyatanya dia masih bisa mengumpat di depan ponselnya ketika sedang bermain game.Dua alisnya mengerut sementara matanya sibuk menganalisis pergerakan karakter dalam layar. Jemari- jemarinya super sibuk dengan debaran kencang karena aroma kekalahan yang semakin tercium jelas. Di tengah masa- masa kritisnya, Sagara justru semakin tidak fokus kala merasakan sesuatu merayap dari belakang lehernya hingga benda kenyal menempel di punggungnya. Belum lagi helaan nafas yang menggelitik telinganya. Astaga, siapa yang bisa fokus? “Sedang main game?” Sagara makin panik kala jemari- jemari panjang itu dengan semakin berani meraba kulit dadanya. Selain itu, ada satu tangan nakal yang berusaha bergerak turun dan jelas saja membuatnya was- was. “S-sebentar,” cegahnya saat menyadari wanita dibelakangnya justru s
Magbasa pa
23. Kali Pertama Sagara(18+)
Natalia menahan desahannya kala benda asing menggoda inti tubuhnya. Hanya menyentuh permukaan luar, namun sepertinya sudah membuatnya menjelma menjadi cacing kepanasan. Tubuhnya menggelinjang sementara tangannya kini menahan lengan kokoh dibelakangnya agar tidak terus menerus mengusilinya. “Do it or nah?” Sagara mengirimkan senyuman miring yang menjadi ciri khas barunya. Lelaki muda itu merekam dengan jelas bagaimana wajah needy seorang Natalia Xaviera saat berada dibawah kukungannya. Tak langsung memberikan keputusan, dia justru memilih untuk memberikan godaan sedikit lagi. Tubuh Natalia memunggunginya karena Sagara menyudutkan wanita itu ke sandaran sofa. Sagara mengecup punggung telanjang itu sembari menghirup dalam- dalam aroma memabukkan Natalia Xaviera. “Say please…” bisikan rendah itu lagi-lagi mengirimkan sensasi menyenangkan bagi Natalia. Wanita itu menggigit bibirnya dalam kabut gairah. Tubuhnya sudah benar- benar tidak tahan. “Do it, please…”Sesuai request, Natalia t
Magbasa pa
24. Tipu Muslihat Sagara
Sekitar pukul tujuh pagi ketika Natalia menggeliat kecil dari tidurnya. Wanita yang memaksa diri untuk bangkit untuk mengaduh sesaat kala menyadari tubuhnya masih perih dan pegal. Gelenyar aneh kembali hinggap dalam dirinya, pipinya tanpa sadar merona karena pertempuran gila semalam yang tak pernah ia duga akan jadi sepanas itu. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini mereka benar- benar melakukannya dan sama- sama sadar seratus persen. Natalia memang sudah gila karena pulang dari rapat melelahkan kemarin dia justru dengan nekat memancing hasrat Sagara yang baru sehari setuju untuk menjadi housemate with benefit-nya. Tapi serius, Natalia masih tidak bisa percaya bahwa ia benar- benar telah dicumbu oleh brondong polos namun ternyata liar itu. Lelaki muda yang dia kira polos dan cupu ternyata berhasil membuatnya merintih hingga menggila semalaman. Pengalaman bersama Sagara tentu harus dia nobatkan menjadi pengalaman ranjang terbaiknya. Bahkan dengan mantan- mantannya sebelumnya Natalia
Magbasa pa
25. Tante Viona Tantrum
"Apa ada berita baik, bu?"Natalia itu cantik, super cantik dan menarik bahkan. Tapi sebagai asisten yang telah menemani bosnya itu cukup lama, Deana tidak bisa mengabaikan fakta bahwa rona kemerahan dan binar di netra Natalia menyorotkan kegembiraan yang tidak biasa. Wanita dengan potongan rambut pendek itu meletakkan kopi wajib milik Natalia diatas meja. Sementara si bos yang sedari tadi senyum-senyum sendiri setelah keluar dari ruangan rapat hanya membalas dengan senyuman kecil kearahnya.Natalia melepaskan kacamata kerja miliknya, menyeruput kopinya sedikit sebelum kembali meletakkan cangkir kesayangan diatas meja. Pandangannya kini teralih pada Deana yang masih menatapnya dengan penuh rasa penasaran. Senyum miringnya terukir tipis, "bukankah menurutmu pembahasan di ruang rapat tadi cukup menarik?"Deana balas tersenyum kecil. Memang hasil rapat tadi jelas sangat menguntungkan posisi perusahaan dan juga Natalia. Namun ratusan kali pun dia mengekori Natalia rapat sebelumnya, ek
Magbasa pa
26. Salah Duga
"Gar, habis makan lo ikut gue ke Calla, ya!"Sagara menghentikan suapannya setelah tepukan dari David menyapa bahunya. Sagara hanya balas mengangguk saja. Sementara seniornya itu langsung menyambar esteh milik Mario yang ikut bengong terhadap perlakuan semena- mena-nya itu. Wajah David agak memerah, nafasnya juga masih setengah tersengal—mirip orang habis lari marathon. Bedanya, baik Sagara maupun Mario yakin bahwa David bukan tipe yang akan secara suka ria ikut lari begitu. "Habis ngapain, bang?" Mario awalnya hendak protes karena minumnya diserobot oleh sang senior. Tapi pada akhirnya dia tidak jadi protes. Terlanjur kasihan melihat seniornya yang paling sering diandalkan satu divisi itu. Dari tampangnya saja sudah kelihatan kalau David habis mengemban tugas negara. David menyandarkan tubuhnya di tembok. Kebetulan Sagara dan Mario memang paling sering duduk di kantin bagian pojok belakang. Selain karena mendapat tembok sebagai senderan, juga karena dekat jendela. "Biasa, ngurusi
