Semua Bab MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Bab 51 - Bab 60
116 Bab
51. Bryan si pengecut
Alexander langsung mengatur pertemuan dengan Bryan. Meskipun hari itu Bryan ada waktu mengajar di sekolah, karena yang mengajaknya bertemu adalah Jenderal Naga Emas, maka dia segera meminta izin kepada pihak sekolah kemudian bersedia bertemu dengan Jenderal Naga Emas di sebuah tempat ngopi yang tidak begitu mewah. Berbeda dengan penampilan Tony yang necis dan keren, Bryan meski memang rapi, tapi tampak jadul dan agak culun. Kacamata minus dua-nya berduet dengan beberapa jerawat yang menonjol di wajah. Sementara rambut lepek sisir samping kiri itu berkolaborasi dengan jidat yang agak melebar. Tampaknya, dia memang ahli matematika. Sedangkan dari watak dua kakak beradik itu juga jelas berbeda. Jika Tony besar di lingkungan liberal dengan segala kenikmatan, maka Bryan banyak menghabiskan waktu di perpustakaan, laboratorium, dan satu tahun sekali nonton bioskop sama sahabat dekatnya. Tony terbuka dan relasinya luas, sementara Bryan pergaulannya sempit dan cenderung introvert. Ketika B
Baca selengkapnya
52. Menghadapi tiga preman kecil
Tidak lain tidak bukan. Dia adalah Jenderal Naga Emas! Kala ini Alexander tidak mengenakan seragam tentara, tapi hanya mengenakan kemeja putih seperti orang kantoran. Begitu pula Farrell, tidak berseragam seperti biasa. Lucunya, tiga preman yang sudah lapar, haus, dan mulutnya masam karena belum merokok itu, tidak tahu perkembangan berita, sehingga mereka tidak mengenal sosok Jenderal Naga Emas. Si tato tengkorak terkekeh dan mencebik. “Topeng mu boleh juga! Beli di mana? Heheh. Mirip topeng anakku yang masih SD di rumah. Kerena juga. Hehe.” Si pirang dan si botak ngakak sampai basah bola matanya. Si pirang memandangi Alexander dengan mata sebelah yang menyipit. Dia terkikik dua detik sebelum mencibir. “Astaga! Apa wajah mu habis kena siram air keras sehingga wajah mu hancur? Lalu pakai topeng naga untuk menutupi wajah jelek mu? Hahaha.” Si botak menggosok-gosok kedua tangannya sambil menjulurkan lidah dan menjilati bibirnya sendiri. Dia sontak mencemooh. “Kau seperti sosok supe
Baca selengkapnya
53. Kehebatan bertarung sang ajudan
Tiga preman itu tidak punya smartphone, tidak pernah mengisi kuota internet, asing dengan televisi, dan sangat gagu dengan kemajuan teknologi. Bagi mereka, premanisme lebih berarti dari pada digitalisasi. Implikasinya adalah mereka jadi orang-orang tolol zaman purba yang hidup di era serba kemajuan. Salah satu dampak kebobrokan mereka adalah parahnya, mereka sampai tidak tahu berita tentang Jenderal Naga Emas. Jadi apa keseharian mereka dan apa yang tersimpan di dalam batok kepala mereka kalau sudah begitu? Boy memiringkan kepala sambil tersenyum sebelah. Senyuman jahat dari bibir yang busuk karena jarang gosok gigi. “Cepat berikan tiga puluh dollar! Kami mau beli makan, minum, sama rokok! Cepat! Rokok kami habis ini!” bentaknya sambil menghembuskan asap, lalu membumbung di langit rendah di atas kepalanya. Setelah dari tadi mendengarkan sumpah serapah tak berarti dari tiga orang itu, akhirnya Alexander baru buka suara. “Aku bahkan bisa kasih kalian tiga ribu dollar. Aku punya ban
