All Chapters of Pembalasan Istri yang Disia-siakan: Chapter 41 - Chapter 50
50 Chapters
BAB 41
Setelah selesai makan, Laura membuka wine dan menuangkannya ke masing-masing gelas untuk di minum. Hanya ada 3 gelas, Aira memutuskan untuk tidak meminum wine. Aira juga tidak pernah mengkonsumsi alkohol sebelumnya, oleh sebab itu Ia bersyukur dengan tidak adanya gelas, jadi dirinya tidak harus ikut minum."Udahh, kamu pake punya aku ajah! Aku biar pake gelas air mineral ini. Yang penting kan isinya, bukan?" ujar Donny sembari menaik turunkan keningnya."Ya udah gitu ajah," balas Laura cepat, sebab tidak ingin Aira menolak lagi. Karena rencananya bisa gagal.Pertama Laura menuangkannya untuk RK kemudian Donny dan Aira lalu dirinya yang terakhir. Mereka bersulang lalu meneguk wine asal Perancis itu dengan penuh semangat, kecuali Aira yang baru pertama kali sehingga membuatnya merasa tidak nyaman.Segelas dua gelas, Aira sudah mulai merasa pusing. Sedangkan Laura, dia sudah banyak minum, begitu juga dengan Donny. Tanpa mereka sadari, Laura mulai menjalankan rencananya. Ia menuangkan se
Read more
BAB 42
Bak tersengat listrik tegangan tinggi, Aira membeku dalam pelukan RK. Ingin menolak, namun Dia adalah seorang Reagantara Kusuma. Apalah aku, pikir Aira."Airaaa ...!" Lirih RK dengan suara seraknya, membuat bulu kuduk Aira meremang. Ada rasa suka dalam dirinya untuk RK. Wajah yang tampan dengan dimpel di kedua pipinya, hidung yang mancung dengan sorot mata tajam yang mampu membuat Aira terjebak didalamnya."I-iyaaa Tuan," jawab Aira sembari berusaha bangkit dari posisi tubuhnya yang sedang berada di atas tubuh RK."Boleh?" bisik RK sembari menyentuh bibir Aira dengan ibu jarinya yang membuat Aira seketika menggigit bibir bawahnya dengan wajah memerah padam.Hatinya ingin menolak, namun tubuhnya menghianatinya. Dengan segenap keberanian yang Ia kumpulkan, Aira segera mengangguk tanda setuju dengan pertanyaan majikannya ini.Tidak menunggu lama, perlahan tapi pasti, kini Aira sudah berada dalam genggaman Orang nomor satu di Starlight Corporation itu.Ciuman RK yang semakin lama semakin
Read more
BAB 43
Aira yang tadinya dalam posisi berjongkok, langsung terduduk di lantai. Tangannya gemetar membaca hasil tes itu."Napa banyak orang yang jahat sii? Aku yakin Kayla pergi juga karena di jahatin. Nak, Mami kangen!" Seketika bayangan senyuman manis putrinya terlintas di benaknya, yang kemudian berganti dengan tangisan kesakitan yang membuat tubuh Aira bergetar hebat.Ia memeluk kedua lututnya erat-erat dan tertunduk dengan airmata yang membanjiri wajahnya. Aira menangisi ketidak berdayaannya untuk membalaskan sakit hatinya dan mencari keadilan untuk kematian putrinya.Ia terus terisak, dan tiba-tiba ada sentuhan tangan besar di pundaknya. Ia segera tahu tangan siapa itu. Gegas dirinya mengusap air matanya, dan segera bangkit."Ehh!" Aira kembali berjongkok karena lupa mengangkat lembaran-lembaran kertas yang teronggok di lantai. Namun, saat Aira ingin mengambilnya, RK sudah lebih dulu meraih tiga lembar kertas itu beserta Map coklat bungkusannya."Apa ini?" "Emm, itu ... Itu hasil pem
Read more
BAB 44
