All Chapters of Nama Kontak Yang Menyakitkan Hatiku : Chapter 51 - Chapter 60
160 Chapters
51
"Jujur saja, aku lebih senang kehilangan nafkah, daripada dibungkam olehmu. Lagi pula, aku mendapatkan kehidupan yang sulit gara-gara fitnahan yang terjadi di pengadilan, orang-orang mencibir dan merendahkanku karena aku pemboros dan punya hutang ratusan juta. Apa kau merasakan sakit yang sama seperti yang kurasakan?"Meskipun terdiam atas perkataanku, uang yang dia sodorkan masih teronggok begitu saja di atas meja teras."Jika kau datang membawa uang 100 juta agar semua masalahmu selesai, maka aku tidak menerimanya. Aku akan menerima itu sebagai tebusan perceraian denganmu, tapi bukan untuk menutup mulutku.""Kasih aja sih Mas, ribet banget!" ujar Mila di latar belakang. Sebenarnya aku ingin sekali menampar dan membungkam wanita itu tapi bukan gayaku untuk mengotori tangan sendiri berhubungan dengan wanita itu. Aku tidak ingin menambah konflik di kepala dan memusingkan hidupku atas pelakor itu, biarkan karma yang membalasnya. "Kalau begitu, aku pamit dulu.""Tetangga pasti bergunjin
Read more
52
Ya sekarang ...Katanya kalau sudah tiada baru terasa kehilangannya, baru terasa kerinduan dan betapa bergunanya dia saat masih berada diantara kami.Tapi tidak untukku dan anak-anak, selama ini aku terbiasa mandiri dengan segala tugas, pergi ke sana kemari sendirian, melakukan tugas rumah, memasang galon, memasang gas, membenari barang-barang yang rusak juga aku sendiri. Aku terbiasa mandiri dan lelaki itu fungsinya hanya memberikanku uang dan nafkah batin. Aku tidak terlalu kaget atau mengalami syok saat dia tidak berada di sisiku. Memang aku kesepian, tapi untungnya ada kedua anakku menghilangkan rasa itu. Alhamdulillah laundry semakin ramai dan pelanggannya mulai bertambah dari komplek-komplek sekitar rumah kami, aku juga mengikuti les memasak dan mengaplikasikan ilmu baru pada produk-produk kue yang aku promosikan. Perlahan-lahan orang-orang mulai mengenali dan menerima hasil masakanku, Alhamdulillah semuanya membaik."Eh, jika semuanya sudah stabil, apa kau tidak berpikir untu
Read more
53
"Ibu, Ayah, ini benar-benar tidak lucu. Kalian bebas membercandaiku dengan lelucon apapun, tapi jangan seperti ini," ucapku dengan hati yang tidak enak. Rasanya aku ingin menangis saja karena tiba-tiba ibu mertua ingin menjodohkan aku dengan seseorang yang tentu saja kami kenal.Mas Fadli adalah seorang pengusaha ternak ayam dan distributor telur yang sangat sukses. Dia duda yang ditinggal meninggal dunia oleh istrinya. Dia cukup kaya, tampan dan berwibawa, kulitnya putih, serta tatanan rambutnya yang selalu disisir ke arah kiri membuat penampilannya paripurna. Setidaknya aku mengingat hal tersebut, terakhir kali saat berjumpa dengannya, di pesta pernikahan sepupu Mas Kevin 2 tahun lalu."Kau akan ideal jadi istrinya, Fadli mengetahui tentang dirimu dan kami menceritakan konflik yang terjadi antara kau dan Kevin. Kami menyarankan agar dia melamarmu dan Fadli setuju.""Apa? Kenapa Ibu dan Ayah tidak berdiskusi dulu denganku dan memilih memutuskan secara sepihak? kalian harus mendengar
Read more
54
