All Chapters of Mengandung Bayi Mantan Mertua: Chapter 11 - Chapter 20
148 Chapters
11. Hamil
“Memang, ke mana mereka?” Arie bertanya dengan kering berkerut. Ia sudah berpesan pada Robin untuk mengatakan pada Airin bahwa malam ini mereka akan datang untuk berkunjung. Namun, ternyata pesannya tidak disampaikan ke orangnya.Leonel hendak memberi jawaban, tapi dering ponsel membuatnya urung berucap. Tertera nama Livy di layar ketika ia merogoh saku untuk mengecek siapa yang menghubungi. Ekspresi lelaki itu langsung berubah total. Wajahnya semakin terlihat pucat. Jantungnya seakan berhenti berdetak. Keringat dingin tiba-tiba datang menyerang.Leonel menolak panggilan, ia tidak berani menerima panggilan Livy, sebab ada mertuanya di sana. Ia akan habis jika Arie tahu bahwa dirinya telah mendua.“Kenapa tidak diangkat? Itu dari Airin?” Lenzy bertanya dengan penuh harap. Rasa rindu dalam dada sudah memuncak, tidak sabar ingin bertemu dengan buah hati kesayangan. Meski Airin sudah 22 tahun dan telah memiliki suami seperi Leonel, tetap saja bagi mereka Airin hanyalah seorang anak kecil.
Read more
12. Siuman
TIT!“Dokter! Dokter!” Robin berlari memanggil petugas ketika Airin memberikan tanda-tanda bahwa dirinya akan siuman.Tidak lama berselang, Robin kembali lagi bersama seorang dokter dan beberapa perawat untuk memeriksa kondisinya. Benar saja, saat dokter tiba di sana, Airin telah membuka mata. Wanita itu berkedip berulang kali untuk menyesuaikan pandangan dengan cahaya. Ia tampak begitu terganggu dengan cahaya ketika pertama kali membuka mata di saat bangkit dari koma.Airin seperti orang linglung, masih setengah sadar ketika ia menatap sekitar. Para petugas tampak sibuk dalam memeriksa kondisinya.Robin tampak begitu senang hingga matanya berkaca-kaca. Seminggu sudah Airin tidak sadarkan diri dan kini akhirnya bisa bangun kembali meski kondisinya masih belum membaik sama sekali.Airin tidak bisa berbicara, bahkan untuk membuka mulut pun ia tidak snaggup karena rahangnya masih terasa sangat sakit. Untung saja rahangnya hanya bergeser, tidak patah. Jadi, penyembuhannya tidak memakan wa
Read more
13. Airin Tidak Membutuhkanmu
“Istri saya baik-baik saja kan, Dok?” Leonel tampak panik.Airin merasa senang ketika sang suami mengkhawatirkan dirinya. Hal yang tidak pernah ia terima dari lelaki itu sejak enam bulan terakhir. Mendapati wajah panik lelaki itu, ia merasa bahwa Leonel masih peduli dan mencintainya.“Kau menekan perutnya?”“Tidak, aku hanya memeluknya.”“Pelukanmu terlalu kuat sehingga menekan perutnya. Bengkak di perutnya akibat hantaman itu masih sangat sensitive. Organ dalamnya harus mendapat perawatan itensif selama beberapa hari ini. Tolong dijaga istrinya agar tidak melakukan gerakan berat. Dia harus itirahat total.” Dokter mengingatkan.“Saya akan menjaganya, Dok.” Leonel berucap dengan nada yang begitu meyakinkan.Airin meraih tangan suaminya, ia genggam tangan itu dan ia taruh di dadanya. Ia tidak ingin Leonel pergi meninggalkan dirinya. Sebab, ia merasa aman jika suaminya berada di sisinya.Leonel berkaca-kaca menatap istrinya. setelah apa yang ia lakukan selama ini hingga membuat istrinya
