Semua Bab Menentang Dunia: Bab 41 - Bab 50
69 Bab
Kesepakatan Pernikahan
Setelah kepergian Xieyun, Yira tidak lagi mau berbicara maupun bertemu dengan siapapun. Sudah hampir satu bulan dia mengurung diri dan mengisolasi dirinya dari keramaian. Kepergian Xieyun membuat hatinya sangat terpukul. Perasaannya tersebut membuatnya bingung, dia merasa ikatannya dengan Xieyun sudah sangat dalam. Sehingga kepergian Xieyun yang seperti ini membuat dirinya merasa sangat hancur. Air matanya sudah berubah merah bahkan mengering. Dok dok dok "Yiyi, makanlah jaga kesehatanmu." Xuan meletakkan nampan yang penuh dengan makanan di depan pintu kamar Yira. Dia memegang pintu tersebut sambil tertunduk dan berkata dengan suara pelan, "Yiyi aku mengerti kesedihanmu, aku tahu kamu merasa begitu kehilangan. Tapi ingatlah, dia tidak akan senang jika mengetahui kondisi mu begini." "Dia pasti akan sedih jika melihat mu tidak menjaga kesehatanmu. Dia pasti memiliki tujuannya sendiri melakukan hal nekat seperti itu. Mungkin saja dia mengetahui suatu hal yang tidak kita ketahui." "D
Baca selengkapnya
Dendam Tiada Akhir
Yira muncul dari balik kerumunan penonton membuat Wang Ling terkejut. Dia tidak mengira bahwa Yira berada di kerajaan Ignis Ventus. Mengetahui rivalnya berada dihadapannya sedikit membuatnya takut mengingat duel sebelumnya Yira membunuh bawahannya dengan satu serangan. "Kakak!" Seorang gadis berusia 18 tahun berlari menghampiri Yira dengan senyum yang merekah. "Kakak, akhirnya kamu bersedia keluar," Gadis yang merupakan adik Yira memeluknya erat sambil menitihkan air mata kebahagiaan. "Sudahlah, jangan menangis," Ucap Yira dengan nada lembut sembari menyeka air mata dipipi adiknya. "Yura, Kamu juga disini? Bukankah waktu itu Yu Shao sudah menidur...." "Tutup mulutmu!" Wang Haotian memotong perkataan putrinya, dia khawatir kalau Yira akan berbuat nekat jika Wang Ling mengatakan hal yang tidak seharusnya. "Apa yang kamu katakan tadi?" Yira menyuruh Wang Ling mengulang kalimatnya sekali lagi namun, sorot mata tajam ayahnya langsung membuatnya menutup mulutnya. "Kamu Yira kan? Putri
Baca selengkapnya
Pilihan Yang Harus Diambil
*Istana Kaisar Iblis* "Tidak berguna!" Xie Moyun murka mengetahui putra Ling Huoli gagal melakukan tugas yang dia berikan. Meski tidak memaki Ling Huoli, dia tidak akan memaafkan kesalahan tersebut. "Tuan maafkan aku, tuan tolong jangan hukum aku." "Beri aku kesempatan sekali lagi, tuan aku tidak akan mengecewakan mu." Ling Huoli bersujud dan memohon untuk memberinya kesempatan untuk membuktikan bahwa dirinya tidak akan mengecewakan Xie Moyun. "Tuan aku sudah tidak bisa kembali ke Alam Dewa." Ling Huoli sudah ketahuan memberikan Api Iblis Neraka kepada Yu Shao dan kedoknya juga sudah terbuka. Semua Dewa tahu bahwa dia sudah berkolusi dengan Kaisar Iblis."selain itu putraku juga dihabisi dengan kejam. Aku pasti akan membalas dendam itu dengan nyawaku." Mendengar ucapan Ling Huoli, dia memiliki pikiran jahat lainnya. Dalam otaknya dia berpikir akan memanfaatkan alasan balas dendam Ling Huoli untuk menghabisi Yira. "Aku beri satu kesempatan." "Bawa gadis bernama Yira kepadaku! Hi
Baca selengkapnya
Waktunya Mengembalikan Milikku
