All Chapters of Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek: Chapter 11 - Chapter 20
44 Chapters
Bab 11 : Tersaingi
“Apakah kau ingin pergi bersamaku sabtu nanti?”Perkataan Kiara membuat tubuh Dylan membeku. Dylan terkejut dengan perkataan wanita itu.DEGApa yang membuat Kiara bisa tiba-tiba saja ingin mereka pergi berdua? Terlebih di hari weekend, bukan masalah pekerjaan pastinya. Ini lebih terkesan seperti kencan.Namun tiba-tiba saja handphone Dylan berdering keras menandakan panggilan masuk. Dylan mengeceknya dan melihat nama Mira tertera di layar handphonenya.“Halo, Mira.”Dylan melihat ekspresi Kiara yang terkejut ketika Dylan mengatakan nama itu tetapi dia cepat-cepat menutupi keterkejutannya dan bersikap seperti biasa saja. Tetapi Dylan tau, Kiara dan Mira memang rival sejak dulu.“Baiklah, nanti aku kabari.” jawab Dylan menutup pembicaaran ia dan Mira.“Mira ya tadi? Kenapa dia menelfon?”Kiara langsung mencerca Dylan dengan cepat. Terlihat sekali Kiara sangat ingin tahu pembicaraan mereka tadi. Tapi untuk apa?“Dia mengajakku ke acara launching investasi sabtu nanti-““Oh Mira juga d
Read more
Bab 12 :
“Satu kosong. Senang sekali melihatmu kalah lagi.”Kiara meninggalkan Mira yang terdiam memandang Kiara marah.Kiara tersenyum puas melihat ekpresi itu. Karna hal inilah yang memang dia ingingkan.Terbesit rasa senang luar biasa jika dia bisa mengalahkan Mira dengan mudah.“Kau tidak papa jika aku tinggal? Aku harus presentasi sebentar lagi.” Kiara mengangguk mendengar perkataan Dylan. Rasanya ia bukan anak kecil yang harus dipantau oleh Dylan setiap saat.“Good Luck.” Kiara coba menyemangati Dylan. Dan dibalas dengan Dylan dengan mengelus kepala Kiara lembut.“Terima kasih.” jawab Dylan sambil tersenyum.DEGHati Kiara berdetak kembali. Perlakuan kecil Dylan membuat Kiara hati Kiara kembali bergetar.Kiara memandang laki-laki itu berjalan kedepan dan memaparkan materi yang telah ia siapkan sedari tadi.Dylan terlihat begitu bersinar malam ini. Laki-laki berkacamata itu terlihat berkali-kali lipat meningkat ketampanannya, countur wajah tegas, hidung mancung, alis yang terukir sempur
Read more
Bab 13 : Pengakuan
“Dia mengatakan bahwa kau kembali bukan untukku.”Perkataan Kiara tersebut sukses membuat Dylan dengan refleks menekan pedal gas dengan cepat membuat mobil terhenti mendadak.Dylan dengan sigap langsung menahan tubuh Kiara yang terdorong kedepan dengan tangannya.“Maaf. Tapi ini benar-benar membuat aku terkejut.”Dylan dengan buru-buru memarkirkan mobilnya pelan kepinggir jalan raya agar tidak menyebabkan kekacauan. Cukup dengan hal tadi saja, karna itu bisa membahayakan nyawa mereka berdua.Dylan mengambil tangan Kiara pelan dan menggenggamnya.“Aku akan menjelaskan semuanya, Kiara. Beri aku waktu ya?”Kiara mengangguk dan hal itu membuat Dylan lega.Dylan memutar setir mobilnya dan melajukan pelan.Kiara menghabiskan suapan terakhir steak didepannya dengan lahap. Ia benar-benar merasa lapar. Energinya ternyata terkuras habis karna Mira.“Sepertinya kita harus menambah porsinya.” kekeh Dylan yang langsung disambut dengan cemberut oleh Kiara.Astaga imut sekali, batin Dylan tidak taha
Read more
Bab 14 : Kecewa
