All Chapters of Menentang Dunia: Chapter 61 - Chapter 70
81 Chapters
Kembali Berkumpul Dan Mengungkap Pengkhianatan
"Putramu adalah Wei Lu Xiao."Ucapan Yira sontak membuat semua mata yang berada disana melotot, mereka semua sangat terkejut dengan perkataan Yira, terutama Ketua sekte. Mo Yang terhuyung kebelakang mendengarnya, meski dia tidak yakin tapi dirinya yakin bahwa yang Yira katakan adalah kebenaran.Mo Yang perlahan melangkah mendekati Lu Xiao yang sama terkejutnya, dia membelai pipi Lu Xiao sembari menatapnya dengan tatapan penuh haru. Kemudian dia tersenyum dan memeluk Lu Xiao, "Sedari awal aku memang sudah merasa kita memiliki ikatan." Bisik Mo Yang ke telinga Lu Xiao."Tunggu Ketua!" Suara tetua Yue menginterupsi semua orang, semua perhatian beralih menuju tetua Yue. Kemudian dia mendekati Yira dan berkata, "Apa buktinya kalau dia memang benar tuan muda sekte Xutian!""Ketua jangan percaya dia hanya mengibul saja." Tambahnya sembari meyakinkan Mo Yang.Dalam hati Mo Yang dirinya sudah menerima Lu Xiao sebagai putranya meski tidak ada bukti yang konkrit. Sayangnya, dihadapan banyak oran
Read more
Keluarga
"Selamat Yira kamu sudah bekerja keras." Yira tersenyum sembari menyerahkan Bunga Teratai Api Biru kepada Tang Xueqi. Lalu Yira membisikkan sesuatu padanya yang membuat Xueqi tersenyum bahagia sembari berkata, "Jaga dirimu, aku akan merahasiakannya." Setelah Xueqi pergi, Yira kembali ke dalam kubah pelindung dan lanjut tidur. Kesokan harinya ...."Kita sudah sampai," Ucap Yira sembari tersenyum kemudian dia membuka celah agar teman-temannya bisa masuk. Karena jika tidak maka mereka akan merasakan sakit terbakar oleh pelindung Hu Gui Baohu yang memiliki tiga lapis termasuk atribut cahaya.Tiba-tiba para murid laki-laki keluar dengan gegabah mereka menodongkan senjata mereka ke arah Yinwei dan lainnya. "Yinwei?" Xuan terkejut saat keluar dari kerumunan melihat ada Yinwei dan dua orang yang tidak dia kenal berhasil memasuki pelindung."Mereka pasti musuh!""Benar!""Serang!"Xuan yang melihat itu segera mengehntikkan tindakan gegabah para murid tersebut. "Tunggu! Jangan gegabah," Setel
Read more
Kabar Gembira
'A-yun.' Gumam Yira tetap pada posisi mematung sembari menggenggam pedangnya.'Dia kembali.' Batin Yira sembari menatap kedatangan orang yang ditunggu, matanya tidak berkedip sedikitpun seolah sedang terpesona. Sesaat kemudian mata mulai terasa, buliran air memenuhi pandangannya. "A-yun!" Teriaknya sembari melepas genggamannya, dia berlari ke arah Xieyun berada. Kemudian, dia menghamburkan dirinya ke dalam pelukkan Xieyun. Air matanya menetes membasahi hanfu yang Xieyun kenakan.Terdengar isak tangis dari Yira, dia memukul ringan dada Xieyun sembari menyembunyikan wajahnya kedada Xieyun. "Kamu jahat!" Ucap Yira sembari terus memukul dada Xieyun. Dalam hatinya penuh kebahagiaan namun, air matanya tak kunjung berhenti.Xieyun tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya memeluk Yira, dia membelai surai Yira dengan lembut tak lupa, dia juga mencium kepala Yira. Dia berkata dengan lirih, "Maaf aku datang terlambat."Mendengar ucapan Xieyun, dia mendongak menatap mata Xieyun dengan penuh ma
Read more
Hari Pernikahan
