Lahat ng Kabanata ng Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku : Kabanata 21 - Kabanata 30
160 Kabanata
21
Hanya terduduk sedih di balik pintu kamar anak-anak dan sepanjang malam menangisi perkataan suamiku. Aku tidak tergerak sedikitpun untuk merebahkan diri di tempat tidur dan melenakan mataku dalam mimpi yang indah, hatiku sakit, perasaanku tak tenang. Pemikiran akan kehidupan kami ke depannya yang membuatku tidak bisa memejamkan diri. Kelihatan dari percakapan tadi bahwa suamiku tidak peduli andai aku pergi atau tidak ada lagi dalam hidupnya. Jika aku menyerah dia akan segera menikah dengan Mila. Namun jika aku bertahan sedikit saja, mungkin aku bisa mengamankan kehidupan rumah tangga dan anak-anak kami. Tapi, kekuatan dari manakah yang akan kugunakan untuk bertahan dalam keadaan seperti ini. Sinar matahari yang masuk dari celah ventilasi jatuh tepat di wajahku dan menyadarkan diri ini jika pagi sudah datang, perlahan aku menggerakkan badan untuk bangkit dari posisiku, rasanya sendi-sendi dan tulangku nyeri dan ngilu, kepalaku sakit, pun dengan mata ini pedih karena tak henti-henti
Magbasa pa
22
Kubiarkan lelaki itu pergi, tanpa menyaksikan seperti kebiasaanku tiap pagi mengantarnya ke mobil, aku sudah enggan melakukan rutinitas konyol itu.Teringat betapa tulus dan berbaktinya aku, mendadak merasa bodoh begitu teringat percayanya aku padanya, sepenuh hati kubuat kotak makan tapi di belakangku ia mengolok diri ini dengan mencintai wanita lain lalu menistakan kotak bekal yang kuberikan, untuk dinikmati bersama jalang itu. Ah, aku ditipu mentah mentah olehnya.**"Apa rencanamu pada suamimu?" tanya ibuku saat aku menelpon."Entahlah, aku akan lihat bagaimana tersiksanya dia saat aku tak lagi memperdulikannya.""Jika kau memilih pergi, secepat kilat ia akan menikah.""Betul, dan aku tak akan biarkan dia semudah itu menjalani hidupnya. Enak saja mencampakkan istri lalu bulan madu dengan wanita lain. Kalau dia tak tahan lagi untuk berpisah, maka biarkan dia yang gugat cerainya," jawabku."Lalu untuk apa kau menunggu jika ujungnya berpisah.""Jika dia yang meninggalkan kami, mak
Magbasa pa
23
Tak lama dari sana pesannya sudah centang biru, Mas Kevin terlihat mengetik sementara aku sudah tidak sabar menunggu jawaban pembelaan dan kalimat pembenaran yang selalu terdengar klise di telingaku.Mengetik ...Dan terus mengetik, sampai akhirnya tidak ada balasan dari pria itu.Aku duduk di ruang tamu sambil menunggu waktu bergulir dari pukul 14.00 menjadi pukul 15.00 sore. Semakin berdetak jarum jam semakin panas dan terbakar rasanya perasaan, aku berada di puncak amarah dan kekesalanku.Pintu garasi terdengar terbuka lalu mobil itu masuk ke dalam halaman rumah, aku langsung berdiri dan sudah tidak sabar lagi untuk melayangkan segala caci maki dan kekesalanku.Dia tahu aku akan marah jadi mungkin dia sudah menyiapkan segala sesuatu untuk menjawabku."Assalamualaikum.""Walaikum salam!"Aku menjawab salamnya dengan wajah yang sudah tidak bisa kusetting untuk pura-pura tersenyum dan menyambut kedatangannya dengan sukacita."Aku minta maaf atas kejadian siang tadi.""Oh, bagus, rupan
Magbasa pa
24