Seorang pelanggan laundry datang padaku, dia tetanggaku, dia punya anak yang menikah dengan salah satu tetangga Mila, dia mengenal mas Kevin dan tahu apa yang terjadi di sana."Kau tahu Kevin dan Mila sudah menikah."Dia mengatakan itu sambil berbisik saat menerima laundry-nya dariku."Oh ya, syukurlah," balasku datar, aku harus mengendalikan ekspresiku agar aku tidak terlihat penasaran."Mereka hanya menikah secara pribadi di rumahnya, mereka tidak melakukan pesta atau mengundang orang-orang karena malu. Semua orang mencibir dan menertawakan wanita itu sebagai pelakor.""Oh, saya turut prihatin.""Bagian terbaik adalah, wanita itu di diturunkan jabatannya dan dimutasi ke daerah yang jauh sekali, mungkin ke Maluku." Ibu baru bayar itu berkata-kata dengan wajah berbinar."Kok begitu?""Ya karena... ia sudah mempermalukan instansi dengan berselingkuh dan merusak pernikahan orang lain. Ada petisi di sosial media yang mendesak kepala bea cukai bandara untuk memecat wanita bernama Mila i
Read more
55
Aku yang tadinya sedang fokus bicara dengan Mas Fadli langsung berdiri dan menatap mas Kevin dengan geram. Beraninya dia datang ke rumah ini dan beraninya dia menyela percakapan kami. Lebih lagi, beraninya dia merusak suasana hatiku yang mulai membaik. "Siapa kau dan apa hakmu untuk berani datang kemari dan menyela percakapanku dan tamuku, berani sekali kau!" Aku mendesis sambil menatapnya dengan tajam. "Apa kau mau aku meviralkanmu? belum habis masa iddah tapi kalau sudah pacaran," ucapnya sambil tertawa, sepertinya, sejak berpisah denganku, lelaki itu berubah jadi penjahat dan tokoh antagonis yang amat mengerikan."Kalau begitu jangan buang-buang waktu. Ayo nyalakan kamera dan rekam! Bukti dari mana kau sebut aku pacaran sementara aku dan Mas Fadli baru bertemu beberapa saat yang lalu," jawabku yang tetap tenang. "Wow, wow, Mas Fadli! aku terkejut sekali saat tahu bahwa kau akan dijodohkan dengan fathiyah. Janda dan duda akan dipersatukan dalam keluargaku," balasku sambil menepu
Read more
56
"Ya, kurasa apa yang Mas katakan ada benarnya berikan saya waktu agar saya bisa berpikir secepatnya.""Jangan lama-lama memberi jawaban karena tidak baik membuat seseorang menunggu ucapnya sambil menepuk bahuku kemudian berpamitan untuk izin pulang."Hati-hati Mas," ucapku saat mengantarkan lelaki bertubuh tinggi itu ke ambang pintu pagar."Kamu pun harus berhati-hati ya jangan pernah menanggapi hal-hal yang sudah tidak penting lagi.""Iya, Mas," jawabku mengangguk pelan.*Sekitar pukul 14.00 siang anak-anak sudah ada di rumah, Mereka senang sekali membuka bawaan oleh-oleh dari Mas Fadli yang begitu banyak dan merupakan makanan dari cemilan favorit mereka."Siapa yang bawakan ini Bunda?""Om Fadli dari Surabaya.""Dia kan lelaki yang katanya mau menikahi Bunda?""Hmm, ya," jawabku lirih.Kedua anakku langsung antusias dan melepas makanan mereka dari tangan kemudian mendekatiku."Apa dia tampan dan baik Bunda?"putriku tersenyum berseri saat bertanya tentang itu."Apa dia membawakan in
Read more
57
"sudah banyak kekasih ayah tapi selalu saja gagal, entah mereka kecewa dengan harta Ayah yang tidak banyak atau mereka tidak cocok denganku. Aku bosan dengan kekecewaan.""Cobalah sekali ini, lagi pula aku dan tante fatia tidak pacaran, kami hendak langsung bertunangan saja.""Ayo tetap harus menelisik perasaan dan niat tante fatia!" Jawab anaknya sengit. "Dia orang yang baik, Cucuku," ujar Tante Diana."Dan Nenek Jihan berani bersumpah bahwa tante fatia adalah wanita yang lembut dan berhati mulia," ujar ibu mertuaku memberi kesaksian kepada calon cucu barunya itu. Ya Tuhan, perdebatan itu sungguh alot sedang Putri Mas Fadli hanya melipat tangan di dada sambil memasang wajah cemberut.Ternyata sangat sulit membuat indira setuju, hingga aku nyaris saja mengambil keputusan untuk tidak jadi menikahi lelaki itu. Toh, aku tidak tergila-gila atau memaksakan diriku untuk segera menikah dengannya."Nak, aku tidaklah nekat atau tergila-gila pada ayahmu sampai aku harus memaksakan diriku meni
