All Chapters of Hasrat Cinta Sang Pilot: Chapter 41 - Chapter 50
94 Chapters
41. Yang Semalam Kurang?
YURA menggeliat di atas tempat tidurnya saat samar-samar cahaya matahari menyelinap masuk lewat jendela balkon kamarnya. Perempuan itu lantas menundukkan wajahnya, tangan kokoh Krisna masih melingkar di perutnya.Yura mengerjapkan perlahan, lalu mengubah posisinya menjadi menghadap Krisna yang kini tengah terlelap pulas di sampingnya. Seulas senyum terbit di wajah perempuan itu.Samar sekali ingatannya akan kejadian semalam kembali berputar di kepalanya. Bagaimana desahan mereka yang saling bersahut-sahutan terdengar memenuhi ruangan. Entah berapa kali dia mencapai klimaks, dan bagaimana suaminya membenamkan dirinya berkali-kali. Segalanya terekam jelas di kepalanya.Yura lantas mencium bibir Krisna dengan singkat, sebelum memutuskan turun dari tempat tidurnya dan bergegas membersihkan diri.“Sayang, mau ke mana?” gumam Krisna sudah lebih dulu mencegah kepergian Yura.“Abang, aku mau mandi.” Yura menoleh, masih dalam keadaannya yang masih polos, perempuan itu mengulas senyum.“Jam ber
Read more
42. Possessive Yours
“Gue nggak tahu kalau lo bisa secepat itu akrab sama bini gue.”Krisna lantas melingkarkan tangannya di pinggang Yura dengan posesif, menatap datar ke arah Kano yang tampak tenang sambil menyesap kopinya.“Bang, apaan, sih?”“Akrab? Perasaan lo kali, Kris. Gue cuma… nyapa bini lo doang, kok.” Kano tersenyum. “Come on, lo nggak mungkin posesif juga sama saudara sendiri, kan?”Krisna menghela napas. Alih-alih membalas perkataan Kano, Krisna lantas menggandeng tangan Yura agar menjauh dari pria itu.“Bang, apaan sih?” Yura yang bisa melihat sikap posesifnya Krisna, lantas menghentikan langkahnya dan menoleh. “Abang cemburu sama Kano? Astaga, Bang. Dia sepupunya Abang, Abang nggak lupa soal ini, kan?”“Sepupu tiri lebih tepatnya. Abang nggak suka kamu dekat-dekat sama dia.”“Siapa yang dekat sama dia, sih? Nggak usah berpikiran macam-macam deh, Bang. Kita baru menikah sehari, Abang nggak mungkin ngajak debat hanya perkara nggak penting, kan?”“Gimana Abang nggak khawatir kamu dekat-dekat
Read more
43. Babak Baru
“Sayang, yang berat-berat nggak usah diangkat. Nanti biar Abang aja, okay?”“Iya, Bang. Ini nggak berat, kok.” Yura kembali tertoleh ke arah lemari pakaian Krisna. “Kalau kita pindah ke rumah, terus apartemen ini mau dijual atau gimana, Bang?”Krisna tampak berpikir sejenak. “Sebenarnya sayang kalau mau dijual, Ra. Apartemen ini jadi saksi hidup Abang waktu berjuang jadi pilot awal-awal dulu.”“Ya kalau gitu nggak usah dijual, Bang. Biar bagaimanapun tempat ini pasti menyimpan kenangan tersendiri buat Abang, kan?”Krisna mengangguk. Membenarkan hal itu. Namun tidak hanya itu saja, tapi kenangannya bersama Awan juga ada di sini. Krisna tidak ingin kembali mengingatnya karena dia sadar jika masa depannya kini sudah ada Yura dan dia tidak ingin melukai hati istrinya.“Bang, ini apa?”Lamunan Krisna tiba-tiba terbuyar, pria itu mengerjap lalu menoleh ke arah Yura yang tampak sibuk membereskan barang-barangnya.“Apa, sih?”Lalu langkah Krisna terpaku saat pandangannya tertuju pada Yura yan
Read more
44. Kedatangan Sahabat