Aku tak tertidur meski detak jam dinding berangsur membawa malam merangkak menuju jam 03.00 pagi. Aku terus berpikir tentang bagaimana cara memberi pelajaran pada suamiku yang sudah terlanjur arogan dan merasa bahwa dunia sedang berpihak padanya. Andai kuviralkan mereka dengan menuliskan story dan kisah-kisah di sosial media yang kini sedang trending, kemungkinan aku akan mendapatkan atensi sehingga kisah pengkhianatan Mas Kevin akan terungkap dan mempermalukan dia serta kekasihnya. Tapi di sisi lain cara itu hanya cara amatiran seolah aku cari perhatian, jika aku ingin mendapatkan kembali suamiku atau mungkin memberinya pelajaran, aku harus pintar mengatur rencana yang lebih elegan dari itu semua. Atau mungkin... kubiarkan saja mereka seperti itu sampai mereka puas. Kubiarkan suamiku tetap dzolim bergelimangan dosa sampai azab mendatanginya, sehingga dia sadar sendiri saat keadaan menjadi terbalik dan menyakitinya.Kalau ingat tentang percakapan kami, berulang kali hatiku tertusuk,
Magbasa pa
25
Di jam istirahat kudapati ia sudah tertidur di kamar. seharusnya aku bergabung di tempat tidur tapi rasanya tak sedih hati ini untuk seranjang lagi dengan lelaki itu lelaki tidak pernah perasaan yang sudah menghianati istri serta mengumbar aib rumah tangga pada wanita lain. Di puncak segala kesulitan dalam ujian rumah tangga dan seburuk-buruknya mulut seorang manusia dia tidak akan mengumbar aib rumah tangganya sendiri, apalagi tentang wanita yang sudah melahirkan putra dan putri untuknya. Dasar memalukan.Kok tarik bantal dan selimut yang ada di kakinya lalu beranjak keluar dari kamar utama."Rumah kita tidak ada cadangan kamar lain selain kamar anak dan kamar ini, kau mau kemana?""Setelah berhasil melubangi hatiku dengan perbuatan dan kata-kata yang menyakitkan lalu kau berharap aku akan tidur sepanjang denganmu? Jangan terlalu santai bermimpi.""Kau masih istriku dan aku berhak melihat hal terbaik dan menyentuhmu, apa kau sadar?""Hanya istri di atas kertas yang kau bayar dengan
Magbasa pa
26
"Lantas ke mana kau akan membawa kehidupanmu?" tanya Ibuku saat aku berkunjung ke rumahnya bersama anak-anak. Pukul 02.00 siang aku menjemput mereka tidak langsung pulang ke rumah, kupilih pulang ke rumah ibu untuk makan siang dengannya. "Aku capek main drama seperti wanita lain yang berusaha mengejar suaminya dan memisahkan dia dan kekasihnya, semakin dikejar dan dicegah-cegah akan semakin menjadi-jadi saja. Sebaiknya tonton saja dan biarkan mereka menikmati permainannya.""Lalu apa kata orang-orang saat mereka mengetahui apa yang terjadi?""Jangan tanyakan semuanya padaku, tanyakan pada suamiku kenapa dia melakukan hal itu. Aku hanya mengerjakan sisa dari tugas-tugas ku kewajibanku sebagai istri dan ibu, tinggal dia saja ... apa dia akan sadar atau terus begitu.""Dia menelepon ibu dan berkata bahwa dia cukup kesulitan akibat sikapmu yang dingin akhir-akhir ini.""Lalu ibu bilang apa?""Ibu bilang ibu tidak bisa berbuat banyak dan ikut campur. Ibu hanya berharap kalian bisa menyele
Magbasa pa
27
"Bund, aku tidak bermaksud mempermalukan Bunda!""Tapi yang kau perbuat mempermalukanku dan ayahmu seakan aku tidak mendidikmu untuk puas dengan apa yang kau miliki! Siapa wanita itu, dan kenapa dia bisa menguasaimu?""Ini aku." Tiba-tiba ada suara dari balik pintu, suara wanita yang sudah jelas kukenali karakteristik nadanya."Siapa kau!" Tiba-tiba Gadis itu muncul, dia berdiri dan menatapku serta ibu mertua. Ibu mertua tak kalah sok nya menyaksikan wanita yang dibawa masuk Kevin. Dia berdiri di ambang pintu mengenakan rok lipit semi tradisional dan kemeja putih, rambutnya di-blow dengan anting mutiara yang mempercantik dirinya. "Saya temannya Kevin!""Oh, jadi kamu ...!" tanya ibu mertua sambil memicingkan mata."... kamu orang ketiga yang muncul dalam rumah tangga anakku? Kenapa berani sekali kau injakan kakimu di tempat ini. Apa kau tidak berpikir kalau itu akan membuat Kevin dan istrinya bertengkar! Apakah kau sengaja melakukan ini demi memisahkan mereka? Senekat itukah dirimu?"
