SUDAH TERBIT! cek IG : Mommy_Ar29 "Anggap ini sebagai imbalan karena adikku telah menyelamatkan hidupmu!" ucap Javier dingin. "Adik, adik adik! aku tidak pernah mengenal adikmu apalagi kamu!" sentak Celena jengah di tengah isak tangisnya. "Jangan pernah berpura pura bodoh di depanku! Karena aku tak akan pernah tertipu oleh wajah busuk mu ini!" ucap Javier sambil mencengkram dagu Celena dengan tatapan penuh kebencian. Celena hanya mampu diam dan menangis kala harus menanggung kesalahan yang jelas bukan salahnya. Mampukah Celena membuktikan ke tidak bersalahan nya pada Javier? Dan mampukah Celena bertahan dalam rumah tangga yang sama sekali tidak di inginkan nya? Follow ig mommy : Mommy_Ar29
View MoreDi duga rem blong, sebuah mobil mewah terjatuh ke dasar jurang. Di temukan dua penumpang yang sudah tak sadarkan diri di dalam mobil yang nyaris terbakar tersebut.
Namun, kemungkinan besar salah satu di antara nya tidak selamat, sedangkan satu korban lain nya di nyatakan koma.Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kepastian akibat kecelakaan tersebut.Braaakkk!Mendengar suara berita mancanegara tersebut, seorang pria dengan paras tampan dan menawan langsung membanting remot dan bergegas menuju bandara.Javier Athaya Pranata, laki laki berumur 25 tahun. Seorang CEO muda J corporation.Ia menjadi pengusaha termuda dan tersukses di kalangan bisnis.Dengan langkah terburu buru ia berjalan menuju mobil nya sambil terus menghubungi orang tua nya.Tuuutttt . . . . tuuuutttt . . .. ."Shittt!" umpat nya karena semua nomor orang tua nya dan juga saudara nya tidak ada yang menanggapi panggilan nya.Drrtt... Drttt... Drrtt....Hanphone nya bergetar saat ia baru sampai di bandara, ia pikir bahwa orang tua nya lah yang menghubungi namun ternyata ia salah. Sebuah nomor yang selalu bisa menenangkan hatinya."Hallo," jawab Javier saat mengangkat telfon tersebut."Yank, kamu jadi jemput aku?" tanya seorang gadis yang selama ini menemani hari hari Javier."Maaf Sayang, aku sedang ada masalah dan sekarang aku akan ke Jerman, sorry," ucap Javier lemah."Ada apa Yank? Apakah ada masalah? Katakan?" tanya nya dengan nada khawatir membuat senyum tersungging di wajah manis laki laki 25 tahun tersebut."Doakan semoga tidak terjadi apa apa. Doakan semua baik baik saja," kata Javier tersenyum."Hemm baiklah, kabari aku kalau kamu sudah sampai dan kabari aku bila terjadi apa apa dengan mu," ucap nya."I love you," kata Javier."Love you too Sayang," jawab nya.Javier menghela napasnya dengan berat kala sudah mematikan panggilan tersebut. Entah mengapa ia merasa aneh akan hubungan nya dengan sang kekasih."Bila semua berjalan lancar, sepulang dari Jerman, aku akan segera melamar mu," gumam Javier pelan.Javier melangkahkan kaki nya dengan perlahan, kala melihat rumah orang tua nya begitu ramai. Perasaan nya semakin tidak karuan kala melihat ternyata ada Oma dan juga Opa nya."Mommy," panggil Javier pelan saat melihat orang tua nya tengah menangis tersedu dengan memeluk sebuah bingkai foto."javie anak mommy, Javie anak mommy," ucap Jenar semakin terisak kala melihat kedatangan Javier."Kamu selamat Nak? Kamu baik baik saja hiks hiks," Jenar menelisik seluruh tubuh Javier sambil menangis."Mom, ini Vier," ucap Javier pelan.Javier melirik ke arah samping dimana ada sosok yang tengah terbujur kaku dengan di tutupi kain batik dan putih.Deg!Jantung