Semua Bab TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH): Bab 21 - Bab 30
34 Bab
Rumah Baru di tengah Perkebunan Teh
Di luar suara begitu berisik. Kulangkahkan kakiku, mengintip dari balik jendela.Eyangku bersama Gavrielle turun dari mobil. Mereka terlihat akur dan akrab sekali. Kututup jendela pelan-pelan. Lima menit kemudian, suamiku masuk ke kamar, menyusulku tidur, ia merangsek memelukku. “Happy birthday.”Bisiknya di telingaku pelan, lalu mencium pipi kananku. Ia menatap wajahku. Kenapa ia selalu tahu kalau aku tidak tidur, tapi pura-pura. Seperti kucing yang kepergok hendak mencuri daging. Untungnya, aku tidak kepergok saat aku mengintip.“Darimana saja?”Ku tarik jaketnya. Ia memang tidak berpenampilan necis. Kaos pendek warna putih, jaket warna biru muda dan celana jeans yang senada. Pasti ia tidak mau ngaku habis pergi darimana.“Tidur lagi kalau ngantuk.” Ucapnya sembari mengusap-usap pundakku.Ia menarik selimut yang menutupi tubuhku. Aku sampai lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Sebenernya nunggu juga hadiah darinya. Tapi dia tidak melupakan hari ulang tahunku saja, aku sud
Baca selengkapnya
Gavrielle Baskoro Junior
Suamiku bergegas keluar, tapi dokter puskesmas itu mencegahnya.”Saya sudah sediakan Mas. Buat jaga-jaga, tadi.”Dokter mengeluarkan dua testpack dari dalam tasnya. Ia menyerahkan pada suamiku. Kulihat tangan suamiku gemetar menerima testpack itu.“Ditunggu saja besok ya Mas, cek menggunakan air seni di pagi hari.”“Baik Dok.”“Besok saya akan kembali. Sementara saya resepkan vitamin dan obat ini.”“Isteri saya tidak bisa minum obat Dok, bagaimana? Apa bisa di resepkan vitamin dan makanan apa saja yang bisa di konsumsi?” Tanyanya panik.“Tenang Mas jangan panik, kalau panik nanti Mbak Renata juga ikut panik.”Dokter puskesmas itu menepuk pundak suamiku. Akhirnya ia mengambil nafas dalam-dalam. Dan wajahnya pun kian lebih tenang.“Eyang bawakan kalian makanan. Nggak usah masak dulu, istirahat saja Ren. Tapi, Eyang mau langsung pulang. Ada karyawan yang mau ketemu Eyang.”Aku tahu eyangku bukan tak peduli, melainkan memberi kesempatan pada suamiku untuk lebih menjagaku.“Eyang pulang du
Baca selengkapnya
Kebahagiaan Mertua
Aku curiga kalau Gavrielle memberitahu mertuaku dan meminta Mbok Sumi juga Pak Khamdan untuk datang. Memang nggak ada salahnya. Kenapa justru aku yang sensi tidak ingin di ganggu.. Padahal, selama ini justru aku paling suka berada di keramaian bersama-sama banyak orang. Ini berkebalikan banget dengan diriku sebelumnya. Apakah kehamilan merubah seseorang?”Mama mertuaku sontak memelukku haru. Ia sampai sesenggukan setelah tau kehamilanku.”Pokoknya Mama nggak ingin Renata kecapekan, satu lagi ya Vriel, awas kalau kamu bikin Renata sampai stress. Mama cabut invest mama di perusahaanmu.” Ancam mama mertuaku.Aku menghela nafas, melihat betapa histerisnya keluarga suamiku.“Aku mau cuti panjang, menemani Renata di rumah kalau boleh. Sekarang Papa carikan CEO sementara, atau minta saja suaminya Joya buat balik sementara.”Papa mertuaku menengahi.”Kalian kenapa sih ribet, kenapa tidak kita biarkan Renata beraktivitas asal bisa menjaga kesehatan. Biarkan Renata berkegiatan asal tidak di l
Baca selengkapnya
Rahasia Gavrielle
