Semua Bab Aku Masih Perawan: Bab 31 - Bab 40
220 Bab
Chapter 31
Clara tertunduk tepat di depan pintu lift hingga akhirnya lift tersebut berdenting dan seorang pria keluar dari sana. Clara sedikit menggeser posisinya, karena dia sadar posisinya berdiri telah menghalangi seseorang yang akan lewat.“Nona Clara.” panggil seseorang.Dan Clara langsung mendongakan wajahnya untuk menatap orang yang memanggilnya itu. Ternyata seorang pria berpakaian jas rapih sudah berdiri tepat di hadapanya. “Tuan Aland sudah menunggu anda.”Benar. Clara melupakan Aland dan coffee yang tengah di bawanya. “Maaf.”“Mari saya antar ke ruangan Tuan Aland.”“Baiklah.”Pria itu mengantarkan Clara pada ruangan Aland. Dia membukakan pintu, dan mempersilahkan Clara untuk masuk. Di dalam sudah ada Aland yang tengah berdiri sembari menatap ke luar dari jendela perancis di ruangannya. Sementara seorang wanita cantik tidak di kenal tengah duduk di atas sofa.“Tiga puluh lima menit hanya untuk satu cangkir coffee, Clara.”Clara tidak menjawab apapun, Clara akui bahwa dirinya memang la
Baca selengkapnya
Chapter 32
Aland berada di dalam ruang kerjanya. Focus pada beberapa dokumen penting di atas meja. Tapi tidak lama kemudian ponselnya berdering. Sebuah panggilan masuk dari aplikasi pesan online miliknya. Aland meraih ponsel yang di letakan di atas meja tak jauh darinya. Dan dia langsung menekan tombol hijau untuk menerima panggilan tersebut.“Ya.”“Tuan, aku mengirimkan sebuah pesan penting kepadamu.” ucap Pria di seberang sana.Sejak tadi, bunyi notifikasi pesan online Aland memang tidak berhenti berbunyi. Dan Aland belum sempat melihatnya karena beberapa pekerjaan yang lain harus segera di tanda tangani. Namun seseorang tiba-tiba menghubungi dan memberitahukannya. Pasti ini bukan sebuah pesan yang sepele.“Aku akan melihatnya.” jawab Aland yang kemudian menutup sambungan teleponya.Dia langsung membuka aplikasi pesan online di dalam ponselnya. Beberapa pesan masuk yang belum di baca berderet memenuhi layar. Namun hanya satu yang Aland buka. Yaitu pesan dari orang yang baru saja menghubunginya
Baca selengkapnya
Chapter 33
Aland masih mencoba membuat Clara tersadar. Namun selama beberapa menit Clara masih tidak merespon tindakannya. Merasa ada yang tidak beres, Aland menyelimuti tubuh Clara kembali lalu menggendongnya keluar kamar. Dia memerintahkan kepada beberapa pengawalnya untuk menyiapkan mobil dan pergi ke rumah sakit Jonathan.Mobil itu melaju pesat membelah jalanan yang cukup sepi karena waktu telah menunjukan pukul tengah malam. di dalam mobil, Aland terus menyentuh wajah serta telapak tangan Clara yang semakin lama semakin terasa dingin. Clara memang wanita berbeda. Dia adalah wanita yang paling merepotkan yang pernah Aland miliki.Di sisi lain, Aland memikirkan perihal bercak darah yang ada pada sprei dan selimutnya. Itu tak lain adalah darah Clara yang menunjukan jika wanita cantik itu masih perawan. Why? Kenapa Aland tidak menyadari itu ketika dia melakukannya. Damn it!Mobil masuk ke area basemant khusus rumah sakit. Di sana sudah ada beberapa perawat serta dokter yang menunggu kehadiran
Baca selengkapnya
Chapter 34
