Semua Bab Pembalasan Istri yang Disia-siakan: Bab 21 - Bab 30
58 Bab
BAB 21
Sosok itu tersenyum bahagia karena telah mendapatkan apa yang diinginkannya, "Tch, tugasku sudah selesai, sebaiknya cepat-cepat pergi, sebelum ada yang bangun, bisa berabe," gumamanya sambil terkekeh geli membayangkan apa yang dia katakan.Ia segera bangkit dan meninggalkan tempat itu melalui jendela samping yang terpeleh dengan lemari besar. Sehingga, kedua sejoli yang sedang mengerang nikmat, mengejar puncak kenikmatan duniawi di atas ranjang penginapan itu tidak menyadari bahwa ada orang lain di kamar itu.Setelah berada diluar ruangan, Ia segera berjalan menuju parkiran. Sambil berjalan, pria itu merogoh saku celana panjang Chinos semata kaki berwarna beige yang Ia kenakan lalu mengeluarkan benda pipih berukuran 7 inci. Ia segera melakukan panggilan pada seseorang.Berselang beberapa detik, "Halo, Boss! plan A Oke!" ujarnya. Entah apa yang mereka bicarakan selanjutnya, pria itu tersenyum dan segera memutuskan panggilan mereka. Ia kemudian menunggangi kuda besinya dan berlalu pergi
Baca selengkapnya
BAB 22
Kaki Dewi tak mampu menopang tubuhnya, Ia terduduk lemas di atas ranjang, "Tantri!" lirih wanita paruh baya itu.*Flashback, 4 Jam Sebelumnya*"Tuan, sepertinya apa yang Tuan takutkan sudah terjadi!" bunyi pesan singkat yang masuk ke handphone milik RK, beserta sebuah Video berdurasi 1 menit."Siapa mereka Bu?" RK membalas pesan setelah menonton video yang dikirimkan oleh Bu'Retno."Mereka adalah Ibu dan Adik perempuan Ivan! mungkin Ivan yang menyuruh mereka datang kesini,"balas Bu'Retno.Ya, Bu'Retno adalah pengirim pesan beserta video singkat itu. Ia melakukan apa yang diperintahkan oleh RK sebelum kembali pulang ke rumah bersama Brian putranya.Setelah melihat tingkah Ivan yang bersikeras untuk bertemu dengan Aira, RK yakin, pria itu tidak akan tinggal diam, atau tidak melakukan sesuatu. Oleh sebab itu, setelah berada di parkiran rumah sakit, Ia segera menelpon Bu'Retno agar jika terjadi sesuatu pada Aira, Bu'Retno harus segera melapor padanya. Berdasarkan hal itu, Bu'Retno segera
Baca selengkapnya
BAB 23
RK tersenyum, merasa aneh dengan dirinya sendiri. "Kenapa aku begitu terobsesi untuk membalaskan dendam wanita itu? Sejak kapan aku peduli sama wanita?" gumam RK dengan senyum yang dipaksakan.Senyuman aneh itu menandakan, betapa dia baru menyadari hal itu, setelah segala sesuatu yang Ia rencanakan telah berakhir dengan baik dan sesuai keinginannya.Namun, apa arti semua itu baginya? Senyuman yang perlahan berubah menjadi kekehan dan kini terdengar suara tawa, tak henti-hentinya. Ia bahkan tidak dapat menghentikan tawanya."Tch, Aku bahkan, menyembunyikan hal ini dari Donny! Mengapa?" Gejolak aneh dan perasaan yang tidak biasa terus beradu didalam hati dan pikirannya."Yahh, aku tahu! Ini semua aku lakukan demi putraku, demi Brian. Brian begitu mencintai gadis itu, sejak awal pertemuan mereka." RK menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya kasar lewat mulut. Sembari mendongak menatap langit malam dari balkon kamarnya. "Sebagai seorang ayah, tidak ada salahnya, aku memenuhi keinginan
Baca selengkapnya
BAB 24
