All Chapters of Suami Idiotku Ternyata ....: Chapter 41 - Chapter 50
122 Chapters
Kebakaran
Mulai hari ini aku bisa menjalani hidup dengan normal. Berjalan-jalan keluar rumah, berbelanja, dan berinteraksi dengan orang lain. Untuk saat ini aku menikmati hidupku meski diluar rumah aku terpaksa harus mengikuti sandiwara Bu Hanum dan juga Arsen.Mereka mengenalku sebagai seorang istri dari pria idiot. Terkadang, ada yang mengatakan bahwa aku adalah wanita yang materialistis. Aku mau menikah dengan Arsen karena harta orang tuanya.Tapi, disamping itu ada juga yang memujiku sebagai wanita baik hati yang mau menerima pria dengan keterbelakangan mental sebagai suami.Namun, apapun yang mereka katakan aku tidak ambil pusing. Karena sejatinya aku sendiri tak tau wanita macam apa diriku ini.Mengaku bertuhan, namun tetap bertahan dijalan yang jelas-jelas menyesatkan!Jika mereka tau yang sebenarnya, tentu penilaian mereka akan jauh lebih buruk dari itu.Hari ini, Arsen ikut belanja bersamaku di salah satu toko yang tak j
Read more
Mengantar Ke Bandara
Mengingat sejak awal Arsen memang tidak suka pada Radit, aku jadi curiga kalau kebakaran itu juga bagian dari rencananya.Bisa saja 'kan Arsen menyuruh ketiga anak buahnya itu untuk melenyapkan Radit. Lalu, membuat tragedi kebakaran untuk mengelabuiku agar aku tidak marah padanya?Ah!Terlalu sering melihat aksi kejahatan didepan mata membuat otakku jadi berpikiran negatif.Aku tidak boleh menuduh sembarangan, aku harus mencari bukti terlebih dahulu."Loh, Zea?" seru Arsen begitu ia menoleh.Arsen langsung memasukan kembali ponselnya kedalam saku."Kamu ngapain disini?" tanya Arsen seraya menghampiriku."Aku nyusul kamu lah! Tadi kelihatannya kamu marah," sahutku apa adanya."Iya, aku cuma kesel aja sih, sama kamu! Sampai segitunya gara-gara pria lain," cetus Arsen."Ya udah, iya, iya! Aku udahan sedihnya. Tapi, kamu jangan uring-uringan lagi," tuturku."Oke! Tapi ada syaratnya!" ucap
Read more
Siapa yang Dicari?
Sesampainya di rumah, kulihat ada Sapto, Yanto dan juga Roy. Mereka nampaknya sedang menunggu kami.Arsen langsung menghampiri mereka begitu ia turun dari mobil. Begitupun dengan aku.Kuharap, mereka membawa kabar tentang Radit."Masuk!" ajak Arsen. Sedangkan dia memberi kode pada pria yang menjadi supir kita tadi untuk tidak ikut masuk.Semuanya menurut.Aku segera menutup pintu, lalu ikut duduk bersama mereka berempat."Maaf bos, untuk kerugian yang bos alami karena kecerobohan kita!" ucap Sapto memulai pembicaraan."Sebenarnya kalau aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Tapi, kalau ibu lain lagi," ucap Arsen membuat ketiga anak buahnya itu langsung menunduk."Tapi, kalian tenang saja. Sepertinya kekecewaan ibu sudah sedikit terobati. Soalnya dia lagi pergi liburan," sambung Arsen, membuat mereka terlihat bernafas lega."Gimana sih ceritanya, kok bisa jadi kebakaran?" tanyaku penasaran
Read more
Surprise Tetangga Baru