Aira yang panik segera mendekati nakas untuk meneguk segelas air untuk menghilangkan rasa cemas berlebihan dalam dirinya."Aira mengatakan kalau dia ingin pulang untuk berganti pakaian," ucap RK sembari menatap Aira yang seketika menyemburkan air yang sedang Ia teguk karena tersedak.Laura memicingkan mata ke arah Aira, "ohh ya? Apa Kau tidak memperhatikan baju yang Ia kenakan?" ujar Laura sinis. Ia kemudian mendekati Aira, "Ia bahkan sudah mengganti bajunya, ini bukan baju yang Ia kenakan kemarin." Kesal Laura."Bagaimana tadi malam, hmm?" tanya RK mengalihkan pembicaraan."Apanya yang bagaimana, kamu bahkan gak mau nolongin aku!" Laura mengerucutkan bibirnya sembari bersedekap dada."Laura ... Laura, masih saja tidak mau mengaku," kesal RK."Mengaku? Tentang apa?" tanya Laura dengan wajah gelisah yang segera di tutupin dengan deheman. Mungkin Aira tidak memahami ekspresinya ini, namun RK tidak dapat dibohongi."Apa aku harus mengatakannya?""I-iyaa tidak masalah katakan saja!" balas
Read more
BAB 45
Gejolak aneh yang perlahan mulai merayapi hatinya, rasa marah, sedih dan kecewa yang keluar dalam bentuk buliran bening tak mampu Ia bendung. Rasa sakit karena pengkhianatan Ivan kini terngiang kembali di benaknya. Ia segera kembali ke kamar tidurnya. Duduk meringkuk di lantai sambil menatap ke luar melalui jendela kaca berukuran besar yang tak tertutup tirai itu.Cahaya bulan masuk melalui jendela kamar itu dan menyinari dirinya yang duduk di dalam kegelapan karena lampu kamar yang sudah Ia padamkan."Ada apa dengan dirimu Aira? Lihatlah dirimu! Kau seperti orang bodoh yang menangisi hal yang bukan milikmu," umpat Aira pada dirinya sendiri.Ia terus memeluk lututnya erat-erat. Dadanya terasa sesak. Diperlakukan begitu baik oleh RK membuatnya jatuh dalam pesona pria penguasa Starlight Corpt itu. Kini Ia merasakan sakit karena kesalahannya sendiri."Sekarang udah tahu kan? Semua perlakuan baiknya untuk kamu hanya satu alasannya," Aira berusaha menahan laju airmata yang terus meluncur
Read more
BAB 46
Pria itu tersenyum bahagia, karena habis ini akan ada drama yang sangat menyenangkan untuk ditonton. "Putrimu sakit, karena di tabrak oleh tunangan gilamu itu, dengan mobilnya, disaksikan adik dan Ibumu." "Apa maksudmu?" tanya Ivan gelisah mendengar hal itu. "Maksudku, keluarga dan tunanganmu itu yang telah menyebabkan kematian putrimu. Mereka bersekongkol untuk menyingkirkan mantan istrimu dengan melakukan hal itu, agar kau marah dan semakin mempercepat lamaranmu untuk tunangan g*lamu itu." terang pria misterius itu panjang lebar. Ivan memicingkan mata menelisik kebenaran berita itu dari penuturnya yang notabene adalah orang asing baginya. "Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, sekarang terserah padamu, mau percaya atau tidak!" Pria itu kemudian bangkit dan ingin meninggalkan Ivan yang terdiam di tempat, setelah menerima berita yang entah harus dipercaya atau tidak. Namun, "tunggu, aku belum berterima kasih untuk beritamu ini! Kau silahkan memesan minuman, aku akan membayar
Read more
BAB 47
Tubuh RK yang tinggi menjulang, di tambah dengan tenaga yang sudah pasti berkali-kali lipat dari dirinya membuat Aira kewalahan dan tidak mampu melepaskan diri."Tuan, tolong jangan seperti ini!" Ucap Aira dengan jantung yang berdebar tidak karuan, karena sentuhan RK."Aira ... Aku rindu," bisik RK dengan nafas yang semakin memburu. Hangat nafasnya yang Aira rasakan membuat tubuh Aira seperti dialiri strom bertegangan tinggi. Tidak dapat dipungkiri, dirinya pun merindukan RK, namun rasa takut dikhianati kembali menekan rasa itu, sehingga sejauh ini, Aira berusaha keras menjauh dari RK. Dan RK seperti suami yang sadar akan kesalahannya, hingga tidak berani mengusik Aira."Tuan, apa kau baik-baik saja? Tolong lepaskan aku!" ujar Aira yang di tanggapi dengan pelukan yang semakin di eratkan."Aku tidak baik-baik saja Aira, aku sudah berusaha tidak mengganggumu, akupun marah karena sikapmu yang menjauhiku, namun aku rindu!" Suara RK semakin serak, menahan gejolak yang begitu kuat didalam
