All Chapters of Pembalasan sang Kesatria Iblis Tanpa Tanding: Chapter 71 - Chapter 80
100 Chapters
71. Tamu Yang Tak Diharapkan
Semua orang di balai riung tahu. Jialun adalah murid kedua terkuat setelah Fenglei. Yang unik dari dia adalah: Jialun merupakan seorang ahli persenjataan juga strategi.“Aku paham. Master Zi Qi mengutusmu bersama Kakak Pertama dan Min Wu karena ilmu bela dirimu sangatlah tinggi. Melawan para kroco, kamu pasti unggul. Yang mengherankan bagiku, dirimu berani berkelahi dengan Hwan Ching …,” ujar Jialun sementara Gao Tian masih tutup mulut.Sang kakak kedua melanjutkan. “Kau sendiri tahu, Hwan Ching itu tidak bisa ditantang sedikit saja. Merasa terganggu, ia akan langsung memamerkan kekuatan spiritualnya. Tapi kamu malah bagai sengaja mencari gara-gara dengan dia.”Jialun adalah murid yang cerdas. Wajar memang apabila dia menjadi ketua angkatan Gao Tian dan kini, dia telah mendapati bagaimana kekuatan spiritual Gao Tian telah bangkit.Walau dirinya sering dianggap remeh oleh teman-temannya, bukan berarti Gao Tian tidak memiliki
Read more
72. Bertarunglah Demi Aku
Pada saat menjumpai Liu Tong, wajah Xiao Mei sama sekali tidak menunjukkan ekspresi berarti. Namun begitu ia melihat ada orang lain yang tiba di halaman kastilnya, ekspresinya menjadi lebih cerah.“… apa kabar, Liu Tong?”Gao Tian. Bisa-bisanya dia datang ke kastil Su persis di saat Liu Tong juga ingin menjumpai Xiao Mei. Dengan gaya tenangnya, ia melangkah ke arah si Nona Su.“Halo, Gao Tian. Kamu tampak baik dibanding terakhir aku melihatmu,” Liu Tong menjawab pertanyaan Gao Tian. Ia agak pongah. Karena terakhir kali mereka berjumpa, ia berhasil membuat Gao Tian tak berdaya.“Gao Tian! Kemarilah. Apakah kau membawa pao pesananku?” pinta Xiao Mei mengingatkan. Dia juga tidak mau Liu Tong menjadi jumawa karena pernah mengalahkan Gao Tian.“Ini, aku sudah membelinya,” Gao Tian membalas sembari melangkah mendekat pada Xiao Mei, melewati Liu Tong.Tamu Xiao Mei dari sekte Amukan Penguasa Ap
Read more
73. Adu Kekuatan Yang Kedua Kali
Xiao Mei berkata pada Gao Tian seraya memiringkan kepala ke arah Gao Tian yang berdiri di sebelah kiri dia.Sekilas, Gao Tian memandang ke arah Liu Tong. Calon lawannya itu balas menatap dengan mengangkat dagu tanda percaya diri.Setelahnya, giliran Gao Tian mengarahkan kepala pada Xiao Mei untuk menjawab, “Jika itu yang engkau inginkan, aku siap-siap saja,” katanya kalem. Bahkan, ia berucap dengan setengah suara.Merasa pongah, Liu Tong terenyum tanpa menunjukkan gigi. Ia sudah sangat yakin. Hari itu adalah hari di mana ia akan kembali mengalahkan Gao Tian.“Kalian tampak kompak sekali layaknya rekan satu sekte …, mungkin karena memang demikian, bukan?” ujar Liu Tong berusaha untuk tenang-tenang saja. Padahal, dia sudah sangat iri hati dengan keakraban dua pendekar muda yang ada di hadapannya. Dia berkata lagi.“Xiao Mei, jangan kamu tenang-tenang saja. Jika Gao Tian tak mampu mengalahkanku, kamu harus bersiap-
Read more
74. Emosi Yang Membara