Read more
14. Kau Ingin Membunuhnya?
“Biarkan aku masuk, Pa.” Leonel memohon dengan sangat. Kali ini tidak ada yang ia harapkan selain bisa bertemu dengan Airin.“Kau hanya akan membuat sakitnya semakin parah.” Robin tetap tidak mengizinkan.“Aku ingin tahu kondisinya sekarang.”“Dia baik-baik saja selama kau tidak mendekatinya.” Robin berucap dengan tegas, lalu kembali menutup pintu.Airin menatap sang mertua dengan sorot penuh tanya. Harapannya sangat besar ingin agar Leonel berada di sisinya. Namun, Robin selalu saja menghalangi. Ia sedikit kecewa dan kesal akan sikap mertuanya itu.“Mas Leo.” Airin berucap dengan suara serak menahan tangis. Seakan protes pada Robin karena tidak mengizinkan Leonel untuk masuk.“Mengapa kau masih saja menginginkannya? Apa kau lupa kau jadi seperti ini karena ulahnya? Jika dia tidak bisa mencintaimu dengan baik, biar papa yang melakukan tugasnya.” Robin berucap dengan sangat lembut, berusaha menghibur hati Airin yang sedang kemalut.Airin menggeleng. “Mas Leonel ….” Wanita itu terus saj
Read more
15. Bajingan!
“Airin!” Arie dan Lenzy berlari menuju ranjang di mana putri mereka tengah terbaring tak berdaya di sana.“Ya ampun, Sayang. Kenapa kamu jadi seperti ini, Nak?” Lenzy menangis memeluk tubuh putrinya yang penuh dengan luka.“Mami?” Airin cukup terkejut ketika kedua orangtuanya berada di sana. Setelah siuman, ini pertama kali kedua orang itu datang untuk bertemu dengannya. Di tengah malam seperti itu pula.Robin tidak main-main dengan ucapannya. Setelah meluapkan amarahnya pada Leonel beberapa saat yang lalu, ia segera menghubungi teman baiknya untuk memberitahu mereka mengenai kondisi Airin saat ini. Tentu saja mereka sangat terkejut sekaligus marah, sebab lebih dari seminggu sudah Airin dirawat dan baru malam ini mereka diberitahu mengenai kondisi wanita itu.Arie sangat marah saat tahu bahwa berita tentang putrinya itu benar adanya. Ia cukup kecewa pada Robin yang telah merahasiakan kondisi putrinya. Ia juga sangat kecewa karena orang yang ia percaya tidak bisa menjaga Airin seperti
Read more
16. Kehilangan Jejak Airin
“Kau selalu melarangku untuk meninggalkan jejak itu dalam percintaan kita. Sekarang aku tidak lagi penasaran seperti apa rasanya.” Livy berucap dengan senyuman. Senyum yang terlihat begitu jahat.Leonel mengeluarkan ponsel, memotret lehernya untuk memastikan sejelas apa bekasnya. Jemarinya meremas ponsel dengan begitu keras. Dadanya bergemuruh seakan ada api yang membara di sana. Ciuman Livy di lehernya hanya sekejap, tapi meninggalkan bekas yang begitu jelas terlihat. Itu membuktikan jika Livy memang sudah sangat lihai dalam hal itu. Apalagi ketika percintaan pertama mereka waktu itu, dia tidak lagi suci. Tidak seharusnya Leonel menaruh hati pada wanita yang tidak bisa menjaga kesucian semacam Livy.Bisa-bisanya mata hatinya tertutup, sehingga lebih memilih serbuk marimas seperti Livy dibanding serbuk emas seperti Airin.“Aku akan menghabisimu jika ini memberikan masalah dalam hidupku.” Leonel mengusap lehernya, berharap dengan itu bisa menyamarkan bekas merah di sana.Livy tertawa k
