Malam harinya, setelah menidurkan ketiga anaknya. Kini Javier tengah berbaring menatap langit-langit kamarnya, dengan tangan yang di lipat ke atas menjadikannya bantal."Sayang, aku sangat merindukan mu." "Andai kamu disini, bersama ku. Bersama kami," "Sayang, kenapa aku merasa bahwa kamu masih ada. Kenapa aku bisa merasa bahwa kamu ada di sekitar kami." Javier memejamkan matanya sambil menarik napas dengan begitu dalam. Bayangannya kembali saat ia menatap wajah Celine tadi siang. Ia merasa seperti sangat mengenal sorot mata sayu itu. Celena, dia Celena bukan Celine. Begitu pikirnya. Namun, Javier tidak berani menyimpulkan lebih lanjut lagi. Ia takut salah. Ia takut bila ia malah berpaling kepada Celine dan melupakan Celena. Javier bangkit dari tempat tidur nya, ia mengambil ponsel dan menghubungi Herry sang asisten juga sahabatnya. "Cari tau tentang Celine sekarang!" Hanya seperti itu, Javier langsung mematikan sambungan telfon. Membuat Herry terdi
Last Updated : 2025-06-18 Read more