Lahat ng Kabanata ng Kakak Cantik, Jadi Mamiku!: Kabanata 221 - Kabanata 230
330 Kabanata
Emi Kuat
“Papi, jangan marahin Miss. Kasihan, soalnya Miss ga tahu. Aku yang tadi lari-larian,” ucap Emily saat Ansel hendak mengajaknya pulang. Ansel menatap dahi kiri Emily yang tertutup perban, lantas mencoba tersenyum di depan putrinya itu. Aruna sendiri memperhatikan, tapi tak banyak bicara. “Iya, papi tidak marahin. Papi hanya minta Miss hati-hati lagi lain kali, karena tak semua anak kuat seperti Emi,” balas Ansel. Emily mengangguk pelan karena kepalanya masih terasa pusing. “Kita pulang sekarang,” ajak Ansel lantas menggendong Emily. Emily merangkul leher Ansel saat digendong, mereka pun keluar dari ruang penanganan. Guru Emily masih di sana karena mencemaskan kondisi Emily. Wanita itu langsung menemui Ansel dan Aruna yang baru saja keluar dari ruang penanganan. “Maaf sudah merepotkan Anda, Miss. Sekalian izin mungkin Emi tidak berangkat sekolah beberapa waktu sampai kondisinya membaik,” ujar Aruna sopan ke guru Emily. “Tentu, Bu Aruna. Saya sangat menyesal dan minta maaf setu
Magbasa pa
Harus Kuat
Satu minggu berlalu. Hari itu Aruna dan Ansel ke rumah sakit untuk mengecek kondisi luka di kening Emily.“Lukanya sudah kering, saya akan melepas jahitannya,” ucap perawat yang menangani Emily.“Apa nanti sakit lagi?” tanya Emily cemas.Perawat itu tersenyum, lantas memberikan satu permen ke Emily.“Tidak sakit, rasanya hanya seperti digigit semut,” jawab perawat itu.Emily memegang permen yang diberikan perawat, lantas menatap Aruna yang menemaninya di ruangan itu.“Digigit semut juga sakit,” ucap Emily ke Aruna.“Emi ‘kan anak hebat. Kemarin waktu diobati tidak sakit, sekarang pun pasti tidak sakit,” balas Aruna meyakinkan agar Emily tidak tegang.Emily diam sejenak, lantas menatap permen yang diberikan perawat. Dia pun mengangguk seolah siap untuk diambil jahitannya.Aruna berdiri di samping ranjang menemani Emily. Dia menggenggam tangan gadis kecil itu saat pengambilan benang jahitan yang ada di dahi, hingga akhirnya pengambilan itu selesai dengan cepat.“Tidak sakit, kan?” tanya
Magbasa pa
Keluarga Baru
“Waktu itu aku ketemu Milea, dia bilang buka toko roti di sekitar daerah sini. Bagaimana kalau kita pergi ke sana?” tanya Aruna saat dalam perjalanan dari rumah sakit. “Tentu, apa nama tokonya?” Ansel mengiakan keinginan Aruna. Aruna menyebutkan nama toko roti milik Milea, mereka pun menemukan tempat itu yang berada di pinggir jalan besar dan memiliki halaman cukup luas. Ansel, Aruna, dan Emily pun masuk ke toko itu. Ternyata di sana ada Milea yang sedang melayani pembeli. “Hai.” Milea langsung menyapa saat melihat Aruna dan Ansel datang. Milea keluar dari belakang meja kasir untuk menemui Aruna. “Kalian dari mana bisa sampai sini?” tanya Milea. “Tadi habis kontrol di rumah sakit, lalu mampir ke sini,” jawab Aruna. “Kontrol? Siapa yang sakit?” tanya Milea terkejut. “Aku, Bibi. Kepalaku sakit karena jatuh,” jawab Emily sambil memegang kepalanya. Milea terkejut hingga langsung berjongkok untuk melihat luka di kening Emily. “Pasti sakit, ya?” tanya Milea memberi perhatian ke Em
Magbasa pa
Mencari Kado