“Ptuh …!” Liu Tong melontarkan darah dari bibirnya.Sewaktu mereka bertarung pertama kali, Gao Tian tidak sempat melukai Liu Tong sedikitpun. Sebab, sang pendekar Tujuh Bintang Kejora sudah mengetahui sangsi yang akan dirinya hadapi apabila ada apa-apa dengan Liu Tong. Karena, kabar pertarungan mereka telah menyebar.Hari itu, tidak ada yang tahu bahwa mereka berdua berhadapan. Gao Tian tidak ragu untuk bertarung lebih lepas.Selain itu, dia juga merasa risau karena Liu Tong sepertinya merasa emosi terhadap Xiao Mei. Sehingga, ia berusaha melindungi junjungannya. Lagi pula kini, Gao Tian telah memiliki ilmu spiritual milik Xuanwu. Tidak ada alasan bagi dirinya untuk menahan diri.“Liu Tong, aku rasa … tidak ada gunanya kita berkelahi seperti ini. Sepertinya, alangkah lebih baik apabila kita …”“Diam, kamu Bintang kejora! Peratrungan kita belum selesai!”Gao Tian bermaksud mengajak Liu
Read more
75. Ilmu Teluh Awan Mendung Langit Hujan
Bugh! Bugh Bugh! Bugh!Diiringi penegrahan kekuatan spiritual yang cukup tinggi disertai emosi yang ia rasakan, Liu Tong melepaskan pukulan berkali-kali pada tubuh Gao Tian.Semuanya berlangsung cepat. Xiao Mei hanya bisa terkesiap tatkala Gao Tian hadir di hadapannya. Sekarang, pemuda yang disebut sebagai pengawalnya benar-benar berjibaku demi dia.“Gao Tian …?!” batin Xiao Mei terkaget-kaget.Akhirnya, Liu Tong menghentikan serangannya. Dia tertegun tatkala melihat Gao Tian seperti tidak merasakan dampak dari hantaman-hantaman yang dirinya buat.Murid sekte Tujuh Bintang Kejora itu diam saja. Karena Liu Tong lebih pendek dibanding Gao Tian, sang lawan memandangi saingannya dengan agak tertunduk.Seperti biasa. Pada kursi kebesarannya, Xuanwu duduk santai memangku kaki dan menopang kepala menggunakan tangan.“Konyol sekali anak bernama Liu Tong ini. Dia tidak tahu apa yang mampu dilakukan oleh Gao Tian,&rdquo
Read more
76. Ilusi Yang Penuh Gairah
“Liu Tong …”Terdengar suara halus yang menyapa Liu Tong. Sehingga dalam sekejap saja, matanya sudah kembali terbuka. Alangkah terkejutnya dia, tatkala ia melihat sosok Xiao Mei berdiri tidak jauh dari hadapannya.“Xi-xiao … Mei …?”Pendekar dari sekte Amukan Penguasa Api tersebut terpekur. Sebab, ia melihat Xiao Mei hanya membalut tubuhnya menggunakan kain yang menutupi bagian-bagian penting tubuhnya.Yang bisa melihat apa yang tampil di pelupuk mata Liu Tong hanya dirinya sendiri. Ada yang aneh dari wujud sang putri. Buah dadanya membulat besar. Pinggul juga bokongnya begitu menonjol. Ukuran kakinya dari paha hingga betis juga terlalu besar dari yang sesungguhnya.Sebagian rambut Xiao Mei tergerai begitu panjang dan tebal hingga menyentuh tanah. Pun, rambut gadis itu membentuk gelombang-gelombang yang indah.Benar. Apa yang terpampang di hadapan Liu Tong bukanlah kejadian sesungguhnya. Itu hanya
Read more
77. Pria Yang Pantas Menjadi Jodoh Sang Putri
“Semuanya berawal dari saat aku bertarung dengan Liu Tong. Aku bisa merasakan kekuatan spiritualku bangkit.”Di saat Gao Tian masih bingung ingin berkata apa, Xuanwu melakukan kontak batin dengan hostnya. Maksud dia, dirinya akan mendikte apa yang harus Gao Tian ungkapkan pada Xiao Mei. Tentu saja, Gao Tian langsung mengucapkan hal yang sama pada gadis yang berjalan di sisinya.“Pada saat aku bertarung dengan Liu Tong, sebenarnya … aku dapat merasakan kekuatan spiritualku bangkit, Xiao Mei,” ulang Gao Tian dengan gaya bertuturnya sendiri.Xiao Mei sendiri langsung teringat. Usai pertarungannya dengan Gao Tian, Liu Tong sempat mengatakan bahwa tangannya mengalami pegal-pegal.Ilmu kebal tubuh merupakan tanda awal kekuatan spiritual seseorang bangkit. Sedangkan teknik Langkah Seribu Bayangan sebetulnya bisa digunakan orang apabila dirinya telah mampu mengerahkan qi. Hanya saja, kekuatan spiritual membuat kecepatan gerak mening