Setelah hampir dua minggu Yira melakukan perjalanan jauh akhirnya, dia sampai di Bukit Bintang, tempat Yira dan Raja Wang sepakat untuk bertemu. Di sana sudah ada Raja Wang seorang diri berdiri tengah menunggu dirinya. Yira berusaha tenang dan membuat ekpresi senatural mungkin, agar tidak diketahui bahwa dia sedang mencurigai Raja Wang ini. "Mana barangku," Yira langsung pada point nya karena dia tidak ingin tinggal terlalu lama. Raja Wang menyerahkan sebuah tas Qiankun yang berisis barang-barang yang diinginkan. Saat Yira akan berbalik Raja Wang menghentikannya. "Tunggu!" "Ada apa?" Yira bertanya kenapa Raja Wang menghentikannya. "Dari mana kamu tahu barang ini ada bersamaku?" Pertanyaan Raja Wang membuat Yira semakin curiga. Sehingga dia memasang senyumnya sambil menjawab, "Ayah yang memberitahu, dia juga menyuruhku mengambilnya." "Ah... baiklah, sampaikan salamku padanya." Ucapan Yira hanya ditanggapi santai oleh Raja Wang, dia juga tidak memasang ekspresi yang membuat Yira c
Baca selengkapnya
Desa Misterius
Malam hari di sebuah taman bunga, aroma tanah bercampur dengan wangi bunga-bunga mekar. Angin berhembus merdu membelai rambut seorang gadis cantik. Udara dingin ditemani dengan terangnya cahaya bulan menambah nuansa romantis. Yira membuka mata, dia sudah berada disebuah paviliun kecil yang dikelilingi luasnya taman bunga. Yira bangkit, menatap indahnya bunga yang diterangi oleh cahaya bulan. Matanya tertuju pada seorang pria yang mengenakan hanfu putih serta rambut panjang berwarna putih. Dia menatap pria itu dengan waktu lama, merasa familiar dengan perasaan yang dia rasakan. Pria yang sedang memetik bunga tersebut menoleh. 'A-yun.' "A-yun!" Yira melihat Xieyun sedang tersenyum padanya. Senyum yang sudah dia rindukan, dia tersenyum haru dengan air mata menetes dari matanya. Belum sempat Yira menghampirinya pria itu berjalan lurus menjauh dari Yira. "A-yun kamu mau kemana tunggu aku. A-yun!" Yira berlari mengejar pria itu. Dia memegang tangan pria itu, berusaha menahannya agar t
Baca selengkapnya
Teman Lama
Beberapa hari ini Yira mengamati keanaehan desa ini. Dia menemukan banyak orang yang menderita sebuah penyakit yang dia sendiri tidak tahu namanya. Kabut di desa juga sedikit mencurigakan. Yira berusaha mendeteksi asal kabut tersebut. Namun kabut tebal itu hanya ada saat malam hari, itu menyebabkan sedikit akses baginya untuk menyelidiki masalah ini. Peraturan dilarang keluar saat malam hari membuatnya sangat sulit menemukan jawaban. Yira duduk melamun, dia memikirkan rasa bimbangnya. Dia bimbang antara harus menyelesaikan misteri desa ini dulu atau mencari Bunga Teratai Api Biru. 'Aku harus bagaimana?' "Kakak, ini makanlah!" Lu Xiao membawa sepiring cemilan untuk Yira. Yira tersenyum dan menerimanya. Yira menatap Lu Xiao seakan ingin bertanya sesuatu, keinginannya itu dia urungkan melihat kondisi mental Lu Xiao. "Lu Xiao, kakak akan segera pergi. Kamu jaga ibu baik-baik ya," Ucapan Yira mengubah raut wajah Lu Xiao menjadi sedih. Lu Xiao memegang lengan Yira dan berkata, "Apa kaka
Baca selengkapnya
Kecurigaan
Tiga hari belakangan ini, Yira ikut andil dalam mengobati para warga bersama Lu Xiao dan Yinwei. Dia mulai belajar tentang racun dengan Lu Xiao. Yira belajar dengan cepat, hanya dalam tiga hari dia berhasil membantu Lu Xiao membuat pil penawar. "Yinwei kami berhasil!" Yira sangat bahagia, mereka akhirnya bisa membuat penawar bagi para warga. Yinwei ikut bahagia dengan keberhasilan mereka. "Selamat untuk kalian." "Ayo! Kita bagikan kepada para warga," Lu Xiao dan Yinwei membantu Yira membagikan obat-obat itu kepada para warga. Ajaibnya para warga yang keracuan bisa pulih dalam waktu singkat. Waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 10 detik. Lu Xiao memeriksa denyut nadi salah satu warga, dia tersenyum sembari menatap Yira. "Bagaimana?" Yira sudah penasaran dengan kondisi para warga setelah memakan pil tersebut. "Sudah tidak ada racun," Jawaban Lu Xiao membuat Yira sangat bersemangat. "Baguslah kalau begitu, kita bisa tidur nyenyak." Yinwei tersenyum dan setuju dengan perkataan Yir