“Kamu masih berhubungan dengan pria itu? Siapa namanya? Iparnya si Ans?” tanya Jean saat bertemu dengan Jill. “Hanz,” jawab Jill dengan santainya. “Ah, iya. Kenapa kamu mau dekat dengan pria itu? Bukankah dia menghubungimu jika ada butuhnya saja? Kenapa aku merasa dia hanya memanfaatkanmu saja?” tanya Jean. Jill hanya tersenyum mendengar pertanyaan Jean, hingga kemudian membalas, “Pikiranmu penuh dengan hal negatif. Jangan suka menuduh orang sembarangan, lagian mau memanfaatkan atau tidak, aku juga tidak keberatan.” Jean langsung mengerutkan alis mendengar ucapan Jill. Dia benar-benar bingung dengan sepupunya itu. “Kamu ini aneh, dimanfaatkan kok mau?” tanya Jean menatap aneh. Belum juga Jill membalas pertanyaan Jean, ponsel Jill berdering hingga membuatnya langsung melihat nama yang terpampang di layar. “Lihat, baru juga dibicarakan dia sudah menelepon. Pasti dia mau memintamu menemaninya. Padahal ga ada hubungan apa pun, tapi dia selalu saja merepotkanmu,” cerocos Jean yang t
Magbasa pa
Teka-teki Hubungan
“Ini bagus, Hanz.” Jill menunjuk ke salah satu cincin di etalase. Hanzel mengamati cincin itu, lantas melihat jari Jill. “Kalau menurutku, cincin itu cocok untukmu. Mau kubelikan sekalian sebagai hadiah karena sudah menemaniku?” Jill sangat terkejut mendengar ucapan Hanzel. Belum juga dia membalas, tiba-tiba ada yang memanggil nama Hanzel. “Hanz, kupikir bukan kamu,” ucap Aruna saat menghampiri Hanzel dan Jill. Hanze dan Jill menatap ke arah Aruna juga Ansel yang menghampiri mereka. Jill langsung mengangguk menyapa Ansel dan Aruna. “Kalian sedang apa?” tanya Hanzel karena kebetulan bertemu dengan Aruna di sana. “Kamu sendiri juga sedang apa? Bukannya bantu mamimu mau punya acara, malah jalan-jalan,” ujar Aruna langsung menegur. “Ini juga mau nyari hadiah untuk Mami. Aku belum sempat membelikan sesuatu untuknya,” balas Hanzel. “Oh ….” Aruna mengangguk-angguk mendengar balasan Hanzel, lantas melirik Jill karena lagi-lagi wanita itu yang jalan bersama sang sepupu. “Sudah dapat
Magbasa pa
Toko Kue
“Mami, Mami! Aku harus pakai yang mana?” tanya Emily saat masuk kamar sambil membawa dua gaun. Aruna terkejut mendengar suara Emily memanggil. Dia menoleh hingga melihat putrinya itu masih memakai bathrobe. “Bukannya tadi mau yang warna pink?” tanya Aruna sambil mengamati gaun yang dipegang Emily. Emily menatap bergantian dua gaun itu, hingga kemudian menjawab, “Iya, tapi yang biru juga cantik. Aku bingung mau pakai yang mana.” Aruna tersenyum melihat Emily bingung. Dia mendekat, lantas berjongkok di hadapan putrinya itu. “Mami tanya dulu sebelum memutuskan. Emi suka yang mana?” tanya Aruna. “Aku suka semua,” jawab Emily yang bingung. “Yang paling, paling, paling Emi suka yang mana, itu yang Emi pilih. Emi boleh memilih sesuatu yang disukai, yang terpenting itu sesuai dengan yang diharapkan Emi, juga yang baik,” ujar Aruna mencoba mengajari Emily untuk bisa menentukan pilihan sendiri. Emily menatap bergantian gaunnya, hingga kemudian berkata, “Yang biru bagus, aku mau pakai bir
Magbasa pa
Penasaran
“Kai!”Milea berteriak keras saat melihat putranya berlari kencang ke pintu toko. Hingga dia melihat Kai menabrak pengunjung yang baru saja akan masuk.Milea melihat putranya terjatuh, membuatnya buru-buru menghampiri.“Kan sudah mama bilang, benar jatuh, kan?” Milea membantu Kai berdiri karena putranya itu tampak ingin menangis.Milea belum menyadari, siapa yang ditabrak Kai.Jill terkejut melihat Milea. Dia ingat kalau Milea ada wanita yang ditatap Hanzel saat di acara pernikahan Aruna.Hanzel sendiri diam memandang Milea yang sedang membersihkan pantat bocah laki-laki itu. Dia tampaknya syok saat mendengar Milea menyebut kata mama.“Maaf kalau ….” Milea ingin meminta maaf karena ulah Kai, tapi dia berhenti bicara saat melihat siapa yang kini ada di hadapannya.Milea terkejut sampai tak bisa berkata-kata melihat Hanzel di sana, apalagi pria itu bersama seorang wanita.“Maafkan putraku jika menabrak kalian,” ucap Milea dengan suara lirih sambil menurunkan pandangan.Hanzel hanya mena
Magbasa pa
Kamu Menyukainya?