Beberapa hari ini seluruh penghuni Kediaman Apuyurac sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan untuk Yira dan Xieyun. Mereka semua melakukan tugas mereka masing-masing, tak luput juga Xuan yang mendapat tugas mengawasi seluruh persiapan. "Ini akan menjadi pernikahan pertama yang Kediaman adakan." Ucap Seorang murid yang bertugas mendekorasi Aula Pertemuan. "Hei! Lakukan yang benar jangan bergosip." Xuan menegur murid tersebut, dia merasa hari ini dirinya sangat lemas dan tidak bersemangat. Dia sangat lesu hingga membuat Yura dan Zhu Ya yang kebetulan lewat merasa sedikit aneh. "Kak Xuan ada apa?" Tany Yura sembari berjalan menghampiri Xuan. "Yura ... aku kalah telak." Rengeknya seperti anak kecil. Zhu Ya yang melihatnya menutup mulut menahan tawa, dia memandang seisi ruangan dengan perasaan bahagia. Dia baru mengerti rasanya memiliki keluarga setelah masuk dalam lingkungan Sekte tersebut. Dia tersenyum sembari berkata, "Meski tak ada hubungan darah, mereka saling menjaga dan me
Read more
Pedang Kembar
Xieyun berlari kearah yang berlawanan dengan ujung pedang, tangannya meraih gagang pedang tersebut dan berusaha mengendalikannya. Saat tangannya menyentuh dengan gagang pedang tiba-tiba, pedang itu langsung berhenti mengamuk.Semua orang yang awalnta sangat panik akhirnya, bisa bernafas dan merasa lega karena Xieyun berhasil menaklukkannya. "Hah ... syukurlah." Ucap Zhu Ya yang sudah panik setengah mati karena pedang yang tidak bisa dia kendalikan hampir menyakiti Yira.Yira menghampiri Xieyun yang sedang mengamati pedang Shisan, dia juga ikut mengeluarkan pedangnya dan menyandingkan keduanya. Mereka mendapati pedang tersebut bersinar bersamaan sayangnya, pedang Shisan milik Zhu Ya kembali meredup karena tidak memiliki Batu Permata dan juga bukan pemilik asli yang memegangnya."Apa ada yang salah?" Tanya Yira sembari menatap pedang Shisan dan Xieyun bergantian."Pedang ini harus secepatnya menjalin kontrak dengan pemilik baru dan Batu Permata Jiwa." "Benda apa itu?" Tanya Yira lagi.
Read more
Iblis Pemakan Jiwa
Xieyun dan Yira secara bersamaan menghindari petir yang akan menyambarnya. Meski mereka berhasil menghindar bukan berarti mereka sudah selamat. Petir yang lain kembali datang dengan kekuatan yang lebih besar menargetkan mereka berdua. Setelah mereka berhasil menghindar, petir lainnya terus turun menyambar mereka seolah petir tersebut memang dirancang untuk menargetkan mereka berdua. Xieyun yang melihat fenomena ini berusaha menghindar sebisa mungkin sembari mendekati Yira. "Kamu baik-baik saja?" Tanya Xieyun yang berhasil berpindah posisi berdampingan dengan Yira. "Aku baik-baik saja tapi, sampai kapan kita harus mengindari petir-petir ini?" Mendengar pertanyaan Yira, dia lantas mengubah arah terbangnya menuju langit. Dia menerobos semua petir-petir itu dan menemukan dalang dibalik fenomena tersebut. Dia lantas mengayunkan pedangnya hingga merusak Formasi sihir petir tersebut. Karena rusaknya formasi menyebabkan petir terakhir tidak terkendali dan dapat menargetkan siapapun. Dia l
Read more
Mengulur Waktu
Beberapa waktu sebelumnya ....Disaat Xieyun memutuskan untuk kabur ke dalam hutan taernyata dia sudah memiliki rencana yang sudah dia rancang sejak awal. Ditengah perjalanan dia mengatakan semua rencananya kepada Yira kemudian, dia menukar kedua pedang tersebut dengan bantuan teknik Ilusi milik Yira yang berasal dari Ekor kesembilannya.Beberapa hari yang lalu kultivasi Yira melonjak dengan pesat hingga, dirinya dapat merobos tingkat 9 dalam satu hari. Dengan teknik tersebut, Xieyun memanfaatkan dua sebuah pedang besi biasa yang dirubah menjadi Pedang Cahaya milik Yira dan Pedang Kegelapan miliknya."Setelah ini bersiaplah untuk melawan." Ucap Xieyun sembari menatap Yira dengan serius."Sekarang!" Teriak Xieyun.Sejak saat itulah drama mereka dimulai, mulai dari Yira yang berpura-pura menyerang dan terluka. Pembatalan formasi penyerang dengan Yira mengalihkan perhatian Zheng Li Yan yang membuat Xieyun berhasil menyandra salah satu dari mereka.Adegan dimana Xieyun lengah dan terlamba