“Good morning, Sayang. Baunya enak banget, sih? Istrinya Abang masak apa, sih?”Yura yang tengah sibuk di dapur lantas menoleh dan mendapati Krisna baru saja kembali dari jogging pagi. Pria itu lantas mencium pipi Yura dengan cepat, lalu melangkah menuju lemari pendingin untuk mengambil minuman dingin di sana.“ABANG!” Yura bersungut-sungut. “Abang keringetan gitu, mandi dulu, gih.”“Kenapa? Nggak mau dicium sama suami yang keringetan, ya?”“Nggak gitu! Tapi kan—”“Apa?” Krisna dengan cepat menarik tangan Yura agar menjauh dari kompor—yang untungnya kompor itu sudah dimatikan, lalu mengurung tubuh perempuan itu dengan kedua tangannya.“Coba buktiin kalau sayang sama Abang. Cium dulu, coba?” Krisna menelengkan wajahnya, jari telunjuknya menyentuh pipinya yang masih basah karena keringat. “Buktiin dong, kalau kamu—”Namun belum Krisna melanjutkan ucapannya, perempuan dia sudah lebih dulu menangkup wajah suaminya yang basah karena keringat, lalu mulai mendekatkan wajahnya. Tapi secepat i
Read more
45. Kabar Buruk
“Ra barang-barangnya udah semua?”Pertanyaan itu meluncur bebas dari bibir Krisna yang baru saja keluar dari kamar mandi. Handuk putih masih melilit di pinggangnya, sementara wajahnya masih sedikit basah. Dan entah mengapa Yura menatapnya tanpa berkedip.Hentikan!Yura lantas mengerjap. “Udah kok, Bang. Lagian nggak banyak barang-barang yang dibawa, kan?”“Lingerie-nya nggak lupa dibawa kan, Ra?” sahut Krisna mengerling jahil ke Yura.“Kalau Abang cuma mau ngajak goyang doang, nggak usah jauh-jauh ke Maldives, Bang. Ayo sekarang!”Tadinya Yura hanya berniat menggoda suaminya, namun saat Krisna tiba-tiba melangkah mendekatinya, sementara handuk yang tadinya melilit di pinggangnya kini sudah luruh ke lantai. Yura sontak membelalak.“Abang mau ngapain?” tanyanya panik.“Bercintalah, mau ngapain lagi?”Yura sontak membelalak. Tapi dia sama sekali tidak memberontak saat tiba-tiba Krisna menggendongnya dan membantingnya pelan di atas ranjang tidurnya.Ingin rasanya Yura menghentikan apa yan
Read more
46. Batal Honeymoon
MOBIL yang dikendarai mereka akhirnya berbelok menuju pelataran parkir Leanders Hospitals. Dengan langkah sedikit tergesa, Krisna menggandeng Yura dengan posesif dan langsung menuju ruang operasi saat Maura memberikan kabar melalui pesan.“Semoga Steven sama Awan nggak apa-apa ya, Bang.”“Hm-mm. Setau Abang, Steven nggak akan seceroboh itu sampai-sampai mereka kecelakaan begini.”“Dia pasti baik-baik saja.”Begitu tiba di depan ruang operasi. Maura yang tadinya berbincang dengan salah satu perawat, terpaksa menghentikan percakapannya. Perempuan paruh baya itu lantas menghampiri Krisna dan Yura, lalu dia bersuara.“Abang, Ra…”“Ma, gimana kondisinya Steven sama Awan?”“Steven sedang dioperasi, Bang. Benturan keras di kepalanya membuat Steven mengalami cedera yang cukup mengkhawatirkan. Mau tidak mau dia harus dioperasi.”“Lalu bagaimana dengan Awan, Ma?” tanya Yura ikut menyahuti.“Awan baik-baik saja. Dia hanya mengalami luka ringan di kepalanya. Menurut saksi mata, bagian mobil yang
Read more
47. Kenyataan Menyakitkan
BARU empat hari masa cutinya berlangsung, tapi Yura memutuskan berangkat ke kantor. Sementara Krisna masih sering bolak-balik ke rumah dan ke rumah sakit.Perempuan itu menghela napas panjang. Dia masih mengingat jelas bagaimana Awan meminta Krisna secara terang-terangan untuk menemaninya di depan mertuanya.“Kalau seandainya diizinkan, saya pengen Krisna yang menemani saya, Tante. Saya nggak mungkin minta Tante Soraya buat jagain Steven. Apalagi kesehatannya kemarin sempat drop. Sementara Kano sudah sibuk dengan pekerjaannya.”Maura yang mendapatkan pertanyaan itu, lantas menoleh ke arah Krisna dan Yura secara bergantian.“Ya kalau soal itu, bukankah seharusnya kamu izin sama istrinya, Wan? Tante bukannya mau melarang atau bagaimana. Tapi Abang juga punya tanggung jawab lain. Dia punya istri juga sekarang.”Awan dengan wajahnya yang pucat lantas menoleh ke arah Yura yang tengah duduk di seberang Maura. Tidak hanya Soraya saja yang kesehatannya menurun, tapi juga dirinya.“Ra, boleh?
Read more
48. Terkuaknya Sebuah Rahasia
[Abang masih di rumah sakit, Ra. Tante Soraya belum balik dari luar tadi. Kamu jadi ke rumah Mama, kan? Nanti aku jemput di sana, okay? I love you.]Setelah mengirimkan pesan itu, Krisna kembali menyimpan ponselnya. Dia mendorong pintu yang ada di hadapannya, menatap lurus ke arah sepupunya yang kini tengah terbaring koma.Sudah empat hari berlalu dan tidak ada tanda-tanda Steven terbangun. Padahal dokter yang merawatnya sempat mengatakan kondisinya baik-baik saja.Dengan langkah hati-hati pria itu melangkah mendekati ranjang tidur Steven, lalu mendesah pelan.“Stev, bangun. Lo dokter, Stev. Kalau lo sakit, siapa yang merawat pasien-pasien lo, hah? Lo nggak mungkin—”Namun belum Krisna melanjutkan ucapannya, kelopak mata Steven yang bergerak-gerak seketika membuat pria itu mematung di tempatnya.“Stev, lo bangun?” Krisna terlihat panik—antara masih belum percaya jika Steven telah membuka matanya atau dia harus memanggil dokter. “Gue panggilkan dokter dulu, okay? Lo—” Namun Steven suda
Read more
49. Berita Bahagia atau...?
YURA melenguh pelan saat dia merasakan kepalanya terasa pening luar biasa. Perempuan itu memaksakan diri untuk membuka kelopak matanya, lalu pandangannya mengedar ke sekitar.“Lo pingsan tadi.”Suara Kano membuat Yura lantas mengalihkan pandangannya ke samping dengan cepat. Pria itu berdiri di sudut ruangan dengan tatapan cemas.“Gue bawa lo ke IGD tadi. Tapi lo tenang aja, gue pastikan si Bangsat itu nggak tahu kalau lo ada di sini.”Yura masih belum mengatakan apa-apa. Masih segar ingatannya, bayang-bayang bagaimana Krisna dan Awan yang tengah berciuman tadi kembali berputar di kepalanya.“Take your time.” Kano menghela napas, menatap iba ke arah Yura. “Lo nggak boleh drop karena… kata dokter lo hamil.”Entah apakah berita yang baru saja dikatakan Kano adalah berita membahagiakan atau justru sebaliknya. Yura bahkan tidak tahu apa yang tengah dirasakan sekarang. Hatinya terasa kebas.“Gue keluar, ya? Lo mau gue belikan sesuatu? Atau lo mau makan sesuatu?”Yura masih diam. Dan Kano ke
Read more
50. Pelajaran untuk Krisna
“Lo bawa bini gue ke mana, Brengsek!”Krisna berjalan cepat menghampiri Kano yang baru saja turun dari mobilnya. Tapi rupanya Kano sudah lebih dulu mempersiapkan segalanya. Seperti melayangkan pukulan keras tepat di wajah Krisna.“Ini buat suami bajingan kayak lo!”Krisna tersungkur di paving block depan teras rumah. Semua mata membelalak, Maura dan Soraya yang melihatnya lantas berteriak bersamaan.Krisna memutar badannya dan langsung bangkit berdiri. Darah segar mengucur dari sudut bibirnya, lalu tatapannya nyalang ke arah Kano.“Maksud lo apaan, Bangsat! Di mana bini gue!”Alih-alih menjawab. Lagi-lagi Kano melayangkan pukulan tepat di rahang Krisna. Kali ini berkali-kali, hingga darah segar lagi-lagi mengucur dari hidung dan bibirnya.Pun begitu dengan Krisna yang langsung membalasnya. Keduanya saling melayangkan pukulan. Bahkan darah segar yang entah siapa pemiliknya mulai bercucuran ke tanah.Persetan dengan persaudaraan yang dimiliki mereka. Yang ingin dilakukan Kano sekarang h
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status