“Mereka ya?”Aruna menarik napas panjang lantas mengembuskan perlahan mendengar Jill bertanya soal hubungan Hanzel dan Milea. Meski Jill tak menyebut nama wanita yang dimaksud, tapi Aruna langsung paham ke mana arah pertanyaan itu.“Aku dan Hanz memang tak ada hubungan, tapi rasanya aneh saja saat aku bersamanya, lalu dia menatap wanita lain. Itu seperti aku seorang wanita yang sedang merebut kekasih wanita lain. Aku hanya ingin tahu, agar aku tidak salah langkah,” ujar Jill bicara dengan lembut.Aruna bingung harus jujur seperti apa. Dia pun akhirnya mencoba menjelaskan agar Jill tak salah paham.“Sebenarnya dulu Hanz dan Milea memang dekat. Setahuku mereka sefrekuensi karena sama-sama suka motor. Namun, aku setelahnya pergi dan tak tahu ada apa dengan mereka. Saat aku melihat keduanya lagi, mereka bersikap dingin satu sama lain,” ujar Aruna menjelaskan apa yang diketahuinya.Jill pun diam mendengar ucapan Aruna.“Tapi Milea sudah punya anak dan berkeluarga, aku yakin kalau Hanz akan
Magbasa pa
Waktu Berdua
“Kamu ngajak keluar kenapa mendadak begini? Sebenarnya mau ke mana?” tanya Ansel sambil menyetir. Aruna menoleh Ansel, hingga kemudian menjawab, “Honeymoon kedua.” Ansel langsung menoleh dengan dahi berkerut halus. “Aku ingin pergi ke apartemen milikmu, yang dulu kamu siapkan untuk kita. Meski tidak ditinggali, tapi tidak ada salahnya berkunjung ke sana, kan?” Aruna menjelaskan saat melihat ekspresi terkejut suaminya. Ansel masih bingung dengan kemauan istrinya, tapi meski begitu dia tetap mengikuti keinginan Aruna. “Berarti ini kita ke apartemen?” tanya Ansel memastikan. “Iya,” jawab Aruna. “Di sana tidak ada makanan atau minuman, apa kita perlu membeli dulu sebelum ke sana?” tanya Ansel agak ragu. “Tidak usah, aku sudah menyiapkannya,” jawab Aruna dengan santai sambil melirik suaminya. Ansel lagi-lagi dibuat terkejut mendengar jawaban Aruna. Dahinya berkerut halus ketika menoleh sejenak ke istrinya itu. “Kapan?” tanya Ansel penasaran. “Ada siang tadi, tapi kamu saja yang
Magbasa pa
Hadiah Kesabaran
Ansel berdiri mematung di tempatnya sambil menatap Aruna yang berada di ambang pintu. Bahkan kelopak matanya sampai berkedip beberapa kali karena tak percaya dengan apa yang dilihatnya. “Kamu benar-benar mabuk,” ucap Ansel dengan tatapan tak teralihkan dari sang istri. “Tidak juga,” jawab Aruna sambil berjalan perlahan ke arah Ansel. Aruna berganti pakaian dengan lingerie hitam yang kontras dengan kulitnya. Pakaian kurang bahan itu sudah disiapkan sejak siang sehingga Ansel tak tahu kapan Aruna mendapatkan pakaian itu. “Jangan memancing, Runa. Kamu tahu kita belum boleh melakukannya,” ujar Ansel mencoba menahan diri meski tak mau mengelak jika terpesona dengan penampilan Aruna. Aruna berjalan mendekat ke Ansel, lantas berdiri di depan suaminya sambil merangkulkan kedua tangan di leher Ansel. “Siapa belum boleh? Aku sudah bersih sejak satu atau dua minggu lalu, sudah berkonsultasi dengan dokter juga. Hanya saja, aku belum boleh hamil sebelum 3 bulan. Jadi, kalau hanya berhubungan
Magbasa pa
PREV
1
...
2122232425
...
33
DMCA.com Protection Status