All Chapters of MISTERI RANJANG SUAMIKU : Chapter 11 - Chapter 20
115 Chapters
MEMINTA PETUNJUK DARI TUHAN
Inara mengedarkan pandangan. Gedung Anyar sudah berada di depan mata. Sekujur badan rasanya lunglai. Kalau sampai suaminya sampai menikah diam-diam, mungkin Inara bisa mati berdiri. Namun, apa iya? Entah ini cuma ketakutan Inara saja.Bosan menebak-nebak, ia pun menyusuri gedung yang di bagian belakangnya ada kebisingan. Inara pikir di sanalah suaminya berada.Pikiran-pikiran jahat menyerang. Melangkah penuh keraguan dan..."Angga?" "Ya, Allah..."Inara bersandar pada dinding gedung. Ia menengok sekali lagi ke arah lelaki berpeci hitam yang tengah mengamankan anak-anak tersebut. Inara lega. Rupanya Angga memang betul menjalankan tugas sebagai instruktur pesantren kilat. Terlihat ia dan beberapa bocah berbaju koko sedang melaksanakan baris-berbaris. Pasti sebentar lagi akan berangkat ke sekolah kecamatan sebelah.Seketika rasa bersalah muncul. Akhir-akhir ini Inara mudah sekali su'udzon terhadap suaminya sendiri. Padahal ia tahu betul, kalau Angga adalah suami romantis dan setia. De
Read more
SEBUAH RAHASIA TERBONGKAR
Sejak itu hubungan Inara dan Angga menjadi agak renggang. Lelaki itu memang memperlakukan istrinya dengan romantis, tetapi tak jarang bentakan-bentakan kecil terlontar dari bibir Angga, juga perlakuan kasar yang tidak ia sadari. Angga mulai jarang membawa Inara makan di luar atau hanya sekadar menikmati suasana kota pada sore hari. Apalagi menemaninya belanja kebutuhan rumah tangga seperti yang sudah-sudah. Beranjak pada persoalan intim. Lelaki penuh misteri itu setiap malam selalu kelelahan, lalu ketiduran. Katanya banyak tugas dari sekolah. Terlebih saat anak kelas 12 mulai mendekati ujian nasional. Sampai-sampai kerap mengabaikan hasrat istrinya. Inara tak mampu memaksa Angga. Pernah sewaktu-waktu ia ngambek, karena suaminya tak sudi diajak bermain bersama. Namun, Angga dengan keras menegaskan, jika dia tak suka ditekan seperti itu. Setelahnya Inara tak berani lagi meminta. Biarlah Angga sendiri yang lebih dulu menyentuhnya, jika sedang mau.Namun, anehnya; sering pula Inara temu
Read more
SUAMI BANYAK DRAMA
Waktu magrib tiba. Wanita yang sedang diliputi kesedihan itu sengaja menanti hingga kamar mandi sepi penghuni, barulah ia masuk untuk berwudhu. Sebelum memulai sholat di musholla cafe, diliriknya sambungan CCTV kamar dan ternyata masih menghadirkan adegan tak senonoh itu. Lihatlah! Anak cucu Adam yang sedang dimabuk cinta tersebut, bahkan panggilan Allah tak lagi dipedulikan perkara bercocok tanam. Sebegitu menikmatinya mereka.Inara saking lemasnya sampai tak bisa sholat dalam keadaan berdiri. Dia memilih untuk duduk. Inara sepanjang beribadah masih saja meneteskan air mata. Begitu tersayatnya perasaan. Ternyata laki-laki yang kelihatan setia belum tentu baik isi hatinya. Inara mengadukan hari terburuknya kepada Sang Pencipta. Mempertanyakan kenapa ia yang sudah berusaha sesempurna mungkin di hadapan suami masih juga diduakan. Saat tak ada lagi jamaah perempuan di musholla cafe, itu menjadi kesempatan bagi Inara untuk menumpahkan isak yang sejak tadi dia tahan. Bahunya tiada henti b
Read more
SUAMI DOYAN AKTING
"Umi! Astaghfirullah. Kenapa, Sayang?" Angga terkesiap, lalu merengkuh istrinya untuk didudukkan di sudut ranjang. Untuk sementara waktu tidak ia pedulikan pecahan kaca itu. Jemari tangan Inara merah semua. Air kental mengalir dan membasahi gamisnya. Sakit. Perih. Namun, semua itu tak sebanding dengan penghianatan yang Angga lakukan terhadapnya.Inara meraung hebat. Angga kebingungan, lalu berlari menuju dapur untuk mengambilkan segelas air putih. Ia dengan hati-hati membantu istrinya untuk minum. Nahas, gelas ditepis sehingga bernasib sama seperti kaca rias."Umi! Umi kenapa pulang-pulang ngamuk? Cerita dulu sama Abi. Jangan seperti wong kesetanan begini!"Angga gelagapan. Inara menjerit heboh dan meronta-ronta. Kalau ini nih bukan kesurupan. Setan saja takut melihat keberanian Inara. Suami banyak drama itu kalang kabut membuka lemari dan meraih kotak P3K. Dia mencuci bersih darah dan mulai membalut luka pada jemari tangan istrinya tersebut."Istighfar, Umi. Jangan mengikuti hawa
Read more
PENCARIAN BUKTI NIKAH
Jengkel betul saat menengok emoticon love yang terselip di sana. Nahas, baru saja hendak menolak panggilan itu, secara mendadak Aina timbul kembali. Inara mendengar derap langkah kaki dari toilet yang terdapat di dalam kantor. Cepat ia memasukkan gawai dan mengunci tasnya."Ada telepon, Ai. Nggak tahu dari siapa." Untuk mengalihkan perhatian, Inara turut bermain ponsel juga. Biar terkesan sibuk saja.Aina semula santai, ketika proses pembukaan tas. Namun, begitu dia tahu siapa penelepon tersebut, matanya menyorot Inara penuh gugup. Setengah berlari ke tempat lain. Inara mengikut dari belakang. Menguping pembicaraan yang dilakukan secara bisik-bisik itu."Sayang, kan sudah aku bilang jangan pernah telepon, kalau di sekolah. Sudah dulu, ya!"Samar-samar terdengar sahutan Aina kembali. Inara yang penasaran lantas melalukan panggilan ke nomor Angga. Benar saja. Suara perempuan alias sang operator terdengar. Katanya nomor Angga sedang sibuk."Sialan! Berarti kontak itu punya Mas Angga. Me
Read more
NIKAH SIRI
"Terima kasih banyak ya, Ra." Aina mengusap mulutnya menggunakan tisu yang terdapat di meja cafe."Eh, aku loh yang semestinya ngucapin terima kasih, karena sudah ditemenin beli obat." Inara meraup punggung tangan konconya. Senyum palsu mengembang.Sebenarnya mood Aina pasca mendengar gombalan maut Angga kepada Inara tadi kurang baik. Namun, Inara perhatikan sejak tadi ia mencoba menyeimbangkan emosional. Mungkin tak ingin membuat Inara tersinggung, sementara ia sudah syukur ditraktir makan enak di cafe tersebut."Ayo, pulang!" ajak Inara yang lagi-lagi bersikap manis dengan menggandeng tangan orang yang sudah ia anggap sebagai bekas sahabat itu. Jijik sebenarnya menyentuh Aina si pengkhianat, tetapi semua ini demi sebuah misi besar. Orang-orang yang telah dia baikin, takkan mungkin mengira kalau dia menjelma sebagai penjahat suatu hari nanti.Aina dan Inara yang tengah melintas menuju parkiran motor menjadi sorot banyak pasang mata. Mereka memandang aneh serta lucu.Awalnya Aina acu
Read more
MAKAN ANGIN BUSUK
Tangan Inara lekas menyembunyikan surat nikah siri antara suami dan mantan sahabatnya tersebut. Syukurnya, Bu Dila tidak sampai memahami tentang selebaran itu. Ia hanya fokus kepada jumlah orang yang ada di pos satpam tersebut."Kalian kelihatan akrab banget. Nggak kayak biasanya." Entah kenapa, Inara seolah menangkap adanya kecemburuan di hati Bu Dila, karena menantunya dekat dengan lelaki lain, meskipun sosok itu adalah penjaga rumah mereka sendiri."Tetapi, dia tak pernah memikirkan perasaanku yang sesungguhnya telah diduakan ini," batin Inara.Manik mata hitam itu kelihatan menyimpan rasa penasaran yang amat besar. Mungkin sudah sejak tadi ia memantau gerak-gerik Inara bersama Pak Sentot. Maklum saja, karena selama ini siapapun yang mengobrol dengan security itu, memang tak pernah awet. Cuma hal tertentu saja."Lagi nasehatin Pak Sentot supaya jangan sering ketiduran lagi, Bu." Kata-kata bullshit Inara keluar. Garis bibirnya melengkung."Oh, begitu. Kirain lagi PDKT," sindir Bu Di
Read more
AYO KITA PERIKSA KESUBURAN MASING-MASING
"Ya, Allah, Bi. Mulut Abi kenapa ndower begitu?"Perkataan itu mengakhiri permainan ponsel Inara di ranjang. Jujur, dia juga kaget sekali sebenarnya. Bibir atas dan bawah Angga membengkak, warnanya merah kebiruan. Seperti habis kena tonjok.Lelaki itu meraba mulutnya yang jelas terasa pegal. Bagaimana tidak? Bibir tipis nan seksi berubah menjadi buah tomat yang jelas bobotnya lebih berat."Abi kenapa cepet banget pulangnya? Nggak jadi ketemu kepala sekolah? Abi dilabrak preman, ya?" Deretan pertanyaan Inara belum satu pun ada yang terjawab. Manusia pemilik muka layu itu duduk bersandar pada tembok kamar."Di g- git emut, Mi.""Ha?" Inara memiringkan kepala. Suaminya antara berbicara dan berkumur-kumur."Digigit semut?" ulang Inara, begitu otaknya berhasil menerjemahkan perkataan Angga.Pria itu mengangguk. Untuk pertama kalinya Inara melihat Bebek Donal secara nyata. "Abi sudah jadi ketemu kepala sekolahnya belum?""Dah." Sekarang ini Angga tidak bisa banyak berbicara."Jadi, digigi
Read more
SUAMI KIKIR
Semenjak dekat diam-diam dengan Aina, Angga tak pernah lagi memanjakan istrinya dengan sentuhan harta. Dia juga tak segan-segan meminta agar Inara berhemat. Sebagai istri pertama, jelas dia iri kepada Aina, apalagi ada oknum yang memang sengaja menyembunyikan pernikahan siri tersebut. Inara tentu juga ingin menikmati hasil jerih payah suaminya seperti sedia kala."Buang-buang duit maksudnya gimana, Mi?""Masak Abi nggak tahu, sih? Ya, kita belanja-belanja di mall. Beli baju kek, makan enak dan membeli apapun yang Umi inginkan nanti. Selama ini Umi sudah baik dengan menuruti permintaan Abi supaya hidup lebih berhemat, jadi tak apalah, kalau besok kita boros sedikit saja." Inara menatap Angga dengan pandangan memelas. Menjadikan dirinya seperti anak-anak yang memohon permen pada orang dewasa.Angga mendongak. Menyesap oksigen di kamar yang sudah menjadi ruangan bagi Aina juga. "Abi nggak mau!" tolaknya mentah-mentah. Angga menepis kepala Inara yang bersembunyi di dadanya, lalu menuju k
Read more
BERTENGKAR GARA-GARA DUIT
Ciiiit!Thin... Tit... tit...Mata Angga sampai mau keluar biji hitamnya. Mobil direm mendadak, sampai membuat ia dan Inara nyaris menabrak dashboard. Adegan itu membuat pengendara di belakang transportasi mereka heboh. Bariton klakson bertabur di mana-mana.Angga mendesah panjang. Menjalankan kembali mobilnya daripada harus menelan amukan orang-orang. "Dompet warna hitam?" Nada bicara pria itu meninggi."Iya."Angga spontan menubrukkan kepalanya di kemudi. Beberapa kali, sementara kuda besi itu terus berjalan. Jadilah kendaraan tersebut melipir ke kiri melipir ke kanan."Abi, perhatikan jalan!" seru Inara mulai khawatir.Angga kelihatan begitu pusing. Wajahnya menyerupai kepiting rebus. Mendengar pernyataan Inara membuat amarahnya membumbung tinggi."Mengapa Umi lancang sekali menggunakan uang itu? Kan, sudah Abi bilang jangan pernah boros lagi!""Habisnya Abi pelit banget! Sesekali perlu dikasih pelajaran.""Jangan main-main soal uang, Mi. Abi sudah susah payah banting tulang, kok,
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status