Aira terus menatap sosok itu dengan tatapan tak percaya. Ada begitu banyak hal yang seketika memenuhi pikirannya. 'Apa ... apa yang Dia lakukan disini? Apa aku sudah melakukan kesalahan? Owh ... Apa karena Bu'Retno gak pulang yahh, jadi dia datang untuk marahin aku! Tuhan ... Aku mintanya malaikat, kok yang datang, pria dingin jahat ini?' batin Aira yang ketakutan seperti sedang melihat hantu.Ya, sosok itu adalah RK. RK sendiri tidak mengerti, mengapa dia bisa berada disana. Berkendara malam hari, rencananya hanya ingin berjalan jalan sebentar, langkah kakinya malah membawanya ke tempat itu.Namun, saat sudah membuka pintu kamar tempat Aira di rawat, Ia ingin mengurungkan niatnya dan segera kembali. Tapi saat melihat Aira yang duduk tertunduk, sambil memeluk lutut di atas tempat tidur, membuat RK membatalkan niatnya untuk pergi, dan melanjutkan langkahnya untuk masuk dan menemui Aira.Dan disinilah mereka, RK dengan perasaan tak menentu, karena sebenarnya dia tidak berniat untuk dat
Baca selengkapnya
BAB 25
RK yang tidak begitu mudeng dengan pembicaraan itu, terus saja melangkahkan kakinya untuk keluar dari lobby rumah sakit itu.Namun, "Ehh ... Apa? Aira, bukannya ...," RK mengeryitkan keningnya dan segera menghentikan langkah kakinya.Ia kemudian berbalik dan berjalan kembali ke dalam lobby rumah sakit itu. Dilihatnya sosok bertubuh tinggi tegap tadi masih berada di meja resepsionis. Rupanya, sang resepsionis ingin mengonfirmasikan kedatangannya sebelumnya ke Aira, sebelum mempersilahkan dirinya untuk pergi ke ruangan yang masih di rahasiakan oleh petugas resepsionis itu, karena hal itu menyangkut hal privasi pasien.RK segera mengambil jarak lebih dekat, agar bisa mendengar pembicaraan mereka. "Maaf, dengan Mas siapa yah? Saya ingin memberitahukannya pada Mbak'Airanya," tanya sang Resepsionis sambil menatap tajam pria itu."Katakan saja, aku Ruby! Dia sudah tahu," jawab pria itu santai. "Oh baiklah!" Setelah mengkonfirmasi tentang kedatangan Ruby, Aira terkesan menolak, sehingga t
Baca selengkapnya
BAB 26
"Selamat pagi, Dek! Gimana kabarmu?" Sapaan yang sudah sejak lama, tidak Aira dengar, kini terdengar lagi, dan menghancurkan mood Aira yang sedang bagus sejak bangun tadi. Ia terperangah menatap sosok yang begitu Ia benci sampai-sampai, rasanya haram baginya hanya untuk sekedar menjawab sapaan itu.Aira hanya terdiam dan menatap tajam pria berparas tampan, tinggi tegap dengan senyuman yang menjadi candu bagi Aira kala itu. Namun, saat ini senyuman itu bagaikan sampah yang sudah Ia bersihkan dari hidupnya dan tidak ingin memungutnya kembali.Seketika, bayangan masa lalu saat Ivan mengabaikannya hingga kepergian kedua anaknya kini merajai pikirannya. Tanpa ekspresi, hanya wajah datar yang Aira tunjukkan. Gejolak amarah, benci, kesedihan dan kekecewaan membaur menjadi satu didalam pikirannya, membuat Aira hanya mampu menatapnya datar.Ya, Dia adalah Ivan Putra Pradana, mantan suaminya yang telah berkhianat dan menghancurkan hidupnya. Kini Ia kembali hanya membawa luka yang telah dengan
Baca selengkapnya
BAB 27
Ivan tersentak kaget, "Tantri, Ibu kenapa?" panik Ivan. "Aku gak tahu kak, tadi pas masuk kamar, ibu udah jatuh dilantai, entah kenapa kak, aku takut!" ucap Tantri dengan suara bergetar karena ketakutan."Ya udah, jangan panik, tenang! Kamu bisa gak bawa ibu kesini? ke rumah sakit Hermina, kakak tunggu!" "Gak bisa kak, gimana cara ngangkatnya. Aku tunggu kakak yah, cepetan kesini, aku takut!" suara Tantri terdengar bergetar dan sesegukan."Ya udah, tunggu kakak." Ivan segera memutuskan panggilan teleponnya dan bergegas menuju parkiran mobil. Dijalan, handphonenya berdering, tanpa melihat siapa yang menelepon Ivan langsung menjawab. "Tunggu kakak dek, kakak lagi dijalan ke rumah ini. Jangan biarkan ibu sendirian, temani terus ibu!""Mas, kamu dimana? Kenapa gak pulang semalaman? Terus ibu siapa?" tanya suara dari seberang sana, yang ternyata adalah tunangannya, Selena."Ohh, kamu Sel! Ibu lagi jatuh pingsan, barusan Tantri telepon, ini Mas lagi buru-buru, nanti kita ngobrol lagi ya