Kiara terdiam dan hanya bisa memandang tidak percaya dengan apa yang ada di depannya.Sosok yang paling tidak ingin dia lihat sekarang malah berdiri angkuh menatapnya.“Mira?” Perkataan Kiara membuat mama dan teman laki-lakinya itu menoleh melihat Kiara dan Mira saling bergantian.“Kalian saling kenal?” tanya Mama Kiara senang tanpa tahu bahwa Kiara mati-matian menahan emosinya.“Aku pulang ma.” lirih Kiara pelan.Kiara memutar badannya hendak berbalik tapi langkahnya terhenti ketika tangan mamanya menggapai tangan Kiara dengan cepat.“Hei kenapa sayang? Ada yang salah?” tanyanya khawatir.“Ternyata kita akan menjadi saudara ya? Haha lucu sekali!” suara tawa Mira menggema sekeliling ruangan.Kiara menatap Mira dengan tajam. Ia benar-benar mungkin akan kehilangan kontrolnya jika Mira terus bersikap seperti ini.“Kiara, kalian saling kenal? Kenapa ini, Nak?” Terlihat raut khawatir dari mamanya membuat hati Kiara semakin miris.“Tante-ups apakah aku harus memanggilmu mama?” sindir Mira
Read more
Bab 15 : Ketenangan
Dylan terus menatap Kiara yang masih tertidur pulas dibahunya.Wanita itu tertidur karna lelah menangis. Dan Dylan tidak tega untuk membangunkannya, alhasil ia hanya menunggu Kiara tertidur sambil bersandar dibahunya di dalam mobil.Ia ingin mengantarkan gadis itu pulang tapi ia belum tau alamat Kiara. Ia rela menunggu sampai semalaman pun jika memang Kiara tidak terbangun juga.Ia memandang wajah Kiara dengan jarak yang sangat dekat. Ia melihat setiap inchi dari wajah favoritenya ini. Dan Dylan perlahan mengelus pelan wajah itu dengan lembut.Ia merasa gagal untuk menghibur Kiara. Gadis itu menangis tanpa henti seakan-akan hatinya benar-benar hancur.Terbesit rasa bersalah di diri Dylan jika mengingat apakah pada saat perpisahan mereka kemarin juga membuat Kiara menangis seperti ini?Jika tepat 5 tahun orang tua Kiara telah berpisah maka hal itu juga waktu yang sama dengan perpisahan mereka.Membayangkan gadis ini menghadapi semua luka ini sendiri membuat Dylan benar-benar merasa bah
Read more
Bab 16 : Bertemu
“Papa!” Kiara berlari menghampiri laki-laki bertopi hitam yang baru saja keluar dari arrival gate dan langsung memeluknya erat.Kiara begitu rindu dengan papanya karna sudah 6 bulan kurang lebih mereka belum bertemu.“Papa tampak lebih gendut.” kekeh Kiara sambil memukul pelan perut papanya yang disambut dengan gelak tawa dari papanya.“Putri papa semakin cantik saja. Papa hampir tidak mengenalinya tadi.” godanya.Kiara tersenyum penuh bangga dan langsung saja menggandeng lengan papanya untuk keluar dari bandara.“Papa saja yang menyetir. Hari ini kita quality time sepuasanya, oke?”Kiara mengacungkan jempolnya sambil tersenyum senang.“Papa memang yang terbaik!”Mereka berdua masuk kedalam mobil Kiara dan melaju meninggalkan bandara.“Papa disini berapa hari?” tanya Kiara memulai obrolan.“Maaf sayang papa tidak bisa lama. Tapi papa usahakan untuk izin lebih lama jika-““Nope. Tidak perlu papa, aku baik-baik saja.” jawab Kiara langsung dengan lantang.Kiara tau papanya pasti sibuk,
Read more
Bab 17 : Kebetulan Lagi
Kiara terdiam mendengar jawaban dari Dylan. Kenapa laki-laki di hadapannya ini selalu suskes membuat ia terkejut dengan kata-kata spontannya.“Memangnya kenapa jika aku terluka?” tanya Kiara penasaran akan respon Dylan.Laki-laki itu malah sekarang berbalik dan menatapnya intens.“Aku juga pasti akan merasakan rasa perihnya, Kiara.” jawab Dylan serius dan sukses membuat Kiara gelagapan.“Kau terlalu berlebihan.” Kiara berusaha mengatur detak jantungnya setelah mengatakan hal itu. Ia mencari jawaban teraman agar tidak terlihat bahwa ia sangat senang mendengar perkataan Dylan barusan.“Langitnya sedang bagus sekali, banyak bintang. Coba lihat.” Kiara mendongak menatap langit malam sembari matanya mengikuti arah tunjuk jari Dylan.“Sepertinya tarikan sudut bintang itu menyerupai wajahmu kan?”Kiara memicingkan matanya mencoba mencari pola yang Dylan maksud. Tetapi tidak berhasil. Ia terlihat olehnya hanya pola sudut berbentuk segi empat, itupun jika ia tidak salah menarik garis pola.“