Javier berdetak semakin kencang, ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia berharap bahwa saat ini dirinya tengah bermimpi. Ia berharap bahwa ini tidak seperti yang ada di pikiran nya."Javie!" teriak Jenar sambil memeluk tubuh Javier dengan terisak."Mom," air mata Javier sudah tidak bisa ia bendung lagi. Pertahanan nya luruh, ia tak sanggup menahan nya lagi, dada nya begitu sesak dan sakit."Sayang, sudah, ini Vier bukan Javie. Ikhlas kan Sayang, biarkan Javie tenang yah," ucap Arya langsung membawa Jenar ke pelukan nya.Dengan perlahan, Javier berjalan mendekati jenazah Javie yang tengah di peluk erat oleh Oma Tamara."Oma," panggil Javier pelan."Javie," ucap Oma Tamara lirih sambil memegang wajah Javier."Javier hiks hiks hiks," oma Tamara langsung memeluk Javier dengan erat, begitupun Javier juga langsung membalas pelukan tersebut.Javier melepaskan pelukan nya dengan Oma Tamara, lalu ia perlahan membuka penutup wajah saudara kembar nya. Wajah yang begitu mirip dengan nya bahkan di antara mereka nyaris tidak ada perbedaan, namun wajah itu kini di penuhi dengan luka lebam dan goresan. Javier tidak menyangka bahwa pertemuan nya dengan Javie satu bulan lalu adalah pertemuan terakhir nya."Kenapa lo ninggalin gue secepet ini hah!" kata Javier berusaha menahan isak tangisnya."Lo sendiri yang bilang, kita akan terus bersama. Kita akan membahagiakan mommy dan Daddy berdua. Bahkan kita akan melangsungkan pernikahan kita bersama sama. Lo tau gue udah mau melamar Felly, tapi kenapa lo malah kaya gini hah!" pekik Javier pada akhirnya, ia tidak kuat menahan sesak di dada nya."Lo lihat sekarang, lo lihat! Mereka semua sayang sama lo, mereka semua nangis gara gara lo! Puas lo buat gue nangis juga hah! Kenapa lo kaya gini hiks hiks," tubuh Javier ambruk memeluk tubuh Javie yang sudah terbujur kaku."Vier sudah, jangan seperti itu. Kasian Javie Nak," ujar oma Tamara pelan sambil memeluk tubuh Javier."Javie jahat Oma, dia jahat hiks hiks," kata Vier menangis.Sedangkan Jenar hanya diam menatap kosong ke arah anak anak nya. Yang ia takutkan selama ini terjadi, ia tidak menyangka bahwa Tuhan akan memisahkan nya dengan anak nya secepat ini."Mommy sudah berusaha melakukan yang terbaik buat kamu, mommy menyayangi mu Nak, semoga kamu tenang di sana, tunggu Mommy," gumam Jenar pelan dengan tatapan kosong.Arya tak kalah terpuruk nya dari Jenar, namun ia berusaha untuk tetap terlihat tegar dan kuat. Walau sebenarnya ia juga sangat ingin menangis.Setelah rundingan, mereka memutuskan untuk memakamkan Javie di Jerman, tepatnya di makam khusus keluarga Pranata alias orang tua oma Tamara.Suasana semakin ramai sejak kedatangan anak anak oma Tamara beserta cucu nya. Namun Javier masih tetap diam duduk sambil memeluk foto saudara kembarnya."Vier, makan dulu yuk?" bujuk Cara namun Javier masih tetap diam tak bergeming."Vier lo harus ikhlas," ujar Farrel juga ikut membujuk."Kalian pergilah, gue masih mau nemenin Javie disini," gumam Javier pelan namun masih bisa di dengar oleh Cara dan Farrel."Sayang, lebih baik kamu istirahat, kasian dia," ucap Saka sambil mengusap perut Cara."Hem, Farrel lo temenin si kunyuk!" kata Cara lalu ia berjalan menuju kamar bersama Saka."Cari tau penyebab kecelakaan Javie! Aku tunggu kabar secepatnya!" ucap Javier menelfon seseorang."Saya usahakan besok semua siap!" ucapnya tegas dan yakin."Baiklah," kata