All Chapters of Hazel Kesayangan Sergio: Chapter 31 - Chapter 40
232 Chapters
Bab 31
Nada bicara Sergio tegas. Dia juga memberikan penekanan pada setiap kata yang dia lontarkan.Dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya karena takut membuat Hazel ketakutan. Namun, hal itu tidak menghentikannya untuk menggunakan posisinya sebagai seorang suami untuk menunjukkan kepada istrinya bahwa istrinya tidak pernah sendirian.Setidaknya mulai sekarang, Sergio akan melindunginya.Tidak ada yang diperbolehkan mengganggu istrinya.Ini adalah pertama kalinya Hazel dipilih dengan tegas oleh seseorang, pertama kalinya dia menyadari bahwa dia mungkin tidak sendirian.Setidaknya di dunia ini, ada seseorang yang mengatakan bahwa mereka bersedia melindunginya.Mata Hazel tiba-tiba menjadi lembap dan air matanya jatuh tak terkendali.Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan untuk menghapusnya, tidak ingin kehilangan muka di depan Sergio. Namun, air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Makin diseka malah makin jatuh tak terbendung."Om, kenapa kamu begitu baik padaku?"Hazel menete
Read more
Bab 32
Sore berikutnya, Adam telah menyusun informasi rinci yang diminta oleh Sergio.Ketika melihat tumpukan dokumen tebal yang diserahkan Adam, Hazel pun terkejut. "Sebanyak ini?""Ya, Tuan Justin dan Darra sangat terang-terangan, jadi ada banyak bukti yang tertinggal."Justin tidak pernah terkekang. Selama beberapa tahun ini, ketika dia menghadiri jamuan makan atau berbagai pesta, dia pasti akan membawa Darra bersamanya.Jadi, meskipun Darra hanyalah seorang anak haram, dia telah berhasil memantapkan dirinya di keluarga kaya Kota Palapa.Ditambah lagi, Darra sangat pandai dalam bersikap. Dia bersikap lembut dan baik hati, jadi memiliki banyak teman dalam lingkaran para orang kaya.Hazel mengambil dokumen itu dan membolak-balik halamannya.Matanya langsung tertuju pada sertifikat diagnosis rumah sakit. "Darra melakukan aborsi?"Dia terus melihat ke bawah dan menemukan bahwa Darra tidak hanya pernah melakukan aborsi, tetapi dia sudah melakukannya sampai tiga kali.Dia melakukan aborsi untuk
Read more
Bab 33
Hazel kebetulan bertatapan dengannya saat mendongak. Seketika, senyuman langsung meluap dari dasar matanya. "Om sudah pulang? Kenapa pulang kerja secepat ini?""Hmm." Sergio berjalan ke depan Hazel, sudut bibirnya sedikit terlihat mengait. "Hari ini kantor nggak sibuk, jadi aku pulang lebih awal.""Apa Om haus? Akan aku ambilkan segelas air."Hazel berdiri dari sofa dan bersiap untuk berjalan ke arah dapur.Namun baru dua langkah, pergelangan tangannya dipegang oleh sebuah telapak tangan yang lebar dan hangat. "Nggak. Aku nggak haus."Hazel merasa pergelangan tangannya seperti tersiram air panas, jadi dia langsung menarik tangannya. Setelah itu, rona merah mulai menjalar di wajahnya.Merasa cengkeraman tangannya kosong, Sergio kembali menarik tangannya dengan penuh penyesalan. Lalu, dia melirik dengan curiga ke arah meja kopi yang berantakan."Apa yang kalian lakukan?"Adam segera menjelaskan, "Tuan, saya sudah mencetak semua informasi yang Tuan minta untuk diselidiki. Semuanya ada di
Read more
Bab 34