Clara membuka matanya perlahan. Mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan dengan cahaya lampu ruangan. Hal yang pertama kali Clara rasakan adalah pusing, degup jantungnya yang berdebar, dan seluruh tubuhnya yang terasa begitu sakit.Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki masuk ke dalam ruangan. Beberapa orang memeriksa kondisinya. Dan alat yang melekat pada tubuh Clara mulai di lepaskan.“Nona, Clara. Kau sudah sadar?” tanya salah seorang dari mereka.Clara mengeryitkan dahinya, merasa heran dengan keadaan di sekitarnya. Apa yang telah terjadi? Mengapa dirinya bisa berada di dalam ruang rawat seperti ini. Dan siapa itu … Clara?Tidak lama kemudian, seorang pria menyusul masuk ke dalam ruangan Clara. Pria itu tampak sangat tidak asing bagi Clara. Namun mengapa Clara tidak bisa mengenalinya. Siapa dia? Pria tersebut semakin mendekat. Membaca hasil laporan keadaan Clara. Dan kini dia berbincang dengan seorang dokter.“Bagaimana keadaanmu saat ini, Clara?” tanyanya, dan membuat Clara sem
Baca selengkapnya
Chapter 35
Sudah dua minggu semenjak Clara di rawat di rumah sakit. Sudah dua minggu pula Aland tidak pernah datang mengunjunginya. Setiap hari hanya ada Jonathan yang datang menemuinya untuk menanyakan kondisi Clara. Dokter tampan itu tidak pernah absen melakukannya.“Bagaimana kondisimu hari ini, Clara?” tanya Jonathan seraya melihat hasil laporan kesehatan Clara.“Aku sudah baik-baik saja.” Jawabnya dengan senyuman. Hari ini wajah Clara tampak cerah dari sebelumnya.“Baguslah. Kau sudah boleh pulang hari ini.”Seketika Clara terdiam sejenak dan berkerut heran. Pulang? Kemana dia akan pulang. Clara bahkan tidak mengingat namanya sendiri jika Jonathan tidak memanggilnya dengan nama ‘Clara’ setiap hari.“Kemana aku harus pulang?” tanya Clara. Membuat Jonathan seketika menatap ke arahnya.Selama Clara berada di rumah sakit. Tidak ada satupun orang yang datang menjenguknya. Bagaimana dengan keluarga Clara? Apakah dia seorang yatim piatu? Baiklah, mungkin itu masuk akal. Tapi mengapa Jonathan, dokt
Baca selengkapnya
Chapter 36
Apa benar jika aku adalah istri Aland?Hanya pertanyaan itu yang terus terngiang-ngiang di dalam pikiran Clara. Clara sendiri masih tidak yakin dengan hal itu. Entah semua ini karena dia kehilangan ingatanya, atau memang ada hal yang lain. Karena jelas tubuhnya selalu menolak akan kehadiran Aland.Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Clara dan Aland sudah melewati makan malam bersama. Dan Clara sendiri sudah kembali ke dalam kamarnya. Sementara Aland, Clara tidak tahu kemana perginya pria yang mengaku sebagai suaminya itu.Clara beranjak dari peraduanya. Dia beringsut turun untuk berjalan dan melihat-lihat setiap sudut kamar. Di dalam laci, meja rias, dan juga kamar mandi. Semuanya terlihat biasa saja. Bahkan sangat aneh karena Clara tidak bisa menemukan kenangan apapun bersama Aland. Sangat berbeda dengan foto yang dia temukan sebelumnya.Sementara di ruangan lain, yaitu ruang keamanan. Aland terus memperhatikan gerak-gerik Clara. Pria tampan itu masih belum terlalu yakin jika
Baca selengkapnya
Chapter 37
Clara terus teringat mimpinya semalam. Itu terasa begitu nyata, dan seperti bukan mimpi. Apakah itu adalah salah satu bagian dari ingatan masalalu Clara yang hilang? Jika ya, maka siapa tiga anak itu, dan siapa wanita yang begitu kejam menyiksa salah satu dari mereka.“Kau menginginkan apa sebagai sarapanmu, Nona?” tanya seorang pelayan yang seketika membuyarkan lamunan Clara.Kini dia tengah duduk di meja makan bersama Aland yang duduk di depannya. Aland tengah sibuk dengan tablet di genggamanya. Sementara di atas meja, sudah tersaji beberapa menu sarapan yang telah koki dan pelayan mansion persiapkan.Setelah memakan makanan rumah sakit yang cukup hambar, melihat makanan di atas meja tentu saja membuat Clara tergiur dan merasa lapar. Terlebih lagi, pikirannya sangat menginginkan itu. Aneh. Perasaanya menunjukan jika makanan di atas meja adalah makanan yang sangat lezat dan mustahil Clara dapatkan. Namun bukankah Clara adalah istri Aland? Istri dari seorang pria kaya. Tapi kenapa di
