Semua Bab Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku : Bab 31 - Bab 40
160 Bab
31
Aku merasa cukup asing dengan dengan waktu demi waktu yang kujalani setelah kepergian mas Kevin. Ada sensasi aneh di malam pertama saat dia benar-benar telah memutuskan pergi dari rumah ini.Aku tak lagi melihat barang miliknya di kamar mandi alat cukur, sikat gigi, sabun dan handuk, aku juga tidak melihat lagi cangkir kesayangannya saat aku dan anak-anak makan malam di meja. Ingin kusembunyikan air mata yang hendak meleleh di pipi tapi aku tidak kuasa menahannya meski harus tetap tersenyum di hadapan Daffa dan sinta.Jujur saja, rasanya hatiku hampa, terlubangi dengan cara yang tragis. Sakit benar, karena aku belum menyiapkan mental untuk sebuah perpisahan yang terjadi dengan cepat...mendadak perasaan ini dilukai begitu saja olehnya. Sakitnya bukan hanya karena suamiku mencintai wanita lain lalu pergi. Lebih sakit, karena dia mencampakkanku begitu saja tanpa ada perlakuan dan kata-kata yang baik. Dia pergi tanpa bisa kubayangkan akan secepat itu. Meski aku menyalahkan diriku, bahwa
Baca selengkapnya
32
Dua minggu kepergian suamiku, sisa uang dan makanan sudah menipis, dapur mulai kekurangan stok, tagihan listrik dan air berbunyi, memaksa diri ini untuk segera membayar. Pikiran ini mulai terhimpit tentang tagihan uang sampah dan iuran wajib komplek ditambah dengan uang iuran guru mengaji anak anak di TPQ.Kubawa permasalahan ini ke ibu mertua namun aku terlalu malu. Malu karena tidak bisa mempertahankan suami dan keluarga. Lagi pula beliau sudah sering membantu kami jadi aku agak segan padanya.Jika kubawa permasalahan ini kepada Ibuku tentu sudah siang akan beliau utarakan adalah segera mengajukan gugatan perceraian dari lepas dari semua kemelut ini. Bukannya aku tidak bisa mengambil langkah cepat untuk segera bercerai ... Aku hanya butuh waktu untuk damai dengan kenyataan dan mengatasi perasaan yang belum siap untuk menyandang status janda seutuhnya.Aku masih berpikir bagaimana caraku menghadapi hari-hari serta godaan orang-orang di saat diri ini telah keluar dari rumah dalam kea
Baca selengkapnya
33
Kendati mereka masih tertawa dan mengolok-olokku aku hanya mengucapkan istighfar sambil terus mengusap dada. Berusaha melapangkan sabar bahwa apapun keputusan yang kuambil sekarang akan mendapatkan hikmah suatu saat nanti."Bunda, apa panggilan Ayah sudah berakhir?""Ya, kenapa?""Yaah... Padahal Aku ingin Ayah memesankan ayam goreng untuk kami.""Tidak perlu meminta dari ayah kita pesan saja langsung.""Bukannya uang Bunda tinggal sedikit?""Ya, Tapi Bunda masih bisa belikan." Anakku masih terlihat sibuk di ponselku, entah apa yang ia lakukan." Sudah, Daffa sudah WhatsApp ayah dan meminta ayah untuk mengirimkan sekotak ayam goreng.""Hah, masak? Lalu Ayah mau bilang apa?""Dia bilang, ok.""Baiklah, terserah kalian saja.""Meski di luar kota, Ayah tetap memesankan untuk kami dan dia bisa bayar lewat dompet digital jadi bunda tidak perlu khawatir?""Ya, ya, kalau begitu tunggulah ayam gorengnya, pergilah bermain dengan adikmu," jawabku menyerah.Aku tetap melanjutkan tontonanku sambi
Baca selengkapnya
34