Aku mengendap-endap dan meminta tolong pada tetangga seberang rumah untuk mengantarku ke rumah eyang. Aku kenal betul beliau, salah satu karyawan pemetik teh di perkebunan eyang.“Stop Pak, Bapak kembali saja ke rumah. Tolong jangan bilang siapa pun kalau Bapak mengantar saya kemari!”“Mang Udin mengerti Neng. Permisi dulu. Hatur nuhun uang bensinnya ya.” Pak Udin meninggalkanku.Berjalan dalam keadaan sedikit gelap sungguh tidak nyaman, feeling-ku mengatakan ada yang tidak beres. Selama ini terbukti, tidak pernah meleset. Aku berjalan pelan hingga melipir ke joglo. Kakiku sedikit tremor saat melihat ternyata ada tiga mobil terparkir di halaman rumah eyang. Salah satunya Alphard hitam suamiku.Suamiku sampai memegang kaki papa mertuaku. Ada apa sebenarnya? Kuberanikan diri semakin mendekat.“Kamu ini anakku Vriel. Apa yang sudah kamu lakukan pada Renata. Kamu nggak punya hati nurani. Kamu memaksanya menikahimu dengan keadaan seperti itu?”Suamiku diam tak bergeming…..Ia masih saja ber
Baca selengkapnya
Kehilangan yang Menyesakkan
Gavrielle’s POVHari itu, hari dimana aku melakukan pengakuan atas semua kesalahan dan dosa yang sudah kulakukan. Papa mendadak jatuh pingsan setelah mendapat telefon kalau Renata tidak ada di rumahku. Aku membawa papa ke rumah sakit. Ku tinggalkan Eyang Kinarsih bersama mama, aku meminta Mbok Sumi untuk menemani mereka.Aku tak akan mengelak dari hukuman yang papa berikan nantinya. Apapun akan kujalani. Renata pergi dengan keadaan yang lemah dan ia membawa anakku. Tuhan mungkin sedang menghukumku atas semua perbuatanku di masa lalu. Di saat aku menemukan wanita yang sesungguhnya sejak lama kucintai, Tuhan justru mengujiku dengan banyak hal. Salah satunya adalah kepergiannya.Satu jam berlalu, sampailah kami di rumah sakit. Perawat berlarian mendorong papa untuk ke ICU. Aku sangat khawatir kalau papa kena serangan jantung. Dua jam lamanya papa ada di ICU. Hatiku benar-benar tidak tenang. Bersyukur ada Pak Khamdan yang sangat cekatan. Ia tetap tenang menghadapi suasana pelik ini.“Saya
Baca selengkapnya
After 1 Year
Sudah satu tahun lebih, aku bekerja untuk Dubai Corp cabang Singapura. Aku tak mengakses dunia luar. Hanya berita bisnis, itu pun asistenku yang mengakses. Hidup tanpa medsos. Tak perlu lagi memusingkan banyak hal, seperti haters, fans fanatik, juga buzzer dari perusahaan atau artis.“Miss Syaqiella, di tunggu untuk meeting bersama investor baru.”Suara sekertarisku mengagetkanku. Aku benar-benar tak menyangka bisa menjalani kehidupan baru dengan identitas baru meskipun awalnya aku sangat terseok-seok, tertatih-tatih melewatinya. Tapi berkat dukungan Meira, aku bisa melewatinya.“Baiklah, Sania. Lima menit lagi aku akan keruangan meeting.”Laba Dubai Corp dua kuartal setelah ku pimpin meroket tajam. Pak Abdulloh Yousuf sangat bahagia karenanya. Meira sibuk menemaninya. Sahabatku itu pontang-panting demi kesehatan Pak Abdulloh. Berjalan meninggalkan ruangan, aku melenggang ke ruang meeting
Baca selengkapnya
Visiting Singapore
 Gavrielle’s POVSurat gugatan cerai yang sudah kuterima, kurobek. Anggap saja aku tak menerimanya sama sekali. Toh seluruh anggota Baskoro sudah setuju, kalau aku akan tetap akan mempertahankan pernikahanku dengan Renata. Setelah melihat rekaman Gala dinner yang di hadiri Sintia, juga Dito dan Hendra. Aku meyakinkan diriku agar datang melihat sendiri bagaimana paras Syaqiella Yousuf yang di bilang Sintia mirip Renata. Bahkan dengan terang-terangan Sintia mengatakan Syaqiella itu Renata.Aku sudah tak bisa lagi berlama-lama berpisah dengan Renata. Bayiku, bagaimana dengan mereka? Aku yakin Renata sudah melahirkan anakku. Pesawat yang membawaku, landing dengan safety di bandara Changi. Tak lama kemudian aku membawa koperku turun. Sengaja aku tak memakai fasilitas perusahaan, aku ingin melihat dunia luar juga hiruk pikuk keadaan bandara. Melihat berbagai peristiwa secara langsung lebih bisa kupercaya daripada mendapat informa