Baca selengkapnya
Chapter 38
“Aland, aku mohon … Aku memiliki alasan untuk itu.” lirihnya dengan isak tangis.Aland bukan seorang pria yang akan memberikan sebuah toleransi. Apalagi hal itu menyangkut masalah prinsip hidupnya. Bahkan kepada Helena sekalipun, wanita yang jelas-jelas dulu Aland kasihi. Aland sendiri tidak akan segan kepadanya.“Katakan.”Ada sekilat senyum dan senang pada raut wajah Helena. Meskipun dia berusaha menutupinya dengan raut wajah penyesalan. Wanita memang sangat licik. Kita tidak bisa menilai seseorang dari luar, dan kita juga tidak akan pernah tahu isi hati seseorang.“Aku akan menjelaskannya dengan sangat detail, Aland. Aku berjanji.” Helena pikir akan sulit membujuk Aland kembali, namun ternyata hal itu sangat mudah. Ckck! Seseorang memang akan buta jika menyangkut cinta. Helena merasa jika Aland mencintanya. Dan kini, Helena sudah bersiap menjelaskan beberapa alasan yang sudah dia persiapkan sebelumnya.“Aku-, aku melakukan itu karena ….” Dia terdiam dengan menampilkan ekspresi gug
Baca selengkapnya
Chapter 39
Clara beranjak dan berlari kecil untuk melihat siapa yang baru saja berjalan melewatinya. Ternyata itu memang Aland. Pria tampan yang mengaku sebagai suaminya itu masuk ke dalam satu ruangan yang Clara tidak tahu apa isi ruangan tersebut.Tiba-tiba ada seorang pelayan wanita yang lewat dengan membawa nampan dengan satu cangkir coffe. Clara yakin jika itu di siapkan untuk Aland. Seketika Clara memberhentikannya dan mengambil alih nampan berisikan cangkir coffe tersebut.“Nona-”“Biar aku saja yang mengantarkanya.” ucap Clar lalu berjalan menuju ruangan Aland. Sementara pelayan itu terlihat sangat resah. Karena ini tak lain merupakan tugasnya. Bagaimana jika Clara melakukan kesalahan? Dan tentu saja pelayan tersebut yang akan terkena hukuman dari tuan mudanya. Lord! Semoga semuanya akan baik-baik saja.Clara mengetuk pintu perlahan, lalu tak lama terdengar suara Aland yang mempersilahkannya untuk masuk. Wanita cantik itu membuka pintu kemudian masuk ke dalam ruangan Aland. Sementara di
Baca selengkapnya
Chapter 40
Clara beringsut turun dari ranjangnya dan keluar kamar untuk mengambil satu gelas air putih. Namun ketika baru saja dia keluar dari kamarnya, langkahnya langsung terhenti ketika dia melihat seorang wanita cantik yang baru saja keluar dari ruangan Aland.Tidak mau bertanya-tanya dan berprasangka buruk, Clara langsung berjalan untuk menghampirinya sebelum wanita cantik tersebut pergi terlalu jauh.“Tunggu.” seru Clara, dan seketika membuat wanita cantik itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arahnya.Clara berjalan mendekatinya lalu bertanya. “Siapa kau? Mengapa kau berada di sini dan keluar dari ruangan suamiku?” tanyanya dengan nada yang sedikit canggung. Dia tidak menampilkan raut wajah heran, malah sebaliknya. Clara bertanya dengan sopan. Dia hanya takut akan menuduh orang lain tanpa alasan.Sementara dia malah menatap Clara dengan tatapan heran. “Kau belum tidur?” tanya seseorang yang suaranya terdengar sangat tidak asing bagi indera pendengaran Clara.Clara langsung menolehk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
22
DMCA.com Protection Status