Aku langsung mematikan ponsel sebelum air mataku meledak begitu saja di hadapan trotoar di mana orang-orang sedang lalu lalang. Sakit yang kupendam semalam seolah sudah sampai di puncaknya. Hingga aku tidak bisa lagi menahan kemarahan dan kesabaranku.Mungkin dia pikir aku bodoh dengan diam dan terus bersabar, mungkin dia kira aku menyerah dengan semua ini dan memilih bertahan demi anak-anak. Mungkin dia merasa bahwa aku masih mencintainya, sehingga tidak menggugatnya sampai hari ini. Lelaki itu sudah bertindak begitu jauh dan semena-mena padaku, sehingga aku tidak akan memberinya ruang lagi untuk menyakiti diri ini. Aku langsung memutar kemudi motorku untuk pergi ke bandara dan membalaskan dendam ku yang selama ini bertumpuk di dalam dada.Setelah 40 menit berkendara di flyover dan jalan yang lumayan padat, aku tiba di bandara internasional tersebut, aku langsung parkirkan motorku dan mengendap menuju tempat kerja suamiku yang arahnya cukup berjarak dari lobi utama.Kebetulan ini
Baca selengkapnya
35
Selagi lelaki itu murka, aku sengaja mengencangkan suara tangisanku dan pura-pura terlihat trauma serta ketakutan pada mas Kevin. Setiap kali mas Kevin melirik ke arah diri ini, aku pura-pura ketakutan dan mencari perhatian pada staf yang ada di dekatku. "Mbak, suami saya akan menghajar saya. terakhir kali dia murka, dia mencekik dan nyaris menghantam kepala saya ke pot bunga. Badan saya sakit, tulang-tulang saya rasanya retak dan otot saya lebam karena dia melempar saya dengan keras." Aku maunya ke air mata dengan tisu sementara mas Kevin melotot ke arahku tidak terima dengan perkataanku yang dramatis."Anda mendengar itu Anda mendengar betapa ketakutannya istri anda pada anda!" tanya Pak Kabid, staf walikota juga ada di sana dan memperhatikan mas Kevin dengan tatapan tajam."Apa Anda tidak sadar bahwa gara-gara anda kunjungan dan inspeksi wakil walikota langsung bubar dan gagal! Wah, keterluan sekali.""Saya minta maaf!""Maaf apa? Saat orang yang seharusnya jadi etalase dan k
Baca selengkapnya
36
Kalau dikatakan puas atas peristiwa hari ini, Tentu saja itu belum, aku di titik didih di mana tak akan kuberikan kesempatan lagi agar mas Kevin bisa berbuat sesuka hati. Kemarin telah kuberikan dia jeda, bahkan satu bulan lebih aku membungkam dan tidak berkata pada siapapun. Sekarang, aku bergejolak, aku tidak bisa menahannya lagi. Jika membuka semua masalah ini ke depan semua orang akan membuatku mendapatkan solusi, maka aku terpaksa melakukannya. **Kubaringkan tubuhku di kasur yang empuk, merebahkan kepalaku di nyamannya bantal, sementara pintu terkunci dan tak kubiarkan dia bergabung ke dalam kamar utama.Aku mendengar jelas suara kakinya yang mondar-mandir antara ruang keluarga dan dapur, terdengar ingin memasak sesuatu tapi aku telah menyimpan stok makanan, hanya ada makanan sisa di kulkas dan itu pun kalau dia mau memakannya. Aku akan membalaskan perbuatan pacarnya yang telah mengirimkan ayam goreng tak layak untuk kedua anakku. Aku akan membalasnya, setidaknya sampai dua m
Baca selengkapnya
37
Aku beranjak dari meja makan untuk membangunkan suamiku, dia dengan posisi terlentang di sofa depan TV masih nampak pulas dengan tidurnya yang dalam."Mas!" Aku mengguncang bahunya perlahan sambil membisikkannya."Hmm.""Ayo bangun, ibumu ada di sini," bisikku lagi."Kau pikir aku tidak mendengar semua percakapan dan sandiwaramu pada Ibuku?""Aku berusaha untuk menjadi menantu yang baik dan mencoba bertahan.""Bertahan dari apa?" desisnya sambil mendelik."Darimu yang jahat," balasku tersenyum, aku melotot ke arahnya dan meminta dia untuk menjaga sikapnya selagi ibu mertua masih ada di sini.Sementara dari arah meja makan yang tidak bersekat dengan ruang keluarga, ibu mertua menatapku, mungkin ia pikir aku tengah membangunkan suamiku dengan mesra, makanya dia masih tertawa sambil menggeleng geleng perlahan padahal aku dan Mas Kevin tengah perang dingin dan saling menyakiti."Bangun dan jaga sikapmu, selain ibumu adalah anak-anak kita yang harus merasa bahwa keluarga mereka baik-bai
