All Chapters of JAVIER (Cintai Aku, Suamiku) : Chapter 51 - Chapter 60

Seperginya mobil Farel. KIni Javier dan Felly berdiri berdampingan, menatap kosong pada halaan rumah sakit yang terlihat begitu luas. "Vier, benarkah Celena mengandung tiga bayi sekaligus?" tanya Felly dengan suara bergetar.Sungguh, hatinya terasa sangat sesak, tak bisa di pungkiri bahwa ia merasa sangat tidak rela, tapi ia juga tidak mau jika harus melawan takdir. "A—aku tidak tau," jawab javier lirih, ia masih syok dengan apa yang ia dengar barusan.Mengapa Celena tidak mengatakan apapun padanya? Mengapa ia bisa tidak tau bahwa Celena hamil kembar tiga?Felly pun jiga begitu syok mendengar ucapan Farrel. Seandainya dirinya yang menikah Javier pasti dirinya saat ini sudah hamil. Dan ia akan merasa sangat bahagia, bisa juga ia juga akan hamil kembar seperti Celena.Tapi saat ini dirinya bukan siapa siapa Javier lagi. Air matanya kembali menetes kala mengingat itu, dadanya begitu sesak."Lebih baik kamu pulang Vier," ujar Felly pelan, suara nya sangat p

Di suatu Caffe Aiden menemui Felly untuk berbicara empat mata. Ia sudah mendengar semua gosip yang beredar di keluarga besarnya."Kenapa?" pertanyaan pertama yang Aiden ucapkan kepada Felly."Maksud kakak apa?" tanya Felly."Kakak yakin, kamu mengerti maksud pertanyaan kakak ," ucap Aiden datar membuat Felly menghela napasnya dengan kasar."Kak, Felly mencintai Vier kak. Kakak tau sendiri bagaimana hubungan Felly dengan Javier selama ini," ucap Felly lirih."Kakak mau tanya sama kamu. Bagaimana kalau kamu berada di posisi istri Vier?" tanya Aiden membuat Felly terdiam, "Fel, bukan kah kamu yang minta agar Lena mau menikah dengan Vier? Lalu mengapa kini kamu malah menyakitinya?" "Tapi disini Felly yang tersakiti kak hiks hiks," kata Felly terisak."Bagaimana rasanya tersakiti? Sakit bukan? Lalu mengapa kamu membuat wanita lain juga tersakiti Fel? Dan kamu juga tau bahwa wanita itu sedang hamil," ucap Aiden tak habis pikir."Jujur kakak kecewa sama kam

__Celena POV__ Aku membuka mataku dengan perlahan. Kepalaku masih sedikit terasa sakit, aku melihat sekelilingku, Rumah Sakit. Ah, aku ingat sebelum aku pingsan perutku sakit. Hah perut? Aku langsung meraba perutku dan alhamdulillah masih buncit. Itu artinya anak anak tidak kenapa kenapa. Aku kembali mengedarkan pandanganku ke seluruh ruangan ini. Sepi, tidak ada satupun orang, padahal aku sangat haus. Tanganku terulur hendak meraih gelas di meja samping brangkar ku, namun tiba tiba aku mendengar suara pintu kamar mandi di buka. Ceklek! Javier, suamiku. Dia ada disini? Apakah aku bermimpi? Atau— "Sayang, kamu sudah bangun," tanyanya saat melihat ku dan langsung menghampiriku. Aku masih terdiam bingung. Sayang? apa aku bermimpi? Apa suamiku salah minum obat? Atau otaknya habis terbentur sesuatu? Atau ini hanya prank sandiwara? Aku kembali mengedarkan pandanganku mencar

__Celena POV__Saat aku membuka mata aku sudah tidak menemukan Javier di sebelahku. Bukan kah tadi sebelum aku tidur aku sedang di peluk olehnya? Apakah aku bermimpi? Dan sekarang aku sudah terbangun semua kembali seperti semula.Aku hanya menghela napas pelan dan tanpa sadar air mataku menetes. Ya Tuhan, sesakit ini ternyata. Tapi setidaknya aku bersyukur karena memimpikan hal indah walau hanya sekejap.Ceklek!Ku lihat Javier masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah nampan. Tunggu! Itu nampan isinya makanan kan? Apakah untukku?"Kamu sudah bangun? Padahal baru saja aku akan membangunkan mu," ujarnya masih selembut tadi. Berarti aku tidak bermimpi, aku langsung tersenyum saat melihat ia mendudukkan dirinya di depan ku."Saat nya makan, aku sudah masak spesial untuk kalian," ucapnya. Masak? Spesial? Untuk kami? Benarkah?"Hah!" aku syok saat melihat makanan yang di buat oleh Javier. Sepertinya ini sup, tapi kenapa bentuk sayuran nya seperti ini?

Siang ini, Celena tampak sangat bosan berada di rumah, ia pun memutuskan untuk memasak dan membawakannya ke kantor Javier. Namun, saat ia sedang asik memasak tiba tiba terhenti kala setetes darah kembali menetes mengotori sayuran yang sedang ia potong.."Sshhhh, astagfirullah ... " Lena pun meninggalkan dapur lalu mendudukkan dirinya di kursi sebentar. Ia butuh menenangkan diri agar darah itu tidak kembali mengalir.Setelah memastikan keadaannya lebih baik, Lena pun melanjutkan masakannya. Dan setelah beberapa saat kini makanan sudah matang dan sudah siap ia sajikan di tempat makan."Lena kamu ngapain Sayang?" tanya Mommy Jenar yang baru saja pulang dari belanja bulanan."Mom, bolehkan kalau Lena ke kantor mas Vier?" tanya Lena."Kamu mau ke sana? Ya sudah, sama Mommy yah," ujar mommy Jenar."Tidak usah Mom, Lena tidak mau merepotkan Mommy," ucap Lena tidak enak hati."Enggak Sayang, lagian mommy juga mau bertemu Daddy. Memangnya cuma kalian saja yang bisa romantis? Mommy dan Daddy ju