Baca selengkapnya
54. Bukan level mereka
Boy dan si pirang terperanjat, mata mereka tergelohok lebar dan nyaris meloncat dari tempatnya. “Ap-apa?” mulut Boy menganga. Si pirang syok. “Ha? Roy? Kenapa bisa kau terkunci seperti itu? Padahal kau belum mendapatkan pukulan apa pun darinya?” Boy teringat dengan satu nama : Mike Ali! Sebagai preman sejati, dia mengagumi sosok Mike Ali yang merupakan kepala mafia. Cukup sering Boy menawarkan diri untuk masuk ke dalam Mafia Black Horns tapi selalu gagal. Boy memang pecundang dan tidak layak menjadi anak buah Mike Ali, meskipun Boy disuruh jadi tukang kebun sekali pun. Boy terlalu menyedihkan. Boy ingin belajar bela diri dari Mike Ali secara langsung. Salah satu teknik yang ingin dia pelajari dari Mike Ali adalah menjatuhkan lawan dengan satu sepakan lalu memiting lehernya dari belakang. ‘Teknik yang dipakai si badut sama persi seperti yang biasa dipakai oleh Mike Ali’, batin Boy termangu. Napas Boy langsung satu-satu. “Hentikan! Jangan bunuh anak buahku!” teriaknya pada Farre
Baca selengkapnya
55. Penggalian informasi
Bryan berjalan agak terburu-buru sambil memegangi kacamata yang menempel di wajahnya. Segera dia berkata, “Tuan Jenderal, terima kasih sudah menolongku.” Sesuai tadi apa prediksinya, benar bahwa tiga preman tadi bakalan keok. “Tidak usah mengucapkan terima kasih, Bryan. Justru kami berdua yang agak merasa bersalah karena sedikit telat,” balas Alexander sambil tersenyum hangat. Bryan melihat jam di tangannya. Tidak telat. Jenderal Naga Emas tidak telat datang. “Kalau saja Tuan tidak ada, bisa jadi mereka tadi memukuli aku.” Setelah itu, mereka pun duduk di salah satu meja yang ada di cafe tersebut. Alexander dan Farrell memesan kopi. Sebelumnya Alexander sudah mengantongi sejumlah informasi mengenai sosok Bryan. Sekarang dia memandangi wajah dan apa pun yang menempel pada Bryan. Jika Tony merupakan sosok Alpha sejati yang bisa tampak seperti macan mengerikan, maka sebaliknya, Bryan tampak seperti kucing anggora dewasa yang telah melewati banyak ujian hidup. Meski dua kakak berad
Baca selengkapnya
56. Tugas mengubah Bryan jadi pria sejati
Bryan tahunya ayahnya telah hilang dan mati. Itulah berita yang memang sudah beredar. Tapi, Bryan tidak tahu bahwa sebenarnya ayahnya masih hidup. Alexander mendapat pesan dan amanah dari Warren dan empat gurunya yang lain untuk merahasiakan keberadaan mereka sampai pada akhirnya lima misi tersebut selesai dan para pelaku berhasil ditangkap. Pasalnya, membongkar keberadaan orang yang hilang dianggap akan memperkeruh keadaan dan justru mempersulit problem yang sedang diatasi. Langkah tersebut sudah bijak terlebih sekarang Alexander sudah punya power untuk menjalankan semuanya seorang diri. Jadi wajar kalau Alexander masih menutupi rahasia besar bahwasanya Warren Rockefeller, orang tua kandung dari kakak beradik Tony dan Bryan, ternyata masih hidup. Suatu saat, mereka pasti akan bertemu. Sekarang fokus Alexander adalah menyelesaikan misi pertama dan berupaya mencari tahu siapa otak pelaku yang ingin merebut WR-Oil dan juga yang telah melakukan penculikan terhadap Warren Rockefeller