Read more
BAB 48
"Kamu pantas Ai, kamu lebih dari pantas! Dan aku ... aku juga cinta sama kamu." gumam RK sembari membuka mata. RK terbangun saat Aira berusaha melepaskan diri dari pelukannya. Malam ini RK dan Aira tidur dengan perasaan bahagia yang membuncah di hati mereka masing-masing. Dan tidak sabar menanti hari esok agar bisa kembali bertemu. "Selamat Pagi Ai, tadi pagi sebelum berangkat, Tuan titip pesan di Ibu, katanya suruh kamu bersiap, jam 11 dia bakalan jemput kamu, untuk berbelanja perlengkapan sekolah Den Bri." Aira terdiam sejenak sambil membatin, "ternyata Dia gak asal ngomong, kirain udah lupa dia, dengan kata-katanya semalam." "Aii, kamu dengerin ibu gak?" tanya Bu'Retno karena melihat Aira melamun setelah mendengar perkataannya. "Dengar Bu, hehhe ...! tapi, apa gak papa Bu? Aira takut!"Bu'Retno tersenyum sambil menangkup wajah cantik Aira, menatapnya dalam-dalam. "Aii, kamu wanita pertama yang pernah diminta Tuan untuk menemaninya keluar, sebelum ini tidak pernah ada wanit
Read more
BAB 49
"Woii janda pirang, ngapain kamu disini? Segala ngegandeng tangan laki-laki lain, malu napa!" Ketus seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul entah dari mana. Tangan Aira yang ditarik tiba-tiba membuatnya kehilangan keseimbangan, dan terpental hingga hampir terjatuh jikalau RK tidak segera meraih tangannya kembali. "Ai, kamu gak papa? Siapa mereka?" tanya RK geram. Namun, yang di tanya tidak mengeluarkan sepatah katapun, Ia hanya menatap penuh kebencian ke arah dua wanita yang berdiri tepat di hadapannya ini. "Gimana dia mau ngaku! Takut kali, rahasianya terbongkar," ejek salah satu dari kedua wanita itu. "Lagian pria seperti kamu, kok bisa-bisanya jalan di tempat ramai seperti ini sambil ngegandeng janda kek dia? Mending sama aku ajah!" Ucap wanita yang lebih muda. "Ayoo, kita pergi ajah! Pusing kepalaku lama-lama dengerin omong kosong dari dua wanita yang telah mengakibatkan aku kehilangan Putriku," ucap Aira lantang, menanggapi sindiran kedua wanita yang ternyata adalah Tantri
Read more
BAB 50
Aira yang terkejut mendengar bunyi pintu di kunci, segera berbalik dan mendapati dua sosok wanita yang sedang berdiri menatapnya sinis. "Ini dia, si janda yang gak tahu diri itu? Cantik juga! Tapi sayang, gak nyadar diri!" ujar dua wanita yang baru masuk dan sengaja mengunci pintu agar tidak ada lagi yang masuk ke sana. "Maaf, kalian siapa yah?" Aira mengeryit bingung, karena tidak mengenali siapa kedua sosok yang mengenakan hoodie, dan kepala yang sengaja di tutup tudung hoodie agar tidak mudah dikenali. "Gak perlu tahu siapa kita, intinya jauhi RK, kalau gak mau is dead!" ancam salah seorang dari mereka. "Tahan Dia!" titah wanita yang berdandan ala anak punk, dengan lipstik hitam menghiasi bibir tipis nya. Aira memicingkan mata, berusaha menelisik wajah kedua wanita itu. Hal yang dirinya sesali, dia tidak membawa handphone, karena di tinggalkan di tas selempang nya yang Ia letakkan di kursi tempat duduk mereka saat beranjak ke toilet. Wanita yang mengenakan masker hitam
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status