Lahat ng Kabanata ng Pria yang Kucumbu Malam Itu Ternyata Bosku: Kabanata 31 - Kabanata 40
106 Kabanata
Rahasia Aditya Terbongkar
Diusir bak hewan pengganggu saja, Aditya terbelalak kaget. Wajahnya memerah merasa tak dihargai sang Kakek.Paman Grove paham raut wajah Aditya, menepuk pundaknya pelan. Guna menenangkannya yang masih tersulut emosi, sebelum mendorongnya keluar."Tutup pintunya, lalu duduk, Grove," titah Tuan Collins menatap lekat wajahnya.Pria yang kurang akrab dengan Tuan Collins tersebut mengangguk patuh."Katakan padaku, siapa gadis yang membuat Aditya hilang waras begitu?" Baru saja menghenyakkan duduknya, paman Grove berjengit kaget sampai berdiri, di beberapa detik kemudian kembali duduk. Matanya melotot tajam ke Tuan Collins. Setahun ini dia dan Aditya sudah berusaha menutupinya, tapi kenapa Tuan Collins tahu?"Gadis? Maksudnya, Tuan?" tanya paman Grove membuang tebakan pikirannya "Jangan berlagak pikun, Grove! Kalau masih butuh bekerja untuk Aditya!" kecam Tuan Collins langsung membuatnya tak berkutik.'Sial! Apa tadi Aditya sudah mengakuinya kepada Tuan Collins?' batin paman Grove bingu
Magbasa pa
Kembali Ke Stelan Gadis
"Tuan, hampir setahun ini saya bersama orang-orang saya berusaha keras mencari Selena, tapi ..."Paman Grove tertawa getir, sengaja menggantung ucapannya. Berpikir Tuan Collins mungkin lupa atau tak menyimak obrolan mereka diawal. "... kita sudah membicarakan ini diawal tadi, Tuan," lanjutnya tidak bersemangat.Tuan Collins yang tadi menatapnya angkuh lantas mengurai pandangan dari wajah paman Grove. "Itu sebabnya Aditya keluar masuk bar, kafe, warung, pasar dan tempat lainnya, Tuan," jelas paman Grove meneguk salivanya. Kemudian membuang pandangannya. Harusnya Tuan Collins bicara langsung saja dengan Aditya.Paman Grove takut jadi sasaran pelampiasan kemarahan Aditya nantinya. Dia pun dibuat bingung sekarang, harus menuruti perintah Aditya atau patuh pada Tuan Collins. "Apa kamu tahu di mana orang tua gadis itu, Grove? Ahh, lupakan saja. Sekarang panggil Aditya," titahnya berpikir harus bisa menemukan gadis yang mengandung darah daging keluarga Collins.Tidak menunggu lama, Ad
Magbasa pa
Over Thinking
'Astaga, untuk apa Tuan Collins berdiri di belakang pintu?' batinnya mengomel.'Padahal dia bisa duduk menunggu di kursi kebesarannya!'Selena berjalan ke mejanya dengan tangan meremas tali tasnya. Sesekali mengekorkan sudut matanya kepada Tuan Collins yang sibuk memperhatikan buket bunganya di tangannya.'Apa sehebat ini diriku? Pertama masuk kerja setelah cuti panjang, langsung mendapat buket bunga?'"Selena, ini untukmu," ucap Tuan Collins meletakkan buket bunga di atas mejanya.Selena yang berpura-pura sibuk merapikan mejanya, tersentak kaget lantas menolehkan kepala. Beberapa detik terdiam untuk memfokuskan pikirnya.Melihat apa yang dilakukan oleh Tuan Collins, dugaannya tadi seolah benar. Atau ... Tuan Collins menyukai dirinya? Bukankah bunga lambang cinta? Seperti yang di film-film!Tidak! Meski ia sudah memiliki anak tanpa suami, tapi untuk menjalin hubungan dengan pria tua seperti Tuan Collins, itu tidak pernah ada di pikirannya."A-apa ini, Tuan?" tanyanya gugup dan salah
Magbasa pa
Sama-sama Mengesalkan
