Bercerita tentang Kiara Putri Maharani adalah sosok wanita independent yang sukses bahkan di usia muda sudah menjadi CEO perusahaan terkenal namun jalan percintaannya tidak semulus jalan karirnya. Kiara bahkan tidak pernah memulai hubungan asmara setelah masa kuliahnya. Sosok masa lalu yang begitu melekat di hatinya hingga saat ini. Dan di kehidupan mendatang ini mereka dipertemukan kembali di situasi yang berbeda. Apakah kisah romansa cinta mereka bisa berjalan? Bahkan ketika orang-orang disekitar Kiara malah menbuat dia yakin bahwa memang cinta itu tidak ada. Mampukah Dylan menghilangkan trauma atas apa yang di lakukan terhadap Kiara?
View MoreKiara perlahan membuka matanya dan berkedip sesekali untuk menyesuaikan cahaya matahari sore yang begitu terang masuk dalam ruangan kamarnya.Jam didinding kamar menunjukkan pukul 5. Kiara melirik sekitar kamarnya dan merasakan cahaya matahari sore hampir memenuhi setiap sudut kamarnya. Cukup terik untuk pukul 5 tetapi memang seharian ini cuaca cukup panas.Kiara merasakan adanya perbaikan yang cukup signifikan terhadap kakinya. Rasa nyeri dan menghentak yang sering kali timbul itu perlahan mulai mengurang.Ia menggerakkan perlahan kakinya dan merasa yakin untuk mencoba bangkit dari tempat tidurnya. Syukurlah untuk langkah pertama ini rasa sakitnya tidak terlalu mendominasi lagi.“Akhirnya aku bisa berjalan lagi.” kekeh Kiara.KLEKKiara membuka pintu kamarnya perlahan dan matanya menyusuri setiap sudut ruangan mencari sosok yang sedari tadi sukses membuat hatinya kacau tak karuan.Ia berjalan dengan langkah kaki yang tertatih dan seakan-akan mengendap-ngendap takut menimbulkan suara
Dylan langsung mendudukkan Kiara di sofa panjang didepan ruang TV apartementnya. Pipi Kiara sukses merah merona karna tindakan Dylan barusan.Sungguh luar biasa debaran jantung yang Kiara rasakan. Sialan! rutuknya.Kiara sangsi jika Dylan tidak dapat merasakan bahwa gadis itu mati-matian menahan rasa salah tingkahnya.Untuk apa juga menggendong sih? Bahkan yang kedua kalinya.Kiara belum siap lagi untuk serangan semacam itu. Tubuhnya sedikit lemas karna rasa malu lebih mendominasinya sekarang.“Kau pasti belum sarapan. Tunggu disini aku buatkan sesuatu.”Dylan berjalan kearah dapur tanpa memperdulikan respon Kiara. Dia seakan-akan benar memiliki kuasa atas setiap sudut apartement ini.Bahkan dia tidak bertanya lagi dimana letak dapur dan membuka kulkas dengan rasa enteng tanpa beban. Dylan sekarang sedang memasak yang Kiara tidak tahu itu apa.Dari tempatnya sekarang ia dapat melihat punggung kekar laki-laki itu. Walau tidak terlalu dekat tapi masih terjangkau dari pandangan mata Kiar
Kiara merasakan nyeri disekitar kakinya hingga membuatnya terbangun.Ternyata luka ini juga menyiksa dirinya. Luka kecil yang ia timbulkan karna kecerobohannya sendiri.Kiara melirik Kalisha yang tampak masih tertidur pulas disampingnya. Untunglah ada Kalisha yang dapat ia andalkan selalu. Setidaknya ia tidak meratapi kesakitan ini seorang diri diapartementnya.Kiara perlahan mencoba ingin bangkit dari tidurnya. Ia tidak mungkin membiarkan luka kecil ini membatasi ruang geraknya.Saat kakinya menyentuh lantai terasa hentakan luar biasa di sekitar kakinya.“Astaga masih sangat sakit!” rintih Kiara.Akhirnya ia menyerah karna belum berani memaksakan untuk mencoba lagi. Sepertinya masih butuh waktu yang lumayan untuk pemulihan ini.Tiba-tiba handphonenya berdering kembali dan terlihat nama Dylan di layar handphonenya.Bukankan ini masih terlalu pagi untuk mengusik orang?Apakah dia tidak sakit hati atas respon Kiara semalam?Kiara membiarkan benda mungil itu terus berbunyi tanpa berniat