Tidak yakin apakah kegugupannya terlalu berlebihan, Hazel tiba-tiba merasa sedikit pengap saat berada di dalam mobil yang tertutup rapat.Dia melirik ke arah Sergio dan diam-diam menurunkan jendela.Angin sepoi-sepoi dari luar berembus melalui celah-celah kaca dan menerpa wajah Hazel, membuat napasnya jadi lebih santai.Perasaan sesak di dadanya juga akhirnya sedikit mereda.Namun, tangannya masih mengepal dengan gugup.Sergio yang sedang mengerjakan pekerjaannya pun menoleh saat melihat suara kaca mobil diturunkan. Dia menatap Hazel, lalu bertanya, "Nggak nyaman?"Hazel menggelengkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.Meski sebelumnya dia sudah pernah mengatakan akan pergi ke kediaman utama untuk membatalkan pernikahannya, entah kenapa dia mulai gugup ketika benar-benar harus melakukannya.Bukan karena Hazel masih memiliki perasaan yang tersisa tentang pernikahan itu, tetapi dia takut Liana akan kecewa padanya.Sergio yang merasakan ada yang tidak beres dengan suasana hati Hazel
Read more
Bab 35
Meskipun Hazel sudah berusia 22 tahun, dia tetaplah seorang anak kecil yang belum dewasa di mata Sergio.Dia seharusnya tumbuh dengan orang tua yang memanjakannya. Namun, dia dipaksa untuk mengalami banyak hal dibanding gadis pada seusianya.Orang-orang di sekitar Hazel yang peduli kepadanya sudah meninggalkannya satu per satu. Dia hanya bisa memendam semua keluh kesahnya di dalam hati dan tidak ada tempat untuk melampiaskannya. Mungkin hal itulah yang memaksa Hazel untuk menjadi lebih bijaksana.Setiap kali melihat Hazel berpura-pura mengerti, hati Sergio serasa mau hancur.Dia ingin memeluk Hazel dan memberikan yang terbaik yang dia bisa.Dia ingin Hazel menjalani sisa hidupnya dengan tenang dan bahagia.Hazel terkejut dan langsung terdiam setelah mendengar kata-kata Sergio. Lalu, dia menatap Sergio dengan tatapan kosong.Ini adalah pertama kalinya dia mendengar seseorang memberitahunya kalau dia bisa bersikap seenaknya.Semua orang biasanya meminta Hazel untuk menjadi lebih pengerti
Read more
Bab 36
Pengurus rumah tangga di kediaman utama keluar. Ketika melihat Hazel, senyum penuh kasih langsung muncul di wajahnya."Nona Hazel datang untuk bertemu Nyonya? Tadi pagi Nyonya bahkan sempat membicarakan Nona.""Kakek Firdan, lama nggak berjumpa. Aku juga sangat merindukan Nenek Liana."Kakek Firdan adalah pengurus rumah tangga dari Keluarga Hardwin. Kabarnya, dia bahkan sempat ikut berperang bersama Kakek Remon saat itu.Kemudian, ketika situasi di dalam negeri mulai stabil, Kakek Remon mulai terjun ke dalam dunia bisnis.Kaki Kakek Firdan terluka di medan perang, jadi tidak nyaman kalau digunakan untuk berlari. Karena itulah dia tinggal di Keluarga Hardwin sebagai pengurus rumah tangga.Pak Adam adalah anak laki-laki Kakek Firdan.Hazel baru mengetahui semua ini dari Sergio beberapa waktu lalu.Sergio mengatakan kalau Pak Adam tidak pintar dan tidak punya kemampuan. Dia bergaul dengan teman yang membuatnya jadi penjudi dan pecandu. Dia bahkan hampir kehilangan nyawanya di meja judi.S
Read more
Bab 37
Sekelebat rasa malu melintas di wajah Irma saat mendengar jawaban Firdan.Namun, dia tidak bisa membalas fakta itu.Karena dalam Keluarga Hardwin, selama Liana dan Sergio masih ada, dia tidak memiliki hak untuk memutuskan apa pun.Irma diam-diam menggertakkan gigi penuh kemarahan dan mengancam Hazel dengan suara dingin, "Hazel, kamu dan Justin akan menjadi suami-istri. Kamu nggak ingin reputasi Justin hancur, bukan? Jadi, cepat hapus video itu."Kenapa memangnya kalau Justin benar-benar tidur dengan Darra?Saat ini, pria berkuasa mana yang tidak memiliki wanita lain di luar sana?Apalagi Justin sangat baik dan tampan. Dia juga satu-satunya cucu tertua Keluarga Hardwin. Jadi apa salahnya memiliki wanita lain di luar sana?Hazel saja yang membesar-besarkan masalah ini. Bagaimana dia bisa menjadi istri yang baik untuk Justin jika pemikirannya sesempit ini?Hazel tertawa saat mendengar perkataan Irma. "Bagaimana kalau aku nggak mau? Tante lah yang mengusulkan pernikahan ini sejak awal. Sek