Selena bergeming. Mengikuti gerakan Tuan Collins meletakkan ponselnya, menggerutu.'Anak siapa yang di maksud Tuan Collins? Aditya kah?' batin Selena belum sepenuhnya fokus mencerna.Cepat-cepat Selena langsung menepis pikirannya. Kali ini ingin fokus kalau tak mau salah-salah menjawab lagi."Selena ... Aditya meminta lusa ini kamu pindah ke perusahaan Adiguna Jaya, ya," ujar Tuan Collins tanpa menoleh, masih sibuk memelototi layar ponselnya. "Jadi besok pagi kamu tidak perlu kemariKamu beresin barang-barang mu saja. Besok sore dijemput sopir ke kos mu ya."Kaget, Selena mengurai perlahan pandangannya dari Tuan Collins.Ke perusahaan Adiguna Jaya? Ia tak pernah terpikir akan kembali ke sana.Selena membatu, batang lehernya bergerak turun naik meneguk liurnya kesusahan. 'Aku tidak bisa ke sana!' batinnya menjerit. Tapi tak ada haknya menolak perintah Tuan Collins kecuali ia mau di pecat.Tak kunjung mendengar sahutan Selena, Tuan Collins menoleh. "Bagaimana, Selena?" tanya Tuan Coll
Magbasa pa
Merubah Tampilan Dirinya
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Selena berpamitan kepada seisi perusahaan. Ia juga tampak tak bersemangat memeluk buket bunga pemberian Aditya.Sampai di kosnya, Selena masih memikirkan obrolannya dengan Tuan Collins tadi."Kenapa harus ke perusahaan Adiguna Jaya?" rutuk Selena membuang napas dengan cara menghempas kuat."Tentu Aditya langsung mengenaliku nanti," gumamnya bingung cara menyamarkan dirinya.Selena beranjak dari duduknya berjalan ke cermin yang menempel di dinding samping meja. Sesaat hanya memandangi dirinya di dalam cermin. Tak ada yang berubah dari dirinya, masih sama dengan beberapa bulan yang lalu. Cuma rambut panjangnya saja yang sudah menyentuh pinggang.Kalau begini siapapun pasti dengan mudah mengenalinya nanti di sana."Ahahh! Aku menemukan ide! Bagaimana kalau rambutnya di keriting?" Ahh, dari dulu ia tidak menyukai rambut keriting. Kesan wajahnya terlihat tua konon.Selena kembali memandangi dirinya, otaknya bekerja keras mencari titik pada tubuhnya-
Magbasa pa
Bertemu Dengan Aditya
"Aku masih belum memikirkannya, Buk," sahutnya tertunduk."Kamu tidak punya kenalan atau teman di sana, Selena?"Selena menggeleng lemah. Ia cuma kenal teman kosnya dulu, tapi mereka juga tidak akrab. Kemudian ia juga tengah merencanakan penyamaran dirinya."Ahh, begini saja. Tadi kamu mau pindah ke perusahaan di kota mana, Selena?" tanya Ibu kos menyentakkannya dari diamnya.Ke pusat kota J, Buk," jawabnya tak bersemangat. "Perusahaan Adiguna Jaya yang berdekatan dengan kantor dewan pusat.""Wahh, kebetulan adik Ibu ada di sana juga, Selena. Dia punya kos-kosan juga. Sebentar aku telepon dia." Ibu kos buru-buru menyambungkan ponselnya.Selena meneguk liur menunggu Ibu kos selesai menelepon. Saat ini harapannya cuma ibu kos. Waktunya cuma tiga hari sebelum kembali masuk ke perusahaan Adiguna Jaya."Hmm, dia mau menjaga Baby Lea nanti, Selena. Ibu juga sudah memesan salah satu kamar kos untukmu, ya."Selena berkaca-kaca karena terharu. Sangat bersyukur memiliki Ibu kos yang selalu r
Magbasa pa
Bersirobok Dengan Aditya
"A-apa? Kamu benar Selena?" tanya Aditya mulai tidak bisa menguasai dirinya. "Maksudnya, kamu namanya Selena tadi? Sekretaris baru di ruanganku?"Sial! Bisa-bisa begini! Aditya merutuki dirinya yang seolah kehilangan taringnya."Iya, benar, Pak. Saya Selena, sekretaris baru Anda di sini."Sial! Aditya menggeleng-geleng. Awal melihatnya, Aditya sangat yakin sekretaris barunya itu adalah Selena yang dia cari-cari. Tapi melihat sikap dan ucapannya sangat berbeda, bahkan sekretaris tak menunjukkan rasa takut kepadanya.Aditya menyipit. Pikirnya, kalau benar dia Selena yang dicarinya, pasti mengenalinya secara intens. Seenggaknya takut karena melarikan diri dalam masa hukumannya."Kamu mengenaliku, bukan?" Aditya mengkerutkan kening, bingung, kaget dan syok jadi satu. Selena paham tujuan pertanyaan Aditya yang melihat dirinya sangat mirip dengan Selena mantan pegawai magangnya. Yah, aku sangat mengenalimu, Aditya! Tapi tidak jaminan aku lolos dari hukuman absurb mu kalau sampai tahu d