Javier datar lalu ia mematikan sambungan telfon nya."Siapa yang lo hubungi?" tanya Farrel."Bukan siapa siapa!" jawab Javier datar."Oh ya lalu bagaimana kabar orang yang berada satu mobil sama Javie? Apakah itu pacar nya?" tanya Farrel penasaran."Entahlah, gue gak tau pasti," jawab Javier menjambak rambutnya frustasi."Terus apa lo akan stay disini? Kayaknya mommy Jenar sama Daddy Arya gak bakal balik ke indo untuk saat ini," kata Farrel."Justru gue akan suruh Daddy bawa Mommy pulang ke indo, gue gak mau Mommy disini dan terus kepikiran sama Javie. Dan untuk sementara mungkin gue yang akan menghandle kantor disini," ucap Javier."Lalu Felly?" tanya Farrel."Gue gak tau!" kata Javier frustasi."Mengapa kau masih disini?" tanya Celena datar."Why?" tanya Javier dengan wajah tanpa dosa nya."Kau sudah mendapatkan apa yang kau mau kan? Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini!" ucap Celena membuat Javier tertawa."Yang ku inginkan? Apa kau tau apa yang ku inginkan?" tanya Javier."Aku mohon, sudah cukup! Pergilah, aku akan memaafkan mu dan menganggap semua ini impas!" ucap Celena berusaha tidak takut."Impas? Hahaha tidak ada kata impas! Nyawa harus di balas dengan nyawa!" kata Javier dingin."Tapi aku bukan Tuhan yang bisa mengembalikan nyawa seseorang!" teriak Celena kini mulai menangis lagi."Maka dari itu, di antara kita tidak akan pernah impas," ucap Javier lalu ia langsung menarik Celena duduk di pangkuannya."Jangan lagi hiks hiks ku mohon lepaskan aku hiks hiks," Celena memejamkan matanya dan menggelengkan kepalanya dengan kuat kala Javier kembali hendak mencumbunya.Javier tidak mengerti mengapa dirinya begitu bernafsu hanya dengan melihat tubuh Celena, mungkin kah ka
‘’I—itu bukan aku! A—aku tidak kenal sama kamu! Sungguh, itu bukan aku!’’"Hahaha, kau sungguh pemain yang hebat, kau pantas mendapat piala Oskar!" ucap Javier bertepuk tangan, "Jangan seolah olah kamu terpukul dan tersakiti tentang apa yang terjadi di antara kita tadi malam, harusnya kau merasa senang karena setelah kau membunuh adikku kau masih bisa menikmati tubuhku," ucap Javier sinis.Plaakkk!"Bajingan!" pekik Celena hendak menampar Javier namun dengan cepat Javier menangkap pergelangan tangan Celena dan menatapnya tajam."Siapa yang kau sebut bajingan? Aku atau kau pembunuh!" ucap Javier dingin."Aku tidak pernah membunuh siapapun!" teriak Celena marah."Hahaha kamu sudah membunuh adik ku, dan sekarang aku sudah tidak bisa bertemu dengan nya lagi!" kata Javier semakin murka, namun di balik wajah marah nya yang begitu mengerikan, Celena seolah bisa melihat dari sorot mata laki laki itu betapa hancurnya dia."Adik, adik, adik! Aku tidak kenal adikmu apalagi kamu!" seru Celena sem
Seperginya Celena, Javier dan Herry langsung saling tatap."Tuan, apa anda memikirkan apa yang saya pikirkan?" tanya Herry menatap ke arah Javier."Apakah maksud mu wanita yang ku cari adalah wanita gila itu?" Javier mengerutkan dahinya, menatap Herry dengan tatapan tidak suka. Tentu saja, ia menolak sadar dan menolak keras jika sampai itu benar dia."Mengapa anda tak melihat cctv saja Tuan," kata Herry memberikan solusi, ‘’Tapi tidak mungkin dia!’’ Javier masih kekuh menolak untuk percaya.‘’Tuan Javier, kita akan tahu setelah melihat nya!’’ sekali lagi Herry berusaha menekan nya pada laki laki itu.Dan setelah mempertimbangkan dengan cukup lama, akhirnya Javier pun setuju untuk mengecek cctv yang ada di dalam ruangan nya. Dan benar saja, terlihat Javier dengan langkah gontai mrmbuka pintu dan nampak berbincang sebentar dengan Celena. Setelah beberapa saat, Javier langsung menarik Celena ke pelukannya dan menciumnya dengan kasar. Berulang kali Celena memberontak namun kekuatann
