All Chapters of MENANTU JENDERAL NAGA EMAS: Chapter 71 - Chapter 80
144 Chapters
71. Cibiran Tony pada Alexander
Audi putih itu berhenti di halaman parkir 101 Resto, lalu seorang wanita berparas yang sangat menarik perhatian pun turun dari sana dan melangkahkan kakinya dengan biasa-biasa saja. Sengaja tidak membuat dirinya tampak anggun karena di hatinya memendam rasa kesal dan tidak ikhlas.Dari kejauhan, setengah lusin anggota militer suruhan dari Pablo sudah bercokol di sekitar 101 untuk memberikan pengawasan dan penjagaan terhadap Gabriella.Semua mata tertuju pada Gabriella. Cukup aneh, Gabriella penampilannya tidak semodis dan sesemarak mayoritas wanita di sana, akan tetapi kecantikannya mengalahkan semua wanita di sana. Namun, Gabriella tidak peduli dengan semua tatapan dan lirikan mereka.“Antarkan aku ke VVIP. Tuan Tony Rockefeller sudah menungguku,” ujar Gabriella pada seorang pelayan yang berdiri dekat pintu.Setelah itu Gabriella pun diantarkan ke lantai tiga restoran, tempat di mana para elit berada, beda level untuk orang-orang yang berada di lantai satu dan dua.Begitu telah sampa
Read more
72. Gabriella menyerang balik
Seorang pelayan memecah perdebatan kecil tadi. “Silakan mau pesan apa, Tuan dan Nyonya.”Tony tak lagi membuka buku menu karena sudah hafal apa saja yang ada di sini. “Seperti biasa. Steak wagyu terbaik dan termahal. Aku harap teman kencanku memesan makanan yang sama sepertiku.” Tapi, Gabriella tidak memesan itu. “Salad saja.”“Tambah yang lain. Mana ada orang makan malam hanya makan buah. Pesanlah makanan yang berat.”“Aku tidak nafsu,” balas Gabriella dengan cuek.“Kalau cuma makan buah, mendingan kita pergi ke toko buah saja di mall. Cepat pesanlah!”Gabriella menggeleng dengan wajah acuh tak acuh. Meski perasaannya terhadap Alexander mulai pudar, dia agak meradang karena bagaimana pun, Alexander masih suaminya.Tony mengangkat tangan kanannya sekali, memberikan gestur, terserah. “Ya cukup itu. Kalau kau merasa lapar, bilang saja. Kau dipersilakan pesan apa saja yang kau mau.”Sembari menunggu pesanan mereka sedang diproses, Tony menuangkan wine dari botol ke gelas kaca, lalu mend
Read more
73. Rencana mesum dari Tony
Merasa dirinya tinggi, tentu saja Tony tidak nyaman dengan semua omongan Gabriella barusan. Dia sudah terpaksa memenuhi permintaan dari Pablo untuk bertemu dengan Gabriella setelah berhari-hari sempat menolak. Dia kira, tidak akan ada sesuatu yang mengusik ketenangan hatinya, tapi justru dia sedikit tertekan malam hari ini.Karena sedikit sakit hati, rencana buruknya pun semakin kuat untuk melakukan sesuatu terhadap Gabriella. Meski agak ngeri juga menghadapi Pablo, tapi Pablo sepertinya jauh lebih butuh pada dirinya sehingga dia agak tidak peduli apa yang bakalan terjadi nanti. Lagi pula, Tony tetap merasa dirinya tinggi karena dia merupakan ahli waris dari Warren Rockefeller yang kaya raya. Seandainya terjadi yang hal tidak diinginkan Pablo, sepertinya Pablo sendiri yang bakalan mengalah demi memperbesar angka investasinya di WR-Oil.Sejauh ini Tony masih menganggap dirinya bukanlah pecundang walau tadi sempat tertekan juga.Di atas restoran ini terdapat hotel bintang lima dengan f