Baca selengkapnya
57. Siapa di balik orang tersebut?
Bryan mengakui bahwa dirinya terlampau lemah jika berhadapan dengan Tony dalam situasi apa pun kalau terkait masalah fisik dan mental. Kendati begitu, itu dulu, sekarang dia sudah mengumpulkan segenap keberanian untuk melawan dan menentang kejahatan kakak kandungnya sendiri. Orang yang memberikan pencerahan terhadap dirinya bukan sembarang orang. Dia adalah Jenderal Naga Emas, sang pahlawan yang begitu diagungkan seluruh masyarakat negeri. “Kenapa Tuan Jenderal begitu perhatian terhadap bisnis ayahku dan juga diriku?” Bryan mengernyitkan alisnya. Nada bicaranya jelas menyimpan rasa penasaran. Hanya saja, tidak mungkin Alexander memaparkannya panjang lebar kepada Bryan, terutama tentang kondisi dan keberadaan Warren sekarang. Dia tersenyum hambar lalu menjawab ringan, “Kami mendengar kabar bahwa ada oknum militer yang ada keterkaitannya dengan urusan bisnis dan Keluarga Warren Rockefeller. Katanya, oknum tersebut terlibat dalam hal yang terkait dengan pelepasan saham mayoritas WR-Oi
Baca selengkapnya
58. Meluruskan niat
Meski Bryan tidak pernah terjun langsung mengelola bisnis keluarga, bukan berarti dia tidak mengerti apa pun soal bisnis dan uang, bahkan pengetahuannya tentang bisnis dan minyak jauh lebih baik dari pada Tony. Hanya saja, dia tidak pernah diberikan kesempatan oleh Tony untuk maju. Ketika ayah mereka masih ada, Tony sering mengeluarkan hasutan pada ayah dan ibunya agar kiranya Bryan tidak diberikan ruang untuk masuk ke tubuh perusahaan karena dianggap akan percuma. Memang, Bryan sewaktu kecil punya kelainan pada otak sehingga mempengaruhi kecakapan verbalnya. Bryan lambat bicara dan ketika bicara, kadang suka tidak jelas baik pelafazannya maupun arah bicaranya. Dia sempat didiagnosa menderita autisme pada saat masih SD, tapi sebisa mungkin Warren menyembuhkannya dan menutupi hal itu demi menjaga nama baik keluarga. Kendati begitu, Bryan sejatinya adalah pria cerdas dan bahkan jenius, terbukti lewat beragam prestasi di sekolah dan kampus. Terbersit pertanyaan kenapa sekarang di saat
Baca selengkapnya
59. Semakin terang
Selepas dari obrolan tersebut, Alexander pun pergi bersama Farrell kemudian bekerja seperti biasanya di markas militer. Malam harinya, Alexander pun pulang juga seperti biasanya, diturunkan sekitar seratus meter dari rumah mertuanya. Begitu Alexander telah sampai di depan pintu rumah, secara tak sengaja dia mendengarkan percakapan Pablo dengan seseorang melalui telepon, jadi karena itu dia mesti terpancang dan urung memencet bel. Dia memusatkan pendengarannya pada suara yang ada di dalam, lebih tepatnya di ruang tamu. “Tuan Muda Tony Rockefeller, ayolah! Waktu yang sudah aku habiskan sudah lebih dari tiga tahun. Kapan lagi bisnisku akan berjalan kalau sampai saat ini belum juga ada kejelasan.” Suara Pablo menggema sampai terdengar ke luar. Sebagaimana tentara, dia memang tidak bisa bicara pelan dalam situasi apa pun. Alexander tidak perlu menempelkan telinganya di pintu untuk lebih nyaman dalam mendengarkan percakapan yang sebenarnya dia butuhkan sekarang. Sejatinya, dia bukan tip
Baca selengkapnya
60. Tawaran dari Alexander
PLAK! Mengejutkan, Winnie tiba-tiba langsung memberikan tamparan keras ke pipi Alexander. “Aku sudah muak dengan tingkah mu, menantu tidak berguna tapi sok pintar! Kalau kau memang hebat, seharusnya sudah dari dulu kau bisa sukses, bukan sampai sekarang masih menumpang di rumah mertua!” sembur Winnie dengan mulut lebar. Bagi Alexander, tamparan keras dengan suara nyaring barusan tidak ada arti apa pun. Dia sama sekali tidak merasakan perih di wajahnya dan bahkan tidak ada bekas sama sekali dari tamparan itu. Winnie belum bisa melupakan tragedi memalukan yang menimpa keponakannya si Letnan Dua. Jika bukan karena ulah Alexander, Martin tidak akan menderita seperti sekarang. Jadi wajar kalau Winnie melihat Alexander seperti melihat bangkai. “Oh, kau mau berlagak jadi pahlawan ya? Sok mau membantu suamiku dalam mengurus bisnis minyak? Padahal, kau tidak ada latar belakang pebisnis sama sekali. Dan ingat, kau miskin!” cerca Winnie dengan mata menyala. Sebagai gantinya, Winnie memberi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status