Baca selengkapnya
38
"Dan meski aku putus dengannya, kau pikir aku akan suka rela dan nyaman pergi berlibur denganmu?! melihat semua perbuatanmu yang jahat padaku hingga membuatku di-skorsing oleh atasan, aku benar-benar kehilangan cinta! aku muak dan jijik melihat wajahmu," desisnya sambil mendelik dan menatap sinis padaku."Dan kau pikir aku melakukan ini semua karena aku ingin mempertahankanmu?! Hahahaha, kau polos atau terlalu naif, Mas?! Aku melakukan ini semua untuk anak-anakku dan terutama ibu mertua yang menyayangiku. Kau pikir aku melakukan ini untuk mengemis cinta dan mendapatkanmu kembali ke pelukanku? Dih!" Aku mendecih dan memandangnya dengan wajahku yang sinis."Percuma kita terus begini! Kenapa kita tidak bercerai saja jika aku dan kamu saling membenci!""Aku tidak pernah membenci orang, tapi kaulah yang menimbulkan banyak masalah. Aku berjanji pada keluargamu dan keluargaku untuk bertahan, jadi jika kau yang tidak tahan dengan semua ini ... Kau bisa pergi," jawabku."Kau menyuruhku pergi
Baca selengkapnya
39
(Wah, ada yang memamerkan kebahagiaan palsu rupanya.) Dia mengirim pesan disertakan dengan emoji dan gambar anjing-anjing di belakangnya.Melihat emoji itu aku jadi teringat tentang bagaimana Suamiku menamaiku di kontaknya.(Wah ada yang terbakar cemburu rupanya... tapi aku dan suamiku sedang menikmati liburan di mana hal itu diharapkan bisa mendamaikan kami.)(Hahaha, damai apanya, kamu tidak menyadari bahwa Mas Kevin melakukan itu karena terpaksa?)(Meski terpaksa, dia terikat pada hubungan yang sah, sehingga dia harus menuruti keluarga dan tetap berada di sekitarku, itulah bedanya antara hubungan istri sah dan pelakor.)Tak terima dengan perkataanku wanita itu malah menelepon mas Kevin yang di sisiku, lelaki yang sedang makan salad itu terkejut karena kekasihnya menelpon tepat di saat aku bersamanya."Maaf, aku permisi!""Angkat saja di sini, sembunyi-sembunyi pun tidak ada bedanya." aku mendesis padanya dengan tegas.Mendengar kata-kataku pria itu nampak gentar dengan tangan ge
Baca selengkapnya
40
Mendengar perkataanku yang santai, lelaki itu langsung mengamuk,.dia mengambil bantal tersebut dan melemparnya, begitupun selimutnya yang dia tendang dan langsung terlempar ke atas kursi.Aku tak perduli tentang dirinya dan amukannya aku kembali merebahkan diriku kekasih surga memainkan ponselku.Dia yang berdiri di teras untuk waktu yang lama lalu masuk dan menyusulku ke dalam."Apa kau tidak tahu ini sudah jam berapa?""Ya, aku tahu, ini sudah hampir jam 08.00 malam," jawabku santai."Apa kita tidak akan makan dan kau tidak ingin memesan sesuatu untukku?!"Betul juga, dia terbiasa kuberi makan dengan waktu dan jadwal yang tepat, jadi tentu saja jam segini dia sudah meronta-ronta kelaparan dan ingin segera diberi makan. "Ada beberapa camilan yang tadi ku beli di rest area, kau bisa mengambilnya. Aku tidak akan memesan apapun dari restoran karena aku masih kenyang, kita harus berhemat!"Ada beberapa chips, coklat dan roti yang ada dalam plastik itu. Juga ada dua kaleng minuman dingi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status