Arsen tak menjawab, apalagi ketiga anak buahnya."Arsen, siapa yang harus dicari?" tanyaku sekali lagi."Seseorang! Kamu gak akan tau, Ze!" sahut Arsen singkat."Em, aku pikir ...-""Apa? Radit lagi?!" ketus Arsen."Ya, soalnya tadi kalian kan emang lagi bahas soal kebakaran. Kali aja gitu, Radit kabur pas kebakaran," celetukku membuat Arsen membulatkan kedua matanya."Mulai so tau, ya!" cibirnya kemudian tersenyum tipis."Tapi kalau analisaku benar, kamu gak boleh menyangkalnya!" ucapku seraya menatapnya tajam."Memangnya kenapa?" tanya Arsen seraya melipat kedua tangannya didada."Soalnya aku pernah berharap tiba-tiba saja memiliki keahlian sebagai seorang detektif!" sahutku membuat Arsen mengernyitkan dahinya."Kenapa?" beonya."Kalau sampai hal itu terwujud, aku mau mengusut ulang kasus bapak!" celetukku membuat Arsen menatapku seraya menyipitkan kedua matanya.Beberapa sa
Read more
Saat Kedatangan Tamu Bulanan
"Surprise nya gak kaya gini juga, Arsen sayang ...!" ucapku lagi seraya menghampiri Arsen."Restu, maafin Arsen, ya!" pintaku kemudian tersenyum kikuk padanya."Iya, gak papa. By the way, ini siapa sih? Adik kamu?" tanya Restu.Mataku langsung membulat kala Arsen disangka sebagai adikku. Jiwa sensitif ku lagi-lagi meronta dan tidak terima.Setua itukah wajahku?Aku melirik Arsen yang nampak cengengesan. Aku tau, itu bukan tawa palsu. Dia pasti sedang mentertawakan ku!"Kenalin, ini suamiku!" ucapku penuh penekanan.Kali ini Restu yang nampak terkejut."S-suami?" beonya.Aku hanya mengangguk!"Maaf, aku pikir-""Iya, gak papa. O, iya! Sekali lagi maafin ulah Arsen, ya!" tukasku."Em, iya. Kalau gitu, aku pamit pulang dulu!" Restu menganggukan kepalanya kemudian berlalu.Aku hanya bisa merengut kesal saat teringat pada ucapan Restu. Sedangkan Arsen sendiri masih dalam m
Read more
Tetangga Kurang Ajar
Hari sudah siang, dan saat ini aku sudah merasa lebih baikan. Mungkin ini karena efek dari obat yang Arsen berikan.Aku menghampiri Arsen yang nampaknya sedang berbicara dengan seseorang di telepon."Untuk uangnya kamu transfer saja! Barangnya sudah aku siapkan dan hari ini juga anak buahku akan mengantarnya," ucap Arsen."Oke! Kamu katakan saja dimana tempatnya!" sambungnya sebelum akhirnya ia menutup panggilan."Siapa?" tanyaku seraya ikut duduk disampingnya."Eh, kamu udah bangun?" Alih-alih menjawab, Arsen malah balik bertanya."Udah! Badanku udah agak baikan sekarang," sahutku."Kamu abis nelpon siapa?" lagi, aku bertanya."Biasa. Klien!" sahutnya singkat."Em, kamu gak ada niatan buat berhenti jual barang haram itu?" tanyaku hati-hati."Memangnya kenapa?" Arsen memicingkan matanya padaku."Ya, aku hanya takut aja! Aku khawatir sama kamu, aku gak mau kamu sampai kenapa-kenapa!" je
Read more
Obat Pencahar
"Ya terus kamu mau ngapain? Jangan aneh-aneh, deh! Nanti kalau sampai orang-orang tau, kamu bisa dalam masalah besar!" ucapku memperingatkan.Arsen hanya tersenyum tipis mendengar ucapan ku. Ia langsung mengangkat tubuh Restu dan membawanya ke dalam rumah."Arsen! Ini anak orang mau kamu apain, sih?"Lagi, aku bertanya dengan cemas saat Arsen terus menatap wajah Restu seolah hendak memakannya."Dia suka sama kamu 'kan?" Arsen bertanya kemudian tersenyum sinis."Enggak, kok! Dia gak bilang gitu!" ucapku mencoba untuk menenangkannya.Sekilas bayangan buruk terlintas dalam benakku.Bagaimana jika Arsen menyandra Restu dan memperlakukannya seperti Radit dan Pak Seno?Aku bergidik!Hal mengerikan seperti itu tidak boleh terulang!"Aku juga laki-laki. Makanya aku tau kalau dia itu menyukaimu! Bahkan, dengan terang-terangan dia berani mendekatimu didepan mataku sendiri," decaknya. Ia terliha