Baca selengkapnya
Papanya Arsen dan Anselia
Gavrielle’s POVKutatap wanita yang memakai baju pasien ini. Terbaring lemah dengan selang infus juga ventilator. Monitor jantungnya kulihat stabil. Wajahnya sungguh wajah milik Renata. Kugenggam tangannya dan kucium punggung tangannya. Mataku sudah basah, buru-buru kubersihkan dengan sapu tanganku.Aku mendekat ke arahnya. Kulihat tangannya mengenakan cincin pernikahan. Jari-jari lentik itu mengenakan cincin kawin bertahtakan berlian, yang kuyakin harganya bisa setara dengan mobil sport yang ia kendarai. Sebelum bodyguard datang, aku terlebih dulu keluar.“Thanks, Sir. Semoga Mrs. Syaqiella segera sehat.” Aku melenggang hendak pergi. Namun, sang bodyguard menghentikanku.“Saya harus memeriksa Anda terlebih dahulu, anda benar-benar sahabat Miss. Maira atau mantan kekasih Mrs. Syaqiella?”Mulut bodyguard itu begitu pedas. Bisa-bisanya bertanya seperti itu padaku. Mereka seles
Baca selengkapnya
Ikatan Darah
Gavrielle’s POV Benar kata bijak, kalau kita akan merasakan kehilangan saat sosok yang kita abaikan itu pergi meninggalkan kita. Hampir dua tahun kepergian Renata. Aku benar-benar merasakan nelangsa. Isteriku yang dulu kusia-siakan. Kurang kuhargai, dan tidak kuperjuangkan sepenuhnya. Bagaimana dengan anak-anakku? Pasti Renata kerepotan mengurus dirinya sendiri tanpa kehadiranku, bayangan saat ia sakit, badannya yang lemas dan pucat. Bahkan saat ia hampir pingsan di kamar mandi saat di Jogja masih saja menghantui pikiranku. Betapa kejamnya diriku, aku sudah berusaha mencarinya sebisaku, sekuat tenaga. Bahkan semua anggota keluarga Baskoro terlibat untuk mencari keberadaan Renata.Hari menjelang sore dan mereka meninggalkan penthouse. Yang ada di benakku adalah bagaimana bisa mendapatkan akses masuk ke penthouse Renata. Aku tak ada ide sama sekali untuk itu. Sejenak mengistirahatkan diri. Aku kembali terpekur menatap foto Renata yan
Baca selengkapnya
Pelelangan Lukisan
Pagi ini aku ada janji dengan Syaqiella untuk membahas masalah prospek kerjasama kami ke depannya. Mr. Lee mengatur banyak hal sebagai rasa terimakasihnya padaku.Dubai Corporation menginvestasikan sebagian kecil dana untuk pembuatan perumahan elite di Serpong, Bogor. Setelah adzan, aku segera mandi. Mengalirkan air dingin dari shower. Kepalaku sangat mendidih, selalu teringat akan Renata. Bahkan aku jadi susah tidur semenjak menempati penthouse. Hari ini aku harus berpenampilan keren. Sempurna, tentu saja menurut versiku. Bagaimanapun Syaqiella sedang berada di puncak popularitas.Sebagai CEO wanita di negara modern ini. Berurusan dengannya bisa jadi panjang buntutnya. Penampilan, performa bahkan berapa assetku bisa di kulik lebih dalam oleh paparazzi. Tak berselang lama, ponselku berkedip. Mr. Lee mengirim pesan, rupanya ia sudah sampai di depan penthouse.“Permisi Tuan.” Pintu penthouse di ketuk. Kutarik handle.“Silahkan Tuan. Sudah di tunggu.” Ucapnya dengan sopan.Aku keluar dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status