Read more
17. Apa Kau Sudah Menyerah untuk Mencintaiku?
“Pi, Mas Leo sudah dikasih tau kalau Airin dipindah ke sini kan?” Airin bertanya dengan sangat lemah pada ayahnya. Bibir wanita itu tampak sangat pucat dan pecah-pecah.“Sudah, Sayang. Sudah papi kasih tahu kok.” Arie menjawab dengan senyuman. Diusapnya lembut ubun-ubun Airin dengan penuh kasih sayang. Ia terpaksa berbohong, sebab tidak ingin Airin bertemu kembali dengan Leonel. Apalagi ia mengetahui perselingkuhan lelaki itu dari Robin.Ayah mana yang tidak akan marah ketika tahu jika putri yang begitu ia sayangi disakiti hingga sedalam itu? Sedikit pun tidak akan ia beri ampun jika ia bertemu kembali dengan Leonel. Tidak akan ia beri maaf sedikit pun untuk Leonel meski lelaki itu bersujud memohon ampun di kakinya.“Pi … Mas Leonel belum datang, ya?” Airin tampak menunggu suaminya. Dari ranjang ruang VVIP itu ia selalu menoleh pada pintu ruangan, berharap Leonel segera datang. Ini sudah mulai larut malam, tapi ia tidak kunjung tidur karena menunggu Leonel menemuinya.“Jangan ditunggu
Read more
18. Airin Sudah Mati
Leonel membuka aplikasi pesan. Ia cari nomor Airin yang sudah ia arsipkan. Kembali ia baca semua pesan yang ia terima dari Airin. Ada banyak pesan manis dari wanita itu dan jarang sekali ia beri balasan. Dengan alasan baterai habis, sibuk, hingga masalah jaringan. Kini ia berharap Airin mengirimkan pesan. Sebuah keinginan yang begitu mustahil terkabulkan.Lagi, Leonel menghela napas dengan kasar. ia bangkit dari ranjang, lalu beranjak ke meja televisi yang ada di kamar. Ia buka laci meja itu, mencari sesuatu di sana.Ada banyak DVD film dewasa, juga beberapa alat bantu seksu*l yang pernah ia belikan untuk Airin. Ternyata alat itu masih terbungkus dengan sempurna di kotaknya. Airin tidak pernah menggunakannya.Leonel mengeluarkan semuanya. Ia bawa barang-barang itu ke halaman belakang, lalu membakarnya. Bodoh sekali ia yang telah mengambil keputusan yang salah. Enam bulan bukan waktu yang sebentar bagi Airin untuk hidup tanpa sentuhan dari suaminya. Namun, wanita itu masih tetap setia.
Read more
19. Menjijikkan!
Bugh!Sebuah pukulan keras menghantam wajah Leonel ketika ia berbalik dan hendak beranjak pergi. Pukulan-pukulan lainnya menyusul dengan begitu brutal. Leonel tidak diberi izin untuk menghela napas sama sekali, apalagi untuk membela diri. Lelaki itu terjatuh ke lantai. Arie langsung menindih perutnya dan kembali memberikan pukulan demi pukulan.“Bajingan! Sialan! Ini yang kau inginkan?! Mati saja kau, Brengsek! Neraka tempat yang pantas untukmu!” Arie memaki dengan terus memberikan hantaman tiada henti. Wajahnya terlihat begitu menakutkan. Napasnya terdengar sangat memburu. Manik matanya menyorot dengan sangat tajam, seakan hendak menikam. Jika sorot matanya berupa bilah pisau, Leonel sudah habis ditusuk ratusan kali.“Om … aku bisa jelaskan.” Leonel berusaha menghentikan Arie yang tengah menghajarnya. Namun, Arie tidak ingin mendengar sama sekali. Ia terus saja melayangkan pukulan secara beruntun. Ia sangat brutal, sehingga tidak ada yang berani menghentikan.“Tidak ada yang perlu ka
Read more
20. Keputusan Cerai
Leonel terbangun setelah mendapat perawatan di rumah sakit. Ia hanya di ruang UGD dengan jarum infus yang menancap di punggung tangan. Kata dokter, ia tidak perlu rawat inap di sana. Setelah sedikit membaik nanti, ia bisa lekas pulang. Di pelipis kanannya ada tiga jahitan karena luka terbuka akibat hantaman Arie. Bibirnya juga pecah, bahkan hidungnya kembali patah. Hampir dari seluruh wajahnya bengkak dan biru lebam. Tulang rahangnya retak, ada tiga luka pecah di kulit jidatnya.Leonel sedikit sulit untuk membuka mata, sebab matanya yang bengkak.Terdengar helaan napas kasar yang berasal dari Robin. “Kau lihat, Arie yang begitu lembut bisa berubah menjadi sangat buas karena kau menyakiti putrinya.” Robin berucap dengan perasaan entah.Leonel hanya diam. Ia tidak menanggapi sama sekali. Sebab, mulutnya tidak bisa dibuka.“Kau dan Airin akan bercerai. Itu adalah keputusannya.” Robin memberitahu. Ia tahu Leonel telah sadar meski kedua matanya masih tertutup dengan rapat.Ada tetes air ma
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status