Magbasa pa
28
"Kau puas 'kan menciptakan konflik antara aku dan ibuku! Lihatlah, dia mengeluarkan sumpah serapah dan segala ancaman yang seharusnya tidak perlu didengarkan oleh seorang anak!" Ujar mas Kevin dengan wajah penuh kebencian dan dendam padaku.Setelah Ibu mertua pergi dan suara mobilnya terdengar menghilang Mas Kevin malah mengatakan itu. Dengan seragam dan atribut yang masih melekat di tubuhnya, dia hendak melanjutkan pertengkarannya denganku."Ayah! Masih Ayah buat bunda menangis?" tanya Sinta."Anak kecil, pergilah ke kamar dan biarkan aku bicara dengan ibu kalian!"Tentu saja putra dan putriku ketakutan mendengar bentakan ayah mereka, sehingga keduanya langsung berlari ke kamar."Apa yang kau harapkan dengan mengadu pada Ibuku lalu membuatku bertengkar dengannya. Apa kau pikir aku akan semakin mencintaimu?!""Aku tak lagi mengharapkan cintamu sebab cintamu sudah diambil semuanya oleh wanita itu. Tunggu apa lagi sekarang, bukankah tadi kau akan kondangan dengannya... Ayo ganti bajumu
Magbasa pa
29
Tak banyak bicara lagi lelaki itu langsung meninggalkan rumah dengan tas pakaian yang disandang di bahunya. Sebenarnya ada rasa hancur saat menyaksikan ia meninggalkan rumah begitu saja, tetapi aku tidak punya alasan untuk mencegahnya. Karena, untuk apa aku menahannya jika perasaannya tidak ada di sini. Hanya raga yang ada padaku tapi jiwanya ada bersama wanita itu.Percuma!Suara mobilnya terdengar dengan jelas pintu gerbang bergeser perlahan, lalu kendaraan itu menghilang begitu saja dari garasi, meninggalkan jejak suara dan sisa pertengkaran kami.*Besok hari.Setelah mengantarkan anak-anak ke sekolah aku janjian dengan temanku untuk bertemu di rumahnya, teman yang kemarin berkumpul di cafe bersamaku, berikut dengan teman teman reuni lainnya.Aku mengunjungi rumahnya dan Vina senang sekali aku mendatanginya. Dia langsung mengajakku sarapan bersama dan minum kopi rupanya dia telah menyiapkan beberapa hidangan untuk menyambutku, jadi aku merasa senang dan sedikit terhibur dengan ker
Magbasa pa
30
Kulangkahkan kaki turun dari motorku, kuseka wajahku yang sudah basah oleh cappucino bercampur air mata kekesalan. Suamiku panik, ia menekan kaca mobilnya agar segera tertutup, kalau bisa iya ingin segera kabur dari sana tapi lampu hijau belum juga menyala.Brak!Brak! Dengan helm, kuhantam kaca yang ada di sisinya. Juga kaca depan tepat di depan kemudi. Kaca itu retak, tapi karena dilindungi oleh kaca film anti pecah, jadi hanya lubang dan retak saja."Kurang ajar, setelah berselingkuh, memperlakukan diri ini seperti hewan, lalu kabur dari rumah ... sekarang kau mempermalukanku dengan menyiramkan kopi itu ke wajahku!""A-aku tak sengaja!""Sungguhkah!" Aku kembali memungut gelas itu, dia sendiri sama sekali tidak turun dari mobilnya sementara Mila meminta dia untuk segera tancap gas pergi meninggalkanku.Orang-orang yang kebetulan sedang menunggu lampu hijau terkesiap dengan pemandangan yang terjadi."Bu, tenang Bu, itu siapanya Bu?""Dia melanggar hukum dengan buang sampah sembara
Magbasa pa
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status