Tok... Tok... Tok...Javier mendongakkan kepalanya saat mendengar pintu ruangan nya di ketuk. Ia melirik jam ternyata sudah jam 7, di tengah kesadaran yang sudah hampir hilang, ia melangkahkan kakinya untuk membuka pintu.Ceklek!Javier terdiam, melihat sosok wanita yang amat teramat sangat ia cintai kini tengah berada di depannya."Sayang," panggil Javier tersenyum senang lalu ia langsung menarik gadis tersebut sampai di pelukannya."Sayang, aku sangat merindukanmu," ucap Javier berbisik dan langsung menggendong tubuh Felly ke dalam kamar nya."A—apa yang akan kau lakukan!" teriak gadis tersebut saat melihat Javier mulai melepaskan beberapa kancing kemejanya."Sayang, sebentar lagi kita akan menikah, aku sangat merindukan mu," ujar Javier lalu ia langsung menindih tubuh kekasihnya.Javier mencium bibir Felly dengan lembut, lalu mulai melum@tnya dan mengeksplor isi rongga mulutnya.Javier yang sudah di kabut gairah dan mabuk, kini tangannya mulai turun hingga di kedua bukit kembar Fel
~Happy Reading~"Eh kamu sekretaris baru ya?" tanya seorang wanita dengan rambut pendek dan berpenampilan begitu sexy menurut Celena."I—iya, perkenalkan nama saya Celena," ujar Celena memperkenalkan diri."Hahaha biasa aja kali mukanya," ucapnya tertawa saat melihat wajah Celena yang ketakutan."Angel kau itu hobi sekali sih menakut nakuti anak baru ck," ujar seseorang yang baru datang dan melihat interaksi Celena dan Angel."Wanda, kau tau tadi wajahnya begitu menggemaskan hahaha," kata Angel tertawa.Celena hanya menggaruk tengkuknya dan menatap Angel juga wanda secara bergantian."Sudah sudah, kamu tidak perlu bingung seperti itu, nama ku Wanda, dan dia Angel," ucap Wanda mengulurkan tangannya kepada Celena."Ah namaku Celena," kata Celena membalas jabatan tangan Wanda."Kamu sekretaris nya tuan Javier?" tanya Wanda dan di balas anggukan kepala oleh Celena."Ngapain tadi kamu kesini?" tanya Angel dan seketika membuat Celena membulatkan matanya karena melupakan sesuatu."Astaga! A
"Na, lo gak laper?" tanya Langit sambil matanya menelisik mencari tukang jualan."Hem, sedikit sih. Tapi gue masih pengen disini," kata Celena."Ya udah, lo disini dulu biar gue uang cariin makanan sama minum. Ingat jangan kemana mana!" ucap Langit."Iye iye bawel lo ah!" kata Celena lalu ia kembali bermain dengan ombak. Celena fokus menulis dan menggambar sesuatu di pasir, walau setelahnya itu akan terhapus ombak namun ia begitu menikmatinya."Huh, andai saja ada Celine," gumam Celena pelan.Setengah jam setelah kepergian Langit, Celena akhirnya mulai lelah dan ia putuskan untuk mencari Langit.Saat Celena berjalan mencari dirinya tidak sengaja tertabrak oleh dada bidang seseorang.Brug!"Awwhhh," keluh Celena yang merasakan perih di telapak tangannya."Lo kalau jalan bisa pakai mata gak sih!" bentak seorang pria yang suara nya begitu tidak asing di telinga Celena."Woahh Takdir apalagi ini, kenapa aku selalu sial bertemu cowok gila seperti mu!" seru Celena lalu ia berusaha bangkit
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments