Share

PENCARIAN BUKTI NIKAH

Jengkel betul saat menengok emoticon love yang terselip di sana. Nahas, baru saja hendak menolak panggilan itu, secara mendadak Aina timbul kembali. Inara mendengar derap langkah kaki dari toilet yang terdapat di dalam kantor. Cepat ia memasukkan gawai dan mengunci tasnya.

"Ada telepon, Ai. Nggak tahu dari siapa." Untuk mengalihkan perhatian, Inara turut bermain ponsel juga. Biar terkesan sibuk saja.

Aina semula santai, ketika proses pembukaan tas. Namun, begitu dia tahu siapa penelepon tersebut, matanya menyorot Inara penuh gugup. Setengah berlari ke tempat lain.

Inara mengikut dari belakang. Menguping pembicaraan yang dilakukan secara bisik-bisik itu.

"Sayang, kan sudah aku bilang jangan pernah telepon, kalau di sekolah. Sudah dulu, ya!"

Samar-samar terdengar sahutan Aina kembali. Inara yang penasaran lantas melalukan panggilan ke nomor Angga. Benar saja. Suara perempuan alias sang operator terdengar. Katanya nomor Angga sedang sibuk.

"Sialan! Berarti kontak itu punya Mas Angga. Me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status