Kalisha langsung memapah Kiara untuk berbaring di tempat tidurnya.“Apa begitu sakit?” tanyanya dan Kiara hanya mengangguk.“Ini bengkak sekali sih. Kau juga kenapa begitu ceroboh?!”Kiara menatap Kalisha dengan malas. Apa saat ini Kiara perlu mendapatkan omelan?“Aku terkejut Dylan tiba-tiba ada disana. Ini semua karna ulahmu!” teriak Kiara kesal.Kalisha hanya tersenyum lebar tanpa adanya rasa penyesalan sama sekali diwajahnya.“Panita bahkan tidak tau jika Dylan akan datang, aku bersumpah. Dia tidak mengkonfirmasi akan datang.”“Cih. Klise sekali alasanmu. Aku tidak akan termakan tipu muslihatmu lagi.”Kalisha malah tertawa mendengar perkataan Kiara. Berani sekali wanita ini? “Hei aku serius!” teriak Kiara lagi.Kalisha tanpa aba-aba langsung memeluk Kiara dengan erat.“Maafkan aku ya Nona Kiara yang baik hati. Aku tanpamu akan jadi apa, coba?”Kalisha menatap Kiara dengan mata yang ia buat-buat mengiba. Dan dengan tangan bersimpuh memohon maaf kepada Kiara.“Tidak akan mempan! Ak
Kiara meringis kesakitan saat dokter sedikit menekan bagian kakinya yang lumayan bengkak tadi.“Ini untunglah tidak terkilir hanya saja peradangan disekitar luka ini dan membuat jadi bengkak.”Kiara mengangguk mendengar penjelasan dokter tadi dan bersyukur bahwa kakinya tidak terkilir. Ia begitu ceroboh.Terlalu terburu-buru hingga tidak melihat lagi di sekitarnya dan tidak memperhatikan langkah kakinya sendiri.“Tapi kakinya akan sakit jika banyak bergerak bukan dokter?”Pertanyaan Dylan membuat Kiara langsung menoleh kearah sumber suara.Inilah sumber malapetak hari ini, batin Kiara.Kiara bahkan lupa bahwa sedari tadi ada Dylan disampingnya.Pasti saja kejadian tadi membuat heboh seluruh teman kampusnya. Kalisha tidak berhenti menelfonnya daritadi. Pasti wanita itu sangat ingin tahu kebenaran akan kejadian ini tadi.Kiara bahkan rasanya enggan untuk datang dan bertemu mereka lagi dalam acara apapun. Ia sangat malu. Kiara masih dapat mengingat dengan jelas muka shock seluruh orang d
“Ayolah Kiara. Kali ini saja.” bujuk Kalisha lagi.Sahabatnya itu sudah merengek sedari tadi untuk membujuknya datang ke acara reuni kampus mereka.Satu hal yang sangat Kiara hindari sedari dulu.Entah mengapa Kiara begitu malas bertemu mereka walau hanya sekedar basa-basi saja.“Kau tau hubunganku dengan Mira sedang tidak baik-baik saja. Bagaimana jika ada dia disana?”Kalisha menggelengkan kepalanya dengan cepat dan langsung menyilangkan kedua tangannya.“Tidak akan. Aku jamin dia tidak akan datang.”“Bagaimana bisa kau seyakin itu?”“Bisa-bisanya kau meragukan kemampuanku,huh?!”Kalisha mengibaskan rambutnya tanda bahwa ia benar-benar sedang pamer. Tingkat kepercayaan dirinya saat ini bisa dikatakan diatas 100%.Kiara hanya bisa pasrah meladeni sahabatnya itu. Tapi persahabatan mereka terbilang cukup lama karna sudah berlangsung dari jaman SMA.Kalisha adalah salah satu saksi hidup yang menyaksikan suka dan duka dalam kehidupannya Kiara.Di satu sisi Kiara terkadang merasa beruntun