Read more
74. Waktunya Bryan beraksi!
Dari sore sampai malam hari Bryan tak kunjung juga datang. Karena sudah menjadi kebiasaan, Alexander tetap berolahrga seperti biasa meskipun Bryan bolos untuk hari ke sekian belas ini.Farrell yang sedari tadi berusaha menghubungi Bryan tapi tidak bisa menyambungkan, lantas mengadu pada Alexander, “Jenderal, Bryan tidak akan datang lagi. Sekarang sudah hampir jam tujuh malam. Sebaiknya kita segera pulang saja. Tidak ada gunanya menunggu."Alexander yang saat ini masih melakukan push up hanya mendengarkan omongan Farrell barusan sambil menghitung dengan suara lirih, “498, 499, ... 500!”Setelah bangkit, barulah Alexander berkata pada Farrell dengan sedikit terengah-engah, “Kita akan pulang seperti biasa Farrell, jam delapan atau jam sembilan. Masih ada waktu untuk mencapai seribu.”“Baik, Jenderal!” Lalu Farrell membalik badan dan kembali bertugas seperti biasa, mengawasi sekitar area dan memastikan di sana aman dan terkendali.Sementara Alexander melanjutkan latihannya seorang diri, t
Read more
75. Perkelahian yang tak terhindarkan
Sejak menghilangnya Warren Rockefeller, dua kakak beradik itu semakin tidak akur dan pada akhirnya Bryan pun mengalah, terpaksa keluar dari kediaman mewah lalu membeli rumah baru, tinggal sendirian.Berarti sudah bertahun-tahun lamanya mereka tidak lagi tinggal di bawah satu atap yang sama. Pasalnya, Bryan tidak tahan dengan tingkah kakaknya yang menyebalkan. Solusi terbaik tentu saja berpisah.Meski kurang gaul, Bryan bisa menghidupi dirinya sendiri dan terlepas dari pengaruh keluarga.Dendam yang membara di hatinya tidak akan pernah hilang sampai nanti pada waktunya dia bisa mengalahkan kakaknya dan meneruskan perjuangan sang ayah dalam mengurus bisnis keluarga.Tikus kecil ini perlahan sudah menjelma menjadi serigala menakutkan. Tapi sekali lagi, dengan masih berada di level paling bawah, apakah iya Bryan bisa mengalahkan kakaknya?Bryan masuk ruangan VVIP, yang di mana di sana hanya menyediakan maksimal tiga puluh orang saja. Kebetulan saat ini tidak lebih dari sepuluh orang yang
Read more
76. Sepertinya Bryan kalah
Tony sigap, langsung melindungi wajahnya, bahkan dia bisa menangkap kaki Bryan dengan kedua tangannya.Tidak sudi kaki adiknya pas di depan wajahnya, Tony langsung melempar kaki busuk itu ke samping, dan giliran dia pula yang melepaskan satu sepakan dari samping.Gig!Namun, Bryan pun sigap, langsung membentengi pinggangnya dengan punggung lengan kiri.Setelah itu mereka langsung mundur masing-masing beberapa langkah.Gabriella resah. Dia lantas beranjak dan menjauh dari tempat itu karena tidak mau terlibat apalagi sampai jadi korban salah sasaran.“Sial!” umpat Tony tercengang. Lalu dia membatin, ‘Bagaimana ceritanya si culun ini bisa melakukannya? Apa dia sudah belajar bela diri?’Bryan menggosok hidungnya yang tidak gatal sambil meracau sendiri, “Aku bukan lagi anak kecil, Tony. Dulu, kau menilaiku sebagai bocah ingusan, tapi itu dulu. Sekarang kau tidak berhak untuk berkata seperti itu lagi padaku! Camkan baik-baik!”Ya, semenjak menjadi murid Jenderal Naga Emas, ada perubahan bes
Read more
77. Kemarahan sang Jenderal
Tidak lain dan tidak bukan, tentu saja pria itu adalah Alexander, Jenderal Naga Emas!Tony sangat kaget saat melihat kehadiran Jenderal Naga Emas yang muncul secara tiba-tiba.Sebenarnya tujuan dari Alexander ke sini adalah untuk menyelamatkan istrinya dari hal yang tidak diinginkan karena sesuai laporan dari anak buah Farrell bahwa Gabriella memang bersama dengan Tony.Tak disangka, Alexander juga bertemu dengan Bryan yang awalnya tadi dia tunggu-tunggu di tempat biasa mereka latihan. Sialnya, Bryan malah tidak melapor dulu pada Alexander dan berbuat seenak jidat.Alexander melangkah panjang dan betapa terkejutnya dia saat melihat Bryan sudah babak belur kena hajar Tony. “Jangan kau pukuli lagi adik mu, Tony!” perintahnya tegas.Perlahan, Tony menggeser tubuhnya yang tadinya berada di atas badan Bryan. Kalau bukan Jenderal Naga Emas yang melerainya, Bryan bakal jauh lebih menderita dari ini.“Jenderal, kenapa kau bisa ada di sini?” tanya Tony terheran-heran.“Kau tidak perlu tahu ken