Read more
Bab 38
"Boleh saja kalau mau mengakhiri pernikahan ini."Irma sangat senang sampai matanya berbinar.Detik berikutnya, dia mendengar Hazel melanjutkan, "Tapi apa yang menjadi utang anak Tante padaku, semuanya harus dikembalikan. Nggak perlu bahas masalah keuntungan yang kalian dapatkan dulu. Anak Tante harus memberikan kompensasi kepadaku atas rasa sakit dan penderitaan yang aku alami ketika bersamanya selama bertahun-tahun. kalian harus mengganti kerusakan mental dan hilangnya masa mudaku."Hazel mengatakannya dengan sangat tenang dan tidak tergesa-gesa, bahkan ketika menghadapi Irma, orang yang lebih tua darinya."Kerusakan mental apa? Apa yang sudah dilakukan anakku? Kamu yang nggak bisa menjaga pasanganmu, tapi malah minta uang kepada kami? Jangan harap!"Irma marah bukan main. Ini pertama kalinya dia melihat wanita yang tidak tahu malu seperti Hazel.Bukan hanya menguasai masalah pernikahan, Hazel juga mengajukan keinginan yang tidak tahu diri."Nggak mau ngasih? Kalau begitu aku akan me
Read more
Bab 39
Sergio menghela napas tak berdaya dalam hati. Sepertinya Hazel masih belum cukup mempercayainya.Itu juga salahnya. Dia tahu bahwa Hazel adalah orang yang tidak memiliki sandaran, tetapi dia tidak dengan tegas mengatakan kepada Hazel bahwa, apa pun yang terjadi, dia akan tetap berada di sisi Hazel.Dia mengulurkan tangannya ke arah Hazel. "Kemarikan ponselnya."Hazel tidak ingin memberikannya. Dia menatap mata Sergio, ragu-ragu sejenak sebelum memberikannya.Dia ingat bahwa sebelum datang ke mari, Sergio mengatakan kalau pria itu akan membantunya keluar dari pernikahan dengan Justin.Dia percaya bahwa Sergio adalah orang yang memegang teguh janjinya.Sekarang, mereka juga sudah menikah dan berada di dalam perahu yang sama.Mungkin Hazel bisa mencoba untuk mempercayainya kali ini.Sekali ini saja, jika Sergio berani mengkhianati kepercayaannya, dia tidak akan pernah mempercayainya lagi.Hazel berkata pada dirinya sendiri dalam hati.Sergio melihat perubahan ekspresi di wajah Hazel, teta
Read more
Bab 40
Liana menuruni tangga dibantu oleh Firdan dan tatapannya melihat ke bawah. "Apa yang terjadi? Ribut sekali sampai aku bisa dengar keributan kalian dari lantai atas."Hazel beranjak dari sofa dan menyapanya dengan sopan, "Nenek Liana!"Begitu Liana melihatnya, senyum penuh kasih langsung muncul di wajahnya.Dia mengulurkan tangannya ke arah Hazel dan menatapnya dengan lembut. "Hazel, akhirnya kamu datang menemui Nenek. Sudah lama kamu nggak ke sini. Nenek pikir kamu sudah melupakan Nenek."Liana melihat Hazel tumbuh dewasa. Dia pun menyayangi Hazel dengan tulus.Dia memang menginginkan seorang anak perempuan ketika masih muda.Sayang sekali setelah berusaha keras cukup lama, dia hanya melahirkan anak laki-laki saja.Hal yang paling menjengkelkan adalah, Sergio, anak nakal ini tidak dekat dengannya. Setiap hari dia hanya menunjukkan wajah dinginnya dan tidak tahu bagaimana harus bersikap.Huh, Sergio benar-benar tidak mengikuti sifatnya.Hazel memperlihatkan senyum lembut yang manis dan
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status