Magbasa pa
Mulai Tidak Nyaman
'Apa yang ku lakukan ini?' geram Selena dalam hati, cepat-cepat menundukkan pandangannya. Wajahnya memanas hingga tampak sangat memerah. Entah mengapa dia juga menatapku tadi, pikirnya merutuk kesal.Aditya yang menangkap sekilas pergerakan Selena yang gugup, lantas menoleh kembali setelah beberapa detik sempat membuang wajahnya.Kemudian menumpulkan pandangan pada Selena tanpa berkedip."Kamu!" panggil Aditya menunjuk jari telunjuknya kepada Selena yang kembali sibuk.Apa? K-kenapa dia memanggilku? Selena meneguk liur sekilas menangkap pergerakan jari Aditya yang menunjuk kepadanya. Namun, ia tetap berpura-pura tidak mendengarnya.Paman Grove yang sedari tadi bicara juga tiba-tiba berhenti, ikut menoleh kepada Selena.Sesaat kemudian bergeser menatap Aditya yang masih saja melotot ke Selena.Merasa diperhatikan paman Grove, Selena jadi gelisah.Sial, apa pria tua ini akhirnya mengenaliku? Selena menggeser-geser duduknya mencari posisi yang nyaman.Berusaha tetap cuek, meski tahu Ad
Magbasa pa
Hukuman Untuk Selena
Selena kembali fokus dengan pekerjaannya. Tidak memperdulikan Aditya yang membungkam dengan wajahnya yang kesal.Beberapa lama hanya begitu, sampai Selena terpaksa harus menghampiri meja Aditya."Pak, berkas ini sudah selesai saya cek ulang. Bisa Anda cek di file keuangan perusahaan Adiguna Jaya, saya sudah mengirimkannya ke email terdaftar Anda, Pak," ujar Selena meletakkan map di atas meja."Ohh, iya nanti aku cek," sahut Aditya cuek."Kamu sudah..."Selena mengernyit, sesaat menunggu Aditya melanjutkan ucapannya. Namun, pria tersebut terlalu sibuk dengan ponselnya."Baik, Pak. Saya izin makan siang dulu, Pak," ucapnya membungkuk hormat.Tanpa menunggu respon dari Aditya, Selena kembali ke mejanya segera menyambar tasnya. Buru-buru berjalan keluar ruangan karena harus pulang ke kos.Tadi pagi karena tergesa-gesa berangkat kerja, ia lupa memberikan susu Baby Lea kepada Sharon. Teringat juga setelah membaca pesan Sharon sejam lalu.Selena yang tergesa-gesa hendak membuka pintu ruanga
Magbasa pa
Perlakuan Aditya Yang Tiba-tiba
Cepat-cepat Aditya menghentikan mobilnya asal di sisi jalan. Melirik Selena, cukup puas membuatnya tidak bisa berkutik."Masih mau membantah, hakh?"Selena hanya terdiam. Matanya menatap kosong ke depan, semua terasa cepat dan tiba-tiba. Bahkan ia tidak sempat mengelak diri saat Aditya gesit menarik tangannya bahkan mencium bibirnya.Wajah Selena yang memanas tampak merah padam. Tangannya menyentuh bibirnya yang masih terasa hangat akibat ciuman Aditya tadi.Apa yang dia lakukan ini? Membatin kesal. Sudah kuduga dia memang pria playboy yang hobby mengincar gadis-gadis.Dia pikir aku sama seperti gadis-gadisnya itu? Aku masih punya harga diri yang tinggi!Namun, di beberapa detik kemudian segera tersadar dengan malam panas di waktu lalu.Tapi tetap saja Selena tidak terima dengan perlakuan Aditya, ia memutar kepala menatapnya dengan tatapan berapi-api."Anda sudah---""Menciummu? Yah, itu benar, Selena. Akan begitu kalau kamu masih berani membantahku!" potong Aditya menaikkan kedua alis
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status