Read more
58
"Kevin, bangunlah, pindahlah ke kamarmu," ujar ayahnya."Tidak, tidak akan! Aku kecewa pada kalian ayah, Kenapa kalian bermusyawarah tanpa mengajakku! Apa aku sudah tidak dianggap anak di rumah ini?!"lelaki itu terus kembali tertawa sambil mengusap-ngusap wajahnya. Sampai akhirnya entah pingsan atau tidur dia tiba-tiba tidak merespon perkataan siapapun. Di momen yang tidak mengenakkan seperti itu, bukannya mengajak keluarganya pergi, Mas Fadli malah turun tangan untuk mengambil tindakan.Dia berinisiatif untuk mengajak ayah mertua dan kami untuk membawa mas Kevin ke kamarnya."Tolong ambilkan air lemon," ucap lelaki itu sok dia meletakkan kepala mas Kevin di bantal, Mas Fadli kemudian membuka kemejanya lalu membantu lelaki itu untuk memakai baju tidur yang bersih. "Ini Nak, airnya." Tak lama ibu mertua datang membawakan air lemon hingga Mas Fadli membantu Mas Kevin untuk meneguknya, perlahan kesadaran lelaki itu mulai datang lagi."Apa kau mendengarku? Apa kau bisa melihatku dengan
Read more
59
Tak banyak yang bisa diucapkan Mas Kevin setelah Mas Fadli mengatakan hal itu. Tampaknya satu kalimat telah membuatnya terguncang, memukul mental dan berhasil membuat lelaki itu syok.Terakhir kulihat sebelum kami meninggalkan kamarnya, dia nampak pucat dan berkeringat, wajahnya basah pun dari mimik bibirnya dia hendak mengatakan sesuatu tapi kalimat itu tidak terucap sama sekali."Mas, apa Mas yakin tentang menjadikan Mas Kevin sebagai saksi tidakkah dia akan mengacaukan sesuatu bila berubah pikiran?""Tidak dia tak akan berani, Dik," balas Mas Fadli, "ada orang tua yang akan membuat dia mengerem sikapnya.""Kamu berhasil memukulnya dengan satu kalimat, Mas.""Begitulah seni pertarungan bila kau ingin menang," jawabnya sambil tersenyum dan menyentuh bahuku pelan. Setelahnya pria berwibawa itu pamit pulang pada kedua orang tua Mas Kevin, disusul pula olehku dengan anak-anak yang memutuskan untuk pergi juga.Tadinya Mas Fadli menawarkan tumpangan tapi karena kami membawa motor sendiri
Read more
60
*Hari-hari berganti, langkah-langkah menuju tali pernikahan semakin mendekat padaku namun kami belum melakukan persiapan apa-apa. Keluarga memang antusias tapi aku sendiri mencoba untuk tetap bersikap normal."Segeralah untuk mencari lokasi acara dan catering," ujar kakakku."Aku mempercayakan itu kepada Ibu Jihan dan Tante Diana calon mertuaku. Mereka adalah keluarga mempelai pria yang pasti ingin pestanya dilakukan dengan megah dan mewah biarkan mereka yang putuskan vendor dan menentukan deal harga. Aku ikut saja kak sebab aku tahu diri kita berasal dari keluarga yang tidak begitu kaya.""Tapi pengantin juga berhak memutuskan seperti apa pernikahan impiannya.""Aku tidak ada bayang-bayang Kak, yang kuinginkan hanya acara yang lancar serta kehidupan yang tenang setelah itu," jawabku."Kau ini naif sekali, saat orang-orang sibuk melakukan persiapan kok malah tetap menerima order kue dan laundry.""Tenang saja kak, aku akan turun tangan di waktu yang tepat.""Kau belum memilih sou
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status