Read more
78. Ditolong untuk kedua kalinya
Lagi, Alexander mencangking leher Tony sampai kaki Tony tidak memijak bumi. Saat itu Alexander berkata dengan nada yang sangat mengerikan. “Jangan pernah lagi kau bertemu dengan Gabriella Callister dan jangan lagi kau bicara hal yang tidak-tidak mengenai suaminya jika kau masih ingin tetap hidup nyaman.”Kemudian Alexander melemparnya sejauh tujuh meter hingga badan Tony menghantam meja makan lainnya.Brak!Trang!Kembali terdengar kegaduhan di VVIP tapi orang-orang di sana tidak ada yang berani ikut campur karena mereka pun tahu orang yang sedang ada di sana adalah orang nomor satu di militer.Farrell pun berdiri kokoh di dekat pintu, siap mencegah siapa pun yang mau ikut campur.Tidak mungkin Alexander menghabisi Tony hingga cacat apalagi sampai harus membunuh Tony meskipun dia sudah sangat geram dan nyaris habis kesabaran. Pasalnya, misi pertama dari Warren belum dia selesaikan sementara Tony merupakan kunci utama dalam penyelesaian misi tersebut.“Kau belum menjawab omongan ku, To
Read more
79. Kunci untuk sembuh
Waktu berada di dalam mobil, Gabriella melamun sendiri, memikirkan begitu gagahnya Jenderal Naga Emas, begitu perkasanya dia!Bayangkan, tadi, tidak ada satu pun orang yang berani melerai perkelahian antara Tony dan Bryan sampai akhirnya datang Jenderal Naga Emas di sana.Ketika itu, bahkan Tony gemetar ketakutan saat berhadapan dengan Jenderal Naga Emas dan kalau saja sang pahlawan tidak datang, mungkin Gabriella sudah dilecehkan oleh Tony malam ini.Gabriella tersenyum-senyum sendiri, terus membayangkan seperti apa kira-kira tampannya dia.***Di saat bersamaan, Alexander menuju rumah sakit dan ingin tahu kondisi tubuh Bryan. Setibanya di sana, tepatnya di IGD, dia kaget melihat Bryan yang hampir saja mati di tangan kakaknya sendiri.Malam ini Alexander tidak langsung pulang ke rumah. Dia harus memastikan kalau Bryan tidak kenapa-kenapa. Begitu Bryan telah terbangun di pagi harinya, dia berbicara dengan penuh penyesalan kepada Alexander.“Jenderal, maafkan aku,” katanya terbata deng
Read more
80. Ulah si perawat newbie
Petric adalah perawat magang di rumah sakit ini. Orang dari dusun yang baru saja lulus itu memang tidak banyak tahu tentang hal-hal yang sedang terjadi. Parahnya, dia bahkan tidak tahu siapa sebenarnya pasien yang sedang dirawat. Dia sejak kecil terbiasa dengan ladang dan hutan, jadi telinganya asing dengan nama besar Rockefeller.Namun, gengsinya besar. “Kau pria bertopeng! Singkirkan jamu tradisional itu dan menyingkirlah dari tempat ini! Jika kau bukan keluarganya, sebaiknya enyahlah!”Petric menyeringai dan memampang wajah geram di hadapan Alexander. “Hei, apa kau tuli? Atau mungkin kau tidak mengerti bahasa manusia ha?” cecar anak muda itu. Karena masih sangat baru seperti buah yang dipetik, dia harus tampil profesional biar nilai magangnya bagus sehingga dia akan lebih mudah nantinya diterima bekerja.Menerima kata yang lumayan kasar barusan, Alexander tak berekspresi dan bagi orang besar, tidak layak menggubris omongan orang kecil.Namun, Bryan tidak terima gurunya mendapatkan
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status