Baca selengkapnya
Monster
*Alam Dewa, Istana Dewa Agung* "Apa kakak yakin Yira bisa mengemban tugas berat ini?" Beberap hari lalu Dewa Agung memerintahkan Yi Xian untuk menemui Yira. Dia menyuruh Yi Xian menyampaikan pesannya yaitu mencari Bunga Teratai Api Biru. Yi Xian tidak yakin Yira mampu melakukannya. Selain itu dia juga mengkhawatirkan keselamat Yira, pasalnya ranah Yira masih berada di tingkat 6. Bagaimana bisa dia menjalankan tugas berbahaya ini. "Apa kamu lupa siapa dia?" Pertanyaan Dewa Agung membuat Yi Xian mengerutkan dahi. Yi Xian mendekat dan berkata, "Meski dia reinkarnasi Dewi Yiren tapi, saat ini dia hanyalah manusia biasa." Dewa Agung tersenyum tipis mendengar ucapan adikknya itu. Dewa Agung berbalik dan berkata, "Yi Xian, lihatlah!" Seketika Yi Xian sangat terkejut. Di sana ditampilkan sebuah gambaran bahwa kekuatan Dewi sudah menyatu dengan Yira sebanyak 80%. Dengan kata lain Yira hanya perlu mengembalikan ingatan yang hilang untuk menyatukan jiwa tersebut seutuhnya. Yi Xian sangat
Baca selengkapnya
Terungkap Sudah
"Hei Jangan lari!" Yira dan Yinwei mengejar wanita yang menyebabkan segel batu melemah. Yira sebelumnya tidak berpikir macam-macam sampai, wanita itu masuk kesebuah rumah.'Lu Xiao!'"Yinwei cepat! Dia mengincar Lu Xiao," mereka berdua mempercepat terbang dan lari mereka. Sesampainya disana, mereka terkejut melihat wanita tersebut sudah menyandera Lu Xiao."Ibu kenapa kamu jadi seperti ini, Apa ibu marah padaku?" Lu Xiao yang tidak mengerti hanya mengira bahwa ibunya sedang marah. Yira berjalan perlahan mendekati mereka dan berkata, "Lepaskan dia aku akan berikan yang kamu mau."Namun wanita itu malah terbang membawa Lu Xiao memasuki hutan. Yira dan Yinwei kembali mengejar wanita yang itu, mereka berusaha melukai wanita tadi sayangnya, semua itu sia-sia. Kemudian Yira berkata kepada Yinwei, "Kita berpencar saja, aku akan mengambil jalan pintas untuk menghadangnya, kamu tetap kejar dia."Setelah itu Yira mempercepat terbangnya, dia berhasil menyamai terbang wanita itu. Yira menambah
Baca selengkapnya
Keuntungan Dan Kerugian
Beberapa saat setelah Yira siuman, dia bergegas bangkit dan menyerap Inti Permata Es. Dia tidak mua lagi menunda waktu untuk memperkuat dirinya. Karena waktu yang ditentukan untuk mendapatkan Bunga Teratai Api Biru semakin sedikit."Tolong jaga sebentar, aku akan berkultivasi sebentar." Setelah mendapat persetujuan dari Yinwei dan Lu Xiao, dia lantas duduk bersila dibawah pohon. Dia mengeluarkan Inti Permata Es nya, dengan tenaga yang tersisa dia berusaha menyerap permata tersebut.*Lautan Kesadaran Spiritual Yira*Disana Yira berjalan mendekati sebua bongkahan yang dahulu berbetuk cahaya, sekarang berubah menjadi sebuah es besar. Dia bersila di depan es tersebut, dia mulai menyerap energi dari permata itu.Yira mengernyit kala kekuatan dari permata itu masuk perlahan menembus tubuhnya. Rasa dingin yang tak tertahankan perlahan membekukan seluruh tubuhnya. Bahkan aura esnya hampir membekukan seluruh Lautan kesadarannya.'Yira bertahanlah,' Sebuah suara yang dia rindukan seolah sedang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status