Read more
Pembunuh
Dua hari berlalu!Sejak Arsen mengerjai Restu, aku tidak melihat dan tidak pernah bertemu lagi dengan pria itu.Hal itu kurasa lebih baik, daripada ia nantinya akan terus-menerus dikerjain oleh Arsen.Namun hari ini, saat aku hendak berbelanja di toko Bu Salma kudengar beberapa ibu-ibu sedang ramai membicarakan sesuatu.Karena penasaran, akupun ikut nimbrung diantara mereka."Iya sumpah kasihan banget deh! Meninggalnya tragis gitu!" ucap seseibu sambil memilih-milih sayuran."Tapi yang bikin kagetnya lagi, ternyata dia itu anggota polisi, loh!" ibu berbadan tambun disampingku ikut menimpali."Iya, katanya sih, gitu! Bisa dibilang, anak bawang! Eh, anak baru, eh gimana ya ngomongnya?" ibu berdaster ungu terlihat rempong menjelaskan."Kasihan, ya! Masih muda, mana masa depannya bagus lagi, calon polisi gitu loh! Eh, taunya dikasih umur pendek!" celetuk yang lainnya."Dengar-dengar, sih. Itu anak terlalu g
Read more
Disangka Cupu, Padahal Suhu
Detik-detik menegangkan telah berlalu. Kasus kematian Restu sudah ditutup dengan putusan akhir bahwa itu murni kecelakaan.Tidak ada tanda-tanda sabotase ataupun kekerasan ditemukan. Semuanya dianggap bersih, dan dugaan beberapa orang terpatahkan.Kulihat Arsen tersenyum miring setelah menyaksikan berita tersebut di tv. Raut lega juga bahagia terpancar jelas dari wajahnya.Aku menghampiri Arsen kemudian duduk disampingnya."Kok bisa?" tanyaku."Tentu saja!" sahutnya singkat.Arsen merangkul bahuku dan membenamkan wajahnya diceruk leherku."Setelah melewati masa-masa yang menegangkan seperti ini, biasanya ada sesuatu yang ikut tegang!" bisiknya."Apa? Apa?"Aku tak kuasa menahan tawa seraya mendorong tubuhnya agar menjauh."Ayolah ... jangan so jual mahal deh! Nanti juga ujung-ujungnya minta nambah!" cibirnya."Idih ... apaan minta nambah? Makan?" tanyaku."Mulai deh kaya gitu!
Read more
Luka
"Miris! Seorang pelajar SMP berinisial AL ditemukan tewas karena OD. Jasadnya ditemukan oleh seorang petani yang hendak menggarap sawahnya.Diduga, remaja tersebut tewas setelah melakukan pesta miras bersama beberapa temannya.Dugaan tersebut dilandasi oleh banyaknya botol minuman di TKP."Aku langsung mengalihkan fokus ku saat mendengar berita tersebut. Sedangkan Arsen yang sedari tadi memang sudah berada di depan tv terlihat menyimak juga."Tadinya saya teh mau nyangkul, neng! Terus pas lihat jerami yang numpuk gitu jadi merasa aneh, soalnya kemarin jeraminya itu masih ngayah alias masih nyebar gitu loh, neng. Eh, pas saya lihat dari Deket, taunya ada yang nyempil kaya kain gitu. Pas ditarik, taunya itu baju yang masih dipakai sama anak itu, neng.Saya kaget dong! Terus lari minta bantuan. Dan setelah diperiksa, ternyata udah meninggal!"Seorang bapak yang menjadi saksi menjelaskan saat ia diwawancarai.
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status