Read more
Pengendalian Pedang Kembar
Setelah Yira dan Xieyun berhasil menciptakan Ruang dan Kehampaan, mereka bisa mnegendalikan para Iblis itu dengan sangat mudah. Mereka dapat mengendalikan apapun yang berada di dalamnya bak seorang seorang anak yang sedang bermain dengan mainannya.Sementara Zheng Li Yan yang terjebak didalamnya hanya bisa melihat kegelapan dan ruang kosong tanpa batas. Dia meraba semua sisi dan mencari sesuatu yang dapat dia pegang namun, dia tahu siapapun yang berada didalam kendali Pedang Kembar tidak dapat melakukan apapun selain pasrah dengan nasibnya."Aku adalah Jendral terkuat Di antara para Jendral lainnya, kamu tidak akan bisa mengendalikan ku dengan mudah!"Zheng Li Yan tidak ingin menerima kenyataan yang seperti itu, dia menggunakan sihirnya untuk menghancurkan tempatnya dikurung. Sayangnya, sihirnya hanya mampu melenyapkan sesuatu yang memiliki Jiwa sedangkan, ruang dan kehampaan adalah sesuatu tanpa Jiwa.Dia tidak menyerah begitu saja, dia terus melakukan yang terbaik menurutnya. Hingga
Read more
Meski Sakit Tetap Harus Melangkah Maju
"Maaf, aku gagal menyelamatkan bayinya," Ucap Zhu Ya dengan nada pilu, dia terduduk di lantai dengan dengan tubuh bergetar. Air mata yang dia tahan akhirnya menetes membasahi pipinya, dia merasa sangat bersalah karena, mengecewakan harapan orang di depannya."Maafkan aku," Suara Zhu Ya bergetar, dia berusaha tegar menghadapai kenyataan dirinya gagal kali ini. Dia, sebagai seorang dokter sudah seharusnya menghibur pasien yang sedih karena kepergian orang yang disayang namun, kali ini dirinya sendiri tidak mampu mengendalikan emosinya dan rasa bersalahnya.Semua orang yang hadir merasakan hal yang sama, kesedihan yang begitu dalam. Anak yang sudah mereka nantikan telah pergi, anak yang tawa dan tangisnya ingin mereka dengar sudah tiada. Isak tangis semua orang terdengar memenuhi kamar Yira.Tangan Xieyun bergetar hebat setelah mendengar kabar menyedihkan tersebut, air mata yang hampir tidak pernah menetes kini mengalir memenuhi pipinya. Dia mengenggam erat tangan Yira yang masih berbari
Read more
Penyamaran Untuk Berburu
Beberapa hari ini Yira dan Xieyun lebih sering menghabiskan waktu di tepi Sungai Rosea Flumen. Mereka berangkat pagi hari setelah sarapan dan kembali saat petang. Para penghuni kediaman memaklumi mereka karena, insiden beberapa minggu lalu.Hari ini Yira berpamitan pada ayahnya untuk berburu hewan spiritual. "Ayah aku dan A-yun akan pergi beberapa hari untuk berburu." Ucapnya sembari membantu ibunya menata makanan untuk sarapan.Sebenarnya sudah banyak murid perempuan yang membantu hanya saja, itu dia jadikan alasan untuk merayu ibunya dulu agar mendapat bantuan. Karena ayahnya pasti meurti perkataan ibunya."Kalian akan berburu dimana?""Hutan Quinque Elementa.""Sebaiknya ditempat lain saja." Ucap ayahnya yang duduk di tempat makan."Kenapa?""Akhir-akhir ini ayah dengar hutan itu dijaga ketat oleh bawahan Raja Wang. Akan sangat berbahaya jika kalian kesana apalagi, kalian memiliki masalah dengan mereka."Yira tersenyum kemudian berjalan menghampiri ayahnya, dia memeluk ayahnya dari
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status