Read more
Bab 18 : Lengah
BRAK!!Pak Wahyu menggebrak meja dengan sangat kencang membuat seluruh orang diruang rapat semakin tertunduk.Bahkan sekarang Kiara benar-benar pucat pasi. Ia tidak pernah membayangkan bahwa ia akan ada disituasi ini.Mengecewakan orang yang telah memberi kepercayaan penuh kepadanya adalah hal yang paling buruk.“Bagaimana bisa kita kecolongan seperti ini hah?!”“Kiara! Jelaskan pada saya kenapa ini bisa terjadi!” bentak Pak Wahyu keras.Kiara merasakan bibirnya benar-benar keluh. Ia harus menjelaskan darimana tentang hal ini.“Maafkan saya, Pak.”Namun hanya kata itu yang terucap dari mulut Kiara. Dan membuat emosi Pak Wahyu semakin menjadi-jadi.“Saya tidak butuh maaf dari kamu! Bagaimana kamu akan menganti kerugian perusahan hah?! Kau tau bukan ini investasi yang besar!”Kiara menundukkan kepalanya sebagai rasa bersalahnya karna keadaan sekarang adalah keadaan diluar kuasanya.“Saya juga terkejut tiba-tiba perusahan Admir langsung memutuskan berinvestasi dengan perusahaan FT, Pak.
Read more
Bab 19 : Tidak Berdaya
Dylan memukul keras dinding didekat meja kerjanya. Tidak terasa sedikitpun sakit ditangannya melainkan hatinyalah yang terasa sangat perih.Bagaimana bisa membuat Kiara bersedih lagi?Bukankan ia sudah berjanji tidak akan membuat gadis itu menangis lagi?“Aku kira kau sudah berubah, tapi ternyata aku salah.”Perkataan Kiara itu kembali terniang di kepala Dylan membuatnya semakin lemas. Tubuhnya terasa kehilangan tenaga.Dylan terduduk lesu sambil memegang kepalanya terasa sangat sakit menghentak.Ingatannya kembali pada saat makan malam dengan keluarganya.“Papa sudah lama kenal dengan Pak Damar, dan papa setuju jika kita bermitra dengan FT Company.”Perkataan itu seketika membuat Dylan berhenti makan.Malapetaka apalagi yang sedang papanya rencanakan?“Bukankah kita sudah berkomitmen untuk investasi kali ini aku yang menentukan Pa?”Laki-laki paruh baya itu menggeleng tanda tidak setuju membuat Dylan semakin bingung.“Aku sudah melakukan research dan sudah menentukan partner, Pa.” sa
Read more
Bab 20 : Tidak Tenang
Kiara langsung membuang muka dan tidak tahan untuk menatap Dylan secara langsung.Sudah cukup ia terjatuh kemarin, hari ini adalah saatnya ia bangkit dan keterpurukannya.Bukankah selama 5 tahun inipun ia dapat berdiri sendiri bahkan tanpa adanya Dylan disisinya.Kiara tidak boleh kehilangan fokusnya. Ia harus tau bahwa tugasnya disini adalah untuk kepentingan perusahaannya.Kiara melangkahkan kakinya mendekati meja yang diatasnya tersusun berbagai macam snack ringan dan dessert yang begitu menggugah selera dan cantik untuk dilihat.Matanya melihat kesekeliling ruangan mencari sosok CEO PT Admir, Ibu Arumi.Dimana wanita itu sekarang? Kenapa belum terlihat juga? Apa karna acara belum dibuka?Baru saja Kiara akan mengambil sepotong cupcake diatas meja itu tapi tindaknnya terhenti karna ia melihat Mira sudah berdiri didepannya.Benar-benar merusak selera makan, batin Kiara.Karna tidak ingin membuat keributan diacara orang maka Kiara memilih diam saja tanpa menggubris Mira yang kini ber
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status