Magbasa pa
27. Ketemu Lagi
"Sagara, kan?"Mata bulat itu berkedip lucu menatapnya. Dia masih bersiap menyiapkan reflektor tepat ketika suara halus itu menyapa gendang pendengarannnya. Saat menoleh, didapatinya wanita dengan tubuh mungil dan kunciran tinggi yang nampak imut mendongak kearahnya.Sagara terdiam beberapa saat, berusaha mengingat siapa wanita dihadapannya itu. Dari emotikon smiley, perlahan si gadis bertransisi menjadi setengah cemberut. "Nggak ingat, ya?" cicitnya kecewa.Dimana Sagara pernah melihatnya? Dia nampak tak asing namun disaat yang bersamaan, Sagara tak dapat mengingat dengan jelas, Hingga ingatannya meskipun sedikit ngelag, akhirnya berhasil membawa lelaki itu kembali pada beberapa waktu lalu. Benar! Dia gadis komplek yang bertemu dengannya saat jogging, kan?"Yang jogging waktu itu, kan?" Terka Sagara. Si gadis kembali tersenyum sembari menganggukkan kepalanya antusias hingga rambutnya yang diikat ponytail ikut bergoyang. Tubuh kecilnya makin mendekat pada Sagara, binar di netra ga
Magbasa pa
28. Cemburu? Bilang, Bos!
Suasana kantor mulai agak sepi, mungkin karena jam kerja sudah berakhir. Menyisakan beberapa karyawan yang terpaksa harus lembur demi mengejar target capaian kerja bulanan. Maklum, ini hampir akhir bulan. Sagara naik membawa tas besar berisi inventaris kantor. Dia tiba dengan selamat setelah wanita mungil yang ditemuinya tadi menurunkannya tepat di pintu masuk The Cassiluxe. "Mana ponsel kamu?" Sagara mengernyit heran namun tetap saja memberikan ponselnya pada Gisela. Nampak gadis itu serius mengetik disana setelah Sagara membukakan kunci. Tak lama berselang, ponsel Gisela berbunyi. Senyum di wajah Gisela mengembang saat dia mengembalikan ponsel Sagara kepada pemiliknya. "Udah aku save! Pokoknya gak terima penolakan kalau kuajak jogging pagi di komplek!" Ujarnya dengan senyum jenaka. Sagara hanya balik tertawa saat melihat penamaan yang Gisela tuliskan untuk kontaknya. 'My Jogging Bestie' Sagara mengucap terimakasih lalu segera keluar dari mobil Gisela dan lanjut masuk ke da
Magbasa pa
29. Inventory Room (+)
Cemburu? Natalia mungkin harus kembali memeriksa definisi dari kata terlarang yang sepertinya tidak ingat pernah terjadi padanya itu. Cemburu—sebuah emosi yang muncul ketika seseorang merasa tidak aman akan hubungannya. Atau reaksi yang muncul akibat deteksi ancaman. Bahkan selama masa pacarannya dulu, cemburu adalah hal yang terjadi padanya dalam beberapa hitungan jari. Cemburu berbeda dengan rasa sakit hati akibat dikhianati, kan? Dirinya dan sagara. Memangnya mereka ada dalam hubungan yang pantas untuk saling cemburu? Natalia terengah, dua kakinya yang diangkat Sagara terasa melayang. Dia tak bisa merasakan kakinya sendiri karena kenikmatan yang timbul di sela pahanya telah mendominasi memenuhi indra perasanya. Kedua matanya melotot ketika merasakan kulit terasa dingin yang tiba- tiba menyentuh secara langsung. Hampir tak sadar bahwa Sagara bahkan sudah berhasil menyibak celana dalam miliknya. Natalia hampir menjerit kalau saja Sagara tidak segera membungkamnya dengan ciuma
Magbasa pa
30. Kamu Punya Pacar?
'Ketika salah satu dari kita memiliki kekasih, maka saat itulah permainan kita berakhir.' Poin tambahan yang baru saja Natalia sampaikan terdengar masuk akal sekaligus menyedihkan Sagara. Entah mengapa dia jadi takut tiba- tiba dicampakkan karena Natalia bisa saja menemukan yang jauh lebih baik darinya. Sagara menatap sinis ruangan rapat yang dibatasi dengan kaca. Didalamnya terdapat Natalia yang sesekali tersenyum dan berbicara dengan seorang pimpinan dari perusahaan rekanan yang sedang bertamu. Kelihatannya pria itu cukup mapan, tampan, tidak terlalu tua, dan karismatik. Wajar saja Sagara yang masih anak magang dan mahasiswa ini merasa sedikit insecure. "Menang proyek lagi kita." Bernada pengumuman, Sagara melirik sekilas Mario yang baru saja kembali memasuki ruangan mereka. Lelaki itu juga mengamati interaksi antara Natalia dan calon klien di dalam ruangan. Alis Sagara terangkat sebelah namun jelas saja bibirnya malas bergerak. Dia tak perlu bersuara dan hanya menunggu Mario
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status