Lira terkejut mendengar perkataan Dylan. Ia tidak menyangkah bahwa ada seseorang yang telah menjadi prioritas lain di hidup Dylan setelah keluarganya.Dylan bahkan terlihat sangat mencintai wanita itu bahkan rela mengorbankan apapun untuknya.“Siapa wanita beruntung ini? Apakah keberatan untuk bercerita ke kakak?”Dylan terdiam seakan belum siap untuk menceritakan semuanya. Ia seperti masih merahasiakan sesuatu.“Tapi akulah yang membuat dia kembali menjauh kak.” lirih Dylan pilu.Lira dengan sigap langsung mengelus pelan pundak Dylan berharap dapat memberikan sedikit rasa agar Dylan tidak terlalu memikirkan hal itu.Tapi Lira ragu itu berhasil karna yang ia rasakan sekarang bahwa wanita ini sangat berpengaruh hampir sepenuhnya dengan kendali Dylan.Ia belum pernah melihat adiknya seputus asa ini. Satu hal yang dapat Lira pastikan, wanita itu menempati posisi paling utama di hati Dylan.“Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa bisa berpisah?”Dylan tersenyum dengan getir dan mulutnya tera
Kiara melepaskan sepatu hak tingginya dan menaruhnya langsung ke rak sepatu bagian paling atas.Kaki dan seluruh tubuhnya terasa sangat pegal. Kiara merasakan lelah yang luar biasa. Hampir semingguan ini ia mengurusi masalah investasi dan bolak balik ke perusahan Admir untuk mencari peluang.Akhirnya ia mendapatkan peluang itu langsung dari Radeva.Kiara sekali lagi mensyukuri takdir yang mempertemukan mereka kembali.Padahal waktu SMA mereka tidak terlalu akrab tetapi perlakuan Radeva beberapa hari ini dengannya sangat terbuka. Kiara merasa ia beruntung karna Radeva tidak menjaga jarak di antara mereka.Kiara mengusap pipinya dengan kapas yang telah ia taruh cleanser untuk menghapus makeup. Kegiatan rutin yang ia lakukan apabila sepulang kerja.Kiara sedikit terkejut ketika HPnya berdering dan terlihat foto mamanya. Ini sudah yang kedua kalinya wanita itu menelfon setelah kejadian itu.Kiara merasa bahwa ia tidak dapat terus menghindar dari mamanya. “Halo ma.”Dan terdengar suara ya
Radeva melirik Kiara yang sedari tadi terus diam sejak pulang dari rumah Bu Arumi.Radeva mengerti pasti Kiara kesal akan sikapnya yang tidak jujur dari awal tentang penanggung jawab investasi kali ini.“Ehm.” Radeva berdehem berusaha memecah keheningan diantara mereka berdua. Dan sekilas Kiara melirik kearahnya tapi tetap tidak ada respon.“Masih kesal ya?”Kiara mendengus menatap Radeva dan menyilangkan kedua tangannya sambil tetap memasang wajah cemberut.Kenapa Kiara sekarang terlihat sangat imut? Batin Radeva.Tetapi ia dengan cepat menepis pikiran itu dan berusaha untuk tetap fokus kembali.“Kenapa tidak jujur dari awal, hah?” tanya Kiara.“Karna dari awal juga kan kau hanya ingim bertemu dengan Bu Arumi? Apa aku salah?”Kiara terdiam dan menyadari bahwa perkataam Radeva memang ada benarnya.Kiaralah yang dari awal ngotot untuk bertemu dengan Bu Arumi dan meminta bantuan Radeva.Bukannya seharusnya Radeva tidak salah sepenuhnya disini?“Tidak salah sepenuhnya juga, tapi kenapa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.