Baca selengkapnya
BAB 28
"Ke-kenapa ... kamu bisa ada disini?" panik Selena."Bukan urusanmu! sebaiknya kamu berbaring sekarang dan nikmati hadiah yang akan aku berikan untukmu!" Ucap pria itu dengan nada dingin.Selena semakin gelisah, namun saat dia ingin berjalan keluar kamar, tiba-tiba,"Aghhhh ...," lirih Selena yang kemudian terduduk di atas ranjang karena rasa pusing yang saat ini tengah Ia rasakan.Sekujur tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya lagi. Airmatanya mulai menetes, "Apa yang kau berikan padaku Vin?""Ssssttt ... Diam dan nikmatin!" bisik Pria bernama Vincent itu, Selena bergidik ngeri dibuatnya."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Selena lagi."Balas Dendam!" Jawaban singkat Vincent itu saja sudah dapat menjelaskan semuanya. Sebab Selena tahu, kesalahan apa yang sudah dibuatnya hingga Vincent mantan kekasihnya itu begitu membencinya.Tatapan Vincent, sorot mata tajam yang penuh kebencian begitu nampak di kedua manik berwarna cokelat itu, sehingga membuat Selena ketakutan."Ayahmu, ingin kau m
Baca selengkapnya
BAB 29
Dia adalah RK. Entah mengapa, melihat Selena diperlakukan demikian, ada kesenangan tersendiri yang Ia rasakan. Bukan tentang Pembalasan Aira, namun trauma masa lalu yang melekat erat di kedalaman hatinya, membuat dirinya begitu bersemangat melakukan semua ini.Seringaian yang terpampang jelas di wajah dinginnya, menunjukkan betapa Ia menikmati tontonannya ini.Setelah Vincent, beberapa pria yang sudah menunggu giliran pun mengambil bagian mereka. selena di buat tak berdaya. Dua jam berlalu, tanpa istirahat membuat Selena akhirnya kelelahan dan tak mampu lagi. Namun, para pria itu tidak menghentikan aktivitas mereka, mereka terus melakukannya bahkan disaat Selena sudah tak sadarkan diri.Hal ini, akhirnya berdampak buruk bagi janin yang ada di dalam perut Selena. Setelah selesai bersenang-senang. Vincent menelpon seseorang, "Halo, kami sudah selesai. Wanita ini, sepertinya mengalami pendarahan, cepat datang dan bawa dia. Aku tidak ingin dia mati disini.""Lima menit lagi anak buahh ku
Baca selengkapnya
BAB 30
Suara yang membuat Aira tercekat, tidak dapat membalas. Pikirannya serasa tertarik ke beberapa bulan yang lalu, saat Kayla Putrinya masih hidup.**"Good morning mami!""Good morning sayang! Ehh... Anak mami yang cantik sudah bangun yahh?!" ucap Aira Sembari memeluk erat buah hatinya, dan mengecup gemas pipi gembul milik putri kecilnya itu."Semalam ila mimpi!" ucap gadis kecil itu seraya menundukkan kepalanya."Ila mimpi apa dehh, coba ceritakan ke mami!" "Ila mimpi, ada ibu peri datang dan bawa ila ninggalin Mami," matanya mulai berkaca-kaca."Terus?" Aira yang penasaran, ingin mendengar mimpi seperti apa yang membuat pagi anaknya dipenuhi kesedihan."Ibu perinya bercahaya terang sekali, Dia pegang tangan ila dan, bawa ila pergi ninggalin mami sendirian. Mami nangis, gak mau pisah sama ila!" gadis kecil itu mulai terisak."Kok ila nangis? Itu cuma mimpi, ila sama mami, gak akan pernah berpisah, gak akan pernah!" "Ila takut, ila gak mau mami sedih, ila sayang sama mami!" **"Aii
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status