Read more
78. Kehadiran Seorang Pendeta
Peringatan Wen Ru yang sebetulnya juga tidak seserius itu membuat Liao Bi terkekeh singkat tanpa bersuara.“Orang-orang terlalu membesar-besarkannya. Katanya famili Zhong melarang menyebut nama itu karena kaisar tak mau lagi mendengarnya. Lihat, hambanya Xiao Mei itu bahkan bernama ‘Gao’,” ucap ibunda dari Xiao Mei tersebut.Setelah selesai menyantap pao bersama Xiao Mei, Gao Tian berjalan kembali ke Balai Riung Kejora Merah. Mimiknya terlihat cerah.“Makan pao satu saja dan menenggak teh sudah membuat kamu merasa tidak lapar, bukan?” iseng Xuanwu melakukan kontak batin dengan hostnya.“Tidak juga, Xuanwu. Aku masih merasa sedikit lapar dan tentunya akan makan lagi setibanya di Balai Riung,” balas Gao Tian gede rasa. Sebab sebenarnya, yang dikatakan Xuanwu itu benar adanya. Dia berkata lagi.“Omong-omong Xuanwu, apa yang terjadi dengan Liu Tong pada saat kau mengerahkan Ilmu Teluh Awan Mendung Langit Hujan tadi?” tanya dia.Xuanwu sedang duduk dengan gaya malas pada singgasananya. Ia
Read more
79. Famili Gao
Mata Xuanwu tertuju pada pedang dengan sarung berwarna hitam dipadu ornamen besi mengilat yang tergeletak di atas meja, tepat di hadapan Fu Han Yuan.Gagang dari pedang itu pun membentuk desain burung atau tepatnya, phoenix. Phoenix merupakan salah satu hewan mitologi yang direlasikan dengan Kaisar Nirwana.“Sepertinya, pendeta ini adalah seorang yang sangat tangguh. Apakah pedangnya itu adalah sebuah pusaka suci?” Xuanwu bertanya-tanya dalam hati.Senjata pusaka merupakan senjata yang diwariskan sebuah keluarga pada keturunananya. Atau, diturunkan oleh guru pada murid.Untuk pendeta, bisa jadi mereka memiliki pusaka suci. Yaitu, sebuah senjata yang konon ditempa menggunakan ritual khusus dan selalu didoakan bahkan saat dihunus dalam pertarungan sekalipun.Si Raja Iblis ingin tahu seperti apa kira-kira pedang sang pendeta. Karena biasanya, jika seorang pendeta memiliki pusaka suci …“Aku harus berhati-hati dengan ora
Read more
80. Pasien Yang Tak Kunjung Sembuh
2 murid perempuan tingkat satu menghampiri Gao Tian. Salah satunya memanggil dia. Mengetahui dirinya dicari oleh salah satu guru mereka, Gao Tian langsung bangkit dan mendekat pada mereka.“Apakah Master Lim berada di ruangan beliau?” tanya Gao Tian.Di belakang Gao Tian, Chang Gong dan teman-temannya terlihat saling bertatapan satu sama lain. Sebagian dari mereka ada yang berekspresi bagai silih memberi tanda. Chang Gong sendiri tersenyum geli.Bukan apa-apa. Itu adalah yang kesekian kalinya para pegawai tersebut terutama Chang Gong melihat. Setiap kali ada perempuan yang mendatangi Gao Tian, selalu saja menyiratkan ekspresi maupun gerak tubuh seperti salah tingah.Sekarang pun begitu. 2 gadis yang berdiri di hadapan Gao Tian memandangi kakak kelas mereka begitu lekat dengan tak jemu. Seolah, mereka terkagum-kagum pada murid tingkat 3 tersebut.“Y-ya …, beliau ada di ruangannya,